Anda di halaman 1dari 13

JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3, No.

1, (2015) 1-13

Pengaruh Gaya Hidup (lifestyle), Harga, Promosi terhadap Pemilihan Tempat Tujuan Wisata
(destination) Studi Kasus pada Konsumen Artojaya Tour & Travel Surabaya
Metha Nilarisma Dewi dan Prof. Dr. Hatane Samuel, MS.
Program Manajemen Pemasaran, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
Email : m36410072@john.petra.ac.id; samy@petra.ac.id

ABSTRAK
Persaingan industri jasa dewasa ini sangat menarik untuk dibahas khususnya industri
jasa tour and travel di Surabaya sehingga akan memicu perkembangan gaya hidup konsumen.
Permasalahan yang dihadapi, konsumen yang memiliki pendapatan ekonomi menengah
keatas berlibur sudah menjadi lifestyle mereka karena mereka rela mengorbankan sesuatu
demi mendapatkan jasa yang mereka senangi, harga dan promosi secara tidak langsung akan
mempengaruhi konsumen dalam pemilihan tempat tujuan wisata.
Penelitian ini menggunakan sampel konsumen ArtoJaya. Teknik pengambilan sampel
dengan teknik purposive atau selected sampling dengan sampel konsumen yang melakukan
pembelian selama tiga bulan terakhir. Teknik analisis yang digunakan adalah Regresi Linier
Berganda dengan jumlah responden sebanyak 100 responden, yang akan mempermudah
untuk melihat perananan gaya hidup, harga dan promosi terhadap tempat tujuan wisata yang
akan diuji.

Kata kunci: lifestyle, tempat tujuan wisata, harga, dan promosi.

ABSTRACT
Nowadays, the service industry competition is very interesting to be discussed,
especially industry which provides tour and travel services. This kind of competition becomes
a trigger to the people’s lifestyle. The problem is, for consumers who have middle-high
income, can go on vacation when it comes to school holiday. In fact, that kind of behaviour
has become their lifestyles because they are willing to buy something expensive to get
services which they like. However, their lifestyles, price and promotion will indirectly affect
consumers in the selection of a tourist destination.
This research is using sample from ArtoJaya’s consumers. The sampling technique is
using purposive technique and selected sample with consumers who did transactions or
purchases for the last three month. On the other hand, the analysis technique is using
Multiple Linear Regression with the total 200 respondents. The 100 respondents will
facilitate in seeing the role of lifestyle price and promotion against the destination which is
going to be tested.

Key words : lifestyle, destination, price and promotion

I. PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan


Dunia pariwisata di Indonesia telah pariwisata di Indonesia, banyak usaha jasa
menjadi bidang pembangunan yang mendirikan agen travel untuk menyediakan
mendapat perhatian khusus, terlebih berbagai keperluan wisatawan, jenis
karena bidang pariwisata merupakan aset akomodasi, bahkan menyediakan paketan
negara yang penting untuk meningkatkan berlibur yang diinginkan wisatawan
devisa negara. sebagai tujuan wisatanya. Pendirian agen
travel tersebut untuk memenuhi berbagai
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3, No. 1, (2015) 1-13

masalah yang timbul dari para wisatawan domestik dan internasional, PT. Artojaya
terutama bagi mereka yang baru pertama Tour & Travel Surabaya juga memberikan
kali melakukan perjalanan wisata dan tidak jasa pelayanan untuk pembuatan visa dan
memiliki kerabat yang membantu mereka passport. Tentunya keseluruhan program
dalam merencanakan liburan. Persaingan yang ditawarkan serba instan dan praktis,
industri jasa di kota Surabaya telah hal ini sesuai dengan Dewi (2011) yang
mengalami perkembangan pesat yang menyebutkan bahwa masyarakat Indonesia
didominasi oleh agen travel. Salah satu cenderung cepat dan praktis, tanpa mau
pemain di sektor perusahaan jasa adalah bersusah payah yang mempengaruhi
PT ArtoJaya, yang merupakan perusahaan tumbuh dan berkembangnya generasi
agen perjalanan di Surabaya yang bergerak bermental manja.
dalam bidang jasa.. PT. ArtoJaya melihat Melihat dari sisi konsumen
permintaan peluang pasar penting bagi ArtoJaya yang telah mendapatkan
perkembangan perusahaan. Berikut keleluasaan untuk memilih produk atau
perbandingan jumlah permintaan berbagai macam paket liburan seperti yang
konsumen dan rata-rata prosentase telah dijelaskan sebelumnya, fenomena ini
penjualan dalam 5 tahun terakhir terhadap dimanfaatkan oleh penulis dengan melihat
PT. ArtoJaya: kecenderungan pembeli ArtoJaya yang
Tabel 1 cenderung serba instan dan praktis.
Rata-Rata Pada jaman modern sekarang ini,
Realisasi Prosentase gaya hidup atau lifestyle merupakan hal
Tahun Konsumen Penjualan per- yang sangat penting dan kerap menjadi
tahun ajang untuk menunjukkan identitas diri.
2008 1.771 28,54% Pola dan gaya hidup masyarakat yang
2009 1.257 20,08% semakin sibuk dalam rutinitasnya,
sempitnya waktu membuat banyak orang
2010 1.968 31,07% yang membutuhkan wisata untuk
2011 2.370 39,12% melepaskan ketegangan dan memperoleh
suasana baru yang menghibur diri. Kini
2012 3.127 43,65%
berlibur bukan saja untuk memenuhi
Sumber : Data Perusahaan PT. ArtoJaya suasana liburan, namun juga untuk ajang
Tahun 2013 gengsi sesama teman, kerabat ataupun
Pada tabel diatas dapat dilihat kehidupan sosialitanya.
bahwa peningkatan jumlah permintaan Sedangkan untuk sebagian
konsumen yang signifikan pada tahun konsumen yang menyukai paket promo
2011 dan 2012, berdampak pada dan harga tentunya menjadi daya tarik
peningkatan rata-rata prosentase penjualan tersendiri bagi perusahaan karena adanya
perusahaan. PT. ArtoJaya Tour and Travel perbedaan ketertarikan tersendiri dan
menaruh perhatian khusus pada konsumen sebagai seorang pemasar perlu mengamati
karena dapat menyokong angka penjualan hal ini. Pernyataan tersebut didukung oleh
perusahaan pada tiap tahunnya. Hal ini, hasil pra penelitian dilapangan yang
sesuai dengan komitmen perusahaan untuk dilakukan penulis dengan menemukan
memberikan pelayanan terbaik yang bahwa konsumen ArtoJaya cenderung
memiliki tujuan berlibur ataupun berwisata membeli paket wisata yang ditawarkan
kepada semua konsumen yang pada perusahaan.
awalnya PT. ArtoJaya hanya menawarkan Dewasa ini liburan keluar negeri
program paket tour wisata asia akan tetapi sudah menjadi lifestyle dari warga
mulai tahun 2010 ArtoJaya membuka Surabaya sendiri, banyak warga
paket tour wisata ke seluruh dunia. Selain beranggapan bahwa liburan bukan lagi
menangani program paket tour wisata kebutuhan sekunder melainkan menjadi
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3, No. 1, (2015) 1-13

