Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM

PERUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN LALAT BUAH

( JAKARIA )
( 858094207 )

UPBJJ ( PONTIANAK )
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
LEMBAR DATA

DATA MAHASISWA

Nama : JAKARIA
NIM/ID Lainnya : 858094207
Program Studi : S1 PGSD BI
Nama Sekolah : SDN 07 SIJANG

DATA TUTOR (PGSD)/INSTRUKTUR (PGSM)

FOTO

Nama(Gelar) : ASTI FEBRIANA, S.Pd.M.Pd


Nip/Id Lainnya :
Instansi Asal :
Nomor Hp : 082284279947
Alamat Email : astifebriana02@gmail.com___________________________________
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : JAKARIA


NIM : 858094207
Program Studi : S1 PGSD BI

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kegiatan Praktikum ini merupakan hasil karya saya
sendiri dan saya tidak melakukan plagiarisme atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika yang berlaku dalam keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menerima
tindakan/sanksi yang diberikan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan pelanggaran
akademik dalam karya saya ini atau ada klaim atas karya saya ini.

Sambas, 10 Mei 2023


Yang membuat pernyataan

JAKARIA
LAPORAN PRAKTIKUM
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN LALAT BUAH

A. JUDUL PERCOBAAN
Laporan Praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan Hewan

B. TUJUAN

1. Mengamati pertumbuhan dan perkembangan lalat buah ( Drosophila sp )


dari telur sampai imago ( dewasa )
2. Mengetahui lamanya siklus hidup lalat buah.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Plastik transparan pembungkus ukuran besar 1 buah
2. Botol jam ( selai ) 3 buah
3. Pisang ambon secukupnya
4. Tape ketela pohon secukupnya
5. sendok makan 1 buah
6. Kertas saring secukupnya
7. Lalat buah ( Drospilla sp.) 20 ekor

