Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM SINONIM & SPESIALIS OBAT

BAB II

ANTIASMA

Disusun Oleh :

Kelompok 4

1. Irvan Kurniawan (202104007)


2. Novita Putri W. (202104011)
3. Sekar Kinanti (202104018)
4. Wiwik Idaningsih (202104019)
5. Nur Choiriyah (202104012)

PROGRAM STUDI D-III FARMASI

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN

CENDEKIA UTAMA KUDUS

TAHUN 2022/ 2023


BAB II

ANTIASMA

A. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu menjelaskan sinonim dan spesialis obat antiasma.
B. Dasar Teori
Definisi
Menurut Weinberger (2005) batuk merupakan ekspirasi eksplosif yang menyediakan
mekanisme protektif normal untuk membersihkan cabang trakeobronkial dari sekret dan zat-zat
asing. Masyarakat lebih cenderung untuk mencari pengobatan apabila batuknya
berkepanjangan sehingga mengganggu aktivitas seharian atau mencurigai kanker.
Menurut McGowan (2006) batuk bisa terjadi secara volunter tetapi selalunya terjadi akibat
respons involunter akibat dari iritasi terhadap infeksi seperti infeksi saluran pernafasan atas
maupun bawah, asap rokok, abu dan bulu hewan terutama kucing. Antara lain penyebab akibat
penyakit respiratori adalah seperti asma, postnasal drop, penyakit pulmonal obstruktif kronis,
bronkiektasis, trakeitis, croup, dan fibrosis interstisial. Batuk juga bisa terjadi akibat dari
refluks gastro-esofagus atau terapi inhibitor ACE (angiotensin-converting enzyme). Selain itu,
paralisis pita suara juga bisa mengakibatkan batuk akibat daripada kompresi nervus laryngeus
misalnya akibat tumor.
Menurut Dicpinigaitis (2009) batuk secara definisinya bisa diklasifikasikan mengikuti waktu
yaitu :
1. Batuk Akut
Batuk akut berlangsung selama kurang dari tiga minggu dan merupakan simptom
respiratori yang sering dilaporkan ke praktik dokter. Kebanyakan kasus batuk akut
disebabkan oleh infeksi virus respiratori yang merupakan self-limiting dan bisa sembuh
selama seminggu (Haque, 2005). Dalam situasi ini, batuk merupakan simptom yang
sementara dan merupakan kelebihan yang penting dalam proteksi saluran pernafasan
dan pembersihan mukus. Walau bagaimanapun, terdapat permintaan yang tinggi
terhadap obat batuk bebas yang kebanyakannya mempunyai bukti klinis yang sedikit
dan waktu yang diambil untuk konsultasi ke dokter tentang simptom batuk
(Dicpinigaitis, 2009).
2. Batuk Kronis
Batuk kronis berlangsung lebih dari delapan minggu. Batuk yang berlangsung secara
berterusan akan menyebabkan kualitas hidup menurun yang akan membawa kepada
pengasingan sosial dan depresi klinikal (Haque, 2005). Penyebab sering dari batuk
kronis adalah penyakit refluks gastro-esofagus, rinosinusitis dan asma. Terdapat juga
golongan penderita minoritas yang batuk tanpa dengan diagnosis dan pengobatan
diklasifikasikan sebagai batuk idiopatik kronis. Batuk golongan ini masih berterusan
dipertanyakan apa sebenarnya penyebabnya yang pasti (Haque, 2005).

Pola dasar batuk bisa dibagi kepada empat komponen yaitu inspirasi dalam yang cepat,
ekspirasi terhadap glotis yang tertutup, pembukaan glotis secara tiba-tiba dan terakhir relaksasi
otot ekspiratori (McGowan, 2006). Menurut Weinberger (2005) batuk bisa diinisiasi sama ada
secara volunter atau refleks. Sebagai refleks pertahanan, ia mempunyai jaras aferen dan eferen.
Jaras aferen termasuklah reseptor yang terdapat di distribusi sensori nervus trigemineus,
glossopharingeus, superior laryngeus, dan vagus. Jaras eferen pula termasuklah nervus
laryngeus dan nervus spinalis. Batuk bermula dengan inspirasi dalam diikuti dengan penutupan
glotis, relaksasi diafragma dan kontraksi otot terhadap penutupan glotis. Tekanan intratorasik
yang positif menyebabkan penyempitan trakea. Apabila glotis terbuka, perbedaan tekanan yang
besar antar atmosfer dan saluran udara disertai penyempitan trakea menghasilkan kadar aliran
udara yang cepat melalui trakea. Hasilnya, tekanan yang tinggi dapat membantu dalam
mengeliminasi mukus dan benda asing.

Menurut Beers (2003) batuk memiliki peran utama dalam mengeluarkan dahak dan
membersihkan saluran pernafasan, maka batuk yang menghasilkan dahak umumnya tidak
disupresikan. Yang diutamakan adalah pengobatan kausa seperti infeksi, cairan di dalam paru,
atau asma. Misalnya, antibiotik akan diberikan untuk infeksi atau inhaler bisa diberi kepada
penderita asma. Bergantung pada tingkat keparahan batuk dan penyebabnya, berbagai variasi
jenis obat mungkin diperlukan untuk pengobatan. Banyak yang memerlukan batuknya
disupresikan pada waktu malam untuk mengelakkan dari gangguan tidur. Menurut KKM
(2007) sangat penting untuk mengobati batuk dengan jenis obat batuk yang benar. Menurut
Beers (2003) pengobatan batuk secara umumnya dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis
batuknya berdahak atau tidak. Jenis-jenis obat batuk yang terkait dengan batuk yang berdahak
dan tidak berdahak di sini adalah mukolitik, ekspektoran dan antitusif.

A. Mukolitik

Mukolitik merupakan obat yang bekerja dengan cara mengencerkan sekret saluran
pernafasan dengan jalan memecah benang-benang mukoprotein dan mukopolisakarida dari
sputum (Estuningtyas, 2008). Agen mukolitik berfungsi dengan cara mengubah viskositas
sputum melalui aksi kimia langsung pada ikatan komponen mukoprotein. Agen mukolitik yang
terdapat di pasaran adalah bromheksin, ambroksol, dan asetilsistein (Estuningtyas, 2008).

B. Ekspektoran

Ekspektoran merupakan obat yang dapat merangsang pengeluaran dahak dari saluran
pernafasan (ekspektorasi). Penggunaan ekspektoran ini didasarkan pengalaman empiris. Tidak
ada data yang membuktikan efektivitas ekspektoran dengan dosis yang umum digunakan.
Mekanisme kerjanya diduga berdasarkan stimulasi mukosa lambung dan selanjutnya secara
refleks merangsang sekresi kelenjar saluran pernafasan lewat nervus vagus, sehingga
menurunkan viskositas dan mempermudah pengeluaran dahak. Obat yang termasuk golongan
ini ialah ammonium klorida dan gliseril guaiakoiat (Estuningtyas, 2008).

C. Antitusif

Menurut Martin (2007) antitusif atau cough suppressant merupakan obat batuk yang
menekan batuk, dengan menurunkan aktivitas pusat batuk di otak dan menekan respirasi.
Misalnya dekstrometorfan dan folkodin yang merupakan opioid lemah. Terdapat juga analgesik
opioid seperti kodein, diamorfin dan metadon yang mempunyai aktivitas antitusif. Menurut
Husein (1998) antitusif yang selalu digunakan merupakan opioid dan derivatnya termasuk
morfin, kodein, dekstrometorfan, dan fokodin. Kebanyakannya berpotensi untuk menghasilkan
efek samping termasuk depresi serebral dan pernafasan. Juga terdapat penyalahgunaan.
Antitusif adalah obat yang menekan refleks batuk, digunakan pada gangguan saluran nafas
yang tidak produktif dan batuk akibat teriritasi. Secara umum berdasarkan tempat kerja obat
antitusif dibagi atas antitusif yang bekerja di perifer dan antitusif yang berkerja di sentral.
Antitusif yang bekerja di sentral dibagi atas golongan narkotik dan non-narkotik.
Mekanisme Kerja Obat

1. Obat Batuk Antitusif


Antitusif yaitu obat bekerja pada susunan saraf pusat menekan pusat batuk dan
menaikan ambang rangsang batuk. Mekanisme kerjanya menekan batuk dengan
mengurangi iritasi lokal pada reseptor iritan perifer. Contoh antitusif antara lain
Dekstrometorfan, Kodein, Noskapin, Prometazin dan Difenhidramin.
2. Mukolitik
Mukolitik = penghancur dahak. Produksi dahak meningkat antara lain pada kondisi
alergi, merokok, dan infeksi. Beberapa penyakit yg meningkatkan produksi dahak
antara lain pneumonia, asma, dan bronkhitis akut. Mukolitika berdaya mengurangi
kekentalan dahak dan mengeluarkannya melalui batuk. Zat ini bekerja memutuskan
jembatan disulfida. Distribusinya dalam tubuh baik dengan mencapai kadar tinggi,
antara lain di saluran pernapasan dan sekret bronchi, sedangkan ekskresinya
berlangsung melalui kemih. Contoh obat mukolitik antara lain: Bromheksin dan
Ambroxol.
3. Obat Batuk Ekspektoran
Obat yang dapat membantu mengeluarkan mukus dan bahan lain dari paru, bronchi,
dan trachea. Salah satu contoh ekspektoran adalah guaifenesin yang menaikan
pembuangan mukus dengan mengencerkannya dan juga melubrikasi. Untuk
menunjang kerjanya harus disertai banyak minum air. Mekanisme kerjanya
berdasarkan stimulasi mukosa lambung dan selanjutnya secara refleks merangsang
sekresi kelenjar saluran nafas lewat N. Vagus, sehingga menurunka viskositas dan
mempermudah pengeluaran dahak. Contoh ekspektoran antara lain: Gliseryl
Guaikolat, dan Amonium Chlorida.
OBAT-OBAT ANTIASMA

A. Golongan Mukolitik

Nama
No Sinonim Nama Kimia Nama Paten Kekuatan Sediaan
Generik
1. Ambroxol trans-4-(2-Amino- 1. Molapect 15 mg/5 mL; 30
sirup mg/5 mL
3,5 dibrombenzyl
amino)-cyclohexanol 2. Mucera sirup 15 mg/5 mL
3. Broxal tab 30 mg
4. Brommer tab 30 mg
5. Cellapect
15 mg/5 mL
sirup
6. Gunapect tab 30 mg
7. Epexol tab 30 mg
8. Mucos sirup 15 mg/5 mL
9. Silopect sirup 15 mg/5 mL
10. Hufaxol sirup 15 mg/5 mL
2. Bromhexin Bromhexin 2,4-Dibromo-6- 1. Bromevon tab 8 mg
{[sikloheksil
2. Bromedcyl
8 mg
(metil)amino] tab
metil}anilin 3. Bromeco tab 8 mg
4. Brolexan
4 mg/5 mL
sirup
5. Bisolvon tab 8 mg
6. Lexavon tab 8 mg
7. Intibronko
8 mg/5 mL
sirup
8. Farmavon tab 8 mg
9. Dexolut tab 8 mg
10. Erphahexin
8 mg
tab
3. Acetilsistein Paracetamol (2R)-2-acetamido 1. Alstein kaps 200mg
-3-sulfanylpropa 2. Cecyl kaps 200mg
3. Fluimucil 200mg
noic acid kaps
4. Hidonac inj 200 mg
5. Mucylin kaps 200mg
6. Pectocil kaps 200mg
7. Simucil kaps 200mg
8. Siran tab
200mg
effervescent

B. Golongan Ekspektoran

Nama
No Sinonim Nama Kimia Nama Paten Kekuatan Sediaan
Generik
1. Ammonium Ammonium
- -
Klorida Chloride
2. Gliserol Gliserilis
Guaiakolat Guaiakolas
(GG)

C. Golongan Antitusif

Nama
No Sinonim Nama Kimia Nama Paten Kekuatan Sediaan
Generik
1. Codein Codein, (5α,6α)-7,8- 1. Codikaf tab 10mg, 15mg, 20mg
Kodein didehydro-4,5-
2. Codiprontmono Syr 11mg/5ml;
Fosfat epoxy- 3-methoxy-
syr, kaps kaps 30 mg
17-methylmorphinan
3. Coditam tab 30 mg
-6-ol
4. Kodein fosfat
10mg, 15mg, 20mg
tab
5. Codein tab 10mg, 15mg, 20mg
2. Dekstrome- 3-metoksi-17- 1. Anadex Sirup
thorpan methyl- 9α,13α, 14α-
2. Anaton Kaptabs
morfinan
hidrobromida 3. Anakonidin Sirup
monohidrat [6700- 4. Konidin kaptabs
34-1].
5. Benacol DTM 60 ml/ 100 ml
6. Mesaflukin kaptabs
7. Lapisiv kaptabs
8. Lacoldin kaptabs
9. Lapifed
10. Komix Kid 5 ml
3. Butamirat 1. Brospamin
sitrat
4. Difenhidramin 2-(diphenylmethoxy) 1. Alphadryl
-N,N-dimethyl 2. Andonex
ethanamine 3. Inadryl
4. Licodril 5 mg/5 ml
5. Camidryl
6. Fortusin
7. Miradryl
8. Mucotussan
9. Mersidryl
10. Novadryl
5. Noskapin 1. mercotine 5 mg/ml
2. longatin 50 mg
6. Prometazin
LAMPIRAN

A. Golongan Mukolitik
B. Golongan Ekspektoran

C. Golongan Antitusif

Anda mungkin juga menyukai