kebutuhan utama bagi warga Surabaya batas tertentu, baik secara actual maupun
sendiri seiring dengan perkembangan hukum.
zaman yang berkembang saat ini seperti Harga merupakan faktor kendali
yang telah dijelaskan sebelumnya. Maka kedua yang dapat ditangani oleh
dari itu, berlibur pada zaman sekarang manajemen penjualan atau pemasaran
menjadi sebuah lifestyle kehidupan untuk memahami inti pokok tentang
manusia modern. Seorang pemasar melihat pengambilan keputusan yang menyangkut
fenomena ini dengan memahami gaya penetapan harga. Oleh karena itu, tiap
hidup konsumen dalam melihat harga dan perusahaan hendaknya mempertimbangkan
promosi saat melakukan pembelian produk hal-hal secara matang setiap keputusan
berupa tujuan wisata (destination) yang dalam masalah harga. Harga dapat
ditawarkan oleh perusahaan ArtoJaya. sementara dikurangi untuk menciptakan
minat beli atas suatu produk atau untuk
II. LANDASAN TEORI menarik lebih banyak pelanggan ke toko-
Gaya hidup adalah pola hidup toko eceran Sunarto (2004:209). Harga
seseorang di dunia yang diekspresikan (price) adalah jumlah uang yang
dalam aktivitas, minat, dan opininya. dibebankan atau dikenakan atas sebuah
Menurut Minor dan Mowen (2002), gaya produk atau jasa. Dengan kata lain harga
hidup adalah menunjukkan bagaimana merupakan sebuah nilai yang harus
membelanjakan uangnya, dan bagaimana ditukarkan dengan produk yang
mengalokasikan waktu. Konsep gaya dikehendaki konsumen. Hal tersebut
hidup yang dipakai dalam penelitian ini menunjukkan pola kehidupan konsumen
adalah cara seseorang menampilkan yang bersangkutan tercermin dalam
identitas dirinya lewat penggunaan waktu, kegiatan sehari-hari, pendapat serta
uang dan barang. Untuk dapat mencapai minatnya terhadap suatu hal yang sudah
sesuatu gaya hidup yang dinginkan, melekat pada diri personal seseorang.
biasanya seseorang harus pula Promosi merupakan salah satu
mengeluarkan biaya lebih atau ekstra. faktor penentu keberhasilan suatu program
Pengeluaran biaya yang berlebih tersebut pemasaran. Betapapun berkualitasnya
memicu seseorang mengkonsumsi barang suatu produk, bila konsumen belum pernah
dan jasa. Jadi dapat disimpulkan bahwa mendengarnya dan tidak yakin bahwa
gaya hidup atau lifestyle mencerminkan produk itu akan berguna bagi mereka,
keseluruhan pribadi yang berinteraksi maka mereka tidak akan pernah
dalam lingkungannya. Maka dari itu dapat membelinya. Promosi adalah segala
disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola bentuk aktivitas yang mengiringi operasi
hidup seseorang yang dinyatakan dalam penjualan untuk meningkatkan
kegiatan, minat dan pendapatnya dalam kemungkinan suatu penjualan (Colin,
membelanjakan uangnya dan bagaimana 2003:28). Gitosudarmo (2000:237)
mengalokasikan waktu. mengatakan bahwa promosi merupakan
Destinasi menurut Jamrozy (2007) kegiatan yang di tujukan untuk
adalah sebuah tempat dimana terjadi mempengaruhi konsumen agar mereka
interaksi antara konsumen dan produsen, menjadi kenal akan produk yang di
adanya berbagai stakeholders pada sisi tawarkan oleh perusahaan kepada mereka
suplai. Destinasi merupakan suatu tempat dan mereka menjadi senang lalu membeli
yang dikunjungi dengan waktu yang produk itu. Informasi ini memberikan
signifikan selama perjalanan seseorang hipotesis alternatif sebagai berikut :
dibandingkan dengan tempat lain yang
dilalui selama perjalanan (misalnya daerah H1: Gaya hidup berpengaruh positif
transit). Suatu tempat pasti memiliki batas- terhadap tujuan wisata atau destinasi.
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3, No. 1, (2015) 1-13

