a. Identifikasi Khusus (Specific Identication) Identifikasi dilakukan terhadap barang yang sudah terjual dan masih ad persediaannya. Dimana harga perolehan terhadap barang yang sudah terjual akan dicatat pada harga pokook penjualan, sedangkan barang yang belum terjual disajikan sebagai persediaan. Metode ini dapat digunakan apabila barang dagngan dapat dibedakan secara fisik anatar barang satu dengan barang yang lainnya. Setiap barang yang masih dapat dilacak asalnya, sehingga haega perolehannya dapat ditentukan dengan mudah dengan melihat faktur pembeliaannya. Kekurangan dari metode ini adalah apabila digunakan sebagai dasar untuk menilai persediaan, dan menghitung harga pokok penjualan. Selain itu metode ini juga dapat digunakan untuk melakukan manipulasi terhadap laba bersih perusahaan. b. Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP atau FIFO) Dimana harga perolehan antara persediaan dan harga pokok penjualan berdasarkan pada anggapan bahwa barang yang dijual sesuai urutan pembelian, artinya barang yang dibeli lebih dulu akan dijual lebih dulu. Tujuan menggunakan metode ini untuk mengikuti aliran fisik dari barang. Kebaikan dari metode ini adalah penyediaan persediaan akhir yang jumlahnya mendekati harga yang berlaku. Sedangkankelemahan metode ini adalah harga perolehan sekarang tidak ditandingkan dengan pendapatan yang sekarang. Yang dibebankan pada pendapatan adalah harga perolehan yang paling dahulu sehingga akan mengakibatkan distorsi terhadap data usaha. c. Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP atau LIFO) Metode ini mengalokasikan harga perolehan atas dasar anggapan bahwa bahwa barang yang paling akhir dibeli akan dijual terlebih dahulu. Dasar metode ini adalah harga perolehannya, sedangkan fisiknya tidak harus sesuai. Dalam metode ini harga pokok penjualan berasal dari pembelian yang terakhir. Oleh sebab itu ditinjau dari konsep perbandingan harga perolehan dengan pendapatan. Namun dipandang dari sisi neraca persediaan akhir, dengan metode MTKP akan menghasilkan harga yang tidak mencerminkan harga pada saat neraca disusun.
2. Jurnal kas kecil PT Ernest
PT Ernest Jurnal Petty Cash Per Maret
Tanggal Uraian R Debit Kredit
1 Maret Kas Kecil 200 Kas 200 (Pembentukan kas kecil) 15 Maret Biaya materai 74 Biaya angkut 42 Beban lain 22 Beban transportasi 49 Kas 187
20 maret Kas Kecil 100
Kas 100 (Penambahan saldo kas kecil)
Jumlah
3. Jurnal yang diburuhkan
Tanggal Uraian R Debit Kredit
1 Des Piutang wesel 12.000 Piutang usaha 12.000 (Meminjamkan J. Cash 16 Des Piutang wesel 10.000 Pendapatan 10.000 (Menual produk dengan pitang wesel) Piutang bunga 50 Pendapatan bunga 50 (Penyesuaian pada 31 Desember 10.00 x 5% x 1/12= 50 6% x 10.000 x 15/60=150 )