Anda di halaman 1dari 13

BAB VI

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

6.1 Umun

Dalam pelaksanaan suatu proyek sangat dibutuhkan adanya pengawasan

dan pengendalian, hal ini bertujuan untuk memonitor dan mengukur secara

berkala hasil pelaksanaan dari suatu rencana proyek sehingga pelaksanaannya

berjalan dengan baik sesuai dengan rencana.

Pengawasan (controlling) adalah suatu proses pelaksanaan dengan tujuan

agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana dan mengusahakan anggota kelompok

dapat melaksanakan kegiatan dengan berpedoman kepada perencanaan, serta

dengan mengadakan tindakan koreksi dan perbaikan atau penyesuaian bila terjadi

penyimpangan dari rencana semula.

Pengendalian (supervising) merupakan kegiatan bimbingan, pemberian

instruksi, dorongan dan mengadakan koordinasi antara berbagai kegiatan oleh

atasan kepada bawahan dengan maksud agar pelaksanaan tugas yang diberikan

dapat berjalan dengan lancar serta berpedoman tetap memelihata hubungan kerja

yang serasi antara atasan dengan bawahan.

Dalam pengawasan dan pengendalian ada tiga langkah yang harus dilalui :

1. Menetapkan standar atau spesifikasi

2. Mengukur prestasi hasil pelaksanaan untuk dibandingkan dengan standar

yang telah ditetapkan.

3. Memperbaiki dan mengoreksi penyimpangan yang tidak dikehendaki

terhadap standar perencanaan.

VI-1
6.2 Pengawasan dan Pengendalian Mutu

Pengawasan dan pengendalian mutu sangat dibutuhkan untuk memperoleh

hasil kerja yang diharapkan. Pengawasan dan pengendalian mutu ini dilakukan

selain untuk kepentingan kontraktor dalam menjamin kualitas produk, juga untuk

memberikan kepuasan bagi owner sebagai pemakai jasa kontraktor

6.2.1 Pengujian Kelayakan Struktur Bangunan Gedung Kantor Bursa Efek

UPVT bekerja berdasarkan pengukuran waktu tempuh gelombang

ultrasonik yang menjalar dalam struktur beton. Gelombang ultrasonic disalurkan

dari transmitter transducer yang ditempatkan dipermukaan beton melalui material

beton menuju receiver transducer dan waktu tempuh gelombang tersebut diukur

oleh Read-Out unit PUNDIT Portable Unit Non Destructive Indicator

Tester dalam m detik.

Kedua transducer tersebut dapat ditempatkan secara direct, semi direct

atau indirect. Karena jarak antara kedua transducer ini telah diketahui, maka

kecepatan gelombang ultrasonik dalam material beton dapat dihitung, yaitu tebal

beton dibagi dengan waktu tempuh.

Karena kecepatan rambat gelombang adalah merupakan fungsi dari kepadatan

material, maka dengan diketahuinya cepat rambat gelombang ultrasonik di dalam

beton, kecepatan tersebut dapat dikorelasikan ke nilai kepadatan beton, yang

selanjutnya dikorelasikan lagi ke mutu beton, berdasarkan grafik empiris

hubungan kecepatan rambat gelombang dengan mutu beton.

VI-2
Peralatan yang digunakan untuk UPV Test terdiri dari :

 Satu buah Read-out Unit PUNDIT (Portable Unit Non Destructive Indicator

Tester).

 Dua buah Transducer 54 Hz (masing-masing sebagai transmitter dan receiver).

 Satu buah Calibration Bar serta kabel-kabel dan connector

Metode Pengujian
Dalam pengujian material  beton menggunakan UPV Test, gelombang

ultrasonik disalurkan dari transmitter transducer yang ditempatkan dipermukaan

beton melalui material beton menuju receiver transducer dan waktu tempuh

gelombang tersebut diukur oleh Read-Out unit PUNDIT (Portable Unit Non

Destructive Indicator Tester) dalam micro detik (msec).

Ultrasonic Pulse Velocity Test dilaksanakan berdasarkan standar pengujian BS

1881-203; ASTM C597. Pengukuran dapat dilakukan dengan beberapa metode

berikut:

 Direct Method yaitu transmitter dan receiver berada pada dua permukaan yang

paralel.

 Semi-direct Method, yaitu transmitter dan receiver berada pada dua permukaan

yang saling tegak lurus.

 Indirect Method dimana kedua transducer berada pada permukaan yang sama.