H2: Harga berpengaruh positif terhadap Teknik Pengambilan Sampel dengan


tujuan wisata atau destinasi. Nonprobability Sampling. Menurut Husan
H3: Promosi berpengaruh positif Musafa (2012) Nonprobability sampling
terhadap tujuan wisata atau destinasi. atau sampel tidak acak merupakan teknik
yang tidak semua unsur atau elemen
Kerangka Hipotesis populasi mempunyai kesempatan yang
sama untuk bisa dipilih menjadi sampel.
GAYA HIDUP (X1) Unsur populasi yang terpilih menjadi
DESTINASI sampel bisa disebabkan karena kebetulan
HARGA (X2) atau faktor lain yang sebelumnya sudah
(Y) direncanakan oleh peneliti. Sesuai dengan
PROMOSI (X3)
uraian diatas, sampel dalam penelitian ini
Gambar 1. diambil dengan maksud atau tujuan
Kerangka Hipotesis Penelitian tertentu maksudnya adalah seseorang atau
sesuatu diambil sebagai sampel karena
III. METODE PENELITIAN peneliti menganggap bahwa seseorang atau
Gambaran Populasi sesuatu tersebut memiliki informasi yang
Populasi diartikan sebagai wilayah diperlukan bagi penelitiannya
generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek
yang mempunyai karakteristik tertentu dan Metode dan Prosedur Pengumpulan
mempunyai kesempatan yang sama untuk Data
dipilih menjadi anggota sampel (Umar, a. Study lapangan
2010, p77). Populasi yang akan diteliti Study lapangan menurut Sulistyo
pada penelitian ini adalah seluruh Basuki (2010) meliputi metode observasi,
konsumen pengguna jasa ArtoJaya yang metode wawancara tersetruktur, metode
berdomisili di wilayah Jawa Timur. kuisioner atau angket. Berikut penjelasan
ilmiahnya:
Teknik dan Prosedur Penarikan Sampel 1. Metode observasi menurut
Untuk menentukan ukuran sampel Sugiyono (2012) mengemukakan
pada penelitian ini, penulis menggunakan bahwa observasi merupakan suatu
rumus Issac dan Michael (Sugiyono, proses yang komplek, suatu proses
1999:79), rumus ini digunakan untuk yang tersusun dari berbagai proses
menghitung ukuran sampel dari populasi biologi dan psikologis.
yang diketahui jumlahnya untuk tingkat 2. Metode wawancara terstruktur
kesalahan 1%, 5%, dan 10% sebagai adalah wawancara dengan
berikut: menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disiapkan sebelumnya.
Pertanyaan yang sama diajukan
kepada semua responden, dalam
kalimat dan urutan yang seragam
(Sulistyo Basuki, 2010, p. 110).
s = Jumlah sample
3. Metode kuisioner atau angket
N = Jumlah populasi
menurut Riduwan (2012) adalah
λ2 = Chi Kuadrat, dengan dk = 1, taraf
metode yang berisikan pertanyaan
kesalahan 1%, 5% dan 10%
tertulis yang digunakan untuk
d = 0,05
memperoleh informasi dari
P = Q = 0,5
responden dalam arti laporan
Dengan rumus yang dibuat Isaac
tentang pribadi atau hal-hal yang
dan Michael dengan tingkat kesalahan
responden ketahui.
sebesar 5% diperoleh jumlah sampel
sebesar 78 responden. b. Study Kepustakaan
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3, No. 1, (2015) 1-13

Study kepustakaan adalah satu variabel dikatakan reliabel, apabila


bentuk metode yang mendapatkan data- (Ghozali, 2011) :
data dengan mengadakan study literatur Hasil Alpha Cronbach > 0,60 = reliabel
dan kepustakaan (referensi) melalui buku Hasil Alpha Cronbach < 0,60 = tidak
yang berhubungan dengan materi-materi reliable
yang menjadi pokok pembahasan Menurut Sugiyono (2012), uji
penelitian, dalam hal ini berkaitan dengan validitas adalah suatu langkah pengujian
teori-teori dan konsep-konsep variabel yang dilakukan terhadap isi (content) dari
yang diteliti. Study kepustakaan dilakukan suatu instrumen, dengan tujuan untuk
dengan cara mempelajari buku, makalah, mengukur ketepatan instrumen yang
situs website, dan majalah (Sugiyono, digunakan dalam suatu penelitian. Suatu
2007). kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan
Penyebaran kuesioner dilakukan pada kuisioner mampu untuk
sepanjang jam kerja perusahaan dan waktu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh
penyebaran kuesioner misalnya hari Senin- kuisioner tersebut. Validitas cenderung
Jumat pada pukul 09.00-17.00 WIB, membahas tentang ketepatan.
sedangkan pada hari Sabtu pada pukul Uji validitas dapat dilakukan
09.00-14.00 WIB. Pemilihan waktu dengan membandingkan nilai r hitung
tersebut dimaksudkan agar seluruh dengan r tabel untuk degree of freedom
populasi konsumen dapat terwakili, (df) = n – 4, dalam hal ini n adalah jumlah
sehingga diharapkan hasil yang diperoleh sampel. Suatu indikator dikatakan valid,
merupakan kesimpulan dari keseluruhan apabila df = n – 4 = 100 – 4 = 96 dan α =
populasi di Perusahaan ArtoJaya. 0,05 , maka r tabel = 0,197 dengan
ketentuan (Ghozali, 2011):
Reliabilitas dan Validitas Hasil r hitung > r tabel (0,197) = valid
Reliabilitas adalah alat untuk Hasil r hitung < r tabel (0,197) = tidak valid
mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau Hasil validitas dapat dilihat pada
konstruk (Ghozali, 2011). Suatu kuesioner ouput Alpha Cronbach pada kolom
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban Corrected Item-Total Correlation.
seseorang terhadap pernyataan adalah Bandingkan nilai Correlated Item-Total
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Correlation dengan hasil perhitungan r
Jawaban responden terhadap pertanyaan tabel. Jika r hitung > r tabel dan nilai positif,
ini dikatakan reliabel jika masing-masing maka butir pernyataan atau indikator
pertanyaan dijawab secara konsisten atau tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2011).
jawaban tidak boleh acak oleh karena
masing-masing pertanyaan hendak Teknik Analisis Data
mengukur hal yang sama. Jika jawaban Setelah data yang dibutuhkan
terhadap indikator ini acak, maka dapat untuk penelitian telah terkumpul, langkah
dikatakan bahwa tidak reliabel (Ghozali, berikutnya adalah kontrol data yang
2011). dilakukan melalui analisa data. Analisa
Pengukuran realibilitas dapat data ini bertujuan untuk mengetahui
dilakukan dengan one shot atau seberapa besar hubungan antara variabel
pengukuran sekali saja. Disini bebas terhadap variabel tidak bebas dalam
pengukurannya hanya sekali dan kemudian sebuah penelitian. Untuk membantu
hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan mengolah dan menganalisa data - data
lain atau mengukur korelasi antar jawaban yang telah terkumpul, penulis
pertanyaan. Alat untuk mengukur menggunakan bantuan program SPSS 17
reliabilitas adalah Alpha Cronbach. Suatu for Windows. Teknik analisa data yang
digunakan adalah analisa kuantitatif
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3, No. 1, (2015) 1-13

dengan menggunakan rumus – rumus Sd = simpangan baku dari nilai rata-


statistik. rata
̅ = rata – rata dari data yang ada
Xi = skor dari tiap pertanyaan
n = jumlah responden
Analisa Statistik Deskriptif Analisis Regresi Berganda
Statistik deskriptif adalah statistik Secara umum analisis ini
yang berfungsi untuk mendeskripsikan digunakan untuk meneliti pengaruh dari
atau memberi gambaran terhadap proyek beberapa variabel independen (variabel X)
yang diteliti melalui data sampel atau terhadap variabel dependen (variabel Y)
populasi sebagaimana adanya, tanpa (Ghozali, 2006). Dalam penelitian ini,
melakukan analisis dan membuat variabel independen gaya hidup (X1),
kesimpulan yang berlaku untuk umum harga (X2) dan promosi (X3), sedangkan
(Sugiyono, 2007, p.21). variabel dependen adalah destinasi (Y),
1. Mean sehingga persamaan regresi bergandanya
Mean merupakan teknik penjelasan adalah:
kelompok yang didasarkan atas nilai rata – Y= β0 + β1 X1 +β2 X2 + β3 X3 + e
rata dari kelompok tersebut (Sugiyono,
2007, p.42). Y = Destinasi
∑ α = Konstanta
̅
X1 = Lifestyle
Keterangan : X2 = Harga
̅ = rata – rata dari data yang ada X3 = Promosi
∑ = jumlah data yang akan dihitung β1 = Koefisien regresi variabel lifestyle
n = banyak data yang ada β2 = Koefisien regresi variabel harga
Dalam penelitian ini akan dicari β3 = Koefisien regresi variabel promosi
mean atau rata – rata dari semua variabel e = Standard Error
yang ada.
2. Top Two Boxes atau Bottom Two Uji Asumsi Klasik
Boxes Uji asumsi klasik untuk menguji
Top two boxes atau Bottom two boxes hipotesis penelitian akan dilakukan analisis
membagi skala Likert 1-5 menjadi 2 (dua) regresi linier berganda. Sebelum dilakukan
kategori yang berbeda. Jawaban interpretasi hasil analisis regresi, perlu
pertanyaan responden yang masuk dalam dilakukan pengujian asumsi klasik, yaitu
tingkatan setuju dan sangat setuju asumsi dasar sebagai syarat agar model
(jawaban 4 dan 5) masuk ke dalam regresi yang dihasilkan merupakan model
kategori Top two boxes, sedangkan jawab yang dapat dipercaya. Pengujian asumsi
responden yang masuk ke dalam tingkatan klasik yang akan dilakukan terdiri dari uji
tidak setuju dan sangat tidak setuju normalitas, uji multikolinieritas dan uji
(jawaban 2 dan 1) masuk ke dalam heteroskedastisitas (Ghozali, 2009).
kategori Bottom two boxes. A. Uji Normalitas
3. Standar Deviasi Analisis regresi mensyaratkan
Standar deviasi adalah akar kuadrat dari residual berdistribusi normal. Untuk
varians dan menunjukkan standar menguji normalitas residual digunakan
penyimpangan data terhadap nilai rata – normal probability plot. Jika titik-titik
ratanya (Suharyadi dan Purwanto, 2007, pada normal probability plot menyebar di
p.101). sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
̅
garis diagional, maka disimpulkan residual
√(∑ ) model regresi berdistribusi normal.
Dimana : Apabila asumsi ini dilanggar maka uji
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3, No. 1, (2015) 1-13

statistik menjadi tidak valid untuk jumlah nilai uji statistiknya berada dalam daerah
sampel kecil. Metode yang digunakan di mana Ho diterima (Ghozali, 2006).
adalah dengan menggunakan statistik
Kolgomorov-Smirnov. Kriteria yang
digunakan dalam tes ini adalah dengan
membandingkan antara tingkat signifikansi Uji F (Uji Simultan)
yang didapat dengan tingkat alpha yang UjiF bertujuan untuk menunjukkan
digunakan, dimana data tersebut dikatakan apakah semua variabel independen yang
berdistribusi normal bila sig > alpha dimasukkan ke dalam model secara
B. Uji Multikolineritas simultan atau bersama-sama mempunyai
Analisis regresi mensyaratkan tidak pengaruh terhadap variabel dependen
ada multikolinieritas di dalam model. (Ghozali 2006). Membuat hipotesis untuk
Multikolinieritas adalah terjadinya korelasi kasus pengujian F-test di atas yaitu:
yang kuat antara variabel bebas dalam a) Ho : β1, β2, β3 = 0
model regresi. Untuk mengetahui ada Artinya, tidak ada pengaruh yang
tidaknya multikolinearitas dapat dilihat signifikan dari variabel independen yaitu
dari nilai tolerance dan VIF ( Variance gaya hidup (X1), harga (X2) dan promosi
Inflation Factor ). Apabila nilai VIF < 10 (X3) secara simultan terhadap variabel
mengindikasikan bahwa model regresi dependen yaitu destinasi (Y).
bebas dari multikolinearitas, sedangkan b) Ha : β1, β2, β3 > 0
untuk nilai tolerance > 0,1 (10%) Artinya, ada pengaruh yang
menunjukkan bahwa model regresi bebas signifikan dari variabel independen yaitu
dari multikolinearitas. gaya hidup (X1), harga (X2) dan promosi
C. Uji Heteroskedatisitas (X3) secara simultan terhadap variabel
Heteroskedastisitas adalah ketidak- dependen yaitu destinasi (Y).
homogenan ragam antar residual dalam Menentukan F tabel dan F hitung
model regresi. Untuk menguji ada tidaknya dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%
heteroskedastisitas dalam model regresi atau taraf signifikasi sebesar 5% (α= 0,05),
digunakan scatterplot. maka:
Cara memprediksi ada tidaknya a) Jika Fhitung >Ftabel, maka Ho ditolak
heteroskedastisitas pada suatu model dapat dan Ha diterima, berarti masing-
dilihat dengan pola gambar scatterplot, jika masing variabel independen secara
scatterplot menghasilkan titik-titik yang bersama-sama mempunyai
tidak membentuk pola tertentu dan titik- pengaruh yang signifikan terhadap
titik menyebar di atas dan di bawah angka variabel dependen.
nol sumbu Y, maka disimpulkan tidak b) Jika Fhitung<Ftabel, maka Ho diterima
terjadi heteroskedastisitas pada model dan Ha ditolak, berarti masing-
regresi. masing variabel independen secara
bersama-sama tidak mempunyai
Uji Goodness of Fit pengaruh yang signifikan terhadap
Ketepatan fungsi regresi sampel variabel dependen.
dalam menaksir nilai aktual dapat dinilai
dengan Goodness of Fitnya. Secara staistik Uji t (Uji Parsial)
setidaknya ini dapat diukur dari nilai Uji t yaitu suatu uji untuk
koefisien determinasi, nilai statistik F, dan mengetahui signifikansi pengaruh variabel
nilai statistik t. Perhitungan statistik independen secara parsial atau individual
disebut signifikan secara statistik apabila terhadap variabel dependen (Ghozali
nilai uji statistiknya berada dalam daerah 2006). Kriteria yang digunakan adalah:
kritis (daerah di mana Ho ditolak). a) Ho : β1 = 0
Sebaliknya disebut tidak signifikan bila
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3, No. 1, (2015) 1-13

Artinya, tidak ada pengaruh yang pearson menghasilkan r hitung (corrected


signifikan secara parsial pada masing- item total correlation) > r tabel (α=5%,
masing variabel independen. n=100). Berikut adalah hasil uji validitas:
b) Ha : β1 > 0
Artinya, ada pengaruh yang Tabel 2
signifikan secara parsial pada masing- r r
Variabel Item Ket
hitung tabel
masing variabel independen.
X1.1 0,458 0,197 Valid
Sedangkan kriteria pengujiannya X1.2 0,456 0,197 Valid
Gaya
adalah sebagai berikut: Hidup X1.3 0,234 0,197 Valid
a) Taraf Signifikan (α=0,05) (X1) X1.4 0,424 0,197 Valid
b) Distribusi t dengan derajat kebebasan X1.5 0,428 0,197 Valid
(n) X2.1 0,287 0,197 Valid
X2.2 0,542 0,197 Valid
c) Apabila thitung > ttabel maka Ho ditolak Harga
X2.3 0,345 0,197 Valid
dan Ha diterima (X2)
X2.4 0,307 0,197 Valid
d) Apabila thitung < ttabel maka Ho diterima X2.5 0,359 0,197 Valid
dan Ha ditolak. X3.1 0,469 0,197 Valid
X3.2 0,405 0,197 Valid
Promosi
X3.3 0,304 0,197 Valid
2 (X3)
Koefisien Determinasi (R ) X3.4 0,353 0,197 Valid
Koefisisen Determinasi (R2) pada X3.5 0,447 0,197 Valid
Y1 0,485 0,197 Valid
intinya digunakan untuk mengukur
Y2 0,466 0,197 Valid
seberapa jauh kemampuan model regresi Destina
Y3 0,356 0,197 Valid
si (Y)
dalam menerangkan variasi variabel Y4 0,391 0,197 Valid
dependen (Ghozali, 2006). Nilai koefisian Y5 0,249 0,197 Valid
determinasi adalah antara nol (0) dan satu
(1). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan Tabel 2 menunjukkan semua item
variabel-variabel independen dalam pertanyaan pada variabel gaya hidup,
menjelaskan variabel dependen amat harga, promosi dan destinasi memiliki
terbatas. Nilai yang mendekatkati satu (1) rhitung > rtabel 0,197. Hasil ini menyimpulkan
berarti variabel-variabel independen bahwa item-item pertanyaan kuesioner
memberikan hampir semua informasi yang yang mengukur variabel penelitian telah
dibutuhkan untuk memprediksi variabel valid.
dependen.
Kelemahan mendasar penggunaan Uji Reliabilitas
koefisien determinasi (R2) adalah bias Reliabilitas menunjukkan
terhadap jumlah variabel independen yang kehandalan kuesioner dalam mengukur
dimasukkan ke dalam model. Maka variabel penelitian dengan menghasilkan
digunakan nilai Adjusted R2 pada saat pengukuran yang konsisten. Untuk
mengevaluasi model regresi yang terbaik menguji reliabilitas kuesioner digunakan
karena Adjusted R2 dapat naik turun nilai alpha cronbach. Item-item pertanyaan
apabila satu variabel independen di kuesioner dinyatakan reliabel jika alpha
tambahkan ke dalam model. cronbach > 0,60. Berikut adalah hasil uji
reliabilitas:
IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN Tabel 3
Uji Validitas Alpha Nilai
Variabel Ket
Cronbach Kritis
Validitas menunjukkan ketepatan
Gaya Hidup 0,636 0,60 Reliabel
item-item pertanyaan kuesioner dalam (X1)
mengukur variabel penelitian. Untuk 0,610 0,60 Reliabel
Harga (X2)
menguji validitas kuesioner digunakan
0,637 0,60 Reliabel
korelasi pearson. Item pertanyaan Promosi (X3)
kuesioner dinyatakan valid jika korelasi
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3, No. 1, (2015) 1-13

Destinasi (Y) 0,633 0,60 Reliabel paling banyak dari golongan yang
Tabel 3 menunjukkan variabel gaya memiliki usaha pribadi.
hidup, harga, promosi dan destinasi Dari profil responden berdasarkan
memiliki nilai alpha cronbach > 0,60. rata-rata pengeluaran rutin per bulan
Hasil ini menyimpulkan bahwa item-item dibagi menjadi 3 kategori yaitu: sebanyak
pertanyaan kuesioner yang mengukur 33% (33 responden) memiliki rata-rata
variabel penelitian telah reliabel. pengeluaran rutin per bulan Rp. 1.000.001
– Rp 5.000.000, terdapat 46% (46
responden) yang memiliki rata-rata
Desktiptif Profil Responden
Dari data 100 responden yang pengeluaran rutin per bulan Rp 5.000.001
layak untuk dianalisis lebih lanjut secara – Rp 10.000.000, dan 21% (21 responden)
deskriptif, dapat ditelusuri dari : jenis memiliki rata-rata pengeluaran rutin per
kelamin, usia, pekerjaan, rata-rata bulan di atas Rp 10.000.000. Hasil ini
pengeluaran rutin/bulan. Dilihat dari jenis memberikan informasi bahwa konsumen
kelamin, penelitian ini hanya Artojaya Tour and Travel konsumen
mengelompokan berdasarkan dua kategori, paling banyak dari golongan yang
yaitu pria dan wanita. Data menunjukan memiliki rata-rata pengeluaran rutin per
bahwa responden dalam kategori pria bulan Rp 5.000.001 hingga Rp 10.000.000.
sebanyak 55 responden atau sekitar 55% Dilihat dari profil responden
dan kategori wanita sebanyak 45 orang berdasarkan frekuensi membeli tiket di
atau sekitar 45%. Hasil ini memberikan artojaya dalam tiga bulan terakhir terlihat
informasi bahwa jumlah konsumen pria sebanyak terdapat 32% (32 responden)
dan wanita pada Artojaya Tour and Travel telah membeli tiket sebanyak 1 hingga 3
konsumen tidak jauh berbeda. kali, 36% (36 responden) yang dalam tiga
Dilihat dari usia, penelitian ini bulan terakhir telah membeli tiket di
dikelompokan menjadi tiga kategori yaitu Artojaya sebanyak 4 hingga 6 kali, 25%
21-30 tahun, 31-40 tahun, >40 tahun. Dari (25 responden) telah membeli tiket
hasil pengamatan 50% konsumen berusia sebanyak 7 hingga 9 kali, dan 7% (7
31 hingga 40 tahun, 31% konsumen responden) telah membeli tiket sebanyak
berusia 21 hingga 30 tahun, dan 19% 10 kali atau lebih. Hasil ini memberikan
konsumen berusia di atas 40 tahun. Hasil informasi bahwa konsumen Artojaya Tour
ini memberikan informasi bahwa and Travel konsumen paling banyak dalam
konsumen Artojaya Tour and Travel tiga bulan terakhir membeli tiket 4 hingga
konsumen paling banyak dari golongan 6 kali.
usia 31 hingga 40 tahun.
Dari profil responden berdasarkan Uji Asumsi Klasik
pekerjaan dibagi menjadi 5 kategori : Pengujian asumsi klasik yang akan
usaha pribadi, karyawan perusahaan, ibu dilakukan terdiri dari uji normalitas, uji
rumah tangga, mahasiswa pelajar, lainnya. multikolinieritas dan uji
Diketahui dari 100 konsumen Artojaya heteroskedastisitas. Berikut ini akan
Tour and Travel yang menjadi responden dijelaskan hasil pengujian asumsi klasik
penelitian, terdapat 42% konsumen yang analisis regresi antara gaya hidup (X1),
bekerja pada usaha pribadi, 21% harga (X2) dan promosi (X3) terhadap
konsumen merupakan karyawan destinasi (Y).
perusahaan, 18% konsumen merupakan A. Uji Normalitas
mahasiswa/pelajar, 12% konsumen
merupakan ibu rumah tangga, dan 7%
konsumen berprofesi lainnya. Hasil ini
memberikan informasi bahwa konsumen
Artojaya Tour and Travel konsumen
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3, No. 1, (2015) 1-13

Gambar diatas menunjukkan titik-


titik pada scatterplot tidak membentuk
pola tertentu dan titik-titik menyebar di
atas dan di bawah angka nol pada sumbu
Y, sehingga dapat disimpulkan tidak
terjadi heteroskedastisitas dalam model
regresi. Dengan demikian asumsi tidak ada
heteroskedastisitas yang diperlukan
Gambar 2 analisis regresi telah terpenuhi.
Dari gambar diatas diketahui
bahwa titik-titik pada normal probability Uji F (Uji Pengaruh Simultan)
plot menyebar di sekitar garis diagonal dan Uji F digunakan untuk menguji
mengikuti arah garis diagional, sehingga pengaruh secara simultan variabel bebas
disimpulkan residual model regresi terhadap variabel terikat. Jika uji F
mengikuti distribusi normal. Dengan menghasilkan F hitung > F tabel atau nilai
demikian asumsi normalitas residual yang signifikansi < 0,05 (α=5%), maka
diperlukan analisis regresi telah terpenuhi. disimpulkan variabel bebas secara
B. Uji Multikolinieritas simultan berpengaruh signifikan terhadap
Tabel 4 variabel terikat. Berikut adalah hasil uji F:
Variabel Tolerance VIF Tabel 5
GayaHidup (X1)
0,944 1,060 Model Sum
Mean
of Df F hit Sig.
Square
Squares
Harga (X2) 0,953 1,050
Regression 12,309 3 4,103 28,473 0,000
residual 13,834 96 0,144
Promosi (X3) 0,908 1,101 total 26,142 99

Berdasarkan data tabel 5 diperoleh


Tabel 4 menunjukkan variabel Fhitung sebesar 28,473 > Ftabel 2,699 (df1=3,
bebas gaya hidup, harga dan promosi df2=96, α=0,05), dengan nilai signifikansi
memiliki nilai tolerance > 0,1, dengan nilai sebesar 0,000 < 0,05. Hasil ini
VIF < 10, sehingga disimpulkan tidak ada menyimpulkan bahwa gaya hidup, harga
multikolinieritas dalam model regresi. dan promosi secara simultan berpengaruh
Dengan demikian asumsi tidak ada signifikan terhadap destinasi. Hal ini
multikolinieritas yang diperlukan analisis berarti gaya hidup yang semakin tinggi,
regresi telah terpenuhi. harga dan promosi yang semakin baik,
C. Uji Heteroskedastisitas secara bersama-sama akan meningkatkan
Berikut adalah hasil uji heteroskedastisitas destinasi.
dengan scatterplot:
Uji t (Uji Pengaruh Parsial)
Uji t digunakan untuk menguji
pengaruh secara parsial variabel bebas
terhadap variabel terikat. Jika uji t
menghasilkan thitung > ttabel atau nilai
signifikansi < 0,05 (α=5%), maka
disimpulkan variabel bebas secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap variabel
terikat. Berikut adalah hasil uji t:
Tabel 6
Std. t
Model B Beta Sig.
Error hitung
Gambar 3
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3, No. 1, (2015) 1-13

Gaya 0,270 0,081 0,254 3,327 0,001 destinasi adalah promosi dengan nilai Beta
Hidup
(X1) terbesar yaitu 0,541.

Harga
0,153 0,094 0,124 1,632 0,106 Nilai Koefisien Determinasi (R2)
(X2) Nilai koefisien determinasi (R2)
0,526 0,076 0,541 6,940 0,000 yang dihasilkan regresi adalah sebagai
Promosi
(X3)
berikut:
Tabel 7
Dari tabel 6 diperoleh Uji t R R2
pengaruh gaya hidup terhadap destinasi 0,686 0,471
menghasilkan koefisien regresi sebesar
0,270, dengan t hitung sebesar 3,327 > t Berdasarkan tabel 7 diketahui
tabel 1,661 (df=96, α=0,05), dan nilai bahwa nilai koefisien determinasi (R2)
signifikansi sebesar 0,001 < 0,05. Hasil ini yang dihasilkan sebesar 0,471
menyimpulkan bahwa gaya hidup menunjukkan bahwa pengaruh gaya hidup,
berpengaruh positif signifikan terhadap harga dan promosi terhadap destinasi
destinasi. Hal ini berarti peningkatan gaya adalah sebesar 47,1% dan sisanya 52,9%
hidup, akan meningkatkan secara dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
signifikan destinasi. Berdasarkan hasil ini diteliti.
H1 yang menduga gaya hidup berpengaruh
positif terhadap tujuan wisata atau V. KESIMPULAN DAN SARAN
destinasi, dapat diterima. Kesimpulan
Uji t pengaruh harga terhadap Berdasarkan dari hasil analisis dan
destinasi menghasilkan koefisien regresi pembahasan maka simpulan yang dapat
sebesar 0,153, dengan t hitung sebesar dirumuskan adalah sebagai berikut :
1,632 < t tabel 1,661 (df=96, α=0,05), dan 1. Hasil pengujian membuktikan
nilai signifikansi sebesar 0,106 > 0,05. kesimpulan bahwa gaya hidup
Hasil ini menyimpulkan bahwa harga tidak merupakan faktor terpenting dalam
berpengaruh positif signifikan terhadap usaha meningkatkan penjualan
destinasi. Hal ini berarti harga yang produk wisata karena terbukti
semakin baik, tidak meningkatkan secara berpengaruh terhadap pemilihan
signifikan destinasi. Berdasarkan hasil ini tujuan wisata ArtoJaya.
H2 yang menduga harga berpengaruh 2. Harga terlihat tidak terpengaruh
positif terhadap tujuan wisata atau pada tujuan wisata karena ketika
destinasi, tidak dapat diterima atau ditolak. konsumen memilih produk yang
Uji t pengaruh promosi terhadap ditawarkan, konsumen telah
destinasi menghasilkan koefisien regresi mempertimbangkan harga yang
sebesar 0,526, dengan t hitung sebesar termasuk dalam program paket
6,940 > t tabel 1,661 (df=96, α=0,05), dan wisata tersebut. Terlebih lagi jenis
nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. konsumen yang menggunakan jasa
Hasil ini menyimpulkan bahwa promosi di ArtoJaya adalah yang
berpengaruh positif signifikan terhadap berkelompok tour bukan individu
destinasi. Hal ini berarti promosi yang sehingga konsumen dengan tipe
semakin baik, akan meningkatkan secara kelompok tour kebanyakan
signifikan destinasi. Berdasarkan hasil ini membeli produk di ArtoJaya
H3 yang menduga promosi berpengaruh dengan melihat macam-macam
positif terhadap tujuan wisata atau program yang ditawarkan untuk
destinasi, dapat diterima. berlibur dan mendapatkan
Dilihat dari nilai Beta, variabel kenyamanan yang sesuai dengan
yang berpengaruh dominan terhadap kenyamanan yang diberikan oleh
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3, No. 1, (2015) 1-13

ArtoJaya pada para konsumennya,


hal ini didukung juga pada saat pra DAFTAR PUSTAKA
penelitian di lapangan. Selain itu [1] Cherry, Colin. World
banyaknya pesaing didunia agen Communication : Threat or
tour and travel maka harga yang Promise?. NewYork: John Wiley &
ditawarkan cenderung sama Sons. 2003.
sehingga harga tidak [2] Dewi. “Pola Perilaku Masyarakat
mempengaruhi konsumen dalam yang Terpengaruh oleh Kebudayaan
membeli produk yang ditawarkan Asing Akibat adanya Globalisasi”.
di ArtoJaya tour and travel. 2011.
3. Promosi memiliki pengaruh [3] Ghozali, Imam., 2006, Statistik
terhadap tujuan wisata karena Nonparametik, Semarang : Badan
konsumen wisata membutuhkan Penerbit UNDIP.
informasi dalam pemilihan tujuan- [4] Ghozali, Imam, 2009. Aplikasi
tujuan wisata yang akan Analisis Multivariate dengan
dikunjungi. Hal ini juga didukung Program SPSS, Edisi keempat.
oleh penelitian sebelumnya bahwa Badan penerbit universitas
konsumen yang datang kebanyakan diponegoro. Semarang.
mencari informasi yang lebih untuk [5] Ghozali. (2011). Mengolah Data
mengetahui tujuan wisata yang Statistik secara Profesional. Jakarta:
dipilih atau direncanakan saat PT Gramedia Pustaka Utama. p.80.
berlibur. [6] Gitosudarmo., Indriyo. (2000).
4. Walaupun konsumen pria lebih Manajemen Pemasaran. Edisi I
banyak daripada wanita, bukan Yogyakarta : BPFE Pustaka utama
berarti pengambilan keputusan [7] Jamrozy, U. (2007). Marketing of
hingga diperlukan informasi – Tourism : a Paradigm Shift Toward
informasi tujuan wisata yang dapat Sustainability. International Journal
menggambarkan tidak berdasarkan of Culture, Tourism and Hospitality
gender bahkan lebih ke keluarga Research.
yang melakukan destinasi. [8] Husan Musafa. (2012) Metode
Penelitian : untuk Skripsi dan Tesis
Saran Bisnis. Jakarta : PT Raja Grafindo
Adapun saran yang dapat dijadikan Persada.
bahan pertimbangan bagi pihak ArtoJaya [9] Mowen, John C. dan Michael Minor.
adalah sebagai berikut : 2002. Consumer Behavior atau
1. ArtoJaya haruslah menambahkan Perilaku Konsumen, terj. Lina Salim,
inovasi-inovasi menemukan tempat Jakarta : Erlangga.
tujuan-tujuan wisata yang baru [10] Riduwan. 2012. Dasar-Dasar
untuk ditawarkan kepada Statistika. Cetakan kesepuluh.
konsumen karena konsumen Bandung : Alfabeta.
membutuhkan suasana baru dalam [11] Sugiyono. (1999). Metode
perjalanan destinasi. Penelitian Bisnis. Alfabeta.
2. ArtoJaya harus mempertahankan Bandung.
dengan cara harus mampu meramu [12] Sugiyono. (2007) Metode Penelitian
pemilihan tujuan wisata yang Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.
ditawarkan agar dapat [13] Sugiyono. (2010). Memahami
dipersepsikan oleh konsumen Penelitian Kualitatif. Bandung:
bahwa tujuan wisata yang Alfabeta.
ditawarkan sesuai dengan harga
yang ditawarkan pula.
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 3, No. 1, (2015) 1-13

[14] Sugiyono. (2012). Metode Penelitian


Bisnis, Buku 2. Bandung: CV.
Alfabeta. pp. 73-87, 137.
[15] Suharyadi dan Purwanto. 2007.
Statistika untuk Ekonomi dan
Keuangan Modern. Salemba Empat :
Jakarta.
[16] Sulistyo Basuki (2010) Prosedur
Pengumpulan Data. Bandung. pp.
110.
[17] Sunarto. 2004. Pengantar
Manajemen Pemasaran. Jakarta :
Salemba Empat.
[18] Umar, 2010. Pengantar Statistika.
Edisi Kedua. Cetakan Pertama.
Jakarta : PT.

Anda mungkin juga menyukai