D. LANDASAN TEORI

Drospilla sp atau lalat buah adalah lalat yang biasanya menghinggapi


buah yang sudah busuk. Lalat buah mempunyai kontruksi modular, yaitu
suatu segmen abdomen. Seperti hewan simestris bilateral lainnya, drospilla
mempunyai poros anterior dan posterior (kepala-ekor)
Pada Drospilla sp, determinan sitoplasmik yang sudah ada didalam telur
memberi informasi posisional untuk penempatan kedua poros bahkan
sebelum fertilasi. Metamorfosis pada Drospilla termasuk metamorfosis
sempurna yaitu : telur-larva-instar I-larva Instar II- Larva Instar III- Pupa –
imago.
Faktor yang mempengaruhi siklus hidup Drospilla adalah suhu,
lingkungsn, ketersediaan makanan, tingkat kepadatan botol pemeliharaan,
intensitas cahaya.
Lalat buah (Drosophila melanogaster) merupakan hama yang banyak
menimbulkan kerusakan pada buah-buahan. Lalat buah dapat dijumpai di
berbagai tempat, hampir di seluruh habitat. Serangan lalat buah menimbulkan
berbagai kerusakan yang disebabkan oleh adanya penetrasi dan investasi
telur, hal tersebut memicu terjadinya gangguan fisiologis seperti perubahan
warna, dan gangguan perkembangan buah lainnya (Sati, 2003 dan Heriza. et.
al, 2013). Gangguan perkembangan buah tersebut disebabkan karena lalat
buah bersifat kosmopolitan dan merupakan vektor (pembawa) penyakit Blood
Disease Bacterium.
Dampak yang ditimbulkan akibat keberadaan Drosophila melanogaster
tidak hanya sebagai vektor mekanis, tetapi juga keberadaannya di wilayah
pemukiman yang bersifat mengganggu kenyamanan karena serangannya
menyebabkan buah yang ada di sekitar menjadi lebih cepat membusuk akibat
perilaku Drosophila melanogaster betina yang meletakkan telurnya didalam
buah (Anggraini et al., 2019). Perilaku Drosophila melanogaster betina yang
gemar meletakkan telurnya di dalam buah, mengakibatkan kebusukan pada
buah-buahan terutama pisang.
Penelitian yang dilakukan Mairawita et al., (2013) melaporkan adanya
indikasi kuat bahwa serangga berperan penting dalam penyebaran penyakit
Blood Disease Bacterium. Blood Disease Bacterium biasa disebut dengan
nama lain “Penyakit Darah Bakteri”, disebut demikian dikarenakan buah yang
terinfeksi akan mengeluarkan lendir berwarna kecoklatan atau sedikit merah.
Warna merah identik dengan warna darah, sehingga muncul istilah penyakit
darah bakteri (Blood Disease Bacterium).
Penyakit darah bakteri atau Blood Disease Bacterium (BDB)
merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang bernama Ralstonia
solanacearum, penyakit tumbuhan tersebut menjadi faktor yang
mempengaruhi kegagalan budidaya tumbuhan terutama pisang (Musa sp).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Litbang Kementrian Pertanian
tahun (2019), gejala dari penyakit darah bakteri dapat dilihat secara eksternal
yaitu terjadinya penguningan pada daun yang telah membuka penuh. Pangkal
daun akan patah sehingga daun akan menggantung di sekitar batang, 2 hal
tersebut terjadi pada tanaman pisang dewasa.
Gejala internal baru akan terlihat ketika buah dibelah akan tampak
pada pembuluh vaskular (pembuluh angkut) yaitu terdapat nekrosis (kematian
pada sel) yang ditandai dengan warna merah kecoklatan. Beberapa hal
tersebut yang melatarbelakangi penggunaan pisang sebagai media berupa
sumber makanan Drosophila melanogaster yang digunakan dalam penelitian
ini. Lalat buah tertarik dengan senyawa atraktan yang terkandung pada limbah
buah-buahan yang ada di sekitar perkebunan pisang dikarenakan limbah
buahbuahan tersebut mengandung senyawa volatil yang dapat menarik lalat
buah untuk menemukan sumber makanannya (Robson et al., 2019). Senyawa
volatil merupakan senyawa yang mudah menguap bila teroksidasi (Aziz et al.,
(2009).
Menurut penelitian Effendy et al., (2007) yang menyatakan bahwa
senyawa volatil yang terkandung pada buah-buahan menjadi perantara bagi
serangga untuk menemukan sumber makanannya. Apabila medium cocok
maka Drosophila melanogaster akan meletakkan telur-telurnya di dalam
buah. Telur yang berumur 2 – 3 hari diletakkan oleh lalat buah betina didalam
kulit buah menggunakan alat bertelurnya (ovipositor). Telur tersebut akan
berdiam di bawah permukaan kulit buah dan menetas menjadi larva. Larva
Drosophila melanogaster memakan isi buah tersebut sehingga buah tidak lagi
berkembang dan nampak busuk (Kardinan & Syakir, 2010). Kegiatan makan
yang dilakukan Drosophila tersebut memungkinkan terjadinya kenaikan
populasi Drosophila melanogaster di sekitar perkebuan buah. Dalam kondisi
tersebut ketersediaan makanan yang melimpah dapat memacu laju
perkembangbiakan lalat buah.
Tingginya populasi lalat buah (Drosophila sp) pada sekumpulan buah
diduga karena serangga tertarik pada bau dari sisa buah yang mulai
membusuk di sekitar tanaman (Mairawita et al., 2013).
E. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Membuat medium lalat buah


Untuk setiap botol selai diperlukan ± 2 sendok makan penuh medium. Jadi
untuk percobaan ini diperlukan ± 6 sendok makan penuh medium. Dengan
demikian anda dapat memperkirakan banyaknya medium yang akan
dibuat. Cara membuat medium lalat buah ikutilah prosedur berikut:
a. Sediakan alat penumbuk / blender jika ada, pastikan alat-alat tersebut
dalam keadaan bersih.
b. Haluskan pisang ambon yang sudah ranum dan tape ketela pohon
dengan perbandingan 6 pisang : 1 tape menggunakan
penumbuk/blender.
c. Sesudah medium tercampur rata dan halus, masukkan ke dalam botol
selai, masing-masing 2 sendokmakan dan ratakanlah.
d. Masukkan kertas saring steril atau kertas tisue yang sudah anda lipat
kedalam setiap botol selai.
2. Menangkap lalat buah
a. Persipakan botol selai dan tutupnya serta kantong plastik besar
b. Pergilah ketempat dimana terdapat tong sampah/tumpukan sampah
c. Setelah sampai ditempat sampah, kembangkanlah kantong plastik
besar dengan mulut plastik terbuka lebar dan anda pegang pada
pangkalnya kemudian arahkan mulut tong sampah terbuka dan buatlah
kejutan dengan cara memukul atau menguncang tong sampah.
d. Biasanya lalat buah akan terbang dan akan terperangkap kedalam
kantong plastik.
3. Mengkultur lalat buah
a. Masukkan lalat buah yang terperangkap dalam plastik tadi dengan hati-
hati kedalam botol kultur, pekerjaan ini agak sulit mintalah bantuan
teman.
b. Setelah dimasukkan kedalam kultut tutuplah menggunakan plastik.
c. Kemudian tusuk-tusuk tutup plastik dengan jarum pentul agar
ventilasinya baik.
d. Tempatkanlah botol kultur ditempat yang teduh dan aman
e. Amatilah tiap pagi dan sore secara teratur.misalnya setiap jam 08.00
dan jam 18.00. pengamatan meliputi kapan timbul telur, larva, pupa,
pupa berubah warna, dan keluarnya lalat dewasa (imago).