VI-3
Gambar 6.1 Proses Pekerjaan Pengjuian Test UPV
Sumber : Dokumentasi Proyek

6.3 Pengendalian Biaya

Pengendalian biaya pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan

melakukan penekanan pengeluaran untuk beberapa hal berikut :

6.3.1 Pengendalian Suplai Material

Pemakaian material harus diusahakan seefesian mungkin dan diusahakan

agar jangan sampai terjadi pembuangan material secara berlebihan. Hal ini dapat

dicapai dengan cara memperhitungkan secara teliti mengenai kebutuhan material

yang akan dibutuhkan. Selain itu pengadahan material kelokasi pekerjaan harus

disesuaikan dengan tingkat penggunaannya sehingga tidak terjadi penimbunan

material.

Schedule atau kedatangan material haruslah berdasarkan volume pekerjaan

kemudian dengan menggunakan time schedule sebagai petunjuk kapan tanggal

dan berapa kebutuhan material yang dibutuhkan. Untuk kelencaran pekerjaan,

material yang diperlukan harus sudah ada sebelum pekerjaan tersebut

dilaksanakan. Tetapi bila kedatangannya terlalu dini juga tidak diinginkan guna

mencegah kemungkinan material akan rusak sebelum digunakan.

VI-4
6.3.2 Pengendalian Peralatan

Pengendalian biaya pelaksanaan terhadap peralatan adalah dengan

melakukan perencanaan yang cermat terhadap jenis peralatan yang digunakan.

Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap kelancaran dan kemudahan dalam

pelaksanaan pekerjaan yang pada akhirnya akan berpengaruh pula terhadap biaya

operasi yang akan dikeluarkan.

Jumlah alat yang efisien dan type alat yang digunakan akan diperlukan

tiap-tiap pekerjaan ditentukan berdasarkan volume pekerjaan. Kemudian dengan

melihat time schedule maka akan dapat ditentukan kapan alat tersebut digunakan

dan berapa jumlahnya. Peralatan yang masuk ke proyek harus dalam keadaan

layak pakai atau tidak rusak untuk menjamin kelancaran pekerjaan dan peralatan

harus sudah ada sebelum pekerjaan tersebut berlangsung karena perlu dibuat

perencanaan penggunaan alat. Peralatan yang telah selesai digunakan,

dikembalikan dalam keadaan tidak rusak atau sesuai dengan perjanjian dalam

sewa menyewa peralatan.

6.3.3 Tenaga Kerja

Pengendalian biaya pelaksanaan terhadap tenaga kerja adalah dengan

penyesuaian pemakaian jumlah tenaga kerja dan volume pekerjaan yang sedang

berlangsung sehingga dicapai kondisi yang optimal antara jumlah tenaga kerja

yang ada dan volume pekerjaanysng harus dikerjakan. Karena dilakukan

pembagian daerah pekerjaan dimana setiap tenaga kerja setiap harinya

mempunyai kegiatan.

VI-5
Para pekerja adalah pekerja dimana mereka dibayar sesuai prestasi kerja

yang lakukannya. Apabila manajemen terhadap pemakaian tenaga kerja baik,

maka tidak akan ada pekerjaan yang terhenti melakukan pekerjaan setiap harinya.

Hal ini akan membuat pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan target atau lebih

cepat dari waktu rencana. Dengan prestasi kerja ini, maka prestasi penagihan

biaya pelaksanaan akan meningkat yang mana hal ini akan menguntungkan bagi

perusahaan. Serta setiap minggunya kontraktor melakukan rapat audit yang

mengontrol pengeluaran dana proyek guna berbagai keperluan (Cash Flow) yang

berisikan uang masuk dan uang keluar dalam suatu proyek dan biaya rutin yang

dikeluarkan selam proyek tersebut berlangsung.

6.4 Pengawasan dan Pengendalian Waktu

Salah satu aspek keberhasilan dalam pembangunan suatu proyek adalah

apabila proyek tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang

direncanakan. Pemilik proyek tentu menginginkan bangunannya selesai sesuai

dengan rencana awal, agar dapat memfungsikan bangunannya pada tanggal yang

pasti. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan adanya pengawasan dan

pengendalian waktu pekerjaan secara kontinu dari waktu ke waktu, agar apabila

terjadi masalah dan keterlambatan dalam hal kuantitas pekerjaan yang pada

akhirnya dapat mengakibatkan bertambahnya waktu pekerjaan, dapat diambil

langkah–langkah antisipasi sesegera mungkin.

Pengendalian waktu pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan cara

melihat dan membandingkan antara rencana kerja dengan kenyataan pekerjaan

yang telah dilaksanakan di lapangan.

