1. Attendance (Kehadiran)
Setiap universitas memiliki batas minimal tersendiri berapa
kehadiran mahasiswa dikelas untuk dapat mengikuti ujian
akhir. Contohnya nih di kampus A untuk setiap mata kuliah yang
berjumlah 12 kali tatap muka dalam satu semester ditentukan
minimal kehadiran 75%. Artinya, kamu minimal ikut kuliah itu 9
kali atau dengan kata lain kamu punya kesempatan bolos 3 kali.
Tapi tunggu dulu, patokan 75% itu bukan dari pertemuan
standar yan ditetapkan universitas. Biasanya ada dosen yang
hanya mengadakan pertemuan selama 10 kali. Nah kalau begini
75% nya bukan dari 12 kali tapi 10 kali. Coba itung berapa kali
kamu bisa bolos kuliah kalau begitu. Jadi hati-hati ya. Lebih baik
jangan manfaatkan sepenuhnya kesempatan bolos itu, syukur-
syukur presensinya bisa full.
2. Tugas
Dosen biasanya juga memberi tugas yang bervariasi. Mulai dari
yang sepele hingga ribet minta ampun. Ini juga bisa menjadi
salah satu komponen yang akan membentuk IP
nanti.Tergantung dosennya memberi bobot berapa.
3. Keaktifan
Yang satu ini penting. Dosen tak haya engajar satu kelas saja.
Beliau pasti mengajar banyak kelas dan tak mungkin hafal satu-
satu sama mahasiswanya. Yang bisa belliau hafalkan adalah
mahasiswa paling pintar atau paling aktif dan paling nyleneh.
Silahkann mau pilih yang mana. Ini juga bisa membentuk IP,
sekali lagi tergantung dosennya. Sarannya sih, manfaatkan
benar di bagian ini karena akan banyak keuntungan jika dihafal
dosen tentunya dengan image yang baik dan elegan ya jagan
sampai hanya cari muka aja tanpa kemampuan lebih.
4. UTS
UTS juga salah satu pembentuk IP. Bobotnya juga tergantung
kesepakatan mahasiswa dengan dosen. Itu kalau dosennya
demokratis.
5. UAS
Nah ini yang kadang jadi momok. UAS biasanya udah terjadwal
dan bobotnya bisa jadi paling tinggi diantara nilai yang lainnya.
Yah meski ada dosen yang tak memberi bobot uts paling tinggi
juga.