F. HASIL PENGAMATAN

Tabel 1.11
Hasil pengamatan pertumbuhan dan perkembangan lalat buah

G. PERTANYAAN-PERTANYAAN
1. Pada hari keberapa lalat buah meletakkan telur-telurnya ?
2. Pada hari keberapa pupa dan lalat dewasa terjadi ?

Jawaban :
1. Lalat buah meletakkan telurnya pada hari ke 2.
2. Pupa terbentuk pada hari ke-7 dan ke-8, namun pada hari ke-6 sudah
hampir menyerupai pupa, lalat dewasa terbentuk pada hari ke-11.

H. PEMBAHASAN
Dari pengamatan yang telah dilakukan yaitu hari 1 dengan mengamati
pertumbuhan dan perkembangan siklus hidup lalat buah drospilla sp telur
sampai dengan imago. Pengamatan dilakukan selama dua kali sehari
selama 11 hari setiap pagi dan sore. Dimana lalat buah disimpan didalam
botol selai yang sudah ada makanannya kemudian diletakkan diruangan
yang teduh.
Pada hari ke-1 tubuh lalat tetap bewarna kuning kecoklatan, dan dihari
kedua mulai ada bercak-bercak putih yang tidak lain itu adalah telur.
Kemudian dihari ke-3 bercak-bercak putih atau telur berubah menjadi larva
yang bewarna putih, bersegmen dan mirip dengan belatung tetapi bentuknya
sangat kecil.
Proses ini terus terjadi sampai hari ke-4 dan dihari ke-5 larva mulai
bergerak aktif ditandai dengan tubuhnya yang menggeliat. Tubuhnya
bergerak semakin aktif dengan merayap ke atas botol dan ukurannya
bertambah besar. Pada hari ke-6 bentuknya hampir menyerupai pupa
dimana tubuhnya mulai memendek, bewarna putih dan sudah tidak bergerak
lagi bahkan diam.
Dihari ke-7 s/d ke-8 sudah mencapai fase pupa warnanya berubah
menjadi putih kecoklatan, masih terlihat diam, dan segmen tubuhnya mulai
terlihat jelas. Pada hari ke-9 dan ke 10 lalat buah mullai menyeruoai bentuk
drospilla atau seperti induknya dahulu. Tetapi ukurannya kecil dan sayapnya
belum terbentang. Dan dihari ke-11 drospilla sudah menjadi imago atai lalat
buah dewasa yang siap untuk dilepas dari botol dan siap untuk terbang.

I. KESIMPULAN
Dari hasil diatas, dapat disimpulkan bahwa lalat buah mempunyai
daur hidup atau metamorfosis sempurna. Daur hidup lalat dimulai dari telur,
larva ( belatung), pupa dan akkhirnya menjadi lalat dewasa atau ( imago ).
J. DAFTAR PUSTAKA
Rumanta, Maman. (2014).materi pokok Praktikum IPA di SD.
Tanggerang selatan : Universitas Terbuka.

K. KESULITAN YANG DIALAMI


Kesulitan yang dialami saat praktikum lalat buah adalah mencari lalat
buah. Lalat buah merupakan hewan yang cukup cepat terbangnya dan sedikit
mengalami kesulitan saat menangkapnya.

Anda mungkin juga menyukai