Anda di halaman 1dari 38

Kelompok 5

Dinda
ayu
maharani
01.
Mekanisme kerja : Menghambat
rangsangan pelepasan asam ke dalam
perut sehingga dapat mengurangi
keasaman pada perut
02.
Mekanisme kerja : Menghambat kerja
reseptor histamine H2 yang merupakan
reseptor yang berperan dalam proses
sekresi lambung
01.

Mekanisme kerja : Menekan sekresi


asam lambung dengan cara menghambat
secara spesifik dan irreversibel
sistem pompa asam dalam mukosa
02.
Mekanisme kerja : Mengurangi jumlah
asam ynag dihasilkan oleh dinding
lambung
03.

Mekanisme kerja : Menghambat


sel-sel di lapisan lambung untuk
menghasilkan asam lambung,
sehingga produksi asam lambung
berkurang
01.

Mekanisme kerja : Menetralkan


asam lambung sehingga keluhan
akibat naiknya asam lambung akan
mereda
01.

Mekanisme kerja : Mengikat


protein bermuatan positif yang
terbuka di dasar ulkus untuk
membuat lapisan dan menghalangi
kerusakan akibat asam, garam
empedu dan enzim pencernaan
yang membuat luka semakin parah
01.
Mekanisme kerja : Sebagai zat antagonisme
yang kompetitif, dimana dapat diatasi
dengan cara meningkatkan konsentrasi
asetilkolin pada lokasi reseptor dari organ
efektor.
02.
Mekanisme kerja : Memblokir kerja
asetilkolin pada sistem saraf pusat,
sehingga dapat menenangkan dan mengendurkan
otot-otot saluran cerna dan saluran kemih.
01.

Mekanisme kerja : Menghambat


reseptor dopamin perifer dan
meningkatkan peristaltik
esophagus, motili- tas lambung
sehingga memudahkan pen-
gosongan lambung dan mengurangi
waktu transit usus kecil.
01.

Mekanisme kerja : Memperlambat gerakan


usus. Dengan begitu, frekuensi buang
air besar bisa berkurang dan feses
menjadi lebih padat saat keluar.
Namun, perlu diingat bahwa loperamide
hanya dapat mengurangi gejala diare
atau mencret dan tidak bisa
menyembuhkan penyebab yang mendasari
terjadinya dia
01.
Mekanisme kerja : Menyerap racun dan
zat-zat lain dari usus.

02.

Mekanisme kerja : Mengikat zat-zat berlemak


di saluran pencernaan dan membuangnya ke
dalam tinja. Obat ini juga bisa menambahkan
masa atau bulk pada tinja.
01.

Mekanisme kerja : Menyerap


bakteri atau racun penyebab
diare, lalu membuangnya bersama
feses. Obat ini juga membantu
membuat tinja menjadi lebih padat
saat keluar dan mengurangi
frekuensi buang air besar.
01.
Mekanisme kerja : Mengikat bahan kimia
atau racun di dalam usus sehingga
mereka tidak terserap tubuh dan
terbuang lewat tinja. Norit juga dapat
mengikat gas di dalam saluran
pencernaan sehingga dapat mengurangi
kembungni juga membantu membuat tinja
menjadi lebih padat saat keluar dan
mengurangi frekuensi buang air besar.
01.

Mekanisme kerja : Meredakan


sembelit dengan menambahkan
kotoran ke tinja sehingga
membantu melewati saluran
pencernaan dengan mudah
01.
Mekanisme kerja : Merangsang
pergerakan pada usus besar dan
membantu jalan keluarnya feses

02.

Mekanisme kerja : Melembekkan feses


pada konstipasi atoni, peradangan
sekitar anus seperti hemoroid
03.

Mekanisme kerja : Merangsang


gerakan peristaltik usus besar,
menghambat reabsorpsi air dan
melicinkan jalannya feses
01.

Mekanisme kerja : Mengalirkan


cairan ke usus sehingga membuat
feses menjadi lebih lunak dan
mudah dikeluarkan
01.
Mekanisme kerja : Mengurangi produksi
asam di lambung, memperlambat gerakan
alami dari usus dan melemaskan otot-
otot di saluran cerna

02.
Mekanisme kerja : Mengatasi tegangnya
otot saluran pencernaan akibat radang
usus besar
01.

Mekanisme kerja : mengubah aktivitas


zat alami tertentu di otak dan bagian
tubuh lainnya dan menghambat reseptor
dopamin. Hormon dopamin berperan dalam
berbagai fungsi tubuh, seperti ingatan
dan fungsi reward. Kadar dopamin yang
tinggi atau rendah di tubuh dikaitkan
dengan gangguan saraf atau pada
kesehatan mental.
01.
Mekanisme kerja : Obat ini mencegah mual dan
muntah dengan cara menghambat rangsangan yang
berlebihan pada sistem vestibular, yaitu
sistem pengatur keseimbangan tubuh yang
terletak di telinga.
02.
Mekanisme kerja :Menghambat fungsi
neurotransmitter yang memberikan
sinyal-sinyal dari otak ke bagian
tubuh.
01.

Mekanisme kerja :Memblokir efek


serotonin (5HT3). Dengan begitu,
efek mual dan muntah pada
kondisi-kondisi di atas dapat
teratasi atau bahkan dicegah
01.
Mekanisme kerja :menghambat kerja zat alami
tubuh yang berperan dalam munculnya reaksi
alergi, seperti mata berair, bersin, batuk,
hidung meler, -kondisi di atas dapat
teratasi atau bahkan dicegah
02.

Mekanisme kerja :mengatasi gejala alergi seperti


rhinitis alergi, urtikaria, bersin-bersin, mata
berair, gatal pada mata, hidung, tenggorokan atau
kulit
03.

Mekanisme kerja :memblokir


histamin, yaitu senyawa yang
meningkat jumlahnya dan
menimbulkan gejala alergi
saat tubuh terpapar alergen
(zat pemicu alergi)
01.

Mekanisme kerja : Bekerja


sebagai antihistamin atau
anti alergi sehingga obat
ini digunakan untuk
meredakan gejala flu
seperti sakit kepala,
demam
01.

Mekanisme kerja : Melemaskan otot-


otot di sekitar saluran pernafasan
yang menyempit sehingga oksigen
dapat mengalis lebih lancar menuju
paru-paru.
02.

Mekanisme kerja : Melebarkan


permukaan bronkus sehingga
membuat kapasitas serapan
oksigen paru-paru meningkat.
03.

Mekanisme kerja :
Bronkodilatasi atau
memperlebar luas permukaan
bronkus dan bronkiolus pada
paru-paru, dan membuat
kapasitas serapan oksigen
paru-paru meningkat
01.

Mekanisme kerja : Menimbulkan


efek antikolinergik yaitu
mencegah interaksi antara
asetilkolin dengan reseptor
muskarinik pada sel otot polos
bronkus supaya tidak terjadi
peningkatkan jumlah cGMP.
01.

Mekanisme kerja : Bekerja sebagai


anti radang yang akan mengurangi
radang arau pembengkakakan pada
kantung-kantung udara yang
terletak di ujung saluran udara
terkecil (bronkiolus) di dalam
paru-paru.
02.

Mekanisme kerja : Menekan reaksi


sistem kekebalan tubuh yang
terlalu aktif, sehingga bisa
mengurangi peradangan dan gejala
reaksi alergi.
03.

Mekanisme kerja : Bekerja dengan


nebulizer dan diarahkan langsung
menuju organ target yaitu paru-
paru, untuk membuat napas lebih
lega dan mengurangi iritasi dan
pembengkakan pada saluran
pernapasan
01.

Mekanisme kerja :bekerja dengan


cara mengurangi produksi
prostaglandin, sehingga membantu
meredakan nyeri dan demam.
01.

Mekanisme kerja : bekerja dengan


melemaskan otot polos pada
saluran udara yang spasme akibat
serangan asma. Dengan begitu,
saluran udara menjadi lebih
terbuka dan membantu melancarkan
pernapasan..
01.

Mekanisme kerja : Cara kerja


kandungan ini adalah dengan
meningkatkan ion hidrogen serta
klorida dalam darah supaya darah
menjadi lebih asam. Namun,.
02.

Mekanisme kerja : bekerja sebagai


pengencer dahak dengan
meningkatkan hidrasi yang efektif
dari kelenjar pernapasan sehingga
meningkatkan volume dan
mengurangi viskositas
(kekentalan) dahak
03.

Mekanisme kerja : meningkatkan


volume dahak agar lebih encer.
Dengan begitu, dahak tersebut
dapat keluar melalui batuk.
01.

Mekanisme kerja: Kodein merangsang


reseptor susunan saraf pusat (SSP) yang
dapat menyebabkan depresi pernafasan,
vasodilatasi perifer, inhibisi gerak
perilistatik usus, stimulasi
kremoreseptor dan penekanan reflek
batuk.
02.

Mekanisme kerja: bekerja sentral di


sistem saraf pusat dengan cara menekan
fungsi pusat batuk di medulla,
khususnya nukleus traktus solitaries,
melalui stimulasi berbagai macam
reseptor (seperti reseptor sigma).
Mekanisme ini akan menyebabkan
penurunan sensitivitas reseptor batuk
dan mengganggu transmisi impuls batuk

Anda mungkin juga menyukai