A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi kepada seseorang melalui cara
tertentu agar si penerima informasi (pesan) mengerti dan tersampaikan dengan jelas
(Salim,2021). Komunikasi ditandai dengan adanya makna dari komunikasi tersebut sehingga
berdampak kesenangan yang dapat mempengaruhi tingkah laku dan dapat menimbulkan
suasana yang baik serta membuat suatu tindakan.
B. Komunikator
Komunikator adalah pihak yang memulai proses komunikasi. sumber pernyataan umum,
pihak yang menyampaikan pesan kepada orang lain. Secara garis besar terdapat dua jenis
komunikator (Silviani, 2020).
1. Komunikator individual/perseorangan, yaitu komunikator yang bertindak atas nama
dirinya sendiri, tidak mewakili orang lain, lembaga, organisasi, atau institusi.
Komunikator jenis ini dapat berupa individu yang sedang berbicara, menulis,
menyampaikan informasi, dan lain-lain.
2. Komunikator yang mewakili lembaga (institutionalized person), yaitu komunikator yang
menjalankan fungsinya sebagai wakil, atau yang mewakili kelompok orang organisasi
komunikasi seperti wartawan surat kabar, penyiar radio, televisi, pembicara yang
mewakili institusinya, pemeran film, dan sebagainya
Sekalipun fungsinya sama sebagai pengirim pesan, tiap- tiap istilah itu memiliki ciri khas
tersendiri, terutama tentang sumber. Sumber bisa menjadi komunikator/pembicara,
sedangkan komunikator/pembicara tidak selalu sebagai sumber. Pembicara adalah orang
yang berbicara dalam proses komunikasi. Windhal dan Olson (1992) memerinci
komunikator dalam sebuah komunikasi terencana (planned communication) dari perspektif
psikososial.
C. Prinsip Komunikasi
Prinsip komunikasi yang dapat diterapkan sbb (Silviani, 2020) ;
1. Komunikasi merupakan proses simbolik bersifat dinamis, tidak dapat berakhir dan terus
berkelanjutan
2. Komunikasi dapat berlangsung ada maupun tidak kesengajaan di dalamnya. Komunikasi
bersifat sistemik seperti beberapa orang yang dipengaruhi oleh adat budaya,
pengetahuan, pengalaman.
3. Latar belakang yang sama akan membuat komunikasi semakin efektif karena
mempunyai bahan untuk saling berdiskusi
4. Komunikasi merupakan proses dimana saling memberi dan menerima informasi
diantaranya.
D. Faktor komunikasi
Komunikasi membutuhkan beberapa keterlibatan oleh semua orang agar mencapai tujuan
utama dilakukkannya komunikasi tersebut, adapun factor-faktor yang dapat mempengaruhi
komunikasi tersebut anatara lain ;
1. Dapat dipercaya (credible), di dalam unsur dapat dipercaya harus ada kompetensi, sikap,
tujuan, kepribadian dan dinamis
2. Konteks (context) di dalam informasi mempunyai sasaran, topik pembicaraan dan
mendengarkan dengan seksama
3. Isi (content ) informasi tersebut harus bermanfaat dan menarik.
4. Kejelasan (clarity) informasi jelas dan dapat dipertanggungjawabkan agar tidak terjadi
kesalahpahaman
5. Berkesinambungan dan konsistensi, informasi harus tepat pada sasaran dan tidak
menyimpang dari topik
6. Saluran (chanel) informasi dapat disalurkan dengan berbagai teknik berkomunikasi,
verbal atau non verbal.
7. Kapabilitas sasaran, cara berkomunikasi harus disesuaikan dengan karakteristik
pendengar atau penerima..
E. Kredibitas
Kredibilitas merupakan keahlian komunikator atau kepercayaan khalayak pada komunikator.
Kredibilitas adalah seperangkat persepsi komunikan tentang komunikator. Kredibilitas
mengandung dua hal:
1. Kredibilitas adalah persepsi komunikan, jadi tidak inheren dalam diri komunikator;
2. Kredibilitas berkaitan dengan sifal- sifat komunikator yang disebut sebagai komponen
kredibilitas.
1. Keahlian adalah kesan yang dibentuk komunikan tentang kemampuan komunikator dalam
hubungannya dengan topik yang dibicarakan;
2. Kepercayaan adalah kesan komunikan tentang komunikator yang berkaitan dengan
wataknya
F. Pesan
Dalam kehidupan manusia, komunikasi terasa sangat penting karena dapat menjembatani
segala bentuk ide yang akan disampaikan seseorang kepada orang lain. Salah satu unsur
penting dalam melakukan komunikasi adalah pesan. Oleh karena itu, pesan harus
disampaikan melalui media yang tepat, bahasa yang dimengerti, kata-kata yang sederhana
dan sesuai dengan maksud serta tujuan penyampaian pesan, dan mudah dicerna oleh
komunikan.
G. Defenisi Pesan
Pesan adalah gagasan, perasaan, atau pemikiran yang akan di-encode oleh pengirim atau
didecode oleh penerima. Pada umumnya, pesan berbentuk sinyal, simbol, tanda, atau
kombinasi dari semuanya dan berfungsi sebagai stimulus yang akan direspons oleh penerima
(DeVito, 1986). Apabila pesan ini berupa tanda, harus dapat membedakan tanda yang alami,
artinya tanda yang diberikan oleh lingkungan fisik, tanda universal. Contoh, guntur
merupakan tanda hujan akan turun, asap merupakan tanda adanya api. yang dikenal secara
Pesan seharusnya mempunyai inti pesan (tema) sebagai pengarah dalam usaha mencoba
mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan dapat disampaikan secara panjang,
tetapi perlu diperhatikan dan diarahkan pada tujuan akhir dari komunikasi. Pesan (message)
terdiri atas dua aspek, yaitu isi pesan (the content of message) dan lambang/simbol untuk
mengekspresikannya. Lambang utama pada komunikasi umumnya adalah bahasa karena
bahasa dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan, fakta dan opini, hal yang konkret dan
abstrak, pengalaman yang sudah lalu dan yang akan datang, dan sebagainya. Pesan
merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator. Pesan
dapat berupa gagasan, pendapat, dan sebagainya yang sudah dituangkan dalam suatu bentuk
dan melalui lambang komunikasi diteruskan kepada orang lain atau komunikan
Ada dua hal utama yang terkandung dalam "makna" pesan, yaitu sebagai berikut ;
1. Content meaning, merupakan makna literal suatu pesan yang sering ditampilkan secara
verbal. Makna ini mudah dipahami karena pesan selalu diucapkan atau ditulis dengan
menggunakan bahasa yang sama di antara pengirim dan penerima
2. Relationship meaning, merupakan makna pesan yang harus dipahami secara emosional
(konotasi). Pesan yang dikirimkan atau yang diterima hanya dipahami para pihak yang
sudah mempunyai relasi tertentu
H. Karateristik Pesan
Pesan mempunyai karakteristik sebagai berikut.
1. Origin, pesan asli karena pesan ini merupakan simbol atau tanda yang berasal dari
lingkungan fisik sekitarnya. Hal ini untuk membedakan antara pesan yang diciptakan
melalui komunikasi intrapersonal dan antarpersonal
2. Mode, merupakan pesan yang tampil dalam bentuk visualisasi sehingga memungkinkan
indra manusia memberikan makna terhadap pesan ini.
3. Physical character, merupakan pesan yang memiliki ukuran, warna, kecerahan, dan
intensitas.
4. Organization, merupakan pesan yang mengandung ide atau pendapat. Pesan akan mudah
dimengerti jika pengirim menyusun (mengorganisasikan) pesan ini berdasarkan kriteria
tertentu. e. Novelty, atau kebaruan, kemutakhiran, adalah pesan yang mudah diterima
karena ditampilkan secara khas, atau pesan yang tampil beda sehingga menggugah indra
manusia
Menurut Hanafi, ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pesan.
1. Kode pesan yaitu sekumpulan simbol yang dapat disusun sedemikian rupa sehingga
bermakna bagi seseorang
2. Isi pesan , perlu dipertimbangkan untuk memastikan apakab sumber sudah benar, yaitu
bahan atau material yang dipilih sumber untuk menyatakan maksudnya.
3. Wujud pesan yaitu keputusan yang dibuat sumber mengenai cara menyampaikan maksud
dalam bentuk pesan
Pesan yang disampaikan akan tepat sasaran apabila memenuhi syarat, yaitu:
Dalam bentuknya, pesan merupakan gagasan yang telah diterjemahkan dalam simbol yang
dipergunakan untuk menyatakan maksud tertentu. Pesan adalah serangkaian isyarat yang
diciptakan oleh seseorang untuk saluran tertentu dengan harapan bahwa serangkaian isyarat
atau simbol itu akan mengutarakan atau menimbulkan makna tertentu dalam diri orang lain
yang hendak diajak berkomunikasi
Dalam menciptakan pengertian yang baik dan tepat antara komunikator dan komunikan,
pesan harus disampaikan sebaik mungkin. Ada 7 pesan menurut S.M. Siahaan (1991: 63)
dalam bukunya, Komunikasi Pemahaman dan Penerapan, yaitu:
1. Cukup jelas (clear), bahasa yang mudah dipahami, tidak berbelit- belit, tanpa denotasi
yang menyimpang dan tuntas;b. mengandung kebenaran yang mudah diuji (correct)
berdasarkan fakta, tidak mengada-ada dan tidak diragukan;
2. Diringkas (concise) dan padat serta disusun dengan kalimat pendek (to the point) tanpa
mengurangi arti yang sesungguhnya;
3. Mencakup keseluruhan (comprelhensive), ruang lingkup pesan mencakup bagian-bagian
yang penting dan yang patut diketahui komunikan;
4. Nyata (concrete) dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan data dan fakta yang ada
5. Lengkap (complete) dan disusun secara sistematis;
6. Menarik dan meyakinkan (convincing); disampaikan dengan sopan (courtesy) harus
diperhitungkan kadar kebiasaan, kepribadian, pola hidup dan nilai-nilai komunikasi
7. Nilai pesan yang konsisten (consistent), artinya tidak mengandung pertentangan antara
bagian pesan yang lain
A.W. Widjaja (1987) dalam buku Illmu Komunikasi Pengantar Studi menyatakan bahwa
pesan yang disampaikan harus memenuhi syarat berikut ini
1. Umum. Berisikan hal-hal yang umum dipahami oleh sasaran, bukan soal yang dipahami
oleh seseorang atau kelompok tertentu.
2. Jelas dan tidak samar-samar
3. Bahasa yang jelas. Hindari istilah-istilah yang tidak dipahami oleh audiens. Gunakanlah
bahasa yang sesuai dengan komunikan. Hati-hati dalam menggunakan bahasa istilah
daerah karena akan memberikan penafsiran yang berbeda antara satu daerah dan daerah
yang lain
4. Positif. Setiap pesan diutamakan dalam bentuk positif agar lebih mendapatkan simpati
5. Seimbang. Pesan yang disampaikan hendaknya wajar sebab jika tidak wajar akan
cenderung ditolak
6. Kondisi. Penyesuaian dengan keinginan komunikan dan orang- orang yang menjadi
sasaran komunikasi selalu mempunyai keinginan tertentu. Oleh sebab itu, perlu
mengetahui keadaan, waktu, dan tempat dalam penyampaian
J. Bentuk pesan
Terdapat tiga bentuk pesan, yaitu sebagai berikůt.
1. Informatif, Adalah bentuk pesan yang memberikan keterangan-keterangan (fakta-fakta) atau
pengetahuan-pengetahuan bagi komunikan kemudian komunikan mengambil kesimpulan
sendiri. Bentuk pesan ini lebih berhasil bila dilakukan kepada komunikan yang mempunyai rasa
ingin tahunya tinggi
2. Persuasif, yaitu bujukan, artinya membangkitkan pengertian dan kesadaran manusia
bahwa yang disampaikan akan mengubah sikap penerima pesan. Perubahan ini
dilakukan atas kehendak sendiri. Perubahan seperti ini bukan dipaksakan, melainkan
diterima dengan keterbukaan dari penerima. Bentuk penyampain pesan dengan maksud
mempengaruhi audien/ komunikan untuk menerima atau menggunakan maksud pesan
yang disampaikan oleh komunikator. Tujuan dari penyampaian bentuk pesan persuasive
adalah perubahan kesadaran atas kehendak sendiri (bukan paksaan)
3. Koersif, yaitu menyampaikan pesan yang bersifat memaksa dengan menggunakan
sanksisanksi. Bentuk yang terkenal dari penyampaian secara ini adalah agitasi dengan
penekanan yang menumbuhkan tekanan batin dan ketakutan di kalangan publik Koersif
berbentuk perintah, instruksi untuk penyampaan suatu target.
O. Media/Channel (Saluran)
Dalam komunikasi, penggunaan media atau saluran sangatlah menentukan kelangsungan
komunikasi. Media atau saluran yang langsung terlibat dalam proses komunikasi disini
sebagaimana yang disampaikan oleh kariyoso (1994) adalah alat/sarana yang dilalui oleh
suara, antara lain:
• Mata (penglihatan)
• Hidung (penciuman)
• Otak
• Tangan
• Telinga
Kerusakan yang terjadi pada salah satu indra tersebut diatas akan berpengaruh pada jalanya
komunikasi. Pengaruh tersebut berupa persepsi yang salah, yang dapat diakibatkan karena
informasi/pesan tidak dapat dilihat, didengar, dirasakan dan ditafsirkan dengan jelas karena
adanya gangguan alat indra tersebut.
Komunikasi adalah proses yang menyangkut hubungan manusia satu dengan manusia lain di
lingkungan sekitarnya. Tanpa komunikasi, manusia terpisah dari lingkungan. Tanpa
lingkungan, komunikasi menjadi kegiatan yang tidak relevan. Dengan kata lain, manusia
berkomunikasi karena perlu mengadakan hubungan dengan lingkungan sosialnya. Dalam
berkomunikasi, manusia memerlukan media komunikasi yang dapat menyambungkan antara
manusia satu dan lainnya. Media komunikasi adalah semua sarana yang dipergunakan untuk
memproduksi, mereproduksi, mengolah, mendistribusikan atau menyebarkan dan
menyampaikan informasi. Media komunikasi sangat berperan dalam kehidupan masyarakat.
Secara sederhana, media komunikasi adalah perantara dalam Penyampaian informasi dari
komunikator kepada komunikan yang bertujuan untuk efisiensi penyebaran informasi atau
pesan tersebut. Fungsi media komunikasi yang berteknologi tinggi adalah sebagai berikut
(Burgon dan Huffner, 2002).
1. Efisiensi Penyebaran Informasi Dengan adanya media komunikasi yang liteclı,
penyebaran informasi menjadi semakin efisien. Efisiensi yang dimaksudkan di sini
adalah penghematan dalam biaya, tenaga, pemikiran, dan waktu. Misalnya, memberikan
ucapan selamat hari raya Idul Fitri atau Natal cukup melalui SMS, MMS, e-mail, dan
media canggih lainnya. Hal ini lebih disukai karena nilai praktisnya jika dibandingkan
dengan mengirimkan kartu Lebaran atau kartu Natal dengan waktu yang lebih lama.
2. Memperkuat Eksistensi Informasi Adanya media komunikasi yang lhi-tech dapat
membuat informasi atau pesan lebih berkesan terhadap audiens/komunikan. Misalnya,
dosen yang mengajar dengan multimedia akan lebih efektif daripada dosen yang
mengajar secara konvensional.
3. Mendidik/Mengarahkan/Memersuasi Media komunikasi yang berteknologi tinggi lebih
menarik audiens. Hal yang menarik mempermudah komunikator dalam memersuasi,
mendidik, dan mengarahkan karena adanya efek emosi positif.
4. Menghibur Media komunikasi berteknologi tinggi lebih menyenangkan (bagi yang
familiar) dan memberikan hiburan bagi audiens. Bahkan jika komunikasi itu bersifat
liitech, nilai jualnya pun akan semakin tinggi karena lebih menarik dan memberikan
pengaruh. Misalnya, presentasi seorang marketing lebih mempunyai nilai jual yang
tinggi jika menggunakan media komunikasi lti-tech daripada menggunakan metode
konvensional.
5. Kontrol Sosial Media komunikasi yang berteknologi tinggi lebih mempunyai fungsi
pengawasan terhadap kebijakan sosial. Misalnya, informasi yang disampaikan melalui
televisi dan internet lebih mempunyai kontrol sosial terhadap kebijakan pemerintah
sehingga pemerintah menjadi cepat tanggap terhadap dampak kebijakan tersebut.
Media terpisah dari kandungan yang disebarkan, memengaruhi individu dalam masyarakat,
atau yang lazim dinamakan sebagai teori medium;
Salim, A., & Amelia, S. (2021). Efektifitas komunikasi radiografer terhadap tingkat kepuasan
pada pasien pemeriksaan kontras konvensional di instalasi radiologi rsud arifin achmad provinsi
riau. Journal of STIKes Awal Bros Pekanbaru, 2(2), 39-44.
Rohim, Syaiful. 2016. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam, dan Aplikasi. Jakarta. Rineka Cipta