Kenapa Harus Begini Tuhan!!!
Kenapa Harus Begini Tuhan!!!
*PROLOG*
Tema: lingkungan
Pemeran:
*Watak:*
Wati = antagonis;
Alur:
*DIALOG*
ORIENTASI:
Dipagi hari yang cerah. Ibu kepala desa yakni bu Vita kini mengadakan lomba budi daya jagung pada
tanggal 14 Juli 2019.
Vita: "Assalamu'alaikum wr wb. Yang terhormat bapak ibu yang telah menghadiri acara dipagi hari
ini. Saya dari Kepala desa kampung jatirejo akan menyelenggarakan lomba penanaman jagung
dengan bahan yang ramah lingkungan. Jadi waktu paling lama 2 bulan 5 hari untuk proses
penanaman dan lomba ini akan diselenggarakan pada tanggal 14 juli 2019 dini hari besok dan
anggota anggota lomba adalah: Keluarga dari bapak Ahmad Agus, Keluarga dari bapak Subkhi,
Keluarga dari bapak Yanto ,Keluarga dari bapak Heri cahyono, dan Keluarga dari bapak Sukitman
saleh. Dan jangan lupa untuk mendukung salah satu petani unggulan kalian yang akan menang, yang
menang akan mendapatkan apartemen gratis seluas 9 hektar. Sekian yang sudah saya sampaikan
apabila ada salah kata saya sebagai ibu kepala desa mohon maaf sebesar besarnya
wasalamu'alaikum wr wb." (Kusyuk dan gembira)
Ibu ibu dan bapak bapak: "wa'alaikum salam wr wb." (Menjawab dengan semangat dan senyum
bahagia)
KOMPLIKASI:
Yanto: "Aku, harus menang untuk kalahin si agus untuk dapetin apartemen gratis" (marah dan bicara
dalam hati)
Agus: "Ya allah, berikan hamba kekuatan untuk mendapatkan apartemen itu untuk panti asuhan ya
allah." (Bicara dalam
hati)
Wati: "Ehh, ti kamu tau gak yang bakal menang?" (Sambil berwajah sombong)
Wati: "tenang aja aku dan mas yanto yang akan menang. Hehehe" (Wajah sombong dan sambil
bicara dalam hati)
Wati: "loh gus kamu ngapain ada disini, eh gus kamu itu miskin ngapain ikut" (sombong)
Agus: "astaghfirullahal'azhim"
(kaget)
Wati:
Yanto: "kurang ajar kau yeee.... pakkkkk bukkk hwaaak cacacaaaak" (ia pun menampar si agus)
Siti: "mas cukup.... mas agus mari kita pergi dari sini yuk" (panik)
Setelah itu Siti mengajak mas Agus pulang kerumahnya untuk mengobati luka - lukanya, lalu Siti dan
mas Agus ketemu bu Vita dijalan.
Vita: "Permisi, ada apa buk dengan mas Agus, kok bisa babak belur?" (Empati dan bertanya)
(Peduli)
Bu Vita: "Mohon maaf, mas Agus, kok bisa babak belur?" (Bertanya sambil merasa kasihan)
Agus: "saya tak tau motifnya mas Yanto mbak?" (Merasa malu dan tak tahu apa apa)
Namun bu Vita diam dan merasa curiga dengan masalah tadi yang diceritakan
Siti: "Bu saya pulang dulu ya, terima kasih atas kunjungannya" (dengan senyum)
Keesokan harinya pak agus pergi ke ladang jagung miliknya untuk membuat video tutorial cara
menanam jagung dengan cepat, efektif dan juga hasilnya memuaskan.
Saat tengah malam di area ladang pak agus. Pak Yanto pun pergi ke ladang pak agus untuk
Yanto: "haahaa... aku bakalan menang" (dengan berwajah sombong saat melihat si Agus)
Di keesokan harinya
Agus : "ya allah kok jagung ku pada layu semua" (panik dan merasa sedih)
Agus: "ya allah, ternyata mas Yanto pelakunya, aku harus laporkan ini kepada bu Vita." (Sedih)
Agus: "Selamat pagi, bu Vita saya melaporkan bahwa ada kecurangan dalam perlombaan. Buktinya
sebentar saya kirim." (Merasa cemas)
Bu Vita: "astaga, saya akan mengeluarkan pak Yanto dari perlombaan ini." (Cemas)
Wati: "waduh.... rahasia ku dan mas Yanto terungkap" (takut dan gelisah)
Setelah Wati kabur dari rumahnya, dan saat mau menyeberang tanpa disadari ia ditabrak sepedah
motor
Tiiiiiiin.........
Agus: "mbak bangun..... inalillahi wa inna ilaihi rojiun" (sedih dan panik)
Setelah dikubur mas Yanto pulang kerumah dan ternyata istrinya sudah meninggal dunia.
Bu Vita pun menelpon mas Yanto bahwa bahwa istrinya telah meninggal dunia karena tertabrak.
*Resolusi*
Lalu si Yanto mendatangi kuburan Wati dan sambil merasakan kekecewaan yang dialaminya.
Yanto: "Gus maafin aku yang telah nyakitin hati kamu dan aku yang telah merusak usaha mu." (sedih
dan kecewa)
Agus: "iya tidak apa apa, mungkin ini cobaan dari allah, aku juga sudah memaafkan kamu kok."
(memaafkan dengan belah kasihan)
Siti: "Aku juga sudah maafin kamu kok mas, yang penting kamu sudah tobat" (memaafkan dengan
belah kasihan)
*EPILOG*