Anda di halaman 1dari 38

Identifikasi (Memilah Masalah)

Hal yang Belum Baik


Kode
Nama Indikator
Indikator
A.1 Kemampuan literasi

A.1.5 Kompetensi mengevaluasi dan merefleksikan isi teks (L3)


A.2 Kemampuan numerasi

A.2.4 Kompetensi pada domain Data dan Ketidakpastian

A.3 Karakter

A.3.1 Beriman, Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dan Berak

A.3.2 Gotong Royong

A.3.3 Kreativitas

A.3.4 Nalar Kritis

A.3.5 Kebinekaan global

A.3.6 Kemandirian
C.3 Pengalaman pelatihan GTK

C.3.1 Pengetahuan bidang studi (termasuk magang untuk SMK)

C.3.2 Pedagogi

C.3.3 Manajerial
C.5 Nilai uji kompetensi guru
C.5.1 Kompetensi pedagogik
C.5.2 Kompetensi profesional

D.1 Kualitas pembelajaran

D.1.1 Manajemen kelas

D.1.2 Dukungan afektif

D.1.3 Aktivasi kognitif

D.2 Refleksi dan perbaikan pembelajaran oleh guru

D.2.1 Belajar tentang pembelajaran

D.2.2 Refleksi atas praktik mengajar

D.2.3 Penerapan praktik inovatif

D.3 Kepemimpinan instruksional

D.3.1 Visi-misi sekolah

D.3.2 Pengelolaan kurikulum sekolah

D.3.3 Dukungan untuk refleksi guru

D.4 Iklim keamanan sekolah

D.4.1 Kesejahteraan psikologis murid

D.4.2 Kesejahteraan psikologis guru

D.4.3 Perundungan

D.4.4 Hukuman fisik


D.4.5 Kekerasan seksual

D.4.6 Narkoba

D.6 Iklim Kesetaraan Gender


D.6.1 Dukungan atas kesetaraan gender

D.8 Iklim Kebinekaan

D.8.1 Toleransi agama dan budaya

D.8.2 Sikap Inklusif

D.8.3 Dukungan atas kesetaraan agama dan budaya

D.8.4 Komitmen kebangsaan

D.10 Iklim Inklusivitas

D.10.1 Layanan disabilitas

D.10.2 Layanan sekolah untuk murid cerdas dan bakat istimewa

D.10.3 Sikap terhadap disabilitas


D.10.4 Fasilitas dan Layanan Sekolah untuk Siswa Disabilitas dan C

E.1 Partisipasi warga sekolah

E.1.1 Partisipasi orang tua

E.1.2 Partisipasi murid


Identifikasi (Memilah Masalah)

Hal yang Belum Baik


Definisi Capaian

LEBIH dari 50% peserta didik BELUM mencapai kompetensi minimum untuk literasi membaca.
Nilai peserta didik pada kemampuan menganalisis, memprediksi, dan menilai konten, bahasa, dan
unsur-unsur dalam teks informasional (non-fiksi) dan sastra BELUM BERADA PADA KATEGORI
CAKAP

Lebih dari 50% peserta didik BELUM mencapai kompetensi minimum untuk numerasi.
Nilai peserta didik dalam berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika
pada konten data dan ketidakpastian untuk menyelesaikan masalah sehari-hari BELUM BERADA
PADA TAHAPAN/KATEGORI CAKAP.
Peserta didik telah menyadari pentingnya nilai-nilai karakter pelajar pancasila yang berakhlak
mulia, bergotong royong, mandiri, kreatif dan bernalar kritis serta berkebinekaan global, namun
masih perlu dukungan untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik memiliki kesadaran akan pentingnya berakhlak baik pada sesama manusia, alam,
dan negara, serta sudah menerapkannya dengan baik dalam kehidupan sehari-hari namun belum
membudaya
Peserta didik memiliki kesediaan dan kemauan berkontribusi dalam kegiatan yang bertujuan
memperbaiki kondisi lingkungan fisik dan sosial, serta sudah diimplementasikan dengan baik
dalam kehidupan sehari-hari namun belum membudaya
Peserta didik memiliki kesenangan dan pengalaman untuk menghasilkan pemikiran, gagasan,
serta karya yang baru dan berbeda, serta sudah diimplementasikan secara optimal namun belum
membudaya
Peserta didik terbiasa untuk menelusuri, menganalisis, dan mengevaluasi informasi, serta
bertanggung jawab terhadap keputusan yang dibuat namun belum diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari secara optimal
Peserta didik memiliki ketertarikan terhadap keragaman di berbagai negara serta memiliki
kepedulian terhadap isu-isu global, dan sudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari namun
belum membudaya
Peserta didik terbiasa mengelola pikiran, perasaan, dan tindakan untuk mencapai tujuan belajar
dalam kehidupan sehari-hari namun belum membudaya
Satuan Pendidikan sedang merintis dalam keikutsertaan guru dalam pelatihan.
Satuan Pendidikan sedang merintis dalam keikutsertaan guru dalam pelatihan pengetahuan
bidang studi.
Satuan Pendidikan sedang merintis dalam keikutsertaan guru dalam pelatihan pengetahuan
pedagogik.
Satuan Pendidikan sedang merintis dalam keikutsertaan guru dalam pelatihan penguatan
manajerial.
Satuan Pendidikan dengan rata-rata nilai UKG cukup.
Satuan Pendidikan dengan rata-rata nilai UKG Pedadogik cukup.
Satuan Pendidikan dengan rata-rata nilai UKG Profesional cukup.
Suasana pembelajaran yang kondusif, dukungan afektif dan aktivasi kognitif belum diberikan oleh
guru.
Suasana kelas belum kondusif untuk melangsungkan pembelajaran dan hanya sebagian kecil guru
yang berupaya aktif untuk melibatkan peserta didik dalam pengelolaan kelas.
Dukungan afektif berupa perhatian, kepedulian dan umpan balik untuk meningkatkan ekspektasi
akademik, diberikan guru sesuai hasil pemetaan kebutuhan peserta didik.
Aktivasi kognitif dalam proses pembelajaran berupa menciptakan iklim pembelajaran terbuka
dengan memberikan instruksi, panduan dan aktivitas yang interaktif pada pembelajaran literasi
dan numerasi yang dipraktekkan oleh guru masih bersifat pasif.
Kegiatan pengembangan kualitas pembelajaran yang dilakukan belum terstruktur. Guru belum
konsisten melakukan refleksi pembelajaran, mengeksplorasi referensi pengajaran baru, dan
mencetuskan inovasi baru.
Guru sudah aktif mencari referensi pengajaran melalui buku, seminar, diskusi, praktik baik guru
lain, dll untuk meningkatkan kualitas pengajaran.
Proses refleksi untuk peningkatan kualitas yang dilakukan, tidak terbatas ketika terjadi
permasalahan, namun, belum dilakukan secara rutin dan konsisten.
Guru mulai aktif mencari cara, sumber, dan strategi pengajaran baru dalam rangka melakukan
inovasi pembelajaran untuk meningkatkan ketertarikan, keterlibatan, dan pemahaman peserta
didik terhadap materi pembelajaran.

Kepemimpinan instruksional belum mengacu pada visi misi sekolah, belum mendorong
perencanaan, praktik dan asesmen pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan hasil
belajar peserta didik dan belum mengembangkan program, sistem insentif dan sumber daya yang
mendukung guru melakukan refleksi dan perbaikan pembelajaran.
Visi-misi sekolah menjadi acuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program kerja
sekolah serta dikomunikasikan kepada warga sekolah.
Perencanaan pembelajaran, praktik pembelajaran, dan praktik asesmen di satuan pendidikan
belum berorientasi pada peningkatan hasil belajar peserta didik.
Sekolah belum memiliki program, sistem insentif, dan sumber daya yang mendukung guru untuk
melakukan refleksi dan perbaikan pembelajaran.

Satuan pendidikan memiliki lingkungan sekolah yang aman, terlihat dari kesejahteraan psikologis
yang baik dan rendahnya kasus perundungan, hukuman fisik, kekerasan seksual, dan
penyalahgunaan narkoba. Satuan pendidikan dapat mempertahankan kualitas warga sekolah
dalam mencegah dan menangani kasus untuk menciptakan iklim keamanan di lingkungan
sekolah.
Peserta didik merasa aman dan nyaman ketika berada di lingkungan sekolah pada situasi-situasi
tertentu saja.
Guru masih belum sepenuhnya merasa sebagai bagian dari satuan pendidikan sehingga mereka
menikmati perannya sebagai seorang pendidik hanya pada situasi tertentu saja.

Satuan pendidikan aman dari kasus perundungan. Kepala sekolah dan guru telah memiliki
konsepsi yang tepat dan yakin dengan pengetahuan dan kemampuannya terkait perundungan.

Satuan pendidikan aman dari kasus hukuman fisik. Kepala sekolah dan guru telah memiliki
konsepsi yang tepat dan yakin dengan pengetahuan dan kemampuannya terkait hukuman fisik.
Di satuan pendidikan jarang terjadi kasus pelecehan seksual. Kepala sekolah dan guru sudah
memahami konsep, definisi dan bentuk-bentuk pelecehan seksual, namun belum cukup yakin
dengan kemampuannya dalam mencegah dan menangani kasus pelecehan seksual.
Satuan pendidikan aman dari kasus penyalahgunaan narkoba.Kepala sekolah dan guru
memahami pengertian narkoba dan contoh penyalahgunaan narkoba.
Satuan pendidikan mendukung kesetaraan hak-hak sipil antar kelompok gender. Dukungan
tersebut seringkali didasari oleh alasan pragmatis dan cenderung bersifat pasif.
Nilai indikator ini belum tersedia.

Satuan pendidikan mulai mengembangkan suasana proses pembelajaran yang menjunjung tinggi
toleransi agama/kepercayaan dan budaya; mendapatkan pengalaman belajar yang berkualitas;
mendukung kesetaraan agama/kepercayaan, budaya, dan gender; memperkuat nasionalisme.
Satuan pendidikan mengakui adanya keragaman agama/kepercayaan dan budaya, tetapi tidak
sepenuhnya menerima keragaman tersebut.
Satuan pendidikan mendukung dan mengakomodir sebagian peserta didik untuk mendapatkan
pengalaman belajar yang berkualitas.
Satuan pendidikan mendukung kesetaraan hak-hak sipil antara kelompok agama/kepercayaan
dan budaya mayoritas dan minoritas. Akan tetapi, dukungan tersebut sering kali didasari alasan
pragmatis dan cenderung bersikap pasif.
Satuan Pendidikan mengetahui lemahnya komitmen kebangsaan dan menindak pelanggaran
tersebut dengan cara-cara yang demokratis, seperti bertukar pikiran satu sama lain.
Satuan pendidikan mulai mengembangkan suasana proses pembelajaran yang menyediakan
layanan yang ramah bagi peserta didik dengan disabilitas dan cerdas berbakat istimewa.
Satuan pendidikan mulai memiliki pengetahuan, sikap yang tepat, dan kemampuan untuk
melaksanakan praktik pembelajaran khusus bagi peserta didik dengan disabilitas.
Satuan pendidikan mulai memiliki pengetahuan, sikap yang tepat, dan kemampuan untuk
melaksanakan praktik pembelajaran khusus bagi peserta didik dengan kecerdasan dan bakat
istimewa.
Peserta didik mulai menerima keberadaan, namun masih ragu untuk berteman akrab dengan
peserta didik disabilitas.
Nilai indikator ini belum tersedia.
Satuan pendidikan melibatkan orang tua dan peserta didik dalam beberapa kegiatan di satuan
pendidikan khususnya berupa kegiatan akademik dan atau non-akademik.
Satuan pendidikan melibatkan orang tua dalam beberapa kegiatan di satuan pendidikan
khususnya berupa kegiatan akademik dan atau non-akademik.
Satuan pendidikan melibatkan peserta didik dalam beberapa kegiatan di satuan pendidikan
khususnya berupa kegiatan akademik dan atau non-akademik.
Keterangan Prioritas:
Indikator yang termasuk 5 Prioritas bagi
Prioritas 1 janjang Pendidikan Dasar dan Pendikan
Menengah (A.1; A.2; A.3; D.4; dan D.8)

Prioritas 2 Indikator lainnya yang tidak termasuk 5


Prioritas bagi jenjang DIKDASMEN

Status Indikator
(Prioritas 1/2)
1

1
2

2
2
2
2

1
1

2
2

2
2

2
Ha

Nama Satuan Pendidikan :


NPSN :
Nama Perencana :
Jabatan :

Identifikasi Masalah Refleksi Akar Masalah


A.1.5

LEBIH dari 50% peserta didik BELUM mencapai kompetensi


A.1 minimum untuk literasi membaca.
D.1

D.1.1

D.1.2

D.1.3

D.2

D.2.1

D.2.2

D.2.3
D.3

D.3.1

D.3.2

D.3.3

A2 Kurang dari 50% peserta didik telah mencapai kompetensi A.2.4


minimum untuk numerasi.

D.1

D.1.1

D.1.2

D.1.3

D.2

D.2.1

D.2.2
D.2.3

D.3

D.3.1

D.3.2

D.3.3

A.3 Peserta didik telah menyadari pentingnya nilai-nilai A.3.1


karakter pelajar pancasila yang berakhlak mulia, bergotong
royong, mandiri, kreatif dan bernalar kritis serta
berkebinekaan global, namun masih perlu dukungan untuk
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

A.3.2

A.3.3

A.3.4

A.3.5

A.3.6
D4 Satuan pendidikan memiliki lingkungan sekolah yang aman, D.4.1
terlihat dari kesejahteraan psikologis yang baik dan
rendahnya kasus perundungan, hukuman fisik, kekerasan
seksual, dan penyalahgunaan narkoba. Satuan pendidikan
dapat mempertahankan kualitas warga sekolah dalam
mencegah dan menangani kasus untuk menciptakan iklim
keamanan di lingkungan sekolah.

D.4.2

D.4.3

D.4.4

D.4.5

D.4.6

D.1.1

D.1.2

D8 Satuan pendidikan mulai mengembangkan suasana proses D.8.1


pembelajaran yang menjunjung tinggi toleransi
agama/kepercayaan dan budaya; mendapatkan
pengalaman belajar yang berkualitas; mendukung
kesetaraan agama/kepercayaan, budaya, dan gender;
memperkuat nasionalisme.

D.8.2
D.8.3

D.8.4
Hasil Kerja Pendampingan Penguatan Pemenuhan SPM

Refleksi Akar Masalah Benahi


Nilai peserta didik pada kemampuan menganalisis, 1
memprediksi, dan menilai konten, bahasa, dan unsur-unsur
dalam teks informasional (non-fiksi) dan sastra BELUM BERADA
PADA KATEGORI CAKAP

6
Suasana pembelajaran yang kondusif, dukungan afektif dan 1
aktivasi kognitif belum diberikan oleh guru.

Suasana kelas belum kondusif untuk melangsungkan 4


pembelajaran dan hanya sebagian kecil guru yang berupaya
aktif untuk melibatkan peserta didik dalam pengelolaan kelas.

Dukungan afektif berupa perhatian, kepedulian dan umpan 5


balik untuk meningkatkan ekspektasi akademik, diberikan guru
sesuai hasil pemetaan kebutuhan peserta didik.

Aktivasi kognitif dalam proses pembelajaran berupa


menciptakan iklim pembelajaran terbuka dengan memberikan
instruksi, panduan dan aktivitas yang interaktif pada
pembelajaran literasi dan numerasi yang dipraktekkan oleh
guru masih bersifat pasif.

Kegiatan pengembangan kualitas pembelajaran yang dilakukan 1


belum terstruktur. Guru belum konsisten melakukan refleksi
pembelajaran, mengeksplorasi referensi pengajaran baru, dan
mencetuskan inovasi baru.

Guru sudah aktif mencari referensi pengajaran melalui buku, 4


seminar, diskusi, praktik baik guru lain, dll untuk meningkatkan
kualitas pengajaran.

Proses refleksi untuk peningkatan kualitas yang dilakukan, tidak 5


terbatas ketika terjadi permasalahan, namun, belum dilakukan
secara rutin dan konsisten.

Guru mulai aktif mencari cara, sumber, dan strategi pengajaran


baru dalam rangka melakukan inovasi pembelajaran untuk
meningkatkan ketertarikan, keterlibatan, dan pemahaman
peserta didik terhadap materi pembelajaran.
Kepemimpinan instruksional belum mengacu pada visi misi 1
sekolah, belum mendorong perencanaan, praktik dan asesmen
pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan hasil belajar
peserta didik dan belum mengembangkan program, sistem
insentif dan sumber daya yang mendukung guru melakukan
refleksi dan perbaikan pembelajaran.

Visi-misi sekolah menjadi acuan dalam perencanaan, 4


pelaksanaan dan evaluasi program kerja sekolah serta
dikomunikasikan kepada warga sekolah.

Perencanaan pembelajaran, praktik pembelajaran, dan praktik


asesmen di satuan pendidikan belum berorientasi pada
peningkatan hasil belajar peserta didik.
Sekolah belum memiliki program, sistem insentif, dan sumber
daya yang mendukung guru untuk melakukan refleksi dan
perbaikan pembelajaran.

Nilai peserta didik dalam berpikir menggunakan konsep,


prosedur, fakta, dan alat matematika pada konten data dan
ketidakpastian untuk menyelesaikan masalah sehari-hari
BELUM BERADA PADA TAHAPAN/KATEGORI CAKAP.

Suasana pembelajaran yang kondusif, dukungan afektif dan


aktivasi kognitif belum diberikan oleh guru.
Suasana kelas belum kondusif untuk melangsungkan
pembelajaran dan hanya sebagian kecil guru yang berupaya
aktif untuk melibatkan peserta didik dalam pengelolaan kelas.

Dukungan afektif berupa perhatian, kepedulian dan umpan


balik untuk meningkatkan ekspektasi akademik, diberikan guru
sesuai hasil pemetaan kebutuhan peserta didik.
Aktivasi kognitif dalam proses pembelajaran berupa
menciptakan iklim pembelajaran terbuka dengan memberikan
instruksi, panduan dan aktivitas yang interaktif pada
pembelajaran literasi dan numerasi yang dipraktekkan oleh
guru masih bersifat pasif.

Kegiatan pengembangan kualitas pembelajaran yang dilakukan


belum terstruktur. Guru belum konsisten melakukan refleksi
pembelajaran, mengeksplorasi referensi pengajaran baru, dan
mencetuskan inovasi baru.

Guru sudah aktif mencari referensi pengajaran melalui buku,


seminar, diskusi, praktik baik guru lain, dll untuk meningkatkan
kualitas pengajaran.
Proses refleksi untuk peningkatan kualitas yang dilakukan, tidak
terbatas ketika terjadi permasalahan, namun, belum dilakukan
secara rutin dan konsisten.
Guru mulai aktif mencari cara, sumber, dan strategi pengajaran
baru dalam rangka melakukan inovasi pembelajaran untuk
meningkatkan ketertarikan, keterlibatan, dan pemahaman
peserta didik terhadap materi pembelajaran.

Kepemimpinan instruksional belum mengacu pada visi misi


sekolah, belum mendorong perencanaan, praktik dan asesmen
pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan hasil belajar
peserta didik dan belum mengembangkan program, sistem
insentif dan sumber daya yang mendukung guru melakukan
refleksi dan perbaikan pembelajaran.

Visi-misi sekolah menjadi acuan dalam perencanaan,


pelaksanaan dan evaluasi program kerja sekolah serta
dikomunikasikan kepada warga sekolah.
Perencanaan pembelajaran, praktik pembelajaran, dan praktik
asesmen di satuan pendidikan belum berorientasi pada
peningkatan hasil belajar peserta didik.
Sekolah belum memiliki program, sistem insentif, dan sumber
daya yang mendukung guru untuk melakukan refleksi dan
perbaikan pembelajaran.
Peserta didik memiliki kesadaran akan pentingnya berakhlak
baik pada sesama manusia, alam, dan negara, serta sudah
menerapkannya dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.

Peserta didik memiliki kesediaan dan kemauan berkontribusi


dalam kegiatan yang bertujuan memperbaiki kondisi lingkungan
fisik dan sosial, serta sudah diimplementasikan dengan baik
dalam kehidupan sehari-hari.

Peserta didik memiliki kesenangan dan pengalaman untuk


menghasilkan pemikiran, gagasan, serta karya yang baru dan
berbeda, serta sudah diimplementasikan secara optimal.
Peserta didik terbiasa untuk menelusuri, menganalisis, dan
mengevaluasi informasi, serta bertanggung jawab terhadap
keputusan yang dibuat.
Peserta didik memiliki ketertarikan terhadap keragaman di
berbagai negara serta memiliki kepedulian terhadap isu-isu
global, dan sudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik terbiasa mengelola pikiran, perasaan, dan
tindakan untuk mencapai tujuan belajar dalam kehidupan
sehari-hari.
Peserta didik merasa aman dan nyaman ketika berada di
lingkungan sekolah pada situasi-situasi tertentu saja.

Guru masih belum sepenuhnya merasa sebagai bagian dari


satuan pendidikan sehingga mereka menikmati perannya
sebagai seorang pendidik hanya pada situasi tertentu saja.
Satuan pendidikan aman dari kasus perundungan. Kepala
sekolah dan guru telah memiliki konsepsi yang tepat dan yakin
dengan pengetahuan dan kemampuannya terkait perundungan.

Satuan pendidikan aman dari kasus hukuman fisik. Kepala


sekolah dan guru telah memiliki konsepsi yang tepat dan yakin
dengan pengetahuan dan kemampuannya terkait hukuman
fisik.

Di satuan pendidikan jarang terjadi kasus pelecehan seksual.


Kepala sekolah dan guru sudah memahami konsep, definisi dan
bentuk-bentuk pelecehan seksual, namun belum cukup yakin
dengan kemampuannya dalam mencegah dan menangani kasus
pelecehan seksual.

Satuan pendidikan aman dari kasus penyalahgunaan


narkoba.Kepala sekolah dan guru memahami pengertian
narkoba dan contoh penyalahgunaan narkoba.
Suasana kelas belum kondusif untuk melangsungkan
pembelajaran dan hanya sebagian kecil guru yang berupaya
aktif untuk melibatkan peserta didik dalam pengelolaan kelas.

Dukungan afektif berupa perhatian, kepedulian dan umpan


balik untuk meningkatkan ekspektasi akademik, diberikan guru
sesuai hasil pemetaan kebutuhan peserta didik.

Satuan pendidikan mengakui adanya keragaman


agama/kepercayaan dan budaya, tetapi tidak sepenuhnya
menerima keragaman tersebut.

Satuan pendidikan mendukung dan mengakomodir sebagian


peserta didik untuk mendapatkan pengalaman belajar yang
berkualitas.
Satuan pendidikan mendukung kesetaraan hak-hak sipil antara
kelompok agama/kepercayaan dan budaya mayoritas dan
minoritas. Akan tetapi, dukungan tersebut sering kali didasari
alasan pragmatis dan cenderung bersikap pasif.

Satuan Pendidikan mengetahui lemahnya komitmen


kebangsaan dan menindak pelanggaran tersebut dengan cara-
cara yang demokratis, seperti bertukar pikiran satu sama lain.
ampingan Penguatan Pemenuhan SPM

Benahi Benahi (deskripsi kegiatan)


1

●Pemanfaatan platform merdeka mengajar


●Pemanfaatan platform merdeka mengajar untuk peningkatan untuk peningkatan kapasitas guru dan kepala
kapasitas guru dan kepala sekolah terkait materi literasi (Benahi sekolah terkait materi literasi , materi kualitas
1) pembelajaran, materi refleksi pembelajaran.
(Benahi 1)

●Penguatan pembelajaran literasi dengan menggunakan modul 4 ●Pembentukan dan optimalisasi komunitas belajar
literasi berbasis tema dan sumber lainnya di luar platform merdeka untuk peningkatan kompetensi guru dan kepala
mengajar (Benahi 2) sekolah dengan berbagi pengetahuan dan diskusi
terkait literasi (Benahi 4)

●Kegiatan membaca dan mendiskusikan beragam buku dari berbagai 5 ●Refleksi pembelajaran oleh guru dan kepala
sumber dan genre secara rutin oleh guru dan siswa (Benahi 3) sekolah untuk mengidentifikasi tantangan dalam
pembelajaran literasi, Suasana Pembelajaran yang
terstruktur, dlldengan melibatkan pemangku
kepentingan sekolah (Benahi 5)

●Pembentukan dan optimalisasi komunitas belajar untuk peningkatan


kompetensi guru dan kepala sekolah dengan berbagi pengetahuan dan
diskusi terkait literasi (Benahi 4)
●Refleksi pembelajaran oleh guru dan kepala sekolah untuk
mengidentifikasi tantangan dalam pembelajaran literasi dengan
melibatkan pemangku kepentingan sekolah (Benahi 5)

●Penyusunan dan Penerapan kurikulum operasional satuan


pendidikan yang terkait peningkatan literasi sesuai dengan kebutuhan
siswa dan kondisi sekolah, contohnya, dengan penerapan kurikulum
merdeka atau kurikulum darurat (Benahi 6)
●Pemanfaatan platform merdeka mengajar untuk peningkatan
kapasitas guru dan kepala sekolah terkait materi kualitas
pembelajaran. (Benahi 1)

●Pembentukan dan optimalisasi komunitas belajar untuk


peningkatan kompetensi guru dan kepala sekolah dengan
berbagi pengetahuan dan diskusi terkait kualitas pembelajaran
(Benahi 4)

●Refleksi pembelajaran oleh guru dan kepala sekolah untuk


mengidentifikasi tantangan dalam kualitas pembelajaran
dengan melibatkan pemangku kepentingan sekolah (Benahi 5)

●Pemanfaatan platform merdeka mengajar untuk


peningkatan kapasitas guru dan kepala sekolah terkait
materi refleksi pembelajaran. (Benahi 1)

●Pembentukan dan optimalisasi komunitas belajar untuk


peningkatan kompetensi guru dan kepala sekolah dengan
berbagi pengetahuan dan diskusi terkait kemampuan
melakukan refleksi (Benahi 4)

●Refleksi pembelajaran oleh guru dan kepala sekolah


untuk mengidentifikasi tantangan dalam kualitas
pembelajaran dengan melibatkan pemangku kepentingan
sekolah (Benahi 5)
●Pemanfaatan platform merdeka mengajar untuk
peningkatan kapasitas guru dan kepala sekolah terkait
materi kepemimpinan Instruksional. (Benahi 1)

●Pembentukan dan optimalisasi komunitas belajar untuk


peningkatan kompetensi kepala sekolah dengan berbagi
pengetahuan dan diskusi terkait kepemimpinan
instruksional (Benahi 4)
RKT
RKT dan
RKAS

Peningkatan Kualitas Guru Kelas,


Mata Pelajaran

RKT
DAN
RKAS
Kegiatan KKG/MGMP atau
KKKS/MKKS

RKAS
Pelaksanaan Monitoring Kegiatan
Belajar Mengajar
Lembar Kerja ARKAS

LEMBAR KERJA ARKAS


- Lembar ini dapat menjadi RUJUKAN SAAT ANDA INPUT rencana kegiatan dan anggaran (RKAS) ke dalam ARKAS.
- Langkah-langkah menggunakan Lembar Kerja ARKAS adalah sebagai berikut:
1. Masukkan benahi yang sudah dipilih dalam dokumen Rencana Kerja Tahunan (RKT). RKT ini dapat berasal dari hasil otomasi yang sudah direview dan diedit oleh satuan pendidikan.
2. Masukkan kegiatan dari dokumen RKT yang sudah difinalisasi oleh satuan pendidikan. Kegiatan yang dimasukkan adalah kegiatan yang membutuhkan biaya dalam pelaksanaannya. Kegiatan yang tidak membutuhkan biaya tetap dilaksanakan meski tidak dimasukkan dalam ARKAS.

3. Kolom Program dan Sub Program tidak perlu diisi oleh Satuan Pendidikan karena akan otomatis terisi ketika satuan memasukkan kegiatan.
4. Dikarenakan kegiatan yang ada dalam ARKAS saat ini sebagian besar masih bersifat umum, maka perlu ada ada penjelasan yang lebih spesifik dalam kolom penjelasan kegiatan. Misalnya, Kegiatan: Peningkatan Kualitas Guru Kelas, Mata Pelajaran; Penjelasan: Pelatihan guru kelas dan mata pelajarn terkait literasi, numerasi, dan
karakter
5. Deskripsi kegiatan diisi barang dan jasa yang akan digunakan atau dibelanjakan untuk mendukung kegiatan
6. Jumlah adalah jumlah barang dan jasa yang akan dibelanjakan
7. Satuan adalah satuan dari jumlah yang sebelumnya diisikan (misalnya: Rim, kotak, lusin, dll)
8. Harga satuan adalah harga barang dan saja untuk setiap satuan
9. Total adalah perkalian antara jumlah dan harga satuan

No Benahi Program Sub Program Kegiatan Penjelasan Kegiatan Deskripsi Kegiatan Jumlah Satuan Harga Satuan Total
Benahi yang dipilih dalam Dari SNP, otomatis Klasifikasi kegiatan BOS, otomatis Kegiatan ARKAS Rincian Belanja
RKT

1 Pemanfaatan platform 04. - Pengembangan Standar Penilaian 04.06.21. Peningkatan Kualitas Guru Guru mengunduh dan
merdeka mengajar untuk Kelas, Mata Pelajaran menggunakan platform Merdeka
peningkatan kapasitas guru Mengajar secara rutin untuk
meningkatkan kompetensi sesuai
dan kepala sekolah kebutuhannya.

HONOR NARASUMBER 4 ORANG/JAM 900,000.00 3,600,000.00

KONSUMSI 7 PAKET 45,000.00 315,000.00

Transport Peserta 6 orang/kali 100,000.00 600,000.00

ATK 7 Paket 45,000.00 315,000.00

Spanduk 1 Lembar 150,000.00 150,000.00

ATK 1 Paket 500,000.00 500,000.00

Perlengkapan Peserta 1 Paket 500,000.00 500,000.00

raporpendidikan.kemdikbud.go.id 32 dari 38
Lembar Kerja ARKAS

4 Kegiatan KKG/MGMP atau 04. - Pengembangan Standar Penilaian 04.06.50. Komunitas belajar merupakan
KKKS/MKKS kelompok pendidik, tenaga
kependidikan, serta anggota
masyarakat lainnya, dan dapat
berwujud MGMP/KKG,
KKKS/MKKS, atau lainnya. Guru
Kegiatan KKG/MGMP atau dan kepala sekolah juga dapat
aktif berkegiatan dalam Honor Narasumber 4 orang/jam 900,000.00 3,600,000.00
KKKS/MKKS
MGMP/KKG atau MKKS/KKKS
untuk meningkatan kompetensi
diri melalui interaksi bersama
rekan sejawat.

Transport Narasumber 1 orang/kali 200,000.00 200,000.00

Transport Peserta 6 orang/kali 100,000.00 600,000.00

Konsumsi 7 Paket 45,000.00 315,000.00

Spanduk 1 Lembar 150,000.00 150,000.00

ATK 1 Paket 500,000.00 500,000.00

Perlengkapan Peserta 1 Paket 500,000.00 500,000.00

5 Refleksi pembelajaran oleh 06. - Pengembangan Standar Pengelolaan Proses refleksi adalah kegiatan
guru dan kepala sekolah mengingat kembali dan menilai
untuk mengidentifikasi strategi yang sudah dilakukan
tantangan dalam dalam proses pembelajaran.
pembelajaran dengan Tujuannya yaitu untuk
melibatkan pemangku mengidentifikasi praktik baik dan
kepentingan sekolah hal-hal yang perlu diperbaiki
serta strategi yang perlu
dilakukan oleh guru dan kepala
sekolah.

Secara mandiri, guru dapat


melakukan proses refleksi
bersama peserta didik setiap
Pelaksanaan Monitoring selesai satu tujuan
06.05.31. Penggandaan Bahan Monev 1 Paket 500,000.00 500,000.00
Kegiatan Belajar Mengajar pembelajaran. Kepala sekolah
bisa berefleksi bersama guru
setidaknya satu semester sekali,
serta dapat melibatkan orang tua
siswa atau pemangku
kepentingan agar proses refleksi
dapat lebih bermakna.

Kegiatan refleksi juga dapat


dilakukan dengan melibatkan
pemangku kepentingan,
misalnya sebagai fasilitator yang
memandu proses refleksi.

Konsumsi 10 Paket 45,000.00 450,000.00

raporpendidikan.kemdikbud.go.id 33 dari 38
Lembar Kerja ARKAS

5 Refleksi pembelajaran oleh


guru dan kepala sekolah
untuk mengidentifikasi
tantangan dalam -
pembelajaran dengan
melibatkan pemangku
kepentingan sekolah

6 Penyusunan dan
Penerapan kurikulum
operasional satuan
pendidikan sesuai dengan
kebutuhan siswa dan -
kondisi sekolah, contohnya,
dengan penerapan
kurikulum merdeka atau
kurikulum darurat

7 Pelatihan guru dan kepala


sekolah serta pembelajaran
terkait Kesejahteraan -
psikologis siswa atau guru
8 Sekolah mengadopsi
program ROOTS untuk -
pencegahan perundungan
9 Pembuatan peraturan dan
-
tata tertib sekolah
10 Kegiatan pembelajaran
dengan menonton dan -
diskusi
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -

12,795,000.00

raporpendidikan.kemdikbud.go.id 34 dari 38
Hasil Kerja Pendampingan Perencanaan Berbasis Data
:

Nama Satuan Pendidik


:

NPSN
:

Nama Perencana
Jabatan :

Program Sub-Program Kegiatan Kode Rekening Uraian Kegiatan Volume Satuan Harga Satuan Jumlah Ket.
01. - Pengembangan Komptetensi Lulusan Pengembangan Profesi
Pendidik dan Tenaga
Bimtek Penguatan
Kependidikan
Komunitas Belajar
Honor Peserta 10 OH 100,000.00 1,000,000.00

Honor Panitia 3 OH 100,000.00 300,000.00

Honor Narasumber 2 OH 400,000.00 800,000.00

Konsumsi 15 OK 20,000.00 300,000.00

ATK 1 Keg 100,000.00 100,000.00

Spanduk 1 Keg 100,000.00 100,000.00

Perlengkapan 1 Keg 100,000.00 100,000.00

2,600,000.00

03. - Pengembangan Standar Proses Pengembangan Profesi


Pendidik dan Tenaga FGD Komite
Kependidikan Pembelajajan untuk
Penguatan Literasi, Transport Peserta 10 OH 100,000.00 1,000,000.00
Struktur pembelajaran
dan metode pembelajaran

Konsumsi Peserta 10 OH 100,000.00 1,000,000.00

2,000,000.00
Uraian Kegiatan ARKAS untuk Tindak Lanjut PBD

URAIAN KEGIATAN ARKAS UNTUK TINDAK LANJUT PBD


- Ada berbagai cara untuk membenahi akar masalah yang terjadi di satdik. SALAH SATUNYA dengan menganggarkan program tindak lanjut.
- Lembar ini HANYA DIGUNAKAN JIKA Anda ingin menganggarkan rekomendasi program ke ARKAS.
- Untuk melihat rekomendasi program dari hasil Rapor Pendidikan Anda, silakan buka dokumen REKOMENDASI PBD yang terunduh bersama dengan dokumen ini.

Nomor Benahi Deskripsi Benahi Detail Deskripsi Kegiatan Contoh Kegiatan ARKAS
Tertera di kolom Rekomendasi Anda tidak harus memilih semua kegiatan untuk dianggarkan sekaligus
Program dokumen
Rekomendasi PBD Kode Nama Kegiatan Penjelasan Kegiatan
Kegiatan

1 Pemanfaatan platform Merdeka Mengajar untuk https://bit.ly/Benahi1 04.06.21. Peningkatan Kualitas Guru Kelas, Mata Guru mengunduh dan menggunakan platform Merdeka
peningkatan kapasitas guru dan kepala sekolah terkait Pelajaran Mengajar secara rutin untuk meningkatkan kompetensi
materi literasi, numerasi, karakter, kualitas sesuai kebutuhannya.
pembelajaran, refleksi pembelajaran, dan kepemimpinan
instruksional

04.06.22. Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah Kepala Sekolah mengunduh dan menggunakan platform
Merdeka Mengajar secara rutin untuk meningkatkan
kompetensi sesuai kebutuhannya.
06.07.12. Pembayaran Langganan Internet Pemasangan internet dan pembayaran biaya
berlangganan internet untuk membantu guru dan kepala
sekolah dalam melakukan peningkatan kompetensi secara
daring. Guru dan kepala sekolah dapat bersama-sama
menggunakan fasilitas internet untuk mengakses berbagai
fitur yang menunjang kompetensi diri.

2 Penguatan pembelajaran literasi dan numerasi dengan https://bit.ly/Benahi2 03.05.11. Pengadaan Bahan Referensi Pengadaan berbagai referensi untuk guru dan siswa yang
menggunakan modul literasi dan numerasi berbasis tema dapat menunjang pembelajaran, pengembangan minat
dan sumber lain di luar platform Merdeka Mengajar baca, dan upaya peningkatan kompetensi literasi dan
numerasi untuk siswa, guru dan kepala sekolah.

04.06.21. Peningkatan Kualitas Guru Kelas, Mata Peningkatan kompetensi untuk pembelajaran literasi dan
Pelajaran numerasi perlu dilakukan guru berbagai mata pelajaran.
Peningkatan kualitas ini dapat dilakukan secara daring
maupun luring, secara berkelompok atau individu.

04.06.22. Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah Peningkatan wawasan pembelajaran literasi dan numerasi
kepala sekolah perlu dilakukan dengan berbagai cara, baik
secara daring maupun luring, secara berkelompok mapun
individu. Tujuan utamanya adalah agar kepala sekolah
dapat mengembangkan kebijakan yang mendukung
peningkatan kompetensi literasi dan numerasi siswa.

3 Kegiatan membaca dan mendiskusikan beragam buku https://bit.ly/Benahi3 03.02.06. Pemberdayaan Perpustakaan Optimalisasi peran perpustakaan sebagai sentra
dari berbagai sumber dan genre secara rutin oleh guru pembelajaran literasi, di antaranya dengan
dan siswa menyelenggarakan kegiatan, forum, dan/atau program
diskusi dan membuat karya berbasis buku bacaan sesuai
minat, konteks, atau topik tertentu.

raporpendidikan.kemdikbud.go.id 36 dari 38
Uraian Kegiatan ARKAS untuk Tindak Lanjut PBD

05.02.12. Pemeliharaan atau Pengadaan Penambahan dan/atau perawatan buku dan koleksi
Buku/Koleksi Perpustakaan perpustakaan.
4 Pembentukan dan optimalisasi komunitas belajar untuk https://bit.ly/Benahi4 04.06.21. Peningkatan Kualitas Guru Kelas, Mata Guru dan kepala sekolah belajar bersama dalam
peningkatan kompetensi guru dan kepala sekolah dengan Pelajaran komunitas belajar di sekolah secara rutin 2-4 kali setiap
berbagi pengetahuan dan diskusi bulannya. Agenda pertemuan di antaranya mendiskusikan
permasalahan atau peningkatan kualitas pembelajaran,
iklim keamanaan sekolah, dan peningkatan kompetensi
guru secara umum.

04.06.50. Kegiatan KKG/MGMP atau Komunitas belajar merupakan kelompok pendidik,


KKKS/MKKS tenaga kependidikan, serta anggota masyarakat
lainnya, dan dapat berwujud MGMP/KKG,
KKKS/MKKS, atau lainnya. Guru dan kepala sekolah
juga dapat aktif berkegiatan dalam MGMP/KKG atau
MKKS/KKKS untuk meningkatan kompetensi diri
melalui interaksi bersama rekan sejawat.

5 Refleksi pembelajaran oleh guru dan kepala sekolah https://bit.ly/Benahi5 06.05.31. Pelaksanaan Monitoring Kegiatan Proses refleksi adalah kegiatan mengingat kembali
untuk mengidentifikasi tantangan dalam Belajar Mengajar dan menilai strategi yang sudah dilakukan dalam
pembelajaran dengan melibatkan pemangku proses pembelajaran. Tujuannya yaitu untuk
kepentingan sekolah mengidentifikasi praktik baik dan hal-hal yang perlu
diperbaiki serta strategi yang perlu dilakukan oleh
guru dan kepala sekolah.

Secara mandiri, guru dapat melakukan proses


refleksi bersama peserta didik setiap selesai satu
tujuan pembelajaran. Kepala sekolah bisa berefleksi
bersama guru setidaknya satu semester sekali, serta
dapat melibatkan orang tua siswa atau pemangku
kepentingan agar proses refleksi dapat lebih
bermakna.

Kegiatan refleksi juga dapat dilakukan dengan


melibatkan pemangku kepentingan, misalnya
sebagai fasilitator yang memandu proses refleksi.

6 Penyusunan dan penerapan kurikulum operasional https://bit.ly/Benahi6 02.03.65. Penyusunan Kurikulum Di tingkat satuan pendidikan, kurikulum yang
satuan pendidikan terkait penguatan Profil Pelajar dikembangkan adalah kurikulum operasional satuan
Pancasila sesuai dengan kebutuhan siswa dan pendidikan. Tercakup di dalamnya yaitu
kondisi sekolah pengembangan perencanaan pembelajaran dan
asesmen; misalnya alur tujuan pembelajaran atau
silabus, rencana pembelajaran dan asesmen,
perencanaan projek penguatan Profil Pelajar
Pancasila, pengembangan modul ajar dan modul
projek penguatan Profil Pelajar Pancasila, dan
lainnya.

7 Pelatihan guru dan kepala sekolah, serta kegiatan https://bit.ly/Benahi7 04.06.50. Kegiatan KKG/MGMP atau Pelatihan terkait iklim keamanan dan iklim
pembelajaran terkait iklim keamanan dan iklim KKKS/MKKS kebhinekaan: kesetaran gender, kekerasan seksual,
kebhinekaan: kesetaraan gender dan kekerasan perundungan, intoleransi, dan narkoba dapat
seksual, perundungan, intoleransi, dan narkoba diberikan di kegiatan KKG/MGMP atau KKKS/MKKS.

raporpendidikan.kemdikbud.go.id 37 dari 38
Uraian Kegiatan ARKAS untuk Tindak Lanjut PBD

04.06.21. Peningkatan Kualitas Guru Kelas, Peningkatan kualitas guru terkait iklim keamanan:
Mata Pelajaran kesetaraan gender, kekerasan seksual,
perundungan, intoleransi, dan narkoba.
04.06.22. Peningkatan Kompetensi Kepala Peningkatan kompetensi kepala sekolah terkait iklim
Sekolah keamanan: kesetaraan gender, kekerasan seksual,
perundungan, intoleransi, dan narkoba.
8 Sekolah mengadopsi program ROOTS untuk https://bit.ly/Benahi8 05.05.56. Pengembangan Sekolah Sehat, Adopsi Program Roots dapat dimasukkan ke dalam
pencegahan perundungan dan kekerasan berbasis Sekolah Aman, Sekolah Ramah pengembangan sekolah aman, sekolah ramah anak,
sekolah Anak, Sekolah Inklusi, Sekolah dan sekolah inklusi bertujuan untuk menciptakan
Adiwiyata dan Aejenisnya sekolah yang bebas dari kekerasan, termasuk
perundungan.
9 Pembuatan peraturan dan tata tertib sekolah terkait https://bit.ly/Benahi9 06.05.18. Pembuatan Program Kerja Kepala Pembuatan dan pelaksanaan peraturan pencegahan
kekerasan seksual, perundungan, intoleransi, dan Sekolah dan penanganan kekerasan di sekolah dapat
pencegahan penggunaan narkoba diwujudkan melalui program kerja kepala sekolah
yaitu:
1. Pencegahan kekerasan termasuk kekerasan
seksual, perundungan, intoleransi dan penggunaan
narkoba
2. Penanganan kekerasan melalui pembentukan tim
khusus penanganan kekerasan, penyediaan kanal
aduan dan berjejaring dengan lembaga lain seperti
UPTD PPA (Unit Pelaksana Teknis Daerah
Perlindungan Perempuan dan Anak) dan pekerja
sosial untuk melakukan penanganan kasus-kasus
kekerasan yang membutuhkan konseling, bantuan
hukum, bantuan sosial, dan penanganan kasus lebih
lanjut.

10 Kegiatan pembelajaran dengan menonton dan https://bit.ly/Benahi10 03.03.16. Pengembangan Pendidikan Kegiatan pembelajaran dan kesiswaan dengan
diskusi terkait materi kebhinekaan global, toleransi, Karakter/Penumbuhan Budi Pekerti, menonton dan berdiskusi tentang kebhinekaan
keberagaman dan keragaman fisik untuk siswa dan dan Kegiatan Program Pelibatan global, toleransi, keberagaman dan keberagaman
guru, kekerasan seksual, dan perundungan Keluarga di Sekolah fisik untuk siswa dan guru, kekerasan seksual, dan
perundungan dapat dimasukkan ke dalam aktivitas
pengembangan pendidikan karakter/penumbuhan
budi pekerti.

raporpendidikan.kemdikbud.go.id 38 dari 38

Anda mungkin juga menyukai