Anda di halaman 1dari 2

 Ekspektoran

Ekspektoran merupakan obat perangsang batuk yang akan memicu sekresi mukus dengan
viskositas lebih rendah sehingga mudah dikeluarkan (Brunton et al, 2006).. Beberapa obat
golongan ini diantaranya adalah guaifenesin, ammonium klorida, gliseriil guaicolate, dsb.
 Farmakodinamik
Ada 3 kelompok mekanisme kerja pada ekspektoran
1. Sekretolitika adalah kelompok ekspektoran yang meninggikan sekresi
bronkhus sehingga dengan demikian mengencerkan lendir. Sekretolitika ini
terjadi secara reflektorik dengan stimulasi serabut aferen parasimpatikus
dan/atau dengan bekerja lansung pada sel pembentuk lendir. Contohnya :
Guaiakol&Amonium klorida
2. Mukolitika adalah kelompok ekspektoran yang mengubah sifat fisikokimia
sekret, terutama menurunkan viskositas sekret. Yang termasuk mukolitika
adalah : 1. Bromheksin dan metabolitnya yaitu embroksol 2. Asetilsistein, dan
3. Karbosistein
3. Sekretomotorika adalah kelompok yang menyebabkan gerakan sekret dan
batuk untuk mengeluarkan sekret tersebut. Kerja sekretomotorika dapat
dicapai dengan meransang kerja silia. Untuk itu digunakan β-
simpatomimetika, dengan kerjanya yang bermanfaat pada penyakit saluran
napas obstruktif yaitu kerja bronkholitik, dan sebagian juga bekerja
meningkatkan motilitas silia
 Farmakokinetik
 Absorbsi
Obat dikonsumsi per oral dan diabsorbsi dengan baik pada saluran cerna.
 Distribusi
Obat terdistribusi sistemik
 Metabolisme
Guaifenesin mengalami biotransformasi di hepar menjadi β-(2-methoxyphenoxy)
lactic acid.
 Ekskresi
Obat diekskresikan melalui urin.
 Indikasi
Batuk produktif, utamanya dengan dahak yang sulit dikeluarkan.
 Kontra Indikasi
Hipersensitivitas. Guaifenesin sebaiknya jangan digunakan sebagai self-medication pada
batuk kronis atau persisten.
 Efek Samping Obat
Asidosis metabolik (ammonium klorida dosis besar), gangguan gastrointestinal, sakit
kepala, rash, mual, muntah, dsb.
 Bahan Sediaan Obat dan Dosis
GG 2-4 kali 200-400 mg
Ammonium Klorida sebagai ekspektoran padaorang dewasa ialah 100-150 mg tiap 6-8
jam ,maksimal 3 gr/hari
Guaifenesin (kombinasi dengan kodein & pseudoefedrin) 5 mL-10 mL PO TID-QID,
up to 40 mL/24 hr

Pada kondisi batuk, gliseril guaicolate bekerja dengan menstimulasi saraf parasimpatis pada
lambung yang kemudian mengaktivasi saraf parasimpatis dan turut menimbulkan efek pada
saluran napas yang diantaranya adalah hipersekresi mukus.. (Katzung, 2006).

Daftar pustaka

Katzung BG. 2006. Basic & Clinical Pharmacology 10th ed. New York : McGraw-Hill
Companies
Brunton, Laurence, John S. Lazo, Keith L. Parker. 2006. Goodman & Gilman’s The
Pharmaceutical Basis of Therapeutic 11th ed. New York : McGraw-Hill Companies

Anda mungkin juga menyukai