Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH APRESIASI KARYA SASTRA

MAKALAH DALAM PEMBELAJARAN UNTUK


MENINGKATKAN PENDIDIKAN KARAKTER
UKPPI PESERTA DIDIK
Karsa Irwansa, SE., S.Pd.
DI SMP NEGERI 2 PANGGARANGAN
NIP.197803022014061001
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kondisi masyarakat dewasa ini sangat memprihatinkan, menjadi alasan
bagi para guru khususnya guru Bahasa dan sastra Indonesia untuk
menyumbangkan pemikiran tentang perlunya berperan dalam pembentukan
karakter siswa. Melalui sastra diharapkan dapat terwariskan nilai-nilai luhur
kearifan lokal guna membendung pengaruh negatif era globalisasi.

1.2 Identifikasi Masalah


a. Guru yang merupakan tokoh dan sumber utama dalam pembelajaran
berkewajiban untuk memberikan contoh dan berprilaku baik bahkan sekaligus
membentuk karakter siswa yang menjadi peserta didiknya.
b. Keberhasilan suatu pendidikan dilingkungan sekolah adalah terbentuknya
karakter peserta didik yang berintegrasi dengan segala potensi dan bakat
anak.
1.3 Pembatasan dan Rumusan Masalah
1.3.1 Pembatasan Masalah
Beberapa batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Luas lingkup hanya meliputi seputar pembentukan pendidikan karakater siswa
yang berkenaan dengan sastra dalam kegiatan pembelajaran.
b. Data dan informasi yang disajikan merupakan hasil diskusi hanya di lingkungan
SMP Negeri 2 Panggarangan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

1.3.2 Rumusan Masalah


Beberapa rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Apakah pendidikan karakter dan sastra itu?
b. Bagaimana relevansi dan pengaruh sastra terhadap pendidikan karakter di kalangan
siswa?
c. Bagaimana memberdayakan pembelajaran apresiasi sastra di sekolah?
d. Bagaimana upaya yang bisa dilakukan pendidik untuk menanamkan pendidikan karakter
melalui sastra di SMP Negeri 2 Panggarangan?
1.4 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut .
a. Untuk mengetahui relevansi dan pengaruh apresiasi sastra terhadap karakter
siswa.
b. Untuk mengetahui pemberdayaan pembelajaran apresiasi sastra di sekolah.
c. Untuk mengetahui upaya yang bisa dilakukan pendidik untuk menanamkan
pendidikan karakter melalui sastra.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum


2.1.1 Pendidikan Karakter dan Sastra
Karakter menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti sifat-sifat
kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti. Karakter dapat diartikan sebagai tabiat, yaitu
perangai atau perbuatan yang selalu dilakukan atau kebiasaan. Dalam Wikipedia
Indonesia, sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti
“teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar śās- yang berarti
“instruksi” atau “ajaran”.

2.1.2 Relevansi Sastra terhadap Pendidikan Karakter Peserta Didik


Di dalam karya sastra terdapat muatan mendidik yang tersirat dan tidak bersifat
doktrin. Karya sastra sarat dengan nilai-nilai pendidikan akhlak seperti dikehendaki
dalam pendidikan karakter.
2.1.3 Pengaruh Apresiasi Sastra Terhadap Karakter Siswa
Beberapa manfaat dari mengapresiasi karya sastra lama yaitu sebagai berikut:
a. hiburan dan media pendidikan,
b. dapat menumbuhkan kecintaan, kebanggaan berbangsa dan hormat pada leluhur,
c. Isinya dapat memperluas wawasan tentang kepercayaan, adat-istiadat, dan
peradaban bangsa,
d. menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan,
e. menumbuhkan jiwa kreatif, responsif, dan dinamis,
f. Sumber inspirasi bagi penciptaan bentuk seni yang lain,
g. Proses penciptaannya merupakan contoh tentang cara kerja yang tekun, profesional,
dan rendah hati,
h. Pergelarannya memberikan teladan kerja sama yang kompak dan harmonis,
i. Pengaruh asing yang ada di dalamnya memberi gambaran tentang tata pergaulan
dan pandangan hidup yang luas.
2.1.4 Pemberdayaan Apresiasi Satra Disekolah
Dalam rangka pemberdayaan pembelajaran apresiasi sastra di sekolah, ada beberapa
strategi yang bisa dilakukan yaitu sebagai berikut:
a. Memasukkan pendidikan karakter ke dalam semua mata pelajaran di sekolah.
b. Membuat slogan-slogan atau yel-yel yang dapat menumbuhkan kebiasaan semua
masyarakat sekolah untuk bertingkah laku yang baik.
c. Membiasakan perilaku yang positif di kalangan warga sekolah.
d. Melakukan pemantauan secara kontinyu.