VI-6
Semua pihak berharap bahwa pekerjaan dapat selesai sesuai dengan jadwal

ataupun lebih cepat dari rencana awal, dan akan menjadi masalah apabila ternyata

terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Untuk mengatasi

keterlambatan ini jelas harus diambil langkah–langkah yang dapat mempercepat

waktu pelaksanaan.

Langkah–langkah yang pada umumnya sering diambil untuk mempercepat

pelaksanaan pekerjaan yaitu :

1. Menambah jam kerja (lembur)

2. Menambah jumlah tenaga kerja

3. Menambah peralatan

4. Mengganti suatu unit sistem pekerjaan dengan sistem yang lain yang

diharapkan dapat lebih mempercepat waktu pelaksanaan

5. Ataupun kombinasi dari beberapa atau semua dari langkah-langkah diatas.

Namun perlu diingat bahwa upaya apapun yang dilakukan untuk

mempercepat pelaksanaan pasti berakibat semakin bertambahnya biaya. Jadi jelas

sekali hubungan antara waktu pekerjaan dengan biaya pekerjaan.

Langkah–langkah untuk mengatasi keterlambatan ini biasanya diputuskan

didalam rapat berkala yang dilakukan sekali seminggu, yang dihadiri oleh

konsultan pengawas dan kontraktor, dan juga kadang–kadang dihadiri oleh

konsultan perencana dan owner apabila diperlukan. Rapat ini dapat dilakukan

dengan frekuensi yang lebih sering apabila masalah yang dihadapi lebih serius

daripada biasanya dan memerlukan perhatian ekstra.

VI-7
Rapat ini akan membahas segala hal yang berhubungan dengan

pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan kendala yang dihadapi, perubahan pada

spesifikasi teknis dan shop drawing, perubahan volume pekerjaan, pembahasan

tentang keterlambatan pekerjaan yang dapat dilihat pada kurva S aktual, dan yang

lainnya.

6.4.1 Time Shedule

Time Schedule adalah sebuah daftar yang berisikan jadwal urutan

pekerjaan yang harus dilakukan dalam jangka waktu yang telah ditentukan serta

dalam bobot pekerjaan yang telah direncanakan.

Dengan adanya rencana urutan pekerjaan yang lengkap dengan kuantitas

pekerjaan dan jangka waktu pelaksanaannya, maka kita dapat melakukan

pengawasan dan pengendalian terhadap realisasi pelaksanaan pekerjaan di

lapangan dengan cara membandingkannya dengan Time Schedule tersebut.

Pada umumnya pada Time Schedule tersebut dilengkapi dengan Kurva S.

Diagram yang digunakan pada Time Schedule ini biasanya berbentuk bar chat,

dengan durasi waktu yang bervariasi, bisa harian, mingguan, setengah bulanan,

ataupun bulanan

6.4.2 Kurva S

Kurva S biasanya terdapat bersamaan dengan Time Schedule. Dengan

adanya Kurva S maka dapat diketahui cepat atau lambatnya realisasi dari

pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

Jika Kurva S aktual berada diatas Kurva S rencana, ini berarti realisasi

pelaksanaan pekerjaan lebih cepat dari rencana awal. Sedangkan apabila posisi

VI-8
Kurva S aktual berada dibawah Kurva S rencana, maka ini berarti realisasi

pelaksanaan pekerjaan lebih lambat dari yang direncanakan.

Pada kenyataannya, memang tidak terlalu diharapkan bahwa Kurva S

aktual akan sama dengan Kurva S rencana, pasti akan terjadi sedikit banyak

keterlambatan ataupun realisasi pelaksanaan pekerjaan yang lebih cepat. Ada

beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang

datangnya tidak terduga, seperti : cuaca buruk, kondisi lapangan yang ternyata

diluar rencana awal, keterlambatan pasokan material dan peralatan akibat kejadian

tertentu seperti bencana alam, dan faktor–faktor lain yang tidak dapat

diperhitungkan pada saat proses perencanaan.

6.5 Rapat Koordinasi

Pelaksanaan proyek konstruksi merupakan rangkaian mekanisme kegiatan

dan tahapan pelaksanaan yang rumit, berlapis dan saling bergantung satu sama

lain. Selain itu sifat pekerjaannya sangat terurai, terbagi-bagi dan terpisah sesuai

dengan karakteristik dan profesi pekerjaannya. Selama proses itu berlangsung

selalu saja ada permasalahan dan kendala yang timbul baik teknis pekerjaan

maupun manajemen. Sehingga untuk mewujudkan keterpaduan dan integritas

keseluruhan

Rapat ini dilakukan untuk membicarakan masalah-masalah yang ada di

lapangan dan penyelesaiannya secara bersama-sama. Jadwal rapat koordinasi ini

dilakukan rutin sekali seminggu. Tetapi jika ada masalah yang mendesak rapat

dilakukan diluar jadwal yang ditentukan. Rapat ini dihadiri oleh semua pelaksana

dilapangan.

VI-9
Hal-hal yang dibahas dalam rapat adalah sebagai berikut.

a. Hambatan-hambatan yang dihadapi dilapangan dan penyelesaian

b. Ketidak jelasan shop drawing pekerjaan

c. Sasaran yang ingin dicapai dalam tahap berikutnya

Hasil dari keputusan rapat ini dibuat dalam suatu berita acara yang

diketahui oleh pemimpin rapat.

6.6 Sistem Laporan

Selama proses konstruksi berlangsung dilakukan pengendalian dengan

memberikan laporan tentang rincian kuantitatif semua keadaan, status dan

kegiatan konstruksi dalam pola struktur serta hasil evaluasi setiap pekerjaan dari

kontraktor kepada pemilik proyek secara teratur, kontinu dan periodik dengann

intensitas, tipe dan format yang telah disepakati.

Laporan yang diberikan tersebut dilengkapi dengan foto-foto keadaan dan

perkembangan lapangan yang disertai pula dengan catatan penting seperlunya.

Dengan laporan tersebut, diupayakan agar pemilik proyek dan konsultan

pengawas dapat selalu mengetahui setiap permasalahan yang terjadi sekaligus

perkiraan, evaluasi kendala, usulan serta cara dan upaya untuk mengatasinya.

Intensitas laporan CV Defian Putra Agung memuat tentang pelaksanaan

dan laju perkembangan, pada proyek Pembangunan Gedung Dinas Prasarana

Jalan, Tata Ruang dan pemukiman ini dibagi atas dua bahagian yaitu :

VI-10
1. Laporan Harian

Laporan harian dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh

kontraktor dan diketahui oleh pejabat atau kepala Perwakilan PT. Bursa

Efek Laporan harian ini berisikan :

1. Uraian Pekerjaan

2. Bahan-bahan yang masuk

3. Keadaan Cuaca dilapangan

4. Pekerjaan yang dilaksanakan

5. Pemakaian Bahan

6. Peralatan

Dengan adanya laporan harian ini maka kegiatan terkecil yang

dilaksanakan dapat dimonitor. Selain itu, dengan adanya laporan ini dapat

mempermudah pencarian data–data pekerjaan apabila diperlukan.

2. Laporan Mingguan

Laporan mingguan merupakan laporan yang berisikan gambaran

kemajuan pekerjaan yang telah dilakukan dalam satu minggu. Laporan

mingguan ini disiapkan dan dibuat oleh kontraktor CV Defian Putra

Agung dan disetujui oleh pejabat atau kepala perwaklan PT. Bursa Efek.

Laporan mingguan berisikan :

1. Jenis dan kuantitas pekerjaan yang dikerjakan dalam satu minggu

tersebut

2. Persentase bobot dan volume pekerjaan yang telah diselesaikan dan

yang belum dikerjakan

VI-11
3. Laporan cuaca harian dalam satu minggu

6.7 Pengawasan Terhadap K3

Keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting diterapkan dalam

kegiatan proyek untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja. Dengan menerapkan

sistem keselamatan dan kesehatan kerja keuntungan yang diperoleh bagi

pelaksanaan proyek adalah tercapai perencanaan yang tepat waktu, keamanan area

proyek dan tenaga kerja proyek, biaya yang dikeluarkan dapat lebih ekonomis dan

kualitas hasil pekerjaan yang sesuai standart serta tercapainya tujuan zero acident

dalam proyek.

Pada proyek pembangunan Pembangunan Gedung Dinas Prasarana Jalan,

Tata Ruang dan pemukiman Propinsi Sumatera Barat pengawasan dan

pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja dilakukan dengan cara:

a. Tool Box Meeting

Tool box meeting merupakan kegiatan pengarahan yang dilakukan 2

minggu sekali oleh petugas K3 mengenai potensi bahaya yang dapat saja

timbul selama pelaksanaan pekerjaan baik dari lingkungan kerja maupun

dari tindak laku pekerja sendiri. Pada kegiatan tool box meeting juga diberi

pengarahan kepada seluruh tenaga kerja mengenai cara penggunaan alat

pelindung diri, prosedur pengeopersian alat, resiko dari kecelakaan yang

terjadi serta cara pencegahannya.

VI-12
Gambar 6.2 Tool Box Meeting
Sumber: Data Proyek

VI-13

Anda mungkin juga menyukai