Anda di halaman 1dari 44

PROPOSAL SKRIPSI

SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI


ATLET REMAJA AKADEMI BASKET ROOKIE KLATEN
TAHUN 2022

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Olahraga

Diajukan Oleh:
Agung Basori Jatmiko
A810180101

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
JUNI, 2022
SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI
ATLET REMAJA AKADEMI BASKET ROOKIE KLATEN
TAHUN 2022

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Olahraga

Diajukan Oleh:
Agung Basori Jatmiko
A810180101

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
JUNI, 2022

ii
PERNYATAAN ORISONALITAS

Saya yang bertandatangan dibawah ini,


Nama : Agung Basori Jatmiko
NIM : A810180101
Program Studi : Pendidika Olahraga
Judul Proposal Skripsi : SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI
ATLET REMAJA AKADEMI BASKET
ROOKIE KLATEN TAHUN 2022

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa proposal skripsi yang saya


serahkan ini benar-benar hasil karya sendiri dan bebas plagiat karya orang
lain, kecuali yang secara tertulis diacu/dikutip dalam naskah dan
disebutkan pada daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi
ini hasil plagiat, saya bertanggung jawab sepenuhnya dan bersedia
menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Surakarta, 21 Juni 2022


Yang membuat pernyataan

Agung Basori Jatmiko


A810180101

iii
PROPOSAL SKRIPSI

SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ATLET REMAJA

AKADEMI BASKET ROOKIE KLATEN TAHUN 2022

Diajukan Oleh:

Agung Basori Jatmiko

A810180101

Proposal skripsi telah disetujui oleh pembimbing skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Surakarta untuk dilanjutkan menjadi skripsi.

Surakarta, 21 Juni 2022

(Agam Akhmad Syaukani, S.Si., M.Ed)

NIDN: 0606089101

iv
DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINALITAS.............................................................iii

LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................iv

DAFTAR ISI................................................................................................v

DAFTAR TABEL......................................................................................vii

DAFTAR GAMBAR................................................................................viii

A. JUDUL...................................................................................................1

B. PENDAHULUAN..................................................................................1

1. Latar Belakang Masalah.....................................................................1

2. Identifikasi Masalah............................................................................6

3. Pembatasan Masalah...........................................................................7

4. Rumusan Masalah...............................................................................7

5. Tujuan Penelitian................................................................................7

6. Manfaat Penelitian..............................................................................7

C. TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................9

1. Penelitian yang Relevan......................................................................9

2. Kajian Teori......................................................................................10

3. Kerangka Berpikir............................................................................20

4. Hipotesis...........................................................................................21

D. METODE PENELITIAN.....................................................................22

1. Jenis dan Desain Penelitian...................................................................22

2. Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................22

3. Populasi, Sampel, dan Sampling...........................................................22

4. Alat dan Bahan.................................................................................23

v
5. Definisi Operasional Variabel...............................................................24

6. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data...........................................24

7. Teknik Analisis Data........................................................................27

DAFTAR PUSTAKA................................................................................29

vi
DAFTAR TABEL

Table 1. Penelitian yang Relevan.................................................................9


Table 2. Instrumen Tes TKJI......................................................................26

Table 3. Klasifikasi Penilaian Tes TKJI Umur 16-19 Tahun Putra 31


Table 4. Klasifikasi Penilaian Tes TKJI Umur 16-19 Tahun Putri............31

Table 5. Norma Tes Kebugaran Jasmani 31

Table 6. Formulir Pengukuran TKJI Lari 60 meter 32


Table 7. Formulir Pengukuran TKJI Gantung Siku Tekuk........................33

Table 8. Formulir Pengukuran TKJI Baring Duduk 34


Table 9. Formulir Pengukuran TKJI Loncat Tegak...................................35
Table 10. Formulir Pengukuran TKJI Lari 1200 meter.............................36

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Lari Cepat 60 meter


Gambar 2. Gantung Angkat Tubuh
Gambar 3. Baring Duduk
Gambar 4. Loncat Tegak/Vertical Jump
Gambar 5. Lari 1200 meter
Gambar 6. Kerangka Berpikir

viii
A. JUDUL
SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ATLET REMAJA
AKADEMI BASKET ROOKIE KLATEN TAHUN 2022.
B. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Aktivitas olahraga berperan penting untuk menjaga kondisi
kebugaran jasmani (Bompa & Carrera, 2015). Oleh karena itu setiap
orang memiliki aktivitas fisik yang berbeda-beda dalam kehidupan
sehari-hari. Agar dapat menjalankan tugas aktivitas fisik sehari-hari
dengan baik, maka diperlukan kualitas kemampuan fungsi organ
tubuh sesuai dengan tuntutan tugas gerak aktivitas yang dijalaninya.
Kualitas kemampuan fungsi organ tubuh ini menunjukkan kualitas
kebugaran jasmani. Kebugaran jasmani adalah kemampuan dan
kesanggupan tubuh melakukan aktivitas fisik yang dilakukan sehari-
hari tanpa menimbulkan kelelahan secara berlebihan (Muhajir,
2017). Setiap orang membutuhkan kebugaran jasmani dengan baik,
agar ia dapat menyelesaikan pekerjaan secara efisien dan optimal
tanpa mengalami kelelahan dan masih menyimpan cadangan energi
untuk aktivitas yang mendadak. Derajat kebugaran jasmani
seseorang sangat menentukan kemampuan fisik untuk melakukan
aktivitas sehari-hari. Semakin tinggi derajat kebugaran jasmani
seseorang, semakin tinggi pula kemampuan kerja fisiknya. Selain
berguna dalam meningkatkan kebugaran jasmani, latihan kondisi
fisik merupakan sebuah program pokok dalam pembinaan atlet untuk
berprestasi dalam suatu cabang olahraga. Seorang atlet memiliki
tingkat kebugaran jasmani secara baik akan terhindar dari
kemungkinan cedera yang sering terjadi jika seorang atlet melakukan
aktivitas fisik yang berat.
Kebugaran jasmani merupakan modal esensial untuk
menyelesaikan sebuah kegiatan secara efektif dan bergairah,
sehingga berakibat pada produktivitas dan dijadikan salah satu

1
indikator kualitas tubuh. Kebugaran jasmani erat kaitannya dengan
kegiatan seseorang dalam melakukan suatu pekerjaaan dan bergerak.
Kebugaran jasmani dibutuhkan untuk mendukung aktivitas sehari-
hari seseorang agar aktivitas atau pekerjaan tersebut optimal. Dalam
pekerjaan atau aktivitas dapat mempengaruhi kebugaran jasmani
seseorang.
Menurut Amiq Fahral et al., (2022) Unsur-unsur dalam
kebugaran jasmani antara lain: kekuatan (strength), daya (power),
kecepatan (speed), kelentukan (flexibility), kelincahan (agility), daya
tahan (endurance), dan daya tahan kecepatan (stamina). Faktor yang
mempengaruhi kebugaran jasmani antara lain: umur, jenis kelamin,
keturunan, asupan gizi, dan latihan.
Pembinaan kondisi fisik dengan berolahraga sebagai bentuk
pondasi utama bertujuan meningkatkan kebugaran jasmani dan
melakukan beraktivitas sebagaimana mestinya. Dalam meningkatkan
kebugaran jasmani dengan cara efisien, tersusun, dan intensitasnya
meningkat. Kondisi tubuh yang prima tentu terhindar dari cedera.
Membina kebugaran jasmani dapat dilakukan dengan rutin
berolahraga, salah satu jenis olahraga yang bisa dilakukan adalah
bola basket. Bola basket merupakan olahraga yang berasal dari
Amerika Serikat dan sudah berkembang di seluruh dunia termasuk di
Indonesia. Permainan bola basket di Negara Indonesia sudah
memiliki penggemar yang banyak, terutama di kalangan pelajar
hingga usai dewasa dan olahraga ini sudah mulai diajarkan di
sekolahan mulai sekolah dasar hingga tingkat atas.
Permainan bola basket yang dikenal pada masa sekarang
menuntut kondisi fisik yang prima dari atletnya. Olahraga bola
basket merupakan jenis olahraga yang menggunakan bola besar dan
dimainkan dengan tangan. Permainan bola basket dimainkan oleh
dua regu yang masing-masing regu terdiri atas lima orang pemain
(Fédération Internationale de Basketball (FIBA), 2018). Upaya

2
untuk mencetak poin dengan memasukan bola ke keranjang lawan
membutuhkan faktor fisik, taktik, teknik, dan mental. Faktor fisik
merupakan prasyarat yang harus dimiliki serang atlet bola basket di
dalam meningkatkan dan mengembangkan prestasi olahraga yang
optimal (Mashuri et al., 2019). Dalam kondisi fisik dasar hal yang
dibutuhkan dalam semua cabang olahraga adalah kekuatan, daya
tahan, fleksibilitas, kecepatan, dan koordinasi. Pemain bola basket
membutuhkan kondisi fisik daya tahan yang baik karena dengan
daya tahan yang baik akan memberikan asupan energi yang baik
selama pertandingan bola basket (Mashuri et al., 2019). Dalam
permainan bola basket terdapat kontak fisik dengan lawan. Jikalau
perfoma fisik pemain tidak layak menghadapi suatu kompetisi
pertandingan, dengan ini pemain atau tim tidak dapat berpartisipasi
dan gagal dalam kompetisi pertandingan (Syaukani et al., 2020).
Kondisi fisik (physical condition) dan penguasaan teknik dasar
(foundamentals) yang baik dapat memberikan pengaruh yang cukup
besar kepada seorang atlet dalam mencapai kecakapan bermain atau
prestasi olahraga yang lebih baik. Seorang atlet memiliki kondisi
fisik yang kurang baik tetapi dalam segi penguasaan teknik, taktik,
dan mental yang baik juga kurang mendukung dalam pencapaian
prestasi seorang atlet. Demikian juga kondisi fisik seorang atlet yang
baik tanpa didukung dengan penguasaan teknik bermain, taktik yang
baik, dan mental yang baik, maka prestasi seorang atlet yang akan
dicapai tidak dapat berjalan dengan seimbang. Pada permainan bola
basket ini atlet dituntut untuk kerja sama (team work), mempunyai
daya pikir yang tinggi, dan disiplin dalam pertandingan. Pada
olahraga bola basket terdapat tiga faktor utama untuk membentuk
tim yang handal, yaitu penguasaan teknik (foundamentals),
ketahanan fisik (physical conditional), dan kerja sama (team work).

3
Masa remaja memiliki arti yang khusus di dalam
perkembangan kepribadian seseorang, namun masa remaja memiliki
tempat yang tidak jelas dalam rangkaian proses perkembangannya.
Hal itu dikarenakan remaja tidak termasuk dalam golongan anak
ataupun tidak termasuk dalam golongan dewasa. Seorang dewasa
bisa dianggap sudah berkembang penuh, sedangkan masa remaja
walaupun sudah mulai berkembang akan tetapi belum mampu untuk
menguasai fungsi fisik psikisnya dengan baik (Fatmawaty, 2017).
Pada masa remaja merupakan fase timbul terjadinya pertumbuhan
dan perkembangan baik dari segi psikologis, kondisi fisik, dan
intelektual. Watak yang dipegang oleh remaja adalah rasa ingin tahu
yang besar, tantangan, dan seringkali berani mengambil resiko dari
tindakannya tanpa pertimbangan yang matang. Batas peralihan masa
remaja berada pada anak dan dewasa, tubuhnya tampak dewasa akan
tetapi jika diperlakukan seperti seorang dewasa justru gagal dalam
menunjukan kedewasaannya. Kecenderungan masa remaja terlihat
adanya kegelisahan, kebingungan, pertentangan, dan masalah pada
diri sendiri. Bagaimana remaja melihat sebuah peristiwa yang dia
alami akan memperlihatkan perilaku dalam menghadapi sebuah
peristiwa-peristiwa tersebut (Putro, 2017).
Adapun pada penelitian ini, dilakukan studi kasus terhadap
tingkat kebugaran jasmani pada atlet Akademi Basket Rookie Klaten.
Faktor yang mempengaruhi terhadap kebugaran jasmani atlet
Akademi Basket Rookie yaitu adanya rasa ketidak pedulian individu
dalam melakukan aktivitas olahraga pada saat latihan, banyak atlet
yang melakukan gerakan yang kurang memadai. Klub Akademi
Basket Rookie merupakan klub bola basket yang berasal dari
Kabupaten Klaten yang bertujuan untuk membina keterampilan bola
basket dari anak SD, SMP, dan SMA. Klub Akademi Basket Rookie
sudah terdaftar di Pengkab Kabupaten Klaten. Klub ini terbentuk
pada tanggal 25 November 2020 oleh salah satu wasit basket Daerah

4
Di Kabupaten Klaten dengan bertujuan untuk membentuk atlet
cabang olahraga bola basket dan memajukan prestasi pada cabang
olahraga bola basket Di Kabupaten Klaten. Program latihan yang
digunakan meliputi dari program fisik, teknik, taktik, dan mental.
Pembentukan klub ini bertujuan untuk memperluas dan
mengembangkan pengetahuan mengenai peraturan bola basket,
teknik dasar bola basket, mencari beasiswa perguruan tinggi melalui
jalur seleksi, dan menambah relasi hubungan teman antar sekolah
yang menyalurkan minat dan bakat melalui cabang olahraga bola
basket.
Program latihan yang disusun oleh pelatih Akademi Basket
Rookie Klaten hasil yang diharapkan yaitu kebugaran jasmani, teknik
dasar bola basket, dan prestasi pada atlet. Jadwal latihan klub
Akademi Basket Rookie semingu dua kali, yaitu pada hari Senin dan
Kamis, Pukul 15.00-17.00 WIB di Lapangan bola basket SMK 1
Kristen Klaten yang beralamat di Jalan Diponegoro, Garuda,
Gumulan, Kec. Klaten Tengah, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah
57417.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebugaran
jasmani atlet bola basket di klub Akademi Basket Rookie Klaten.
Untuk itu peneliti mengangkat judul “Survei Tingkat
Kebugaran Jasmani Atlet Remaja Akademi Basket Rookie Klaten
Tahun 2022”.

5
2. Identifikasi Masalah
Pencapaian prestasi cabang olahraga bola basket tentunya tidak
terlepas dari berbagai faktor, diantaranya faktor kondisi fisik, teknik,
taktik, dan mental.

a. Kondisi fisik

Kemampuan memfungsikan organ-organ tubuh dalam


melakukan aktivitas fisik dan salah satu persyaratan yang
diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet.

b. Teknik

Secara sederhana teknik dapat diartikan sebagai cara,


atau cara melakukan suatu keterampilan atau latihan fisik.

c. Taktik

Cara bermain yang di pilih oleh tim dalam suatu


pertandingan, dan merencanakan untuk memenangkan dalam
pertandingan.

d. Mental

Merupakan daya penggerak dan mendorong untuk


menyempurnakan kemampuan fisik, teknik, taktik seorang
atlet dalam penampilan olahraga.

Menurut Mulyadi and Nikon (2019) menyatakan bahwa ada


dua faktor yang mempengaruhi prerstasi seorang atlet, pertama
faktor internal antara lain: kemampuan fisik, teknik, taktik, dan
mental atlet. Kedua faktor eksternal antara lain: pelatih, sarana dan
prasarana, guru olahraga, keluarga, cuaca, makanan bergizi, dan
kebiasaan merokok.

6
3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan pada identifikasi masalah yang telah di sampaikan,
peneliti memfokuskan untuk membatasi ruang lingkup penelitian
pada faktor kondisi fisik tepatnya pada tingkat kebugaran jasmani
atlet remaja Akademi Basket Rookie Klaten.
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian yang telah di kemukakan di atas, maka
dapat di ambil rumusan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana tingkat kebugaran jasmani pada atlet remaja
Akademi Basket Rookie Klaten?”.
5. Tujuan Penelitian
Suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang pasti memiliki
tujuan, dengan tujuan tersebut akan menjadi tuntunan dalam
berlangsungnya kegiatan penelitian yang dilakukan, berdasarkan
rumusan masalah di atas maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai
berikut:
“Mengetahui tingkat kebugaran jasmani pada atlet remaja
Akademi Basket Rookie Klaten”.
6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa
pihak baik secara teoritis maupun praktis diantaranya sebagai
berikut:
a. Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi dunia pendidikan, khususnya pada bidang ilmu pendidikan
jasmani pada tingkat sekolah dasar, menengah, dan perguruan
tinggi. Penelitian ini juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana
pengembangan ilmu pengetahuan olahraga dan kesehatan melalui
penelitian lanjutan yang didasari atas temuan dalam penelitian ini.

7
b. Praktis
(1) Untuk pelaksanaan guna mengetahui kemampuan kebugaran
jasmani yang dimiliki setiap atlet remaja Akademi Basket
Rookie Klaten.
(2) Bagi pelatih guna dalam penyusunan periodesasi latihan dan
menentukan program latihan sebab melalui porsi latihan yang
cukup mampu meningkatkan kebugara jasmani.
(3) Bagi pemain mampu memberikan gambaran tingkat
kebugaran jasmani serta termotivasi untuk melaksanakan
aktivitas yang sekiranya membantu dalam menjaga kondisi
fisik.

8
C. TINJAUAN PUSTAKA
1. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan sangat dibutuhkan dalam mendukung dalam
kajian teoristik yang dikemukakan, sehingga dapat dipergunakan
sebagai landasan kajian hipotesis.
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:

Tabel 1. Daftar penelitian yang relevan

No Nama Penulis Kesamaan Perbedaan


dan Judul
1 Rofi’ah Nurush Desain penelitian sama Perbedaan dari sampel
Sholihah, (2021) menggunakan yang diteliti,
“Analisis Tingkat penelitian deskriptif menggunakan kelompok
Kebugaran Jasmani kuantitatif. usia 6-9 tahun,
Anak Usia 6-9 sedangkan peneliti
Tahun di Sekolah sampel menggunakan
Dasar Negeri kelompok usia 16-19
Peleman 2 tahun.
Kecamatan
Gemolong Pada
Masa Pandemi”.
2 Nesha Putri Peneliti menggunakan Perbedaan sampel yang
Irsanty, (2019) teknik survei. digunakan jumlahnya
"Tingkat lebih banyak dan tempat
Kebugaran Jasmani penelitian yang berbeda.
Pada Siswa
Ekstrakurikuler
Bola Basket SMP
Islam As-Shofa
Pekanbaru”.
3 Muh Khaerul H, Menggunakan teknik Menggunakan teknik
(2018) "Survei simple random total sampling.
Tingkat Kesegaran sampling dengan cara
Jasmani Terhadap undian.
Kemampuan
Bermain Sepak
Bola siswa putra
SMAN 7
Kabupaten Luwu
Timur”.

9
4 Angga Kusuma, Teknik pengambilan Perbedaan dari sampel
(2015) “Tingkat data sama-sama yang digunakan
Kesegaran Jasmani menggunakan tes TKJI. jumlahnya berbeda dan
Siswa Peserta tempat penelitian yang
Ekstrakurikuler berbeda.
Sepakbola SMP
Negeri 1
Gamping”.
2. Kajian Teori
a. Hakekat Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani ialah suatu kebutuhan tubuh supaya sanggup
berkegiatan secara produktif dan sehat tanpa lelah. Sehingga
banyak dari kalangan anak-anak sampai lansia giat olahraga di
tempat yang senyaman mungkin. Sebab itu sebuah landasan pola
hidup sehat ialah menjaga kebugaran jasmaninya dengan aktivitas
berolahraga. Kebugaran jasmani yakni keterampilan badan guna
melakukan penyesuaian terhadap keadaan fisik yang dicoba tiap
hari tanpa memunculkan keletihan yang melampaui batas.
Keadaan badan yang prima senantiasa di butuhkan tiap orang,
supaya bisa melaksanakan aktivitasnya dengan efisien tanpa
terdapat hambatan keletihan yang belebihan.
Pemahaman kebugaran jasmani secara universal
merupakan kebugaran fisik (physical fitness), ialah keahlian
seorang dalam melakukan aktivitas tiap hari dengan efektif tidak
disertakan memunculkan keletihan secara kelewatan sehingga
masih dapat menikmati waktu luangnya (Arifandy et al., 2021).
Kebugaran ialah kebutuhan berarti dalam melaksanakan kegiatan
tiap hari. Secara dinamis orang yang fit itu sehat. Sehat dinamis
sanggup melaksanakan terhadap kegiatan fisik ataupun psikis.
Kebugaran yang dipunyai seorang bisa membagikan tenaga
positif terhadap kinerja serta membagikan akibat positif terhadap
produktifitas bekerja maupun belajar. Seorang pakar berkata
kebugaran jasmani (physical fitness) ialah sebuah perspektif fisik

10
dari kebugaran secara global (total/fitness) (Roji, 2017). Aktivitas
jasmani juga memberikan energi untuk sanggup dalam
melaksanakan aktivitas setiap hari serta tidak menimbulkan rasa
lelah berlebihan dan masih punya energi cadangan yang
digunakan waktu senggang dengan efisien ataupun melaksakan
aktivitas kerja secara tiba-tiba (Roji, 2017).
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, kesimpulan tentang
kebugaran jasmani ialah kemampuan manusia untuk
melaksanakan aktivitas tiap hari dan tidak disertakan adanya
keletihan secara lebih serta masih menyimpan energi cadangan
untuk menikmati waktu longgarnya secara efisien ataupun
melaksanakan kegiatan secara tiba-tiba.
b. Komponen-komponen Kebugaran Jasmani
Menurut Lutan & Hong (2005) ada 2 aspek kebugaran jasmani
yakni: kebugaran jasmani bersinggungan pada perfoma dan
kebugaran jasmani bersinggungan pada kesehatan. 4 unsur pokok
yang mengandung kebugaran jasmani berkaitan dengan kesehatan
diantaranya: daya tahan aerobik, kekuatan otot, daya tahan otot,
dan fleksibilitas. Unsur-unsur mengandung kebugaran jasmani
yang berkesinambungan performa antara lain: kecepatan,
koordinasi, keseimbangan, kelincahan, dan waktu reaksi (Amiq
Fahral et al., 2022).
Komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan
kesehatan ada 4 bagian yakni: daya tahan kardiovaskuler,
kekuatan dan daya tahan otot, kelentukan, dan komposisi tubuh
(Wahyono & Sudibjo, 2019).
(1) Daya tahan kardiovaskuler ialah kemampuan paru-paru
jantung mampu mentransfer O2 guna menopang otot untuk
bekerja durasi waktu lama.

11
(2) Kekuatan dan daya tahan otot
Kekuatan otot ialah kemampuan otot melawan beban dalam
satu usaha. Daya tahan otot ialah kemampuan otot
melakukan rangkaian kegiatan dalam rentang durasi lama.
(3) Kelentukan ialah kesiapan sendi untuk gerak bebas tanpa
adanya suatu kendala.
(4) Komposisi tubuh ialah perbandingan berat tubuh berupa
lemak dengan berat tubuh tanpa lemak yang dinyatakan
persentase dalam lemak tubuh.
Komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan
keterampilan ada 5 yakni: kecepatan, kelincahan, koordinasi,
keseimbangan, dan reaksi (Wahyono & Sudibjo, 2019).
(1) Kecepatan ialah kemampuan untuk menempuh jarak
tertentu dalam waktu yang cepat.
(2) Daya ledak ialah kombinasi antara kekuatan dan kecepatan
yang merupakan dasar dari setiap aktivitas. Daya ledak
ialah kemampuan kerja otot yang dalam satuan waktu.
Daya ledak merupakan hasil kali antara kekuatan dan
kecepatan.
(3) Keseimbangan ialah kemampuan untuk mempertahankan
sikap tubuh yang tepat saat melakukan gerakan atau pada
saat posisi berdiri.
(4) Kelincahan ialah kemampuan bergerak untuk
memindahkan tubuh untuk mengubah arah dengan cepat
dan tepat.
(5) Koordinasi ialah perpaduan dari beberapa unsur gerak
dengan melibatkan gerak tangan, kaki, dan mata secara
serempak untuk menghasilkan gerakan yang maksimal dan
efisien.

12
c. Faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani
Menurut Budayati (2015) kebugaran jasmani ditentukan oleh
beberapa faktor yang mencakup hal-hal sebagai berikut:
(1) Umur
Setiap tingkatan umur mempunyai tatanan tingkat
kebugaran jasmani yang berbeda-beda dan dapat
ditingkatkan pada hampir semua usia. Kebugaran jasmani
anak-anak meningkat sampai maksimal usia 25-30 tahun,
kemudian akan terjadi penurunan kapasitas fungsional dari
seluruh tubuh, kira-kira sebesar 0,8-1%, tetapi jika rajin
berolahraga penurunan ini dapat dikurangi sampai
separuhnya.
(2) Jenis Kelamin
Tingkat kebugaran jasmani laki-laki lebih baik jika
dibandingkan dengan perempuan. Hal ini dikarenakan
kegiatan fisik lebih banyak laki-laki dibandingkan dengan
perempuan. Sebelum pubertas kebugaran jasmani anak laki-
laki dan perempuan hampir sama, akan tetapi setelah
mengalami pubertas anak laki-laki biasanya mempunyai
nilai yang jauh lebih besar.
(3) Asupan Gizi
Manusia memerlukan asupan nutrisi yang dipenuhi
melalui makanan yang dikonsumsi setiap hari. mencukupi
kebutuhan asupan seperti gizi, nutrisi, serta energi yang
timbul manfaat untuk mencapai target kebugaran jasmani
yang cukup. Asupan gizi yang seimbang (12% protein, 50%
karbohidrat, dan 38% lemak).
(4) Istirahat
Struktur anggota tubuh terdiri dari serangkaian sel,
jaringan, dan organ yang siap untuk menopang kerja secara
optimal. Manusia butuh istirahat yang cukup untuk

13
membangun kembali otot-otot setelah latihan sebanyak
kebutuhan latihan yang ada di dalam perangsangan
pertumbuhan otot.
(5) Berolahraga
Berolahraga apabila dilakukan sesuai dengan pripsip
latihan, takaran latihan, dan metode latihan yang benar akan
mendapatkan hasil yang positif. Berolahraga bertujuan
untuk mendapatkan kebugaran jasmani sebab itu ada
manfaat, meningkatkan kondisi kebugaran jasmani, melepas
beban stres berlebihan, dan tambah percaya diri. Selain itu
menambah kekuatan kardiovaskuler, daya tahan, dan
sanggup menopang aktivitas tiap hari tanpa merasakan
kelelahan.
Ada 3 prinsip latihan yang dapat dijadikan acuan dalam
meningkatkan kebugaran jasmani (Roji, 2017), yaitu:
(1) Beban lebih (Overload): Penambahan beban dalam
latihan.
(2) Kekhususan (Specifity): Pilihan model latihan yang sesuai
dengan porsi masing masing cabor.
(3) Kembali asal (Reversible): Latihan yang sudah dicapai
akan hilang bila porsi latihan tidak tertata dengan tepat.
d. Latihan fisik kebugaran jasmani
Latihan fisik erat hubungannya dengan mempertahankan kondisi
fisik yang mutlak diperlukan bagi seseorang yang ingin menjaga
dan meningkatkan kebugaran jasmani (Nurhidayat et al., 2020)
dengan mempertimbangkan faktor latihan sebagai berikut:
(1) Macam latihan
Kebutuhan porsi latihan harus disesuaikan, akan
tetapi jika ingin memperoleh kebugaran fisik secara utuh
komposisi kebugaran jasmani perlu latihan sesui
porsinya (Syafitri Sari et al., 2020).

14
(2) Volume latihan
Waktu yang dibutuhkan bagi seorang bukan atlet
minimal 30 menit untuk berlatih kebugaran jasmani,
untuk pemanasan dan pendinginan diluar waktu itu
(Syafitri Sari et al., 2020).
(3) Frekuensi latihan
Target kebugaran jasmani yang ingin dicapai,
dengan cara harus giat latihan. Satu pekan latihan selama
5 kali menimbulkan hasil yang baik dari pada melakukan
latihan 2 kali dalam sepekan. Porsi latihan bukan atlet,
latihan 3 kali dalam satu pekan sudah cukup, dan untuk
latihan 4 kali ataupun 5 kali dalam satu pekan
mempengaruhi dampak secara lebih baik dan
menguntungkan (Syafitri Sari et al., 2020).
(4) Intensitas latihan
Intensitas latihan aktivitas kebugaran jasmani
sekitar 72 sampai 87 persen dari denyut nadi maksimal.
Hitung frekuensi denyut nadi maksimal (DNM)
menggunakan rumus DNM=220-umur (Syafitri Sari et
al., 2020).
e. Tes kebugaran jasmani
Tes ini merupakan suatu rangkaian tes yang harus dilaksanakan
secara berurutan, urutannya dari lari cepat 60 meter, gantung
angkat tubuh 60 detik, baring duduk selama 60 detik, loncat
tegak/vertical jump, dan lari 1200 meter. Rangkaian tes ini mudah
dipergunakan sebab itu tidak membutuhkan durasi yang lama
serta tidak membutuhkan peralatan di ruangan laboratorium.

15
(1) Lari cepat 60 meter

Gambar 1. Lari Cepat 60 meter


Sumber: (Widiastuti, 2017)
Lari cepat bertujuan untuk mengukur kecepatan dan
kategori jarak yang harus ditempuh oleh masing-masing
kelompok umur berbeda-beda. Yang perlu diperhatikan
pelari dilarang mencuri start, pelari harus melewati garis
finish, pelari tidak terganggu dengan pelari yang lain, dan
pengukuran waktu dilakukan pada saat bendera diangkat
sampai pelari tepat melintas garis finish. Hasil yang
dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk
menempuh jarak 60 meter dalam satuan waktu detik.
(2) Gantung angkat tubuh selama 60 detik

Gambar 2. Gantung angkat tubuh


Sumber: (Widiastuti, 2017)
Gantung angkat tubuh bertujuan untuk mengukur
kekuatan dan ketahanan otot lengan dan otot bahu. Yang
perlu diperhatikan selama melakukan gerakan, mulai dari

16
kepala sampai ujung kaki tetap lurus, dagu harus
melebihi/berada di atas palang tunggal. Hasil yang dicatat
adalah jumlah angkatan yang dapat dilakukan denga sikap
sempurna tanpa istirahat selama 60 detik.
(3) Baring duduk selama 60 detik

Gambar 3. Baring Duduk


Sumber: (Widiastuti, 2017)
Tes baring duduk bertujuan untuk mengukur
kekuatan dan ketahanan otot perut. Yang perlu
diperhatikan pada saat badan naik ke atas siku harus
menyentuh kedua paha kemudian kembali ke sikap awal
dan gerakan ini dilakukan berulang-ulang selama 60 detik.
Hasil yang dicatat adalah jumlah gerakan baring duduk
yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 60 detik.

17
(4) Loncat tegak

Gambar 4. Loncat Tegak


Sumber: (Widiastuti, 2017)
Tes loncat tegak bertujuan untuk mengukur daya
ledak otot tungkai. Yang perlu diperhaikan peserta berdiri
tegak dekat dinding, kaki rapat, papan skala disamping
kanan/kiri, kemudian tangan kanan/kiri dekat dinding
diangkat ke atas telapak tangan ditempelkan pada papan
berskala, sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya.
Hasil yang dicatat adalah selisih raihan loncatan dikurangi
raihan tegak.
(5) Lari 1200 meter

Gambar 5. Lari 1200 meter

Sumber: (Widiastuti, 2017)

18
Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan
jantung. Yang perlu diperhatikan, lari dapat diulang
bilamana ada pelari mencuri start, ada pelari yang tidak
melewati garis finish, dan pengambilan waktu dilakukan
pada saat bendera diangkat sampai pelari tepat melintas
garis finish. Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai
oleh pelari untuk menempuh jarak yang sudah ditentukan.
Waktu dicatat dalam satuan menit dan detik.
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis mengambil jenis Tes
Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) untuk remaja usia 16-19 tahun.

19
3. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teoritis yang telah dipaparkan sesuai dengan
tujuan penelitian sebelumnya. Kerangka berpikir merupakan sebuah
model konseptual tentang teori bagaimana hubungan berbagai faktor
yang telah di identifikasikan sebagai masalah yang penting
(Sugiyono, 2017). Gambaran bagan kerangka penelitian sebagai
berikut:

Tingkat Prestasi Bola Basket

Fisik Teknik Taktik Mental

Kecepatan, Kekuatan otot, Daya Ledak Otot Tungkai, Daya Tahan Kardio

Tes TKJI

Lari cepat 60 meter


Gantung angkat tubuh 60 detik
Baring duduk 60 detik
Loncat tegak/vertical jump
Lari 1200 meter

Hasil kategori keseluruhan tes TKJI


1. 22-25 Kategori Baik Sekali (BS)
2. 18-21 Kategori Baik (Baik)
3. 14-17 Kategori Sedang (S)
4. 10-13 Kategori Kurang (K)
5. 5-9 Kategori Sangat Kurang (SK)
Gambar 6 kerangka berpikir

20
4. Hipotesis
Pendapat mengenai hipotesis, jika hipotesis ialah jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, sebab itu
rumusan masalah dalam penelitian biasannya disusun dalam
bentuk kalimat berupa pertanyaan (Sugiyono, 2017).
Berdasarkan rumusan masalah diatas, hipotesis pada
penelitian ini adalah bagaimana tingkat kebugaran jasmani atlet
remaja Akademi Basket Rookie Klaten pada tingkat usia 16-19
tahun. Tingkat kebugaran jasmani bisa diketahui dengan tes dan
pengukuran terlebih dahulu untuk memastikan baik atau buruk
kebugaran jasmani pada atlet serta memacu atlet supaya giat
dalam meningkatkan kebugaran jasmani. Tes yang digunakan
yaitu Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) pada usia 16-19
tahun. Berikut ini perumusan hipotesis dari penelitian ini:
Ho: Kondisi kebugaran jasmani pada atlet remaja Akademi
Basket Rookie dalam keadaan tidak bagus.
H1: Kondisi kebugaran jasmani pada atlet remaja Akademi
Basket Rookie dalam keadaan bagus.

21
D. METODE PENELITIAN
1. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif.
Metode penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang terdapat
uraian semacam bentuk terencana, terstruktur, dan sistematis dari
awal sampai dengan pembuatan desain penelitian. Penelitian ini
menggunakan metode survei, adapun teknik pengambilan datanya
dengan menggunakan tes dan pengukuran dengan menggunakan tes
kebugaran jasmani (Widiastuti, 2017) yang terdiri dari lima item tes
yaitu: lari cepat 60 meter, gantung angkat tubuh selama 60 detik,
baring duduk selama 60 detik, loncat tegak/vertical jump, lari 1200
meter. Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) merupakan salah
satu bentuk instrument untuk menghitung tingkat kebugaran jasmani.
Pengelompokan umur dalam tes kebugaran jasmani dibagi menjadi
4, antara lain kelompok umur 6-9 tahun, 10-12 tahun, 13-15 tahun,
dan 16-19 tahun. Dengan demikian instrument ini tidak dapat
dipergunakan untuk mengukur tingkat kebugaran jasmani yang tidak
tergolong kelompok tersebut.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Lapangan Bola basket SMK 1
Kristen Klaten yang beralamat di Jalan Diponegoro, Garuda,
Gumulan, Kec. Klaten Tengah, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah
57417.
b. Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian akan dilaksanakan pada tanggal: 1
Agustus 2022.
3. Populasi, Sampel, dan Sampling
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau
objek yang mempunyai karakteristik dan kuantitas tertentu yang

22
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2017).
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2017). Dalam hal
pengambilan sampel, dalam penelitian ini digunakan teknik total
sampling yaitu peneliti mengambil keseluruhan populasi untuk
dijadikan sebuah sampel. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai
sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu
tersebut mempunyai informasi yang dibutuhkan bagi penelitiannya.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
atlet remaja Akademi Basket Rookie Klaten dengan kategori umur
16-19 tahun. Pengambilan sampel yang digunakan adalah total
sampling yaitu peneliti mengambil keseluruhan populasi untuk
dijadikan sampel. Sampel penelitian adalah atlet remaja Akademi
Basket Rookie dengan kategori umur 16-19 tahun yang berjumlah 20
atlet.
4. Alat dan Bahan
a. Peluit
b. Alat Stopwatch
c. Palang tunggal untuk gantung siku
d. Tiang pancang
e. Bendera start
f. Papan loncat berskala centimeter
g. Gamping putih
h. Penghapus
i. Formulir serta alat tulis
j. Nomor dada
k. Lapangan

23
5. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah penentuan kontruk atau sifat yang akan
dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur, sedangkan
variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Penelitian ini menggunakan satu variabel yaitu
tingkat kebugaran jasmani anak usia 16-19 tahun. Definisi
operasional variabel dalam penelitian ini ialah mengenai kondisi
kebugaran jasmani yang bersinggungan pada kemampuan serta
kesanggupan yang berguna sebagai pekerjaan bersifat ideal dan
efisien pada anak usia 16-19 tahun, yang diperoleh menggunakan tes
dan pengukuran yang akan dilakukan menggunakan alat ukur TKJI
pada umur 16-19 tahun.
a. Tingkat kebugaran jasmani
Tingkat kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan
kemampuan tubuh melaksanakan penyesuaian adaptasi terhadap
pembebasan fisik yang diberikan kedepannya dari kerja yang
dikerjakan sehari-hari tanpa memicu kelelahan secara
berlebihan, sehingga tubuh masih mempunyai tenaga cadangan
untuk mengatasi beban kerja berikutnya. Kebugaran jasmani
diukur dengan TKJI.
6. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
a. Instrumen Penelitian
Suatu alat yang digunakan untuk mengukur fonomena alam
maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2017). Instrumen
dalam penelitian ini, diantaranya:
(1) Lembar perhitungan TKJI untuk mengukur tingkat
kebugaran jasmani yang meliputi tes lari cepat 60 meter,
gantung angkat tubuh selama 60 detik, baring duduk
selama 60 detik, loncat tegak, dan lari 1200 meter.

24
(a) Lari cepat 60 meter: Peserta berdiri di belakang
garis start, pada aba-aba “siap” peserta
mengambil sikap start berdiri dan siap untuk lari,
pada aba-aba “ya” peserta lari secepat mungkin
menuju garis finish, dengan menempuh jarak 60
meter, dan hasil yang dicatat adalah waktu yang
dicapai menuju garis finish, dengan menempuh
jarak 60 meter.
(b) Gantung angkat tubuh: Angkat badan keatas
hingga dagu melewati palang, kemudian turunkan
kembali sampai sikal awal namun siku sedikit
ditekuk, lakukan selama 60 detik, dan gerakan
yang dihitung adalah angkatan yang dilkakukan
dengan sempurna dan kontinyu selama 60 detik.
(c) Baring duduk 60 detik: Sikap awal peserta
bebaring terlentang diatas matras atau lantai,
kedua lutu ditekuk 90o, kedua lengan disamping
telinga, lakukan gerakan keatas sampai siku
menyentuh lutut dan lakukan gerakan ini secara
kontinyu selama 60 detik.
(d) Loncat tegak: Peserta bediri tegak dekat dinding,
kaki rapat, papan skala berada disamping tangan
kiri atau kanannya, Kemudian tangan yang
berada di dekat dinding diangkat lurus ke atas,
telapak tangan ditempelkan pada papan berskala,
sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya.
Kedua tangan lurus berada disamping badan
kemudian peserta mengambil sikap awalan
dengan ancang-ancang menekuk kedua lutut dan
kedua tangan di ayun ke belakang, kemudian
peserta meloncat setinggi mungkin sambil

25
menepuk papan berskala dengan tangan yang
terdekat dengan dinding sehingga meninggalkan
bekas raihan pada papan berskala. Tanda ini
menunjukan tinggi raihan loncatan peserta
tersebut, dan peserta diberi kesempatan
melakukan sebanyak 3 kali loncatan.
(e) Lari 1200 meter: Peserta berdiri dibelakang garis
start, pada aba-aba “siap” peserta mengambil
sikap start berdiri untuk siap berlari, kemudian
ada aba-aba “ya” peserta berlari menuju garis
finish dengan menempuh jarak 1200 meter.
Berikut ini instrument TKJI yang digunakan dalam penelitin
ini meliputi:
No Tes
1. Lari cepat 60 meter
2. Gantung angkat tubuh selama 60 detik
3. Baring duduk 60 detik
4. Loncat tegak/vertical jump
5. Lari 1200 meter
Ketentuanya:
a. Skor 5 – 9 Kategori Kurang Sekali (KS)
b. Skor 10 – 13 Kategori Kurang (K)
c. Skor 14 – 17 Kategori Sedang (S)
d. Skor 18 – 21 Kategori Baik (B)
e. Skor 22 – 25 Kategori Baik Sekali (BS)

26
b. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan
guna memperoleh data dan keterangan yang digunakan
dalam penelitian.
Metode pengumpulan data, diantaranya:
(1) Dokumentasi, merupakan metode pengumpulan data
yang dilaksanakan dengan cara mengambil data yang
memiliki hubungan dengan masalah dalam penelitian.
(2) Tes dan pengukuran. Tes dan pengukuran dilakukan
selama 1 hari dengan dibantu oleh 4 seorang teman untuk
membantu proses berjalannya tes. TKJI ini merupakan
rangkaian satu tes sehingga harus dilakukan secara terus
menerus.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
dengan menggunakan survei dengan teknik pengumpulan
data tes dan pengukuran. Tes adalah alat atau instrumen
yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
seseorang atau objek. Melalui tes peneliti dapat
memperoleh informasi yang tepat mengenai kondisi
responden, apabila dia berada pada kemampuan rendah,
sedang, atau tinggi. Sedangkan pengukuran merupakan
proses pengumpulan data/informasi tentang individu
maupun objek tertentu.
7. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif kuantitatif. Data yang akan terkumpul dari masing-
masing item tes merupakan data kasar dari hasil setiap butiran-
butiran tes tersebut dikonversikan menjadi nilai dengan cara
mengkonservasikan hasil data kasar setiap butir tes dengan
menggunakan tabel penilaian Tes Kebugaran Jasmani Indonesia
(TKJI). Analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik

27
deskriptif kuantitatif yaitu dengan presentase guna mengetahui
Tingkatan Kebugaran Jasmani sesuai dengan norma Tingkat
Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) usia 16-19 tahun. Untuk
memberikan makna skor yang ada, dibuatkan bentuk kategori
menurut tingkatan yang sudah ada, kategori tersebut ada lima, yaitu
baik sekali, baik, sedang, kurang, dan kurang sakali.
a. Uji Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan
untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarakan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2017).
Setelah didapatkan klasifikasi tingkatan kebugaran jasmani
pada masing-masing sampel (atlet yang telah mengikuti
tes), kemudian dapat ditemukan seberapa besar persentase
guna masing-masing klasifikasi dengan menggunakannya
rumus persentase.
Cara menghitung rumus persentase sendiri yaitu, sebagai
berikut:
F
P= X 100%
N
Keterangan:
P: persentase hasil (jawaban)
F: Frekuensi
N: Jumlah Subyek

28
DAFTAR PUSTAKA
Amiq Fahral, Hariyanto, E., Angga, P. D., Mashuri, I., & Muhammadin, A. S.
(2022). PENDAMPINGAN PENINGKATAN KONDISI FISIK DI
PERSATUAN SEPAKBOLA SUMBERSARI MENUJU KOMPETISI
LIGA 3 INDONESIA. Jurnal Graha Pengabdian, 2(3), 179–186.
Arifandy, A., Hariyanto, E., & Wahyudi, U. (2021). Survei Tingkat Kebugaran
Jasmani Siswa SMP. Sport Science and Health, 3(5), 218–234.
https://doi.org/10.17977/um062v3i52021p218-234
Bompa, T. O., & Carrera, M. (2015). Conditioning young athletes. Human
Kinetics.
Budayati, E. S. (2015). PENTINGNYA KEBUGARAN JASMANIBAGI GURU
PROFESIONAL. MEDIKORA, 2.
https://doi.org/10.21831/medikora.v0i2.4679
Fatmawaty, R. (2017). Memahami Psikologi Remaja. JURNAL REFORMA, 2(1).
https://doi.org/10.30736/rfma.v6i2.33
Fédération Internationale de Basketball (FIBA). (2018). Official Basketball Rules.
(October), 98. Retrieved from
http://www.fiba.basketball/documents/official-basketball-rules.pdf
Lutan, R., & Hong, F. (2005). The politicization of sport: GANEFO–A case
study. Sport in Society, 8(3), 425–439.
https://doi.org/10.1080/17430430500260503
Mashuri, H., Zamawi, M. A., Kholis, Moh. N., Junaidi, S., Pratama, B. A.,
Harmono, S., & Jatmiko. (2019). PELATIHAN KONDISI FISIK
DOMINAN BOLABASKET. JPPNu (Jurnal Pengabdian dan
Pemberdayaan Nusantara), 1(2), 42–47.
Muhajir. (2017). Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (1st ed.). Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Mulyadi, H., & Nikon, B. (2019). Tinjauan Kondisi Fisik Atlet Bolabasket.
Gelanggang Olahraga: Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga (JPJO),
2(2), 26–32. https://doi.org/10.31539/jpjo.v2i2.482

29
Nurhidayat, N., Triadi, C., & Fathurrahman, F. (2020). Tingkat Prestasi
Akademik Ditinjau Dari Kebugaran Jasmani (Vo2 Max) Mahasiswa
Semester Iv Por Fkip Ums Tahun 2019. Jurnal Porkes, 3(1), 26–30.
https://doi.org/10.29408/porkes.v3i1.2010
Putro, K. Z. (2017). Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja.
17(1), 8.
Roji. (2017). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (1st ed.). Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Syafitri Sari, A., Tri Wibowo, A., & Cahya Gupita, E. (2020). Sosialisasi Menjaga
Kebugaran Jasmani saat Pandemi Covid-19 pada Sekolah Keterbakatan
Olahraga Tingkat SMA di Kabupaten Kulonprogo. Jurnal Bina
Pengabdian kepada Masyarakat, 1(1), 1–7.
Syaukani, A. A., Subekti, N., & Sudarmanto, E. (2020). Determining Physical
Fitness for PPLOP Basketball Athletes in Central Java using Sport-
specific Test and Measurement. JUARA : Jurnal Olahraga, 5(1), 66–74.
https://doi.org/10.33222/juara.v5i1.779
Wahyono, H., & Sudibjo, P. (2019). HUBUNGAN STATUS KEBUGARAN
JASMANI DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA
PEKERJA PEMBUAT BUIS BETON. MEDIKORA, 15(2), 85–97.
https://doi.org/10.21831/medikora.v15i2.23203
Widiastuti. (2017). TES DAN PENGUKURAN OLAHRAGA. Rajawali Pers.

30
Lampiran
Tabel 8. Klasifikasi Penilaian tes TKJI berdasarkan tingkatan umur 16-19 Tahun
putra.

Lari cepat Gantung Baring Duduk Loncat Tegak/ Lari 1200 Nilai
60 meter Angkat 60 detik Vertical Jump meter
Tubuh 60
detik
Sd-7.2” 19 ke atas 41 kali ke atas 73 cm ke atas Sd 3’14” 5
7.3-8.3” 14-18 30-40 kali 60-72 cm 3’15”-4’25” 4
8.4-9.6” 9-13 21-29 kali 50-59 cm 4’26”-5’12” 3
9.7-11.0” 5-8 10-20 kali 39-49 cm 5’13”-6’33” 2
11.1”-dst 0-4 0-9 kali Di bawah 39 Di bawah 1
cm 6’33”

Tabel 9. Klasifikasi Penilaian tes TKJI berdasarkan tingkatan umur 16-19 Tahun
putri.

Lari cepat Gantung Baring Duduk Loncat Lari 1200 Nilai


60 meter Angkat 60 detik Tegak/Vertical meter
Tubuh 60 Jump
detik
Sd-8.4” 40 detik 29 kali ke atas 50 cm ke atas Sd 3’52” 5
ke atas
8.5-9.8” 20-39 20-28 kali 39-49 cm 3’53”-4’56” 4
detik
9.9”-11.4” 08-19 10-19 kali 31-38 cm 4’57”-5’58” 3
detik
11.5-13.4” 02-07 3-9 kali 23-30 cm 5’59”-7’23” 2
detik
13.5”-dst 0-2 detik 0-2 kali Di bawah 23 Di bawah 1
cm 7’23”
Tabel 10 Norma Tes Kebugaran Jasmani

No Jumlah Nilai Klasifikasi


1 22-25 Baik Sekali (BS)
2 18-21 Baik (B)
3 15-17 Sedang (S)
4 10-13 Kurang (K)
5 5-9 Kurang Sekali (KS)

31
Tabel 11. Formulir Tes Kebugaran Jasmani
Formulir Pengukuran TKJI Lari cepat 60 m
Atlet Akademi Basket Rookie Klaten
Jenis
No Nama Waktu Nilai Keterangan
Kelamin
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Petugas Tes

(………………………......)

32
Formulir Pengukuran TKJI Gantung Siku Tekuk 60 detik
Atlet Akademi Basket Rookie Klaten
Jenis
No Nama Hasil Nilai Keterangan
Kelamin
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Petugas Tes

(………………………......)

33
Formulir Pengukuran TKJI Baring Duduk 60 detik
Atlet Akademi Basket Rookie Klaten
Jenis
No Nama Hasil Nilai Keterangan
Kelamin
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Petugas Tes

(………………………......)

34
Hasil Kasar Pengukuran TKJI Loncat Tegak
Atlet Akademi Basket Rookie Klaten
Jenis Tinggi Loncat Loncat Loncat
No Nama Hasil Nilai Ket
Kelamin Raihan I II III
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Petugas Tes

(………………………......)

35
Formulir Pengukuran TKJI Lari 1200 m
Atlet Akademi Basket Rookie Klaten
Jenis
No Nama Waktu Nilai Keterangan
Kelamin
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Petugas Tes

(………………………......)

36

Anda mungkin juga menyukai