2.1.5 Upaya yang Bisa Dilakukan Pendidik Melalui Sastra


a. Cerpen. Pendidik bisa menggunakan perbandingan cerita pendek berdasarkan
kehidupan atau kejadian-kejadian dalam hidup para peserta didik.
b. Puisi (lagu). untuk mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam benak peserta didik.
c. Drama. Pendidik bisa juga menggunakan drama sebagai media untuk melukiskan
kejadian-kejadian yang berisikan nilai-nilai karakter.
d. Novel. untuk mengungkapkan nilai-nilai atau norma-norma dalam masyarakat
e. Pantun. Peserta didik diajak membuat berbagai pantun nasehat untuk memunculkan
berbagai nilai-nilai karakter dalam kehidupan peserta didik.
2.2. Gambaran Sekarang

Pelaksanan pendidikan moral di sekolah khususnya di SMP Negeri 2


Panggarangan diberikan melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
Dimana penyajian materi pendidikan moral di sekolah yang diharapkan dapat
membantu membentuk karakter anak, tampaknya lebih berorientasi pada
penguasaan materi yang tercantum dalam kurikulum atau buku teks. Siswa hanya
dituntut untuk mendapat nilai pengetahuan dan keterampilan yang berkenaan
dengan intelektual saja. Selain itu, pembelajarannya juga kurang mengaitkan isu-
isu moral esensial yang sedang terjadi dalam masyarakat, sehingga siswa kurang
mampu memecahkan masalah-masalah moral yang terjadi.
2.3 Keadaan Kedepan yang diharapkan
Seluruh warga sekolah termasuk didalamnya seluruh guru mata pelajaran
khususnya di SMP Negeri 2 Panggarangan diharapkan tidak hanya mengajarkan
ilmu dan keterampilan, tetapi juga membina sikap dan perilaku siswa. Oleh karena
itu, sebagai upaya untuk meningkatkan kematangan moral dan pembentukann
karakter siswa secara optimal, maka penyajian materi pendidikan moral kepada
para siswa hendaknya dilaksanakan secara terpadu di semua mata pelajaran dan
dengan mengunakan strategi dan model pembelajaran yang juga terpadu. Seluruh
warga sekolah termasuk didalamnya guru haruslah menjadi ikon berprilaku,
bertutur kata dan menjadi suri tauladan bagi para peserta didiknya.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Guru yang merupakan tokoh dan sumber utama dalam pembelajaran
khususnya disekolah, tidak hanya bertugas mengajarkan dan mentransfer ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya, tetapi juga membina sikap dan
perilaku siswa. Semua guru mata pelajaran dan tenaga kependidikan di SMP
Negeri 2 Panggarangan khususnya diberikan tugas tambahan untuk menganalisa
semua aspek yang diajarkan dan dihubungkan dengan pendidikan karakter.

3.2 Saran
a. Bagi para pendidik khususnya di SMP Negeri 2 Panggarangan dalam kehidupan
bermasyarakat di era global ini, diharapkan selalu berusaha untuk
mempertahankan dan meningkatkan kompetensi yang dimilikinya.
b. Bagi para peserta didik diharapkan lebih bijak dalam memanfaatkan waktu,
digunakan untuk kegiatan yang bersifat positif dan berguna.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai