Metabolisme Asam Nukleat
Metabolisme Asam Nukleat
I. PENDAHULUAN
Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk
yang terjadi di tingkat selular. Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi
kimia organik, yaitu anabolisme dan katabolisme. Katabolisme itu sendiri yaitu reaksi yang
mengurai molekul senyawa organik untuk mendapatkan energi. Adapun anabolisme
merupakan reaksi yang merangkai senyawa organik dari molekul-molekul tertentu, untuk
diserap oleh sel tubuh.
Berawal tahun 1868 Friedrich Miescher (1844-1895) adalah orang yang mengawali
pengetahuan mengenai kimia dan inti sel. Pada tahun 1868, dilaboratorium Hoppe-Syler di
Tubingen, beliau memilih sel yang terdapat pada nanah bekas pembalut luka, kemudian sel-
sel tersebut dilarutkan dalam asam encer dan dengan cara ini diperoleh inti sel yang masih
terikat pada sejumlah protein. Dengan menambahkan enzim pemecah protein ia dapat
memperoleh inti sel saja dan dengan cara ekstraksi terhadap inti sel diperoleh suatu zat yang
larut dalam basa tetapi tidak larut dalam asam. Kemudian zat ini dinamakan ”nuclein”
sekarang dikenal dengan nama nucleoprotein. Selanjutnya dibuktikan bahwa asam nukleat
merupakan salah satu senyawa pembentuk sel dan jaringan normal.
Asam nukleat adalah biopolymer yang berbobot molekul tinggi dengan unit
monomernya mononukleotida. Asam nukleat terdapat dalam semua sel dan memiliki peranan
yang sangat penting dalam biosintesis protein. Bila nukleotida mengandung ribose, maka
asam nukleat yang terjadi adalah RNA (Ribnucleic acid = asam ribonukleat) yang berguna
dalam sintesis protein. Bila nukleotida mengandung deoksiribosa, maka asam nukleat yang
terjadi adalah DNA (Deoxyribonucleic acid = asam deoksiribonukleat) yang merupakan
bahan utama pementukan inti sel. Dalam asam nukleat terdapat 4 basa nitrogen yang berbeda
yaitu 2 purin dan 2 primidin. Baik dalm RNA maupun DNA purin selalu adenine dan
guanine. Dalam RNA primidin selalu sitosin dan urasil, dalam DNA primidin selalu sitosin
dan timin.
Baik DNA maupun RNA berupa anion dan pada umumnya terikatpada protein yang
mempunyai sifat basa, misalnya DNA dalam inti sel terikat pada histon. Senyawa gabungan
antara asam nukleat dengan protein ini disebut nukleoprotein. Molekul asam nukleat
merupakan suatu polimer seperti protein, tetapi yang menjadi monomer bukan asam amino,
melainkan nukleotida.
Gambar nulkleat
II. PEMBAHASAN
Pada tahun 1953, berdasarkan hasil penelitian dari Rosalind Franklin, James Watson
and Francis Crick, DNA diketahui berbentuk double helix. Terdiri dari dua pita yang berpilin
menjadi satu. Double helix terdiri dari dua rantai, satu berwarna biru, dan satunya kuning.
Contoh helix misalnya pada rajutan tali, seperti pada gambar sebelah kanan.
->
Nukleotida-nuleotida yang terbentuk inikemudian akan disintesis menjadi DNA atau RNA.
Dalam RNA primidin selalu sitosin dan urasil, dalam DNA primidin selalu sitosin dan timin.
Selanjutnya DNA dan RNA yang terbentuk akan mengalami elongasi
(pemanjangan/polimerisasi) dan berhenti pada tahap terminasi.
Di dalam usus halus terjadi pemutusan ikatan fosfodiester oleh endonuklease
(pankreas) menghasilkanoligonukleotida.
Oligonukleotida dipecah lebih lanjut oleh fosfodiesterase menghasilkan monofosfat.
Kemudian dipecah lebih lanjut oleh nukleotidase menghasilkan nukleosida and
orthophosphate. Nukleosida yang terbentuk adalah Sitidin, Uridin, Adenosin, dan
Guanosin
2.3.4 Katabolisme Purin Menjadi Asam Urat
Nukleosida purin yang dihasilkan dari degradasi nukleotida akan terdegradasi lebih
lanjut menghasilkan asam urat yang selanjutnya diekskresikan dalam urin. Proses
pembentukan asam urat dapat melalui dua jalur. Pertama, Tahap penguraian nukleosida purin
menjadi asam urat dimulai dari proses deaminasi adenosine menjadi inosin, kemudian
membelah membentuk hipoxantin. Hipoxantin dioksidasi menjadi xantin dan selanjutnya
xantin diubah menjadi asam urat. Kedua, tahap yang dimulai dari guanosin. Guanosin diubah
menjadi guanine yang selanjutnya dideaminasi menghasilkan xantin. Langkah selanjutnya,
xantin dioksidasi menjadi asam urat. Berikut adalah reaksi penguraian nukleosida menjadi
asam urat.
III. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Freeman, W.H. 2000. Nucleic Acid Synthesis. National Center for Biotechnology Information, U.S.
National Library of Medicine.
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Asam nukleat merupakan pengemban kode genetik dalam sistem kehidupan. Karena
informasi yang terkandung dalam asam-asam nukleat itu, suatu organisme mampu
membiosintesis tipe protein yang berlainan (rambut, kulit, otot, enzim dan sebagainya) dan
memproduksi lebih banyak organisme dari jenisnya sendiri. Asam nukleat merupakan suatu
polimer yang terdiri dari banyak molekul nukleotida. Ada dua macam asam nukleat, yaitu
DNA dan RNA. DNA terutama dijumpai dalam inti sel, asam ini merupakan pengemban
kode genetik dan dapat mereproduksi atau mereplikasi dirinya dengan tujuan membentuk sel-
sel baru untuk reproduksi organisme itu, dalam sebagian besar organisme, DNA suatu sel
mengarahkan sintesis molekul RNA. Satu tipe RNA yakni RNA pesuruh (mRNA)
meninggalkan inti sel dan mengarahkan biosintesis dari berbagai tipe protein dalam
organisme itu sesuai dengan kode DNAnya.
Asam-asam Anukleat terdapat pada jaringan-jaringan tubuh sebagai nukleoprotein,
yaitu gabungan antara asam nukleat dengan protein. Untuk memperoleh asam nukleat dari
jaringan-jaringan tersebut, dapat di lakukan ekstraksi terhadap nukleoprotein terlebih dahulu
menggunakan larutan garam 1M. Setelah nukleoprotein terlarut, dapat diuraikan menjadi
protein-protein dan asam nukleat dengan menambah asam-asam lemah atau alkali secara hati-
hati, atau dengan menambah NaCl hingga larutan menjadi jenuh. Setelah terpisah dari protein
yang mengikatnya, asam nukleat dapat diendapkan dengan penambahan alkohol perlahan-
lahan. Disamping itu penambahan NaCl hingga jenuh akan mengendapkan protein.
Eksperimen terkontrol atas metabolisme manusia pertama kali diterbitkan oleh
Santoriopada tahun1614 di dalam bukunya, “Ars de statica medecina” yang membuatnya
terkenal di Eropa. Dia mendeskripsikan rangkaian percobaan yang dilakukannya , yang
melibatkan penimbangan dirinya sendiri pada sebuah kursi yang digantung pada sebuah
timbangan besar sebelum dan sesudah makan, tidur , bekerja, berpuasa makan atau minum,
dan buang air besar . Dia menemukan bahwa bagian terbesar makanan yang dimakannnya
hilang dari tubuh melalui “perspiratioinsensibilis” (mungkin dapat diterjemahkan sebagai
keringatan yang tidak tampak). Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi
kimia organik yaitu:
‒ Katabolisme yaitu reaksi yang mengurai senyawa moleku organik untuk mendapatkan
energi.
Anabolisme yaitu reaksi yang merangkai senyawa organik dari molekul-molekul tertentu,
untuk diserap oleh sel tubuh.
Kedua arah lintasan metabolisime sangat diperlukan oleh setiap organismeuntuk dapat
bertahan hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatusenyawa yang disebut
sebagai hormon, dan dipercepat (dikatalisis) oleh enzim. Ada dua jenis asam nukleat yaitu
DNA ( deoxyribonucleic acid ) atau asam deoksiribonukleat dan RNA ( ribonucleic acid )
atau asam ribonukleat.DNA ditemukan padatahun 1869 oleh seorang dokter muda Friedrich
Miescher yang mempercayai bahwa rahasia kehidupan dapat diungkapkan melalui penelitian
kimia pada sel-sel. Sel yang dipilih oleh Friedrich adalah sel yang terdapat pada nanah untuk
dipelajarinya dan ia mendapatkan sel-sel tersebut dari bekas pembalut luka yang
diperolehnya dari dari ruang bedah. Sel-sel tersebut dilarutkan nya dalam asam encer dan
dengan cara ini diperolehnya intisel yang masih terikat pada sejumlah protein. Kemudian
dengan menambahkan enzim pemecah protein ia dapat memperoleh inti sel saja dan dengan
cara dan dengan cara ekstraksi terhadap inti sel ini ia memperoleh suatu zat yang larut dalam
basa tetapi tidak larut dalam asam. Pada waktu itu ia belum menentukan rumus kimia untuk
untuk zat tersebut,sehingga ia menamakannya nuclein. Sebenarnya apa yang ia peroleh dari
ekstrak inti sel tersebut adalah campuran senyawa-senyawa yang mengandung 30% DNA.
Asam nukleat terdapat dalam semua sel dan memiliki peranan yang sangat penting dalam
biosintesis protein. Baik DNA maupun RNA berupa anion dan pada umumnya terikat pada
protein yang mempunyai sifat basa, misalnya DNA dalam inti sel terikat pada histon.
Senyawa gabungan antara asam nukleat dengan protein ini disebut nukleoprotein.
Molekul asam nukleat merupakan suatu polimer seperti protein, tetapi yang menjadi
monomer bukan asam amino , melainkan nukleotida. Dibawah ini merupakan hasil hidrolisis
nucleoprotein :
‒ Asam nukleat
‒ nukleotida
‒ protein
‒ Asam fosfat
‒ nukleosida
‒ Basa purin/basa pirimidin
‒ pentosa
Mengetahui tentang proses dan enzim yang berperan dalam metabolisme asam nukleat.
BAB II
ISI
Asam nukleat merupakan salah satu makromolekul yang memegang peranan sangat
penting dalam kehidupan organisme karena di dalamnya tersimpan informasi genetik. Asam
nukleat sering dinamakan juga polinukleotida karena tersusun dari sejumlah molekul
nukleotida sebagai monomernya. Tiap nukleotida mempunyai struktur yang terdiri atas gugus
fosfat, gula pentosa, dan basa nitrogen atau basa nukleotida (basa N). Ada dua macam asam
nukleat, yaitu asam deoksiribonukleat atau deoxyribonucleic acid (DNA) dan asam
ribonukleat atau ribonucleic acid (RNA). Dilihat dari strukturnya, perbedaan di antara kedua
macam asam nukleat ini terutama terletak pada komponen gula pentosanya.Pada RNA gula
pentosanya adalah ribosa, sedangkan pada DNA gula pentosanya mengalami kehilangan satu
atom O pada posisi C nomor 2’ sehingga dinamakan gula 2’-deoksiribosa.
Perbedaan struktur lainnya antara DNA dan RNA adalah pada basa N-nya. Basa N, baik pada
DNA maupun pada RNA, mempunyai struktur berupa cincin aromatik heterosiklik
(mengandung C dan N) dan dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu purin dan
pirimidin. Basa purin mempunyai dua buah cincin (bisiklik), sedangkan basa pirimidin hanya
mempunyai satu cincin (monosiklik). Pada DNA, dan juga RNA, purin terdiri atas adenin (A)
dan guanin (G). Akan tetapi, untuk pirimidin ada perbedaan antara DNA dan RNA.Kalau
pada DNA basa pirimidin terdiri atas sitosin (C) dan timin (T), pada RNA tidak ada timin dan
sebagai gantinya terdapat urasil (U).Timin berbeda dengan urasil hanya karena adanya gugus
metil pada posisi nomor 5 sehingga timin dapat juga dikatakan sebagai 5-metilurasil.
Di antara ketiga komponen monomer asam nukleat tersebut di atas, hanya basa N-lah
yang memungkinkan terjadinya variasi.Pada kenyataannya memang urutan (sekuens) basa N
pada suatu molekul asam nukleat merupakan penentu bagi spesifisitasnya. Dengan perkataan
lain, identifikasi asam nukleat dilakukan berdasarkan atas urutan basa N-nya sehingga secara
skema kita bisa menggambarkan suatu molekul asam nukleat hanya dengan menuliskan
urutan basanya saja.
Di atas telah disinggung bahwa asam nukleat tersusun dari monomer-monomer berupa
nukleotida, yang masing-masing terdiri atas sebuah gugus fosfat, sebuah gula pentosa, dan
sebuah basa N. Dengan demikian, setiap nukleotida pada asam nukleat dapat dilihat sebagai
nukleosida monofosfat. Namun, pengertian nukleotida secara umum sebenarnya adalah
nukleosida dengan sebuah atau lebih gugus fosfat.Sebagai contoh, molekul ATP (adenosin
trifosfat) adalah nukleotida yang merupakan nukleosida dengan tiga gugus fosfat.
Jika gula pentosanya adalah ribosa seperti halnya pada RNA, maka nukleosidanya dapat
berupa adenosin, guanosin, sitidin, dan uridin. Begitu pula, nukleotidanya akan ada empat
macam, yaitu adenosin monofosfat, guanosin monofosfat, sitidin monofosfat, dan uridin
monofosfat. Sementara itu, jika gula pentosanya adalah deoksiribosa seperti halnya pada
DNA, maka (2’-deoksiribo)nukleosidanya terdiri atas deoksiadenosin, deoksiguanosin,
deoksisitidin, dan deoksitimidin.
Peran penting RNA terletak pada fungsinya sebagai perantara antara DNA dan protein
dalam proses ekspresi genetik karena ini berlaku untuk semua organisme hidup. Dalam peran
ini, RNA diproduksi sebagai salinan kode urutan basa nitrogen DNA dalam proses
transkripsi. Kode urutan basa ini tersusun dalam bentuk 'triplet', tiga urutan basa N, yang
dikenal dengan nama kodon. Setiap kodon berelasi dengan satu asam amino (atau kode untuk
berhenti), monomer yang menyusun protein.Lihat ekspresi genetic untuk keterangan lebih
lanjut. Penelitian mutakhir atas fungsi RNA menunjukkan bukti yang mendukung atas teori
'dunia RNA', yang menyatakan bahwa pada awal proses evolusi, RNA merupakan bahan
genetik universal sebelum organisme hidup memakai DNA.2.3 Mekanisme kerja
Metabolisme Asam Nukleat
‒ Viskositas
DNA kromosom dikatakan mempunyai nisbah aksial yang sangat tinggi karena diameternya
hanya sekitar 2 nm, tetapi panjangnya dapat mencapai beberapa sentimeter.Dengan demikian,
DNA tersebut berbentuk tipis memanjang. Selain itu, DNA merupakan molekul yang relatif
kaku sehingga larutan DNA akan mempunyai viskositas yang tinggi. Karena sifatnya itulah
molekul DNA menjadi sangat rentan terhadap fragmentasi fisik.Hal ini menimbulkan
masalah tersendiri ketika kita hendak melakukan isolasi DNA yang utuh.
2.4.1.1 Proses
Asam nukleat dalam usus halus terjadi pemutusan ikatan fosfodiester oleh
endonuklease (pankreas) oligonukleotida , dipecah lebih lanjut dengan fosfodiesterase (enzim
exonuclease non spesifik) mononukleotida, dipecah lebih lanjut fosfomonoesterase dikenal
sebagai nukleotidase menghasilkan nukleosida dan fosfat dengan nukleosida fosforilase
menghasilkan basa dan ribose-1-fosfat
2.4.1.2.1 Endonuklease
‒ Pengertian
Endonuklease adalah enzim yang memecah ikatan fosfodiester dalam rantai polinukleotida.
Beberapa, seperti deoksiribonuklease saya, memotong DNA relatif nonspesifik (tanpa
memperhatikan urutan), sementara banyak, biasanya disebut endonuklease restriksi atau
enzim restriksi, membelah hanya pada urutan nukleotida yang sangat spesifik.
Enzim restriksi endonuklease adalah dari Eubacteria dan archaea yang mengakui urutan DNA
tertentu. Urutan nukleotida diakui untuk pembelahan oleh enzim restriksi disebut situs
pembatasan. Biasanya, situs pembatasan akan urutan palindromic sekitar 4-6 nukleotida
panjang. Kebanyakan endonuklease restriksi membelah untai DNA tidak merata,
meninggalkan melengkapi untai tunggal berakhir. Tujuan ini dapat berhubungan kembali
melalui hibridisasi dan disebut "ujung lengket". Setelah dipasangkan, obligasi fosfodiester
fragmen dapat bergabung dengan DNA ligase. Ada ratusan endonuklease restriksi dikenal,
masing-masing menyerang situs pembatasan yang berbeda. Fragmen DNA dibelah oleh
endonuklease yang sama dapat bergabung bersama-sama tanpa memandang asal-usul DNA.
DNA tersebut disebut DNA rekombinan; DNA dibentuk oleh bergabung gen ke dalam
endonuklease combinationsRestriction baru (enzim restriksi) dibagi menjadi tiga kategori,
Tipe I, Tipe II, dan Type III, menurut mekanisme aksi mereka. Enzim ini sering digunakan
dalam rekayasa genetika untuk membuat DNA rekombinan untuk pengenalan ke bakteri,
tanaman, atau sel-sel hewan, serta dalam biologi sintetis
‒ Kategori
ada tiga kategori endonuklease restriksi yang relatif kontribusi pada pembelahan urutan
tertentu. Jenis I dan III yang kompleks multisubunit besar yang mencakup baik endonuklease
dan kegiatan methylase. Tipe I dapat membelah di situs acak dari sekitar 1.000 pasangan basa
atau lebih dari urutan pengakuan dan memerlukan ATP sebagai sumber energi. Tipe II
berperilaku sedikit berbeda dan pertama kali diisolasi oleh Hamilton Smith pada tahun 1970.
Mereka adalah versi sederhana dari endonuklease dan tidak memerlukan ATP dalam proses
degradasi mereka. Beberapa contoh tipe II endonuklease restriksi BamHI termasuk, EcoRI,
EcoRV, dan Haelll. Tipe III, namun, memotong DNA pada sekitar 25 pasangan basa dari
urutan pengakuan dan juga memerlukan ATP dalam proses
2.4.1.2.2 Fosfodieterase
‒ Pengertian
Fosfodiesterase (PDE) adalah enzim yang memecah ikatan fosfodiester. Biasanya, orang
berbicara tentang phosphodiesterase mengacu fosfodiesterase nukleotida siklik, yang
memiliki signifikansi klinis besar dan dijelaskan di bawah ini. Namun, ada banyak keluarga
lain fosfodiesterase, termasuk fosfolipase C dan D, autotaxin, sphingomyelin
phosphodiesterase, DNases, RNases, dan endonuklease restriksi (yang semua mematahkan
tulang punggung fosfodiester DNA atau RNA), serta berbagai kurang baik ditandai
fosfodiesterase molekul kecil.
Superfamili dari PDE enzim diklasifikasikan menjadi 12 keluarga, yaitu PDE1-PDE12, pada
mamalia. Klasifikasi ini didasarkan pada:
PDE substrat kekhususan oleh keluarga enzim. Kedua berarti menghidrolisis baik cAMP dan
cGMP.
PDE berbeda dari keluarga yang sama secara fungsional terkait meskipun fakta bahwa
sekuens asam amino mereka dapat menunjukkan perbedaan yang cukup besar. [7] PDE
memiliki kekhususan substrat yang berbeda. Beberapa hidrolase cAMP-selektif (PDE4, 7 dan
8); lain cGMP-selektif (PDE5, 6, dan 9). Lainnya dapat menghidrolisis baik cAMP dan
cGMP (PDE1, 2, 3, 10, dan 11). PDE3 kadang-kadang disebut sebagai cGMP-dihambat
phosphodiesterase. Meskipun PDE2 dapat menghidrolisis kedua nukleotida siklik, pengikatan
cGMP ke domain GAF-B peraturan akan meningkatkan cAMP afinitas dan hidrolisis yang
merugikan cGMP. Mekanisme ini, serta yang lain, memungkinkan untuk cross-peraturan
cAMP dan cGMP jalur. PDE12 memotong cAMP dan oligoadenylates.
‒ Signifikansi klinis
Enzim phosphodiesterase sering target untuk penghambatan farmakologi karena distribusi
mereka yang unik jaringan, sifat struktural, dan sifat fungsional.
Inhibitor PDE dapat memperpanjang atau meningkatkan efek proses fisiologis dimediasi oleh
cAMP atau cGMP oleh penghambatan degradasi mereka dengan PDE.
Inhibitor PDE telah diidentifikasi sebagai terapi potensial baru di daerah seperti hipertensi
paru arteri, penyakit jantung koroner, demensia, depresi, asma, PPOK, infeksi protozoa
(termasuk malaria) dan skizofrenia.
2.4.1.2.3 Nukleotidase
‒ Pengertian
Sebuah nucleotidase adalah enzim hidrolitik yang mengkatalisis hidrolisis nukleotida menjadi
nukleosida dan fosfat. Misalnya, mengubah adenosine monophosphate ke adenosin, dan
guanosin monofosfat untuk guanosin. Nucleotidases memiliki fungsi penting dalam
pencernaan dalam bahwa mereka memecah asam nukleat dikonsumsi. Mereka dapat dibagi
menjadi dua kategori, berdasarkan akhir yang dihidrolisis:
‒ Pengertian
Purin fosforilase nukleosida adalah enzim yang terlibat dalam metabolisme purin. PNP
memetabolisme inosin ke hipoksantin dan guanosin menjadi guanin, dalam setiap kasus
menciptakan ribosa fosfat. Catatan: adenosin pertama dimetabolisme untuk inosin melalui
deaminase enzim adenosine.
Fosforilase nukleosida adalah enzim yang memotong sebuah nucleoside oleh fosforilasi
ribosa untuk menghasilkan nucleobase dan ribosa 1 fosfat. Ini adalah salah satu enzim dari
jalur nukleotida penyelamatan. Jalur ini memungkinkan sel untuk menghasilkan
monophosphates nukleotida ketika de novo sintesis jalur telah terganggu atau tidak ada
(seperti halnya di otak). Seringkali de novo jalur terganggu sebagai akibat dari obat
kemoterapi seperti methotrexate atau aminopterin.
Semua enzim penyelamatan jalur memerlukan donor fosfat energi tinggi seperti ATP atau
PRPP.
2.4.2.1 Proses
Purin disintesis menggunakan Ribosa 5-fosfat sebagai substrat awal (step by step), kemudian
pembentukan PRPP (fosforibosil difosfat) dimana R-5-P sebagai donor aktif, lalu
pembentukan IMP (inosin monofosfat), dan akhirnya pembentukan AMP dan GMP dari IMP
‒ Pengertian
Ribosa 5-fosfat adalah baik produk dan perantara dari jalur fosfat pentosa. Langkah terakhir
dari reaksi oksidatif dalam jalur fosfat pentosa adalah produksi ribulosa 5-fosfat. Tergantung
pada negara tubuh, ribulosa 5-fosfat reversibel dapat isomerize untuk ribosa 5-fosfat.
Ribulosa 5-fosfat alternatif dapat menjalani serangkaian isomerizations serta transaldolations
dan transketolations yang menghasilkan produksi fosfat pentosa lainnya serta fruktosa 6-
fosfat dan gliseraldehida 3-fosfat (baik perantara dalam glikolisis).
2.4.2.2.2 Aminotransferase
‒ Pengertian
Dalam biokimia, sebuah transaminase atau aminotransferase adalah enzim yang
mengkatalisis tipe reaksi antara asam amino dan asam α-keto. Mereka adalah penting dalam
sintesis asam amino, yang membentuk protein. Dalam pengobatan, mereka adalah indikator
penting dari kerusakan hati.
Asam amino mengandung amina (NH2) kelompok. Suatu asam keto berisi keto (= O)
kelompok. Dalam transaminasi, kelompok NH2 pada satu molekul dipertukarkan dengan = O
kelompok pada molekul lain. Asam amino menjadi asam keto sebuah, dan asam keto menjadi
asam amino.
Beberapa kegiatan transaminasi ribosom telah ditemukan dikatalisis oleh yang disebut
ribozim (RNA enzim). Contoh menjadi ribozim martil, ribozim VS dan ribozyme hairpin.
Enzim transaminase yang penting dalam produksi berbagai asam amino, dan mengukur
konsentrasi berbagai transaminase dalam darah adalah penting dalam banyak penyakit
mendiagnosa dan pelacakan. Transaminase memerlukan koenzim piridoksal-fosfat, yang
diubah menjadi pyridoxamine di tahap pertama reaksi, ketika asam amino diubah menjadi
asam keto. Enzim-terikat pyridoxamine pada gilirannya bereaksi dengan piruvat,
oksaloasetat, atau alpha-ketoglutarat, memberikan alanin, asam aspartat, asam glutamat atau
masing-masing. Banyak reaksi transaminasi terjadi pada jaringan, dikatalisis oleh
transaminase khusus untuk amino / keto pasangan asam tertentu. Reaksi yang mudah
reversibel, arah yang ditentukan oleh yang reaktan yang berlebihan. Enzim spesifik nama dari
salah satu pasangan reaktan, misalnya; reaksi antara asam glutamat dan asam piruvat untuk
membuat asam ketoglutarat alpha dan alanin disebut glutamat-piruvat transaminase atau GPT
untuk pendek.
Kehadiran transaminase tinggi dapat menjadi indikator kerusakan hati. Dua enzim
transaminase penting adalah transaminase aspartat (AST), juga dikenal sebagai serum
transaminase oksaloasetat glutamat (SGOT); dan alanin transaminase (ALT), juga disebut
SGPT (ALAT) atau serum glutamat-piruvat transaminase (SGPT). Penemuan ini dibuat oleh
Fernando De Ritis, Mario Coltorti dan Giuseppe Giusti pada tahun 1955 di University of
Naples
2.4.3.1 Proses
Sebuah jalur penyelamatan adalah jalur di mana nukleotida (purin dan pirimidin) disintesis
dari intermediet dalam jalur degradatif untuk nukleotida.
Jalur penyelamatan digunakan untuk memulihkan basis dan nukleosida yang terbentuk
selama degradasi RNA dan DNA. Hal ini penting dalam beberapa organ karena beberapa
jaringan tidak dapat menjalani de novo sintesis.
Basa dan nukleosida yang diselamatkan kemudian dapat diubah kembali menjadi nukleotida.
Uridine fosforilase atau pirimidin-nucleoside fosforilase menambahkan ribosa 1-fosfat ke
dasar urasil gratis, membentuk uridin. Kinase uridin (kinase alias uridin-cytidine) maka dapat
memfosforilasi nucleoside ini ke monofosfat uridin (UMP). UMP / CMP kinase (EC
2.7.4.14) dapat memfosforilasi UMP ke difosfat uridin, yang nucleoside difosfat kinase dapat
memfosforilasi ke trifosfat uridin.
Nukleosida cytidine dan deoxycytidine dapat diselamatkan sepanjang jalur urasil oleh
cytidine deaminase, yang mengubah mereka untuk uridin dan deoxyuridine, masing-masing.
Atau, uridin-cytidine kinase dapat memfosforilasi mereka ke cytidine monofosfat (CMP) atau
deoxycytidine monofosfat (dCMP). UMP / CMP kinase dapat memfosforilasi (d) CMP ke
cytidine difosfat atau deoxycytidine difosfat, yang nucleoside difosfat kinase dapat
memfosforilasi ke cytidine trifosfat atau deoxycytidine trifosfat.
Fosforibosiltransferase menambahkan diaktifkan ribosa-5-fosfat (phosphoribosyl pirofosfat,
PRPP) ke pangkalan, menciptakan monophosphates nukleotida. Ada dua jenis
fosforibosiltransferase: fosforibosiltransferase adenin (aprt) dan hipoksantin-guanin
fosforibosiltransferase (HGPRT). Ini adalah enzim penting dalam metabolisme Purin jalur.
Hal ini juga terlibat dalam sindrom Lesch-Nyhan terkait dengan kekurangan HGPRT.
‒ Pengertian
Hipoksantin-guanin fosforibosiltransferase (HPRT) adalah enzim dikodekan pada manusia
dengan gen HPRT1.
HPRT adalah transferase yang mengkatalisis konversi hipoksantin untuk monofosfat inosin
dan guanin untuk guanosin monofosfat. Reaksi ini transfer kelompok 5-phosphoribosyl dari
5-phosphoribosyl 1-pirofosfat (PRPP) ke purin tersebut. HGPRT memainkan peran sentral
dalam generasi nukleotida purin melalui jalur purin penyelamatan.
2.4.4.1 Proses
Sebagian besar enzim terletak pada sitosol, tetapi beberapa enzim ada di mitokondria.
Carbamoyl phosphate synthetase (CPS) II, pertama-tama disintesis cincin pirimidin,
kemudian menggabungkan dengan PRPP. Sintesis UMP, kemudian UMP digunakan untuk
sintesis nukleotida pirimidin lainnya
‒ Struktur
Synthase karbamoil fosfat (CPSase) adalah enzim heterodimeric terdiri dari kecil dan subunit
besar (dengan pengecualian CPSase III, yang terdiri dari polipeptida tunggal yang mungkin
muncul dari fusi gen dari glutaminase dan sintetase domain). CPSase memiliki tiga situs
aktif, satu di subunit kecil dan dua di subunit besar. Subunit kecil berisi situs mengikat
glutamin dan mengkatalisis hidrolisis glutamin untuk glutamat dan amonia, yang pada
gilirannya digunakan oleh rantai besar untuk mensintesis karbamoilfosfat. Subunit kecil
memiliki struktur 3-layer beta / beta / alpha, dan dianggap ponsel di sebagian besar protein
yang membawanya. Domain C-terminal dari subunit kecil CPSase memiliki aktivitas
amidotransferase glutamin. Subunit besar memiliki dua domain fosfat karboksi homolog,
yang keduanya memiliki situs ATP-mengikat; Namun, domain karboksi fosfat N-terminal
mengkatalisis fosforilasi karbonat, sedangkan domain C-terminal mengkatalisis fosforilasi
karbamat menengah. Domain fosfat karboksi ditemukan digandakan dalam subunit besar
CPSase juga hadir sebagai satu salinan dalam enzim tergantung biotin karboksilase asetil-
CoA (ACC), propionil-CoA karboksilase (PCCase), karboksilase piruvat (PC) dan urea
karboksilase.
Subunit besar di CPSase bakteri memiliki empat domain struktural: domain karboksi fosfat 1,
domain oligomerisation, domain karbamoilfosfat 2 dan domain alosterik. Heterodimer
CPSase dari Escherichia coli mengandung dua terowongan molekul: sebuah terowongan
amonia dan terowongan karbamat. Ini terowongan antar-domain menghubungkan tiga situs
aktif yang berbeda, dan berfungsi sebagai saluran untuk pengangkutan intermediet reaksi
yang tidak stabil (amonia dan karbamat) antara berturut situs.Hotel aktif mekanisme katalitik
CPSase melibatkan difusi karbamat melalui interior enzim dari tempat sintesis dalam domain
N-terminal dari subunit besar ke situs fosforilasi dalam domain C-terminal.
2.4.4.2.2 Aspartame Transcarbomoylase.
‒ Pengertian
Aspartat karbamoiltransferase (juga dikenal sebagai aspartat transcarbamoylase atau ATCase)
mengkatalisis langkah pertama dalam biosintesis pirimidin jalur (EC 2.1.3.2).
ATCase tidak mengikuti Michaelis-Menten kinetika, tetapi terletak di antara aktivitas rendah,
afinitas rendah "tegang" atau T dan negara-negara tinggi-aktivitas, afinitas tinggi "santai"
atau R. Pengikatan substrat ke katalitik hasil subunit dalam pergeseran kesetimbangan ke
arah negara R, sedangkan pengikatan CTP dengan peraturan hasil subunit dalam pergeseran
kesetimbangan ke arah negara T. Pengikatan ATP ke peraturan hasil subunit dalam
pergeseran kesetimbangan ke arah negara R.
‒ Reaksi
ATCase adalah enzim yang sangat diatur bahwa mengkatalisis langkah pertama dalam
berkomitmen biosintesis pirimidin, kondensasi l-aspartat dan karbamoilfosfat untuk
membentuk N-karbamoil-L-aspartat dan fosfat anorganik. ATCase mengontrol laju
biosintesis pirimidin dengan mengubah kecepatan katalitik dalam menanggapi tingkat seluler
dari kedua pirimidin dan purin. Akhir-produk dari jalur pirimidin, CTP, menurun kecepatan
katalitik, sedangkan ATP, akhir-produk dari purin jalur paralel, meningkatkan kecepatan
katalitik.
‒ Pusat katalisis
Situs katalitik dari ATCase terletak pada antarmuka antara dua rantai katalitik tetangga di
trimer yang sama dan menggabungkan asam amino rantai samping dari kedua subunit ini.
Insight ke modus pengikatan substrat ke pusat katalitik ATCase pertama kali dimungkinkan
oleh pengikatan analog bisubstrate, N- (phosphonacetyl) -L-aspartat (PALA). Senyawa ini
merupakan penghambat kuat ATCase dan memiliki struktur yang dianggap sangat dekat
dengan yang ada pada keadaan transisi dari substrat. Selain itu, struktur kristal dari ATCase
terikat karbamoilfosfat dan suksinat telah diperoleh. [Studi-studi ini, selain investigasi
menggunakan mutagenesis situs-diarahkan dari asam amino tertentu, telah mengidentifikasi
beberapa residu yang sangat penting untuk katalisis, seperti Ser52, Thr53, Arg54, Thr55,
Arg105, His134, Gln137, Arg167, Arg229, Glu231, dan Ser80 dan Lys84 dari rantai katalitik
yang berdekatan. Situs aktif adalah saku yang sangat bermuatan positif. Salah satu sisi-rantai
yang paling penting adalah dari Arg54, yang berinteraksi dengan oksigen terminal dan
oksigen anhidrida dari karbamoilfosfat, menstabilkan muatan negatif dari gugus fosfat
meninggalkan. Arg105, His134, dan Thr55 membantu meningkatkan electrophilicity dari
karbon karbonil dengan berinteraksi dengan oksigen karbonil. Secara umum, peningkatan
laju ATCase dicapai dengan orientasi dan stabilisasi substrat, intermediet, dan produk bukan
oleh keterlibatan langsung dari residu asam amino dalam mekanisme katalitik.
2.4.4.2.3 Dihydroorotase
‒ Pengertian
Dihydroorotase (EC 3.5.2.3, dehydrase carbamoylaspartic, hidrolase dihydroorotate) adalah
enzim yang mengubah karbamoil asam aspartat menjadi asam 4,5-dihydroorotic dalam
biosintesis pyrimidines.It membentuk enzim multifungsi dengan sintetase karbamoil fosfat
dan aspartat transcarboymalase.
‒ Pengertian
Dehidrogenase Dihydroorotate (DHODH) adalah enzim yang pada manusia dikodekan oleh
gen pada kromosom DHODH 16. protein yang dikode oleh gen ini mengkatalisis langkah
enzimatik keempat, oksidasi ubiquinone-dimediasi dihydroorotate untuk memutar, di de novo
biosintesis pirimidin. Protein ini adalah protein mitokondria yang terletak pada permukaan
luar dari inner membran mitokondria (IMM) Inhibitor enzim ini digunakan untuk mengobati
penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis.
‒ Mekanisme
Sebagai enzim yang terkait dengan rantai transpor elektron, DHODH bisa menghubungkan
bioenergetika mitokondria, proliferasi sel, produksi ROS, dan apoptosis pada jenis sel
tertentu. DHODH deplesi juga mengakibatkan peningkatan produksi ROS, penurunan
potensial membran dan keterbelakangan pertumbuhan sel. Juga, karena perannya dalam
sintesis DNA, penghambatan DHODH dapat menyediakan sarana untuk mengatur
perpanjangan transkripsi.
Mutasi pada gen ini telah terbukti menyebabkan sindrom Miller, juga dikenal sebagai
sindrom Genee-Wiedemann, sindrom Wildervanck-Smith atau posting aksial dystosis
acrofacial (POADS)
‒ Pengertian
fosforibosiltransferase orotate dan orotidine-5'-dekarboksilase adalah enzim (EC 4.1.1.23)
yang mengkatalisis pembentukan monofosfat uridin (UMP), molekul-energi membawa dalam
banyak jalur biosintesis penting. Pada manusia, gen yang mengkode enzim ini terletak pada
lengan panjang kromosom 3 (3q13).
‒ Struktur dan fungsi
Enzim bifunctional ini memiliki dua domain utama, fosforibosiltransferase orotate
(OPRTase, EC 2.4.2.10) subunit dan dekarboksilase orotidine-5'-fosfat (ODCase, EC
4.1.1.23) subunit. Kedua situs mengkatalisis dua langkah terakhir dari de novo uridin
monofosfat (UMP) biosintesis jalur. Setelah penambahan ribosa-P untuk orotate oleh
OPRTase untuk membentuk orotidine-5'-monofosfat (OMP), OMP dekarboksilasi
membentuk uridin monofosfat oleh ODCase. Dalam mikroorganisme, dua domain adalah
protein yang terpisah, tetapi, pada eukariota multiseluler, dua situs katalitik disajikan pada
protein tunggal, uridin monofosfat sintetase.
Umps ada dalam berbagai bentuk, tergantung pada kondisi eksternal. In vitro, umps
monomer, dengan sedimentasi koefisien S20, w dari 3,6 akan menjadi dimer, S20, w = 5.1
setelah penambahan anion seperti fosfat. Di hadapan OMP, produk dari OPRTase, perubahan
dimer ke bentuk yang lebih cepat-sedimenting S20, w 5.6. Bentuk-bentuk konformasi
terpisah menampilkan kegiatan enzimatik yang berbeda, dengan monomer UMP synthase
menampilkan aktivitas dekarboksilase rendah, dan hanya dimer 5.6 S menunjukkan aktivitas
dekarboksilase penuh.
Hal ini diyakini bahwa dua situs katalitik terpisah menyatu menjadi protein tunggal untuk
menstabilkan bentuk monomer nya. Serikat kovalen di umps menstabilkan domain yang
mengandung pusat katalitik masing, meningkatkan aktivitasnya di organisme multisel mana
konsentrasi cenderung 1/10 dari rekan-rekan yang terpisah di prokariota. Mikroorganisme
lain dengan enzim dipisahkan harus mempertahankan konsentrasi yang lebih tinggi untuk
menjaga enzim dalam bentuk dimer lebih aktif mereka.
‒ Pengertian
Orotidine dekarboksilase 5'-phosphate (OMP dekarboksilase) atau dekarboksilase orotidylate
adalah enzim yang terlibat dalam biosintesis pirimidin. Ini mengkatalisis dekarboksilasi dari
monofosfat orotidine (OMP) untuk membentuk uridin monofosfat (UMP). Fungsi enzim ini
sangat penting untuk biosintesis de novo dari nukleotida pirimidin uridin trifosfat, cytidine
trifosfat, dan timidin trifosfat. OMP dekarboksilase telah menjadi target sering untuk
penyelidikan ilmiah karena menunjukkan efisiensi katalitik ekstrim dan kegunaannya sebagai
penanda seleksi untuk engineering ragi ketegangan.
‒ Katalisis
OMP dekarboksilase yang dikenal sebagai katalis luar biasa efisien yang mampu
mempercepat laju reaksi dikatalisis dengan faktor 1017. Untuk menempatkan ini dalam
perspektif, reaksi yang akan mengambil 78 juta tahun tanpa adanya enzim dibutuhkan 18
milidetik ketika enzim dikatalisis .Ini efisiensi enzimatik ekstrim sangat menarik karena OMP
dekarboksilase tidak menggunakan kofaktor dan tidak mengandung logam atau situs
kelompok prostetik. Katalisis bergantung pada segelintir residu asam amino bermuatan
diposisikan dalam situs aktif enzim.
Gambar mewakili struktur situs aktif dari OMP dekarboksilase ketika terikat pada inhibitor
BMP. Perhatikan Lys dan Asp residu sekitar 6-hidroksil substrat. (Gambar diambil dari
PyMOL penampil snapshot dari struktur kristal 1LOR) [
Mekanisme yang tepat yang OMP dekarboksilase mengkatalisis reaksi yang telah menjadi
subjek penyelidikan ilmiah yang ketat. Kekuatan pendorong untuk hilangnya karboksil terkait
dengan C6 dari cincin pirimidin berasal dari dekat sebuah gugus karboksil residu aspartat di
situs aktif enzim, yang mendestabilkan tanah negara relatif terhadap keadaan transisi reaksi
uncatalyzed. Ada beberapa hipotesis tentang apa yang membentuk keadaan transisi
dibutuhkan sebelum protonasi karbon C6 terjadi untuk menghasilkan produk akhir. Banyak
penelitian menyelidiki pengikatan inhibitor ampuh OMP dekarboksilase, 6-hidroksi
monofosfat uridin (BMP, turunan asam barbiturat), dalam situs aktif, untuk mengidentifikasi
residu asam amino esensial yang terlibat langsung dengan stabilisasi keadaan transisi. (Lihat
gambar enzim terikat BMP) Beberapa mekanisme enzimatik dekarboksilasi dari OMP telah
diusulkan, termasuk protonasi di O2 untuk membentuk spesies zwitterionic sebagai perantara,
anion stabilisasi O4, atau serangan nukleofilik pada C5. Konsensus saat ini menunjukkan
bahwa mekanisme hasil melalui Karbanion stabil di C6 setelah kehilangan karbon dioksida.
Mekanisme ini disarankan dari penelitian menyelidiki efek isotop kinetik dalam hubungannya
dengan penghambatan kompetitif dan situs aktif mutagenesis. Dalam mekanisme ini spesies
Karbanion berumur pendek distabilkan oleh residu lisin terdekat, sebelum dipadamkan oleh
proton
2.4.5.1 Proses
Ini adalah enzim tingkat-membatasi untuk sintesis nukleotida sitosin dari kedua de novo dan
uridin penyelamatan jalur.
Reaksi hasil oleh fosforilasi ATP-dependent dari UTP pada atom 4-oksigen, membuat 4-
karbon elektrofilik dan rentan terhadap reaksi dengan amonia. Sumber dari kelompok amino
di CTP adalah glutamin, yang dihidrolisis dalam domain glutamin amidotransferase untuk
menghasilkan amonia. Ini kemudian disalurkan melalui interior enzim ke domain sintetase.
Di sini, amonia bereaksi dengan menengah 4-fosforil UTP.
CTP synthase diatur secara tepat dengan konsentrasi intraseluler dari CTP dan UTP, dan
kedua hCTPS1 dan hCTPS2 telah terlihat menjadi maksimal aktif pada konsentrasi fisiologis
ATP, GTP, dan glutamin.
Aktivitas manusia CTPS1 isozim telah terbukti dihambat oleh fosforilasi. [12] Salah satu
contoh utama dari hal ini adalah fosforilasi dari Ser-571 residu oleh glikogen sintase kinase 3
(GSK3) dalam menanggapi kondisi serum rendah. Selain itu, Ser 568 telah dilihat dapat
terfosforilasi oleh kasein kinase 1, menghambat aktivitas CTP synthase.
CTP juga tunduk pada berbagai bentuk regulasi alosterik. GTP bertindak sebagai aktivator
alosterik yang sangat mendorong hidrolisis glutamin, tetapi juga menghambat pembentukan
CTP tergantung glutamin pada konsentrasi tinggi. Ini bertindak untuk menyeimbangkan
jumlah relatif purin dan pirimidin nukleotida. CTP produk reaksi juga berfungsi sebagai
inhibitor alosterik. Situs pengikatan trifosfat tumpang tindih dengan yang dari UTP, tetapi
bagian dari nukleosida CTP mengikat dalam saku alternatif berlawanan situs mengikat untuk
UTP.
Glutamin analog DON juga telah terlihat untuk bertindak sebagai inhibitor ireversibel, dan
telah digunakan sebagai agen anti-kanker.
2.4.6.1 Proses
Sebagaimana seringkali dijumpai pada sistem heterosiklik induk, sintesis pirimidina tidak
begitu lazim dan biasanya dilakukan dengan menghilangan gugus fungsi dari derivatif.
Sintesis primer dalam jumlah besar melibatkan formamida telah dilaporkan.
Sebagai suatu kelas, pirimidina biasanya disintesis melalui “Principal Synthesis” melibatkan
siklisasi senyawa beta-dikarbonil dengan senyawa N-C-N. Reaksi sebelumnya dengan
amidina menghasilkan substitusi pirimidina pada posisi 2, biasanya dengan urea
menghasilkan 2-pirimidion, dan dengan guanidina menghasilkan 2-aminopirimidina.
Dalam enzim, suatu kinase uridin (EC 2.7.1.48) adalah enzim yang mengkatalisis reaksi
kimia
ATP + uridin \ rightleftharpoons ADP + UMP
Dengan demikian, dua substrat enzim ini adalah ATP dan uridin, sedangkan dua produknya
adalah ADP dan UMP.
Enzim ini milik keluarga dari transferase, khususnya yang mentransfer kelompok yang
mengandung fosfor (phosphotransferases) dengan kelompok alkohol sebagai akseptor. Nama
sistematis kelas enzim ini adalah ATP: uridin 5'-phosphotransferase. Nama lain yang umum
digunakan termasuk pirimidin ribonukleosida kinase, uridin-cytidine kinase, kinase uridin
(fosforilasi), dan uridin fosfokinase. Enzim ini berpartisipasi dalam metabolisme pirimidin.
‒ Pengertian
Timidin kinase adalah enzim, suatu phosphotransferase (kinase a): kinase 2'-deoksitimidin,
ATP-timidin 5'-phosphotransferase, EC 2.7.1.21. Hal ini dapat ditemukan dalam sel-sel hidup
yang paling. Hal ini hadir dalam dua bentuk dalam sel mamalia, TK1 dan TK2. Virus tertentu
juga memiliki informasi genetik untuk ekspresi kinase virus timidin.
mana Thd adalah deoksitimidin, ATP adalah adenosin 5'-trifosfat, TMP adalah deoksitimidin
5'-fosfat dan ADP adalah adenosin 5'-difosfat.
Kinase timidin memiliki fungsi penting dalam sintesis DNA dan dengan demikian dalam
pembelahan sel, karena mereka adalah bagian dari rantai reaksi yang unik untuk
memperkenalkan deoksitimidin ke dalam DNA. Deoksitimidin hadir dalam cairan tubuh
sebagai akibat dari degradasi DNA dari makanan dan dari sel-sel mati. Timidin kinase
diperlukan untuk tindakan banyak obat antivirus. Hal ini digunakan untuk memilih jalur sel
hibridoma dalam produksi antibodi monoklonal. Dalam kimia klinis digunakan sebagai
penanda proliferasi dalam diagnosis, pengobatan dan pengendalian tindak lanjut dari penyakit
ganas, terutama keganasan hematologi.
‒ Klasifikasi
Dua kelas yang berbeda dari kinase timidin telah diidentifikasi dan termasuk dalam keluarga
super:
‒ satu kelompok keluarga bersama-sama timidin kinase dari virus herpes serta kinase timidilat
seluler
‒ kelompok keluarga kedua TK dari berbagai sumber yang meliputi, vertebrata, bakteri, T4
Bacteriophage , poxvirus, babi Afrika demam virus (ASFV) dan Ikan lymphocystis virus
penyakit (FMDV). Protein kapsid utama virus warni serangga juga milik keluarga ini.
Pola Prosite hanya mengakui jenis seluler kinase timidin.
‒ Pengertian
Deoxycytidine kinase (DCK) diperlukan untuk fosforilasi beberapa deoxyribonucleosides dan
analog nukleosida mereka. Kekurangan dari DCK dikaitkan dengan resistensi terhadap agen
kemoterapi antivirus dan antikanker. Sebaliknya, peningkatan aktivitas kinase deoxycytidine
dikaitkan dengan peningkatan aktivasi senyawa ini untuk sitotoksik derivatif trifosfat
nukleosida. DCK secara klinis penting karena hubungannya dengan resistensi obat dan
sensitivitas.
2.4.7.1 Proses
Sintesis nukleotida dari basa purin dan nukleosida purin terjadi dalam serangkaian langkah-
langkah yang dikenal sebagai jalur penyelamatan. Dasar bebas purin, adenin, guanin, dan
Hipoxantina, dapat dikonversi untuk nukleotida yang berhubungan dengan
phosphoribosylation. Dua enzim transferase kunci yang terlibat dalam sisa dari purin:
phosphoribosyltransferase adenosine (APRT), yang mengkatalisis reaksi berikut:
adenin + PRPP <-> AMP + PP i
dan Hipoxantina-guanin phosphoribosyltransferase (HGPRT), yang mengkatalisis reaksi
berikut:
Hipoxantina + PRPP <-> IMP + PP i
guanin + PRPP <-> GMP + PP i
Sebuah enzim penting kritis sisa barang purin dengan cepat membagi sel adalah adenosin
deaminase (ADA) yang mengkatalisis deaminasi untuk inosine disebut adenosin.
Katabolisme dari nukleotida pirimidin akhirnya menyebabkan β-alanin (ketika CMP dan
UMP yang rusak) atau β-aminoisobutyrate (ketika dTMP diturunkan) dan NH 3 dan CO 2. The
β-alanin dan β-aminoisobutyrate berfungsi sebagai donor-NH 2 di transaminasi dari α-
ketoglutarate untuk glutamat.Reaksi selanjutnya mengubah produk untuk malonyl-KoA
(yang dapat dialihkan ke sintesis asam lemak) atau methylmalonyl-KoA (yang dikonversikan
ke succinyl-KoA dan dapat didorong dengan siklus TCA).
Sisa barang dari basa pirimidin memiliki signifikansi klinis kurang daripada purin, karena
kelarutan dengan-produk katabolisme pirimidin. Namun, seperti yang ditunjukkan di atas,
jalur penyelamatan untuk sintesis nukleotida timidin sangat penting dalam persiapan untuk
pembelahan sel. Urasil dapat diselamatkan untuk membentuk UMP melalui tindakan bersama
dari fosforilase uridina dan uridina kinase, seperti ditunjukkan:
urasil fosfat + ribosa-1-<-> uridina + P i
uridina + ATP -> ADP + UMP
. Deoxyuridine juga merupakan substrat untuk fosforilase uridina. Pembentukan dTMP,
dengan menyelamatkan dari dTMP membutuhkan fosforilase timin dan sebelumnya dihadapi
kinase timidin:
timin <+ deoksiribosa-1-fosfat -> timidin + P i
timidin + ATP -> ADP + dTMP
Sisa barang dari deoxycytidine ini dikatalisis oleh kinase deoxycytidine:
deoxycytidine + ATP <-> dCMP + ADP
Deoxyguanosine Deoxyadenosine dan juga substrat untuk kinase deoxycytidine, meskipun m
K untuk substrat ini jauh lebih tinggi daripada deoxycytidine.
Fungsi utama dari kinase pirimidin nukleosida adalah untuk menjaga keseimbangan selular
antara tingkat pirimidin nukleosida dan monophosphates pirimidin nukleosida. Namun,
karena keseluruhan selular dan konsentrasi plasma dari pirimidin nukleosida, serta mereka
yang ribosa-1-fosfat, rendah, sisa barang dari pirimidin oleh kinase ini relatif tidak efisien.
‒ Pengertian
Xantin oksidase (XO, kadang-kadang 'XAO') adalah bentuk xanthine oksidoreduktase, jenis
enzim yang menghasilkan spesies oksigen reaktif. Enzim ini mengkatalisis oksidasi
hipoksantin untuk xantin dan selanjutnya dapat mengkatalisis oksidasi xanthine untuk asam
urat. Enzim ini berperan penting dalam katabolisme purin dalam beberapa spesies, termasuk
manusia.
Xantin oksidase didefinisikan sebagai aktivitas enzim (EC 1.17.3.2). Protein yang sama, yang
pada manusia memiliki HGNC disetujui gen simbol XDH, juga dapat memiliki aktivitas
xanthine dehidrogenase (EC 1.17.1.4). Sebagian besar protein dalam hati ada dalam bentuk
dengan aktivitas xanthine dehidrogenase, tetapi dapat dikonversi ke xantin oksidase oleh
sulfhidril oksidasi reversibel atau dengan modifikasi proteolitik ireversibel
‒ Reaksi
Karena XO adalah enzim superoxide-memproduksi, dengan spesifisitas yang rendah umum,
dapat dikombinasikan dengan senyawa lain dan enzim dan menciptakan oksidan reaktif, serta
oksidasi substrat lainnya.
Bovine xantin oksidase (dari susu) awalnya diperkirakan memiliki situs mengikat untuk
mengurangi sitokrom c dengan, tetapi telah menemukan bahwa mekanisme untuk
mengurangi protein ini adalah melalui XO ini anion superoksida sampingan, dengan
penghambatan kompetitif dengan anhydrase karbonat.
Reaksi lain dikatalisasi oleh xantin oksidase adalah dekomposisi S-nitrosothiol (Rsno),
spesies nitrogen reaktif, untuk oksida nitrat (NO), yang bereaksi dengan anion superoksida
untuk membentuk peroxynitrite dalam kondisi aerobik.
XO juga telah ditemukan untuk menghasilkan satu-elektron oksidan karbonat anion radikal
yang kuat dari oksidasi dengan asetaldehida di hadapan katalase dan bikarbonat. Disarankan
bahwa radikal karbonat kemungkinan diproduksi di salah satu pusat redoks enzim de
BAB IV
KESIMPULAN
1. Asam amino glutamin, glisin, dan aspartat memberikan semua atom nitrogen dari purin. Dua
langkah cincin-penutupan membentuk inti purin.
2. Pyrimidine disintesis dari karbamoil fosfat dan aspartat, dan ribosa 5- fosfat kemudian
melekat menghasilkan ribonucleotides pirimidin.
3. Monophosphates Nucleoside dikonversi ke trifosfat mereka dengan enzimatik
phosphorylationreactions. Ribonucleotides dikonversi ke deoksiribonukleotida oleh reduktase
ribonucleotide, enzim dengan novel mekanistik dan peraturan karakteristik. Nukleotida timin
yang berasal dari dCDP dan dump.
4. Asam urat dan urea adalah produk akhir purin dan degradasi pirimidin.
5. purin dapat diselamatkan dan dibangun kembali menjadi nukleotida. Kekurangan genetik di
enzim penyelamatan tertentu menyebabkan gangguan serius seperti sindrom Lesch-Nyhan
dan Defisiensi ADA.
6. Akumulasi kristal asam urat pada sendi, mungkin disebabkan oleh genetik lain ekurangan,
menghasilkan asam urat.
7. Enzim dari nukleotida jalur biosintesis adalah target untuk berbagai agen kemoterapi
digunakan untuk mengobati kanker dan penyakit lainnya.