Maridjan
Kartosoewirjo
tokoh Islamis Indonesia
Masa jabatan
7 Agustus 1949 – 4 Juni 1962
Informasi pribadi
Anak 12 anak
Tanda tangan
Kehidupan awal
Sekarmadji Maridjan adalah satu dari
sepasang anak Kartosoewirjo, seorang
mantri candu. Kartosoewirjo adalah
salah satu dari 7 anak Kartodikromo,
seorang lurah di Cepu. Salah satu adik
Kartosoewirjo yang bernama Marco
Kartodikromo adalah seorang penulis
anti-Belanda berhaluan kiri. Ayah
Kartodikromo sendiri adalah lurah Merak,
Panolan, Cepu yang bernama
Ronodikromo, yang masih keturunan Arya
Penangsang, adipati Jipang di abad ke-
16.
Karier
Kartosoewirjo juga bekerja sebagai
Pemimpin Redaksi Koran harian Fadjar
Asia. Ia membuat tulisan-tulisan yang
berisi penentangan terhadap bangsawan
Jawa (termasuk Sultan Solo) yang
bekerja sama dengan Belanda. Dalam
artikelnya tampak pandangan politiknya
yang radikal. Ia juga menyerukan agar
kaum buruh bangkit untuk memperbaiki
kondisi kehidupan mereka, tanpa
memelas. Ia juga sering mengkritik pihak
nasionalis lewat artikelnya.[1]
Kariernya kemudian melejit saat ia
menjadi sekretaris jenderal Partai
Sarekat Islam Indonesia (PSII). PSII
merupakan kelanjutan dari Sarekat Islam.
Kartosoewirjo kemudian bercita-cita
untuk mendirikan negara Islam (Daulah
Islamiyah). Di PSII ia menemukan
jodohnya. Ia menikah dengan Umi
Kalsum, anak seorang tokoh PSII di
Malangbong. Ia kemudian keluar dari PSII
dan mendirikan Komite Pembela
Kebenaran Partai Sarekat Islam
Indonesia (KPKPSII).
Berkas:Karto copy.jpg
Peristiwa Penangkapan Kartosuwiryo
Danti
Ika Kartika
Komalasari
Sardjono (1957-kini)
Lihat pula
Negara Islam Indonesia
Referensi
1. Chaidar, Al. 1999. Pemikiran Politik
Proklamator Negara Islam Indonesia S.
M. Kartosoewirjo. Jakarta. Darul Falah.
Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Sekarmadji_Maridjan_Kartosoewirjo&oldid=
22280791"