Anda di halaman 1dari 19

NAMA : ISMAH

NIM : 2005114292
KELAS : 6A
MATA KULIAH : Microteaching
DOSEN PENGAMPU : Roza Linda M.Si
Ftiri Aldresti M.Pd
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMA


Mata pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/2
Materi Pokok : Sistem Koloid
Alokasi Waktu : 1 Pertemuan (45 menit)

A. Kompetensi Inti (KI)


KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro- aktif, dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional,
dan kawasan internasional.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif, dalam ranah konkret dan
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.14 Mengelompokkan berbagai tipe Pertemuan 1
sistem koloid dan menjelaskan 1. Membedakan sifat larutan, koloid, dan
kegunaan koloid dalam kehidupan suspensi
berdasarkan sifat- sifatnya 2. Mengelompokkan jenis koloid
berdasarkan fase terdispersi dan
medium pendispersi
3. Menjelaskan dan melakukan percobaan
sifat-sifat koloid
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran discovery learning peserta didik dapat mengelompokkan berbagai
tipe sistem koloid, menjelaskan kegunaan koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya,
dan membuat makanan atau produk lain yang berupa koloid atau melibatkan prinsip koloid,
serta memiliki sifat bekerjasama dengan baik.

D. Materi Pembelajaran
Pertemuan Pertama
 Jenis Koloid
 Sifat Koloid Pertemuan

E. Metode Pembelajaran, Media, dan Sumber Belajar


1. Pendekatan/Model /Metode Pembelajaran
Discovery Learning (pertemuan ke-1)

2. Media/Alat/Bahan
Media : video, gambar/animasi dan LKPD
Alat/Bahan : LCD, papan tulis, spidol

3. Sumber Belajar
Buku: Unggul, Sudarmo. 2013. Kimia Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Purba, Michael. 2006. Kimia SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Johari dan Rachmawati. 2009. Kimia SMA Kelas XI. Jakarta: Esis
Internet

F. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan ke-1
3.14.1 Menyebutkan pengertian koloid berdasarkan perbedaan sifat larutan, koloid, dan suspensi
3.14.2 Mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersi
3.14.3 Menjelaskan sifat-sifat koloid
3.14.4 Melakukan percobaan efek tyndal

Kegiatan Pendahuluan (20 menit)


a. Orientasi
 Guru melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada
Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran.
 Guru memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.
 Guru menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan
pembelajaran.

b. Apersepsi
 Guru mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman
peserta didik.
 Guru mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Contoh apersepsi yang mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari atau
pengalaman peserta didik:

“Siapa yang pernah minum susu, nah kemudian susu tersebut kalian tinggalkan sekitar
sehari, apa yang terjadi? Ya susu tersebut akan membentuk endapan dan terdapat dua
fasa. Kemudian pernahkah kalian berada dalam suatu ruangan yang gelap dan
berdebu? Seandainya dalam ruangan tersebut ada berkas cahaya yang masuk melalui
suatu celah dari atap, apakah kalian dapat melihat dengan jelas berkas cahaya
tersebut? Lalu, pernahkan kalian mengamati cahaya matahari yang masuk melalui
sela-sela pepohonan saat pagi hari disekitar tempat tinggal kalian? Siapa yang tahu,
mengapa kita dapat melihat berkas tersebut?
Ketika kita berada dalam ruangan yang gelap dan berdebu, kita bisa melihat berkas
cahaya dari suatu celah dengan jelas karena ada partikel debu yang merupakan sistem
koloid untuk menghamburkan cahaya tersebut. Demikian juga halnya dengan berkas
cahaya yang masuk melalui sela-sela pepohonan saat pagi hari. Kita bisa melihatnya
karena cahaya tersebut dihamburkan partikel kabut yang merupakan suatu sistem
koloid.”

c. Motivasi
 Guru memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh motivasi

“Ada banyak manfaat penerapan sistem koloid yang mempermudah manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Contohnya tawas. Kalian pasti sudah sering melihat bahkan
menggunakan tawas. Tawas memiliki memiliki banyak kegunaan, terutama dalam
proses penjernihan air. Kemampuan tawas untuk menjernihkan air dipengaruhi oleh
sifat yang dimilikinya. Dengan mempelajari materi sistem koloid, maka kita dapat
mengetahui bagaimana sifat-sifat koloid yang berkerja pada tawas sehingga dapat
menjernihkan air. Selain tawas, kita juga dapat mengetahui penerapan sifat sistem
koloid lainnya.”

d. Pemberian Acuan
 Guru memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.
 Guru memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator
pada pertemuan yang berlangsung.
 Guru meminta peserta didik duduk sesuai kelompok (telah dibentuk secara
heterogen sebelumnya) yang terdiri dari 3-4 orang.

Sintaks Model Pembelajaran Kegiatan Inti (140 menit)
 Peserta didik diberikan rangsangan untuk
memusatkan perhatian mengenai materi “Sistem
Koloid”. Peserta didik mendengarkan stimulasi
Stimulation (Stimulasi/
dari guru, misalnya:
Pemberian Rangsangan)
Guru memberikan rangsangan untuk memusatkan
perhatian peserta didik dengan cara menayangkan
video/ilustrasi mengenai perbedaan antara larutan,
koloid, dan suspensi melalui video/ilustrasi
pemberian cahaya pada masing-masing larutan,
koloid, dan suspensi.

Guru memberikan kesempatan pada peserta didik


untuk melakukan percobaan yang terdapat didalam
video serta mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan yang berkaitan dengan hasil percobaan
yang terjdi tersebut, contohnya :
Problem Statement  Menemukan jawaban pertanyaan pada LKPD
(Pertanyaan/ Identifikasi serta. Peserta didik menuliskan seluruh kegiatan
Masalah) pembelajaran pada LKPD yang telah diberikan
sebelumnