KLP 6 BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN
KLP 6 BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN
(PASAR UANG)
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 6:
1. NUUR IZZATI KHARISMA (02320220030)
2. RINA (02320220035)
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2022/2023
1
KATA PENGANTAR
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..........................................................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN:.....................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan Penulis...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN:......................................................................................................2
A. Definisi dan Karakteristik Pasar Uang.......................................................................2
B. Partisipan Pasar Uang................................................................................................3
C. Instrumen Pasar Uang................................................................................................5
D. Membandingkan Instrumen Pasar Uang....................................................................13
E. Reksa Dana Pasar Uang ( Money Market Mutual Funds).........................................14
BAB II PENUTUP:................................................................................................................15
A. Kesimpulan................................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lembaga yang memiliki simpanan dana dalam jumlah besar pada jangka waktu yang
pendek akan menginvestasikan dananya di pasar uang karena memberikan pengembalian yang
lebih tinggi daripada bank, dan memiliki likuditas lebih tinggi daripada investasi jangka
Panjang. Sebagian besar pelaku pasar uang beroperasi pada kedua sisi pasar, yaitu pada sisi
penawaran dan permintaan. Mereka mengambil keuntungan dengan memiliki akses pada
investasi jangka pendek dan rendah risiko. Investor kecil (dengan dana kecil) berpartisipasi
dalam pasar uang (dengan dana besar) melalui reksa dana pasar uang, yang
mengakumulasikan berbagai dana dengan cara menjual penyertaan dan membeli instrument
pasar uang.
Orang yang memiliki dana berlebih menyimpan dananya di bank komersial untuk
memperoleh pengembalian, yang diindikasikan dengan besarnya suku bunga. Bank yang
potensial melakukan pilihan merugikan berkeinginan memberikan bunga lebih tinggi dari
bank dan Lembaga keuangan lainnya untuk menarik nasabah atau memperoleh dana
sebanyak-banyaknya. Akan tetapi, regulator melarang bank komersial untuk bersaing dalam
memberikan bunnga, karena dapat mengakibatkan kegagalan bank. Oleh karena itu regulator
meregulasi bank komersial dengan memberi Batasan suku bunga. Di samping itu, regulator
juga mewajibkan bank komersial untuk menyimpan persentasi tertentu dari asetnya di bank
sentral (cadangan minimum), sebagai instrument bank sentral untuk mengendalikan bank
komersial (dengan sendirinya mengendalikan jumlah uang beredar dan inlasi). Dengan
demikian, cadangan minimum dan Batasan suku bunga, mengurangi kemampuan bank
memberikan pengembalian yang tinggi. Kondisi tersebut mendorong munculnnya inovasi
keuangan, yaitu instrument pasar uang (money market) sebagai alternatif investasi jangka
pendek. Instrument pasar uang yang ditransaksikan dalam jumlah besar memungkinkan
tercapainya skala ekonomis sehingga dapat menekan ongkos transaksi sehingga menjadi
sumber dana murah bagi perusahaan, pemerintah, dan Lembaga perantara keuangan yang
memerlukan dana jangka pendek.
B. Rumusan masalah
1. Apa itu pasar uang?
2. Siapa pelaku pasar uang?
3. Bagaimana instrument pasar uang?
C. Tujuan Penullis
1. Untuk mengetahui apa itu pasar uang
2. Untuk mengetahui siapa saja pelaku pasar uang
3. Untuk mengetahui bagaiman instrument pasar uang
BAB II
PEMBAHASAN
Karakteristik instrument pasar uang yang memiliki waktu jatuh tempo sangat singkat
menunjukkan instrument ini berisiko rendah dan memiliki likuiditas yang tinggi, yaitu
mudah, murah, dan cepat bila dikonversikan menjadi dana tunai, sehingga mendekati
fungsi uang (near money), meskipun kalah liquid dengan uang (currency) yang “super
liquid” (Sunaryo, T., 2000). Oleh karena itu, instrument pasar uang memberikan
kompensasi berupa hasil, sedangkan pengembalian uang sama dengan nol. Dengan risiko
yang rendah dan likuiditas yang tinggi, instrumen ini bersaing dengan rekening tabungan
bank (yang juga berisiko rendah dan memiliki likuiditas tinggi). Akan tetapi, regulasi
yang dihadapi bank (cadangan minimum dan batasan maksimum suku bunga bank),
menghalangi bank untuk memberikan bunga yang tinggi kepada investor, sedangkan
pengembalian pasar uang ditentukan oleh kekuatan pasar.
Oleh karena itu, bila pengembalian pasar uang lebih tinggi dari suku bunga bank
(misalnya, permintaan dana jangka pendek lebih besar daripada penawarannya sehingga
suku bunga/pengembalian pasar uang meningkat), maka investor akan lebih memilih
menginvestasikan dana jangka pendeknya di pasar uang. Demikian juga sebaliknya, bila
suku bunga bank lebih tinggi dari pengembalian pasar uang, investor akan memilih
menginvestasikan dana jangka pendeknya di bank komersial. Bila dibandingkan dengan
investasi jangka panjang (saham dan obligasi), investasi di pasar uang memberikan
pengembalian yang lebih kecil, akan tetapi memberikan likuiditas yang lebih tinggi.
Investor yang memiliki kelebihan dana, menyimpan dananya di pasar uang untuk
sementara, sebagai "gudang penyimpan", sampai ada peluang investasi yang lebih
menguntungkan. Bagi pembeli dana (demander), pasar uang merupakan sumber dana
jangka pendek yang murah, karena instrumen ini dijual dalam jumlah besar (large
denomination) sehingga memungkinkan tercapainya skala ekonomis yang dapat menekan
ongkos transaksi. Dengan demikian, karakteristik penjual dana (supplier) di pasar uang
adalah mereka yang memiliki dana besar yang menganggur (idle cash) untuk jangka
waktu yang relatif singkat, sedangkan demander dana adalah mereka yang memerlukan
dana pinjaman dalam jumlah besar untuk jangka waktu yang relatif singkat (kurang dari
satu tahun)
2
memberi peluang bagi pelaku pasar keuangan untuk berinovasi sehingga memungkinkan
investor individu untuk berpartisipasi di pasar uang. Money Market Mutual Funds
(MMMF) menarik dana dari investor kecil dengan menjual shares (unit penyertaan), dan
mengalokasikannya ke instrumen pasar uang. Dengan demikian, MMMF menjadi
perantara investor kecil ke pasar uang untuk menikmati ongkos transaksi yang lebih
murah dan suku bunga yang relatif tinggi dibandingkan pilihan instrumen lainnya. T.
Sunaryo (2000) dalam tulisannya menganalogikan MMMF seperti "Makro" yang menjual
produk dalam kemasan yang relatif besar dan murah, yang masih bisa diakses oleh
konsumen tertentu.
Sektor bisnis dan pemerintah adakalanya memerlukan dana dalam jumlah besar untuk
waktu yang singkat. Hal tersebut biasanya disebabkan adanya ketidaksinkronan antara
cash inflows dan cash outflows. Penerimaan pemerintah berupa pajak biasanya terjadi
pada waktu-waktu tertentu dalam satu tahun, sedangkan pengeluarannya terjadi sepanjang
tahun. Sektor bisnis juga menghadapi masalah yang sama, yang disebabkan adanya
perbedaan waktu antara penerimaan dan pengeluaran. Oleh karena itu, mereka merupakan
partisipan aktif dalam pasar uang.
1. Pemerintah
Pemerintah adalah peminjam terbesar di pasar uang, dan tidak pernah berperan
sebagai pemberi pinjaman. Pemerintah Amerika menerbitkan surat berharga yang disebut
Treasury bills (T-bills) pemerintah Indonesia menerbitkan Sertifikat Bank Indonesia
(SBI) untuk memperoleh dana jangka pendek, yang akan digunakan untuk membiayai
pengeluaran pemerintah, dan akan dibayar dari penerimaan pajak.
2. Bank Sentral
Bank Sentral (di Amerika disebut Federal Reserve/Fed), berperan sebagai agen yang
mendistribusikan sekuritas pemerintah, seperti T-bills/SBI. Bank sentral mengendalikan
T-bills/SBI untuk mengendalikan jumlah uang beredar, yang pada akhirnya
mengendalikan inflasi, yang merupakan tugas utama bank sentral. Bila jumlah uang
beredar terlalu banyak sehingga mengakibatkan inflasi, bank sentral dapat menekannya
dengan menjual T-bills/SBI. Sebaliknya, bila jumlah uang beredar terlalu sedikit sehingga
mengakibatkan pertumbuhan yang rendah, bank sentral dapat menambahnya dengan cara
membeli T-bills/SBI dari masyarakat. Aktivitas tersebut disebut operasi pasar terbuka
(open market operation).
3. Bank Komersial
Bank komersial memegang sekuritas pemerintah (T-bills/SBI) yang aman karena
memiliki risiko yang rendah, sebagai cadangan sekunder (secondary reserves). Bank
komersial dilarang, dengan regulasi, untuk memegang sekuritas yang berisiko sepeti
3
saham dan obligasi perusahaan (stocks and corporate bonds). Oleh karena itu,
kepemilikan sekuritas pemerintah oleh bank komersial dapat sedikit "dipaksakan" (T.
Sunaryo, 2000). Bank komersial juga berperan sebagai peminjam dana dengan
menerbitkan Negotiable Certificate of Deposits (CDs), Federal Funds (Fed-funds),
Repurchase Agreements (Repos), dan Banker's Acceptance.
4. Sektor Bisnis
Perusahaan besar aktif dalam melakukan jual-beli instrumen pasar uang untuk dua
tujuan, yaitu untuk menyimpan kelebihan dananya (to warehouse surplus funds) dan
memperoleh pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan menyimpan dananya di bank-
yang relatif lebih rendah karena dibatasi oleh regulasi dan juga untuk mencari dana
pinjaman jangka pendek dengan biaya yang relatif lebih murah karena adanya skala
ekonomis.
b. Perusahaan Pembiayaan
Perusahaan pembiayaan (finance companies) berpartisipasi di pasar uang dengan
menerbitkan Commercial papers (CP) secara kontinu untuk memperoleh dana yang
dialokasikan untuk memberikan pinjaman kepada konsumen dan sektor bisnis.
c. Perusahaan Asuransi
Perusahaan asuransi nonjiwa/umum (property and casualty insurance companies),
mengalokasikan sebagian besar dananya ke dalam sekuritas yang likuid (sekuritas
pasar uang), karena perusahaan ini menghadapi kebutuhan dana yang tidak dapat
diprediksi dengan tepat (unpredictable); berkenaan dengan banyak kejadian, dan
sifat kontraknya yang berjangka pendek.
d. Dana Pensiun
Dana pensiun (dan juga asuransi jiwa), karena kebutuhan dananya relatif lebih
mudah diprediksi (lihat kembali karakteristik instrumen dana pensiun dan asuransi
jiwa), mereka tidak terlalu memerlukan dana likuid seperti halnya perusahaan
asuransi nonjiwa. Dana pensiun (dan asuransi jiwa) menginvestasikan sebagian
dananya di pasar uang untuk sementara waktu (untuk mencari keuntungan jangka
pendek), sampai ada peluang investasi lain yang lebih menguntungkan (ingat, suku
bunga jangka pendek berfluktuasi, sehingga memungkinkan memperoleh
keuntungan jangka pendek dibandingkan jangka panjang, dan bila suku bunga
jangka pendek menurun investor dapat mengubahnya ke investasi jangka panjang).
4
6. Individu
Karena instrumen pasar uang dijual dalam jumlah besar, individu (investor kecil)
tidak dapat berpartisipasi secara langsung. Perusahaan investasi (brokerage firms)
memfasilitasi mereka melalui Money Market Mutual Funds (MMMF), yang menjual unit
penyertaan kepada investor kecil dan mengalokasikan dananya untuk membeli instrumen
pasar uang.
7. Foreign Issuers
Partisipan luar negeri sebagai foreign issuers terdiri dari perusahaan multi- nasional
asing (foreign-based multinational corporation), dan bank asing. Foreign multinational
corporation menerbitkan CP untuk membiayai operasinya di negara tersebut. Sedangkan
foreign banks menerbitkan CP untuk membiayai aktivitas perbankannya atau berperan
sebagai penjamin dari instrumen yang diterbitkan nasabah (client) dengan mengeluarkan
letter of credit. Secara umum, foreign issuers membayar lebih mahal (memberikan suku
bunga yang lebih tinggi) dibandingkan penerbit domestik. Alasan pertama, karena
ketidakpastian dan risiko default dari foreign issuers dianggap lebih tinggi oleh investor,
yang disebabkan oleh intervensi pemerintah, gejolak politik, gangguan perekonomian dan
lain-lain sehingga meningkatkan premi risiko dan meningkatkan suku bunga instrumen.
Kedua, untuk menerbitkan instrumen, foreign issuers mengeluarkan tambahan dana untuk
mendirikan cabang/anak perusahaan (subsidiary), atau bila penerbitan dilakukan melalui
bank asing, maka cadangan minimum akan meningkatkan biaya penerbitan. Di samping
itu, biaya jasa pemeringkat bagi foreign issuers lebih tinggi dibandingkan penerbit
domestik. Namun demikian, pasar CP masih merupakan sumber dana jangka pendek yang
murah bagi sejumlah peminjam asing.
1. Treasury Bills
Treasury Bills (T-bills) adalah surat utang jangka pendek pemerintah AS (surat utang
yang sama di Indonesia bernama Sertifikat Bank Indonesia/ SBI). Instrumen ini memiliki
risiko default yang paling rendah dibandingkan instrumen utang lainnya. Pemerintah
memiliki otoritas mencetak uang bila diperlukan, sehingga pemegang T-bills/SBI merasa
aman. Hal ini membentuk pasar sekunder yang dalam (deep secondary market), banyak
supplier dan demander terhadap sekuritas ini. Selain itu, T-bills/SBI memiliki likuiditas
yang tinggi karena dapat ditransaksikan (dibeli dan dijual) dengan cepat dan dengan
ongkos transaksi yang rendah. Dengan risiko yang sangat rendah mendekati risk-free-
suku bunga T-bills sangat rendah dibandingkan suku bunga lain dalam perekonomian,
sehingga dapat terjadi penerimaan investor T-bills tidak dapat mengompensasi kenaikan
inflasi.
5
T-bills tidak memberikan bunga secara langsung tetapi dijual atas dasar diskonto,
dengan jumlah diskonto ditetapkan melalui proses pelelangan; competitive bidding, yaitu
dijual kepada penawar tertinggi, dan secara non- competitive bidding; di mana harga T-
bills adalah harga rata-rata tertimbang dari harga yang diajukan dalam competitive
bidding. Suku bunga sesungguhnya yang diperoleh investor tergantung pada jumlah
diskonto. T-bills dijual dengan minimum transaksi (round lot) $5 juta. Investor kecil
membeli T-bills melalui dealers. Pada tahun 1976, US Treasury mengganti utang
pemerintah yang berbentuk tulisan dalam kertas menjadi sistem book entry. Pemegang T-
bills dicatat dalam sistem komputer bank sentral. Sistem ini menekan biaya penerbitan,
dan juga biaya transfer yang terjadi di pasar sekunder.
2. Federal Funds
Federal funds/fed funds (di Indonesia disebut instrumen Pasar Uang Antar
Bank/PUAB), merupakan instrumen jangka pendek, di mana bank dan lembaga keuangan
lainnya saling pinjam dana yang disimpan di bank sentral (Fed), untuk jangka waktu yang
sangat singkat, misalnya satu hari (overnight money). Meskipun demikian, pinjaman fed
funds dengan waktu jatuh tempo lebih lama dimungkinkan. Bank sentral, untuk tujuan
mengendalikan moneter, mewajibkan bank komersial (depository institutions) untuk
menyimpan persentase tertentu dari asetnya di bank sentral sebagai cadangan minimum.
Simpanan tersebut tidak memberikan pengembalian sehingga menjadi biaya bagi bank
komersial. Aktivitas bank yang meningkat sehingga meningkatkan asetnya akan
meningkatkan cadangan minimumnya. Sebaliknya, penurunan aktivitas bank dapat
menurunkan cadangan tersebut. Perubahan neraca bank mengakibatkan posisi dari
cadangan bank berfluktuasi. Akibatnya, pada suatu hari tertentu terdapat bank yang
memiliki kelebihan cadangan dan bank yang kekurangan cadangan.
6
tempo lebih dari satu hari, atau Overnight fed funds dengan kontrak yang diperpanjang
secara otomatis. Permintaan terhadap term fed funds muncul apabila bank membutuhkan
dana tersebut untuk waktu lebih dari satu hari, dan/atau memperkirakan biaya bunga
overnight fed funds akan meningkat.
Sebagian besar transaksi fed funds tidak aman (unsecured fed funds). Pemberi
pinjaman tidak menerima jaminan untuk mengatasi risiko default dari peminjam. Akan
tetapi beberapa transaksi fed funds aman (secured fed funds), karena peminjam
menempatkan sekuritas pemerintah yang dimilikinya dalam rekening penjagaan (a
custody account) dari pemilik dana sebagai jaminan terhadap pinjamannya'. Setelah
pinjaman fed funds dilunasi, kepemilikan surat berharga dikembalikan kepada bank
peminjam.
Suku bunga fed funds ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan cadangan,
dan merupakan pasar yang kompetitif. Suku bunga fed funds disebut effective rate.
Ketika terjadi "credit crunch" di AS pada tahun 1966, atau krisis moneter di Indonesia
pada tahun 1997, lembaga perbankan mengalami kesulitan untuk memperoleh pinjaman
fed funds, sehingga meningkatkan suku bunga fed funds. Fed funds rate yang tinggi
menggambarkan kelangkaan dana yang ada dalam perekonomian sehingga menekan
pertumbuhan ekonomi. Untuk mencapai tujuan kebijakan moneter, bank sentral
menggunakan suku bunga fed funds sebagai sasaran operasional (operating target of
monetary policy). Bank sentral tidak dapat mengendalikan fed funds rate secara langsung,
tetapi secara tidak langsung melalui operasi pasar terbuka. Bank sentral menekan fed
funds rate dengan membeli sekuritas, sehingga menambah penawaran dari cadangan
dalam sistem keuangan. Sebaliknya, dengan menjual sekuritas, bank sentral mengurangi
penawaran dari cadangan, sehingga fed funds rate meningkat.
3. Repurchase Agreements
Perusahaan atau lembaga keuangan meminjam dana kepada perusahaan atau lembaga
keuangan lainnya dengan jaminan T-bills, dengan perjanjian akan dibeli kembali
(repurchase agreement). Repurchase agreements (repos) merupakan instrumen utang
dengan jangka waktu yang sangat singkat (satu hingga 14 hari) dan memiliki jaminan
(collateral), sehingga merupakan instrumen utang yang berisiko rendah dan memberikan
pengembalian yang rendah pula. Brokerage dealers menggunakan instrumen repos untuk
mengatasi masalah likuiditas dan untuk mencari keuntungan jangka pendek. Sedangkan
pemerintah dalam menjalankan kebijakan moneter antara lain menggunakan instrumen
repos. Dengan melakukan jual/beli repos, pemerintah/bank sentral dapat mempengaruhi
jumlah cadangan yang wajib dimiliki bank (cadangan minimum), yang pada akhirnya
dapat mempengaruhi jumlah uang beredar.
4. Commercial Papers
Warkat niaga/commercial papers (CP), merupakan surat utang jangka pendek (kurang
dari 270 hari), yang diterbitkan oleh perusahaan besar yang memiliki peringkat kredit
tinggi. CP dijual dengan cara diskon, dan biasanya dibeli oleh investor lembaga atau
7
perusahaan lain. Suku bunga yang ditawarkan (diukur berdasarkan besarnya diskon)
menggambarkan tingkat risiko yang dihadapi perusahaan.
Penjualan CP kepada investor dilakukan secara langsung atau secara tidak langsung,
yaitu melalui dealers. Perusahaan besar (large finance companies) yang menerbitkan CP
dalam jumlah besar, pada umumnya menerbitkan sekuritas secara langsung. Sedangkan
nonfinancial companies yang memiliki permintaan kredit jangka pendek yang bersifat
musiman atau siklis tidak memiliki keinginan untuk membangun staf penjualan yang
bersifat permanen sehingga bergantung kepada dealers untuk mendistribusikan CP.
Kebutuhan akan keberadaan pasar sekunder CP tidak terlalu kuat. Penarikan utang CP
oleh investor sebelum waktu jatuh tempo sangat jarang terjadi, hal itu karena waktu jatuh
tempo instrumen yang singkat.
8
membayar bunga dan pokok pinjaman.
Memiliki banyak atribut investasi yang
menguntungkan dan dianggap sebagai
obligasi dengan peringkat menengah atas.
Agak rentan terhadap kondisi ekonomi
BBB Baa Obligasi peringkat menengah. Tidak
terlindungi dengan sangat baik tetapi juga
tidak memiliki perlindungan yang buruk.
Memiliki kapasitas yang cukup untuk
membayar bunga dan pokoknya. Dapat
memiliki kekurangan dalam keandalan
jangka panjang dan unsur-unsur
perlindungan yang diperlukan untuk
menjamin pembayaran bunga dan pokok.
BB Ba Berkemampuan sedang untuk membayar
bunga dan pokok. Memiliki unsur
spekulatif serta masa depan yang tidak
dapat dijamin dengan pasti, Kondisi
keuangan, bisnis, dan ekonomi yang
buruk juga dapat menyebabkan
kegagalan dalam memenuhi kewajiban
keuangan.
B B Kekurangan karakteristik dari investasi
yang diinginkan. Jaminan pembayaran
bunga dan pokok dalam periode jangka
panjang mungkin kecil. Kondisi yang
buruk sangat mungkin merusak
kemampuan untuk memenuhi kewajiban
keuangan
CCC Caa Peringkat yang buruk. Kerentanan untuk
gagal bayar terlihat jelas serta memiliki
ketergantungan pada kondisi keuangan,
ekonomi, dan bisnis yang baik untuk
memenuhi pembayaran bunga dan pokok
yang tepat waktu.
9
D Gagal membayar
NR Belum ada pemeringkatan publik yang
diminta
(+) atau (-) Peringkat dari AA sampai CCC dapat
dimodifikasi dengan penambahan tanda
plus atau minus untuk menunjukkan
peringkat relatif di dalam kategori
peringkat utama.
Meskipun rata-rata waktu jatuh tempo CP sangat singkat, instrumen tersebut tetap
mengandung risiko yaitu penerbit tidak dapat membayar (to pay off) atau memperpanjang
(to roll over) utangnya. Untuk menurunkan risiko, penerbit menjual CP disertai garansi
bank berupa credit lines, yaitu garansi bank untuk memberikan pinjaman sejumlah dana
yang diminta, pada suku bunga yang berlaku. Dengan demikian, biaya penerbitan CP
selain suku bunga (disebut noninterest cost) terdiri dari: (1) backup lines of credit, (2) jasa
bank komersial, dan (3) jasa pemeringkat. Pembayaran backup lines selain berupa uang
jasa, juga berupa saldo penyeimbang (compensating balances), yaitu peminjam wajib
menyimpan bagian tertentu dari dana pinjaman dalam rekening bank pemberi pinjaman.
Biaya lainnya adalah jasa bank komersial yang melakukan paper work, termasuk
menerbitkan instrumen. melakukan pembayaran pada waktu jatuh tempo, atau
memperpanjang utang. Terakhir, penerbit harus membayar jasa pemeringkat yang
semakin
mahal bila perusahaan penerbit berasal dari negara lain (foreign issuer).
10
6. Banker's Acceptance
Banker's acceptance adalah garansi yang diberikan oleh bank terhadap cek yang
dikeluarkan oleh perusahaan. Banker's acceptance memfasilitasi perdagangan
internasional. Sebagai contoh, perusahaan kontraktor ABC di Indonesia memesan
bulldozer dari perusahaan XYZ di Jepang. Perusahaan Jepang tidak bersedia mengirim
bulldozer yang dipesan jika tidak dibayar lebih dahulu. Sebaliknya, perusahaan Indonesia
tidak bersedia membayar sebelum bulldozer dikirim. Dalam hal ini, bank komersial
muncul untuk memfasilitasi terjadinya transaksi. Perusahaan ABC meminta banknya di
Indonesia untuk mengeluarkan letter of credit (L/C), yang menyatakan bahwa jika
perusahaannya gagal membayar utangnya pada waktu yang telah ditentukan, maka bank
tersebut menjamin akan membayarnya. Berdasarkan L/C tersebut, perusahaan Jepang
mengirim bulldozer yang dipesan ke Indonesia. Dengan L/C, bersama dengan bukti
pengiriman, perusahaan Jepang memperoleh pembayaran dari banknya di Jepang,
Kemudian, bank Jepang membuat wesel berjangka (time draft) berdasarkan L/C. Bersama
dengan bukti pengiriman, dokumen wesel berjangka dikirim ke bank ABC di Indonesia,
diberi cap "diterima/accepted", dan menjadi banker's acceptance, lalu dikirim kembali ke
bank XYZ di Jepang. Jika bank Jepang tersebut memerlukan dana, bank ini dapat
menjualnya di pasar sekunder. Banker's acceptance dapat diperjualbelikan sampai waktu
jatuh tempo (lihat juga banker's acceptance dalam Bab 2.).
Banker's acceptance merupakan instrumen utang yang berisiko rendah, karena hanya
bank besar (bank dengan kredibilitas tinggi) yang dipercaya menerbitkan instrumen
tersebut. Oleh karena itu, banker's acceptance memberikan suku bunga yang rendah.
Instrumen ini juga merupakan bearer instrument, yaitu yang memegang instrumen akan
memperoleh suku bunga dan prinsipalnya pada waktu jatuh tempo.
11
peminjam mungkin akan menarik pinjamannya dari bank sedangkan pinjaman bank
terhadap CD (dengan kewajiban bunga tetap) tidak dapat ditarik oleh bank. Di sisi lain,
bank memperoleh komisi penerbitan acceptance yang telah dibayar di muka ditambah
denda karena peminjam membayar utangnya sebelum jatuh tempo.
7. Eurodollar
Eurodollars adalah deposit dolar di luar wilayah AS; dapat berupa simpanan dolar di
bank asing atau di cabang bank AS di luar negeri. Sejarah munculnya eurodollars dimulai
pada Perang Dingin setelah Perang Dunia II. Pada waktu itu para investor asing yang
menyimpan dolarnya di New York merasa ketakutan bahwa simpanan dolarnya tidak
dapat diambil. Bank besar di London merespons kondisi tersebut dengan menawarkan
simpanan dolar AS di British Banks, yang disebut eurodollars. Pasar eurodollars
menunjukkan perkembangan yang semakin meningkat. Alasan utama adalah simpanan
eurodollars memberikan pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan simpanan dolar di
pasar domestik. Di sisi lain, peminjam memperoleh dana pinjaman dengan suku bunga
eurodollars yang lebih menguntungkan dibandingkan pinjaman dolar di pasar domestik.
Keuntungan tersebut diperoleh karena simpanan eurodollars terbebas dari cadangan
minimum serta aturan regulator lainnya seperti yang terjadi pada simpanan dolar di AS,
dan karena bank multinasional di luar AS bersedia menerima spread (perbedaan antara
suku bunga simpanan dan suku bunga pinjaman) yang kecil. Meningkatnya pasar
eurodollars menunjukkan meningkatnya usaha- usaha untuk memindahkan dolar dari
regulasi AS. Di sisi lain, negara-negara di luar AS berkompetisi dalam bisnis eurodollars
dengan menjanjikan regulasi yang rendah, pajak yang rendah, dan insentif lainnya untuk
memperoleh bagian dalam industri perbankan eurodollasr. Keadaan tersebut diatasi oleh
lembaga-lembaga perantara keuangan AS dengan mendirikan bank-bank Amerika di luar
negeri/AS sebagai cabang/subsidiaries. Secara teknis, meskipun bank-bank di luar AS
menggunakan nama bank utama di AS, misalnya Bank Amerika cabang London, akan
tetapi sebagai risiko yang dihadapi bank tersebut sebagai cabang tidak seluruhnya
menjadi tanggung jawab bank utama di AS. Dengan kata lain, dengan nama yang sama
dengan bank utama di AS, bank di luar negeri AS belum tentu memiliki tingkat kesehatan
yang sama, meskipun bank utama tersebut tetap memiliki insentif untuk menjaga nama
baik banknya.
Eurodollars dan fed funds merupakan near-perfect substitutes, oleh karena itu suku
bunga fed funds dan LIBOR hampir sama. Jika suku bunga fed funds lebih tinggi dari
LIBOR, bank yang membutuhkan dana lebih suka meminjam eurodollars sehingga
meningkatkan permintaannya dan akhirnya meningkatkan harganya (LIBOR naik). Jika
LIBOR melebihi suku bunga fed funds, bank yang membutuhkan dana akan beralih
12
meminjam dana dengan instrumen fed funds sehingga meningkatkan permintaan fed
funds dan meningkatkan suku bunganya. Pada akhirnya, kekuatan penawaran dan
permintaan akan menekan kedua harga menjadi sama. Dan karena pasar eurodollars
sangat luas dan dalam (broad and deep), LIBOR menjadi standar suku bunga pinjaman
jangka pendek. (Catatan: Pasar antarbank/interbank market di Jakarta juga mengacu
kepada kedua suku bunga, LIBOR dan Fed funds).
Suku bunga:
Instrumen pasar uang memiliki karakteristik yang hampir sama, dan merupakan substitusi
satu dengan lainnya. Dengan demikian suku bunganya hampir sama. Dan karena pasarnya
ramai (deep), banyak penjual dan pembeli dana, sehingga harganya sangat kompetitif.
Bila ada suku bunga yang meningkat jauh melebihi lainnya, maka pasar, yaitu kekuatan
penawaran dan permintaan akan mengoreksinya sehingga pada akhirnya akan menjadi
hampir sama.
Likuiditas:
Kondisi pasar sekunder menggambarkan tingkat likuiditas dari instrumen pasar uang.
Sebagai contoh, pasar sekunder T-bills sangat ramai, hal ini menunjukkan T-bills adalah
instrumen yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi mudah, murah, dan cepat bila
dikonversikan menjadi dana tunai. Sebaliknya, pasar sekunder CP tidak berkembang
dengan baik sehingga likuiditasnya rendah. Akan tetapi, ramai-tidaknya pasar sekunder
dari instrumen pasar uang tidak terlalu penting, karena merupakan instrumen jangka
pendek. Namun demikian, investor memerlukan intervensi likuiditas, yang disediakan
oleh MMMF sebagai perantara keuangan.
13
Tabel 6.3 Surat Berharga Pasar Uang dan Masing-Masing Pasarnya
Sekuritas pasar uang Penerbit Pembeli Jatuh tempo pada Pasar
umumnya sekunder
- Treasury bills Pemerintah AS Konsumen dan 13 minggu, 26 Sangat
perusahaan minggu, 1 tahun baik
- Federal funds Bank Bank 1 hingga 7 hari Tidak
ada
- Repurchases Bisnis dan bank Bisnis dan bank 1 hingga 15 hari Baik
agreements
- Negotable Bank pusat uang besar Bisnis 14 hingga 120 hari Baik
certificates of
deposit
- Commercial paper Finance companies and Bisnis 1 hingga 270 hari Buruk
businesses
- Banker’s acceptance Bank Bisnis 30 hingga 180 hari Baik
- Eurodollar deposits Bank non-AS Bisnis, 1 hari hingga 1 tahun Buruk
pemerintah dan
bank
Sumber: Mishkin, F.S. dan Eakins, SG. 2000.
14
Jika dibandingkan investasi jangka panjang, investasi di pasar uang memberikan
pengembalian lebih rendah, tetapi memiliki likuiditas yang tinggi. Oleh karena itu,
investor menyimpan dananya yang menganggur dalam jumlah besar di pasar uang bukan
untuk mencari pengembalian yang tinggi, tetapi sebagai sarana penyimpan sementara
sampai ada peluang investasi lain yang lebih menguntungkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
-Pasar uang adalah bagian dari sistem keuangan yang berhubungan dengan kegiatan
perdagangan, pinjam-meminjam, atau pendanaan berjangka pendek sampai dengan
(satu) tahun dalam mata uang rupiah dan valuta asing.
-Partisipan pasar uang adalah; Pemerintah, Bank Sentral, Bank Komersial, Sektor
Bisnis, Perusahaan Sekuritas dan Investasi, Individu, dan Foreign Issuers
-Instrumen pasar uang meliputi; Treasury Bills, Federal Funds, Repurchases
Agremeents, Commercial Papers, Negotiable Certificate of Deposits, Banker’s
Acceptance, dan Eurodollars
15
16