Anda di halaman 1dari 8

Pengertian

Model PjBL (Project Based Learning)


Model PJBL (Project-Based Learning) adalah salah satu model pembelajaran
yang memfokuskan pada pemberian tugas atau masalah yang harus
diselesaikan oleh siswa sebagai cara untuk memperoleh pemahaman dan
pengetahuan yang lebih baik. Model PJBL dilakukan dengan memberikan
sebuah masalah atau tugas yang membutuhkan pemecahan atau penyelesaian
dari siswa, yang kemudian akan memicu siswa untuk belajar dan
mengembangkan pemahaman mereka secara mandiri.

Berikut contoh Sintaksis dari Model (PjBL):


Identifikasi masalah atau tantangan yang akan dipecahkan: Siswa diminta untuk
mengidentifikasi masalah atau tantangan yang akan diselesaikan dalam proyek.
Rencana proyek: Siswa merencanakan proyek yang akan dilakukan, termasuk
tujuan, sumber daya yang dibutuhkan, dan tahapan yang harus dilakukan.
Pengerjaan proyek: Siswa bekerja dalam tim untuk menyelesaikan proyek,
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari.
Evaluasi dan umpan balik: Setelah selesai, proyek dievaluasi untuk menentukan
keberhasilan dan kesuksesannya, serta mendapatkan umpan balik yang
konstruktif.
Refleksi dan pembelajaran: Siswa merefleksikan pengalaman mereka dalam
menyelesaikan proyek, termasuk kesulitan dan tantangan yang dihadapi, dan
membuat kesimpulan tentang apa yang telah dipelajari dan kemampuan apa
yang perlu ditingkatkan.
Penyebaran hasil: Hasil proyek dapat disebarkan untuk diakses oleh orang lain,
seperti publik atau institusi yang terkait.
Kolaborasi dan komunikasi: Siswa belajar untuk berkolaborasi dan berkomunikasi
dengan baik dengan anggota tim dan stakeholder lain dalam proyek.

Kelebihan dan Kekurangan Model PjBL:

Kelebihan Kekurangan
Memerlukan persiapan yang lebih intensif dari
Memotivasi siswa untuk belajar
guru untuk mempersiapkan masalah atau tugas
karena mereka merasa terlibat yang sesuai.
Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
secara aktif dalam
menyelesaikan masalah atau tugas daripada
memecahkan masalah atau model pembelajaran lainnya.
Memerlukan pengawasan yang lebih intensif
tugas.
dari guru untuk memastikan siswa benar-benar
Mengembangkan keterampilan terlibat dalam proses pembelajaran dan
memperoleh pemahaman yang sesuai.
berpikir kritis dan kemampuan
Tidak semua siswa terbiasa dengan model
memecahkan masalah siswa. pembelajaran yang mandiri dan interaktif, dan
beberapa siswa mungkin mengalami kesulitan
Memberikan pengalaman
untuk menyelesaikan masalah atau tugas
belajar yang relevan dengan secara mandiri.
Tidak semua topik pelajaran dapat
kehidupan nyata.
diintegrasikan dengan model PJBL, sehingga
Mendorong kolaborasi dan mungkin perlu digabungkan dengan model
pembelajaran lainnya untuk mencapai tujuan
kerja tim antara siswa.
pembelajaran yang diinginkan.
Mengembangkan kemandirian
dan rasa tanggung jawab siswa
terhadap pembelajaran mereka
MODEL PBL
(PROJECT BASED
LEARNING)
Pengertian PBL

Hakikat dari PBL adalah mengajarkan siswa untuk belajar


melalui pengalaman dan mengembangkan kemampuan
untuk memecahkan masalah secara mandiri. Pendekatan
ini menempatkan siswa sebagai pusat dari proses belajar,
dengan mengajak mereka untuk aktif terlibat dalam
mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah
dalam konteks nyata.

Beberapa contoh sintaksis


pada model PBL:
Identifikasi masalah
Menentukan tujuan
Mengorganisir tim
Mengumpulkan informasi
Analisis informasi
Menyelesaikan masalah
Refleksi: Siswa merefleksikan pengalaman belajar mereka dan mengidentifikasi apa
yang telah mereka pelajari dan bagaimana mereka dapat menerapkannya di masa
depan.
Presentasi: Siswa mempresentasikan hasil kerja mereka, baik secara lisan maupun
tertulis, dan menerima umpan balik dari fasilitator dan rekan mereka.

Kelebihan dan Kekurangan Model PBL

Kelebihan:
Meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif siswa dalam
memecahkan masalah yang kompleks.
Mendorong siswa untuk belajar secara aktif dan mandiri, karena mereka
bertanggung jawab atas proses belajar mereka sendiri.
Meningkatkan motivasi siswa, karena mereka terlibat dalam pemecahan
masalah dunia nyata yang memiliki dampak pada kehidupan sehari-
hari.

Kekurangan:
Memerlukan persiapan yang cermat dan pengembangan masalah atau
tantangan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Menuntut waktu dan upaya yang signifikan dari guru dan siswa dalam
memecahkan masalah yang rumit.
Membutuhkan keterampilan manajemen waktu dan kerja sama yang baik
dari siswa.
Model Prolem Solving
Model problem solving adalah sebuah kerangka kerja
atau metode sistematis yang digunakan untuk
memecahkan masalah.

Berikut beberapa sintaksis pada Model Problem Solving


-Menentukan masalah: Contoh: Masalahnya adalah mengurangi biaya operasional di perusahaan.
-Mengumpulkan informasi: Contoh: Mengumpulkan data tentang pengeluaran perusahaan,
anggaran operasional, dan sumber daya yang tersedia.
-Menganalisis informasi: Contoh: Mengidentifikasi pola pengeluaran yang dapat dikurangi,
mengevaluasi anggaran operasional, dan menganalisis sumber daya yang tersedia.
-Merumuskan solusi: Contoh: Mengurangi biaya pengeluaran dengan cara menghilangkan
pengeluaran yang tidak perlu, mengevaluasi kontrak dengan pemasok, dan menambahkan
efisiensi pada sistem operasional.
-Menerapkan solusi: Contoh: Mengimplementasikan solusi yang telah dirumuskan dan
mengevaluasi hasilnya.
-Mengevaluasi solusi: Contoh: Mengevaluasi efektivitas solusi yang telah diterapkan, menentukan
apakah solusi tersebut berhasil atau tidak, dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.

Kelebihan Model Problem


Solving
Mempermudah pemecahan masalah: Dengan menggunakan model problem solving,
pemecahan masalah menjadi lebih terstruktur dan terorganisir sehingga memudahkan
untuk menemukan solusi yang efektif dan efisien.
Meminimalkan kesalahan: Model problem solving membantu meminimalkan kesalahan
dan memperkecil peluang terjadinya kesalahan dalam memecahkan masalah.
Menghemat waktu: Dengan menggunakan pendekatan sistematis, model problem
solving dapat membantu menghemat waktu dalam memecahkan masalah.
Memperkuat kemampuan berpikir: Model problem solving melatih kemampuan berpikir
dan memperkuat keterampilan pemecahan masalah.

Kekurangan Model Problem


Solving
Terlalu terstruktur: Terkadang model problem solving terlalu terstruktur dan
kaku sehingga tidak dapat mempertimbangkan aspek-aspek yang tidak terduga
atau tidak terduga dalam memecahkan masalah.
Tidak fleksibel: Model problem solving mungkin tidak fleksibel dalam
mempertimbangkan opsi solusi alternatif atau variasi dalam situasi yang
kompleks.
Membutuhkan keterampilan yang baik: Model problem solving membutuhkan
keterampilan berpikir logis dan analitis yang kuat, sehingga tidak semua orang
dapat menggunakannya dengan efektif.
Tidak cocok untuk masalah yang kompleks: Untuk masalah yang sangat
kompleks, model problem solving mungkin tidak cukup untuk memecahkan
masalah secara menyeluruh dan memerlukan pendekatan yang lebih holistik.
MODEL PROBLEM
POSING

Pengertian Model Problem Posing

Model Problem Posing adalah suatu proses atau strategi


dalam pembelajaran matematika yang memberikan
kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan,
mengidentifikasi masalah, atau menemukan solusi terhadap
masalah matematika yang belum diketahui jawabannya.
Dalam model ini, siswa diajak untuk lebih aktif dan kreatif
dalam menciptakan masalah matematika yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari atau sesuai dengan minat dan
bakat mereka.

Sintaksis pada Model Problem Posing


Sintaksis Model Problem Posing dapat berbeda-beda tergantung pada pendekatan dan metodologi yang
digunakan. Berikut beberapa contoh sintaksis yang mungkin digunakan dalam Model Problem Posing:
1. Menjelaskan konsep atau topik matematika kepada siswa dengan memberikan contoh-contoh masalah
yang terkait dengan kehidupan sehari-hari atau dunia nyata.
2. Meminta siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang masalah yang diberikan atau konsep yang
dipelajari.
3. Memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja secara individu atau dalam kelompok dalam
menciptakan masalah matematika yang berkaitan dengan topik yang dipelajari.
4. Memfasilitasi diskusi dan refleksi di antara siswa mengenai masalah yang dihasilkan dan solusi yang
ditemukan.
5. Mendorong siswa untuk menemukan berbagai metode atau strategi dalam menyelesaikan masalah
matematika yang telah dihasilkan.
6. Mendorong siswa untuk berbagi masalah dan solusi yang mereka temukan dengan kelas atau kelompok.

Kelebihan Model Problem Posing


Meningkatkan kemampuan berpikir kritis: Problem posing mengajarkan siswa untuk
mengidentifikasi masalah dan merumuskan pertanyaan yang relevan. Hal ini dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa karena mereka harus
mempertimbangkan berbagai faktor dan melihat masalah dari berbagai sudut
pandang.
Meningkatkan motivasi siswa: Dalam problem posing, siswa menjadi aktif dalam
memecahkan masalah. Hal ini dapat meningkatkan motivasi siswa karena mereka
merasa memiliki tanggung jawab dalam memecahkan masalah dan merasa bahwa
mereka dapat berkontribusi dalam pembelajaran.
Mengembangkan kreativitas: Problem posing memungkinkan siswa untuk
mengembangkan kreativitas mereka dalam merumuskan pertanyaan dan mencari
solusi.

Kekurangan Model Problem


Posing
Membutuhkan waktu yang lebih lama: Problem posing
membutuhkan waktu yang lebih lama daripada pembelajaran
tradisional karena siswa harus mengidentifikasi masalah dan
merumuskan pertanyaan.
Memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi: Problem posing
memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti
kemampuan analitis dan kreativitas. Siswa yang kurang memiliki
kemampuan tersebut mungkin kesulitan dalam mengikuti proses
problem posing
Model Inquiry Learning
Model Inquiry Learning adalah model
pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai
subjek aktif dalam proses pembelajaran. Dalam
model ini, siswa diajak untuk mengembangkan
pertanyaan-pertanyaan, melakukan observasi,
mengumpulkan data, melakukan analisis, dan
mencapai kesimpulan. .

Beberapa sintak padal Model Inquiry Learning


Menentukan topik atau masalah yang akan diteliti.
Mengembangkan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan topik
atau masalah yang akan diteliti.
Merencanakan dan melakukan observasi atau eksperimen untuk
mengumpulkan data.
Menganalisis data yang telah dikumpulkan.
Membuat kesimpulan dan generalisasi berdasarkan analisis data.
Membuat rekomendasi atau tindakan selanjutnya.

Kelebihan Model Inquiry Learning


Memungkinkan siswa untuk mengembangkan
keterampilan berpikir kritis, analitis, dan reflektif.
Menumbuhkan minat dan motivasi siswa untuk
belajar, karena mereka secara aktif terlibat dalam
proses pembelajaran.
Meningkatkan pemahaman dan keterampilan
pemecahan masalah siswa karena mereka terlibat
dalam proses eksplorasi dan pengumpulan data.

Kekurangan Model Inquiry Learning


Memerlukan waktu dan sumber daya yang cukup
untuk mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan
inquiry learning yang efektif.
Dalam situasi kelas yang besar, sulit bagi guru untuk
memberikan perhatian yang cukup kepada setiap
siswa.
Siswa mungkin memerlukan bantuan dan arahan
yang lebih banyak dari guru dalam tahap awal
pembelajaran.
Model Discovery
Learning

Pengertian Discovery Learning


Model Discovery Learning adalah model
pembelajaran yang menempatkan siswa
sebagai subjek aktif dalam proses
pembelajaran dengan memberikan
kesempatan untuk menemukan atau
menemukan sendiri konsep atau prinsip
tertentu.

Kelebihan Model Discovery Learning


Memungkinkan siswa untuk
mengembangkan keterampilan penemuan
sendiri dan kreativitas.
Mendorong siswa untuk lebih aktif terlibat
dalam proses pembelajaran dan belajar
dari pengalaman pribadi mereka.
Menumbuhkan rasa percaya diri dan
tanggung jawab pada siswa karena mereka
bertanggung jawab atas hasil
pembelajaran mereka sendiri.

Kekurangan Model Discovery Learning


Memerlukan waktu yang cukup lama untuk mempersiapkan kegiatan
discovery learning yang efektif.
Memerlukan guru yang sangat terampil dan berpengalaman untuk
memfasilitasi dan membimbing siswa dalam proses pembelajaran.
Siswa dengan latar belakang yang kurang memadai mungkin
kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran ini.

Sintaks dari Model Discovery


Learning
.
Menentukan topik atau masalah yang akan dipecahkan atau
dijelaskan.
Memberikan situasi atau masalah yang menantang.
Memfasilitasi siswa untuk menemukan sendiri konsep atau prinsip
yang terkait dengan masalah atau situasi tersebut.
Mendorong siswa untuk merumuskan dan memperbaiki gagasan
atau konsep yang telah ditemukan.
Memberikan kesempatan untuk siswa untuk berdiskusi dan berbagi
gagasan atau konsep yang telah ditemukan.
Memperkuat pemahaman dan aplikasi konsep atau prinsip melalui
latihan dan pembelajaran lanjutan.
MODEL TIPE JIGSAW
PENGERTIAN TIPE JIGSAW
Jigsaw adalah salah satu jenis teknik pembelajaran mesin
semi-terawasi yang digunakan untuk mengatasi masalah
klasifikasi dan segmentasi gambar. Teknik ini
menggabungkan beberapa model yang masing-masing
mempelajari bagian yang berbeda dari gambar untuk
membuat prediksi yang lebih akurat.

BEBERAPA SINTAKS DARI MODEL TIPE JIGSAW

Pengacakan: Gambar dibagi menjadi beberapa bagian


kecil yang diacak secara acak.
Pelatihan: Model pelatihan dilatih pada gambar acak ini
dan diminta untuk memprediksi urutan kembali dari
bagian-bagian gambar tersebut.
Pengujian: Setelah model pelatihan dilatih, ia diuji pada
gambar yang belum pernah dilihat sebelumnya.

KELEBIHAN DARI MODEL TIPE JIGSAW


Efektif dalam memecahkan masalah segmentasi
gambar dan klasifikasi gambar.
Mampu meningkatkan akurasi prediksi gambar
dengan memanfaatkan representasi fitur lokal dan
global yang baik.
Lebih cepat dan lebih efisien daripada teknik deep
learning tradisional.

KEKURANGAN MODEL TIPE JIGSAW


Membutuhkan pengacakan gambar yang rumit dan
seringkali memerlukan waktu yang lama untuk
melatih model.
Tidak selalu efektif untuk gambar yang sangat
kompleks dan memiliki banyak fitur yang rumit.
Dalam beberapa kasus, teknik Jigsaw tidak mampu
menangani gambar dengan cukup baik dan dapat
menghasilkan hasil yang tidak akurat
Model Pendekatan
Matematika Realistik
INFOGRAPHIC

Pengertian:
Model pendekatan matematika realistik (Realistic
Mathematics Education/RME) adalah sebuah
pendekatan pengajaran matematika yang
dikembangkan di Belanda pada tahun 1970-an.
Pendekatan ini fokus pada pengembangan
pemahaman konseptual dan keterampilan
prosedural melalui konteks nyata dan situasi
masalah yang relevan dengan kehidupan sehari-
hari siswa.

Sintaks dari RME


Konteks nyata atau situasi masalah diperkenalkan kepada siswa.
Siswa diberi kesempatan untuk menjelajahi, memperoleh informasi, dan
berpikir kritis tentang situasi masalah tersebut. Mereka didorong untuk
menciptakan dan membangun model matematika mereka sendiri.
Siswa kemudian menggunakan model matematika yang mereka buat untuk
memecahkan masalah yang berkaitan dengan situasi nyata atau masalah
yang diberikan.

Kelebihan dari Model RME


Memungkinkan siswa untuk mengembangkan pemahaman yang lebih
dalam tentang konsep matematika, karena siswa dapat melihat bagaimana
konsep-konsep ini digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif, karena mereka harus
membuat model matematika mereka sendiri dan menciptakan solusi yang
sesuai dengan situasi masalah.
Membuat pembelajaran matematika lebih menyenangkan dan menarik,
karena siswa dapat melihat bagaimana matematika dapat digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.

Kekurangan dari Model RME


Memerlukan waktu yang lebih lama untuk mengajar, karena siswa harus
diberi waktu untuk menjelajahi situasi masalah dan membuat model
matematika mereka sendiri.
Sulit untuk menilai kemajuan siswa, karena setiap siswa mungkin
menciptakan model matematika yang berbeda dan memecahkan
masalah dengan cara yang berbeda pula.
Mungkin tidak cocok untuk semua siswa, karena beberapa siswa
mungkin lebih memilih pendekatan pengajaran matematika yang lebih
terstruktur dan formal.

Anda mungkin juga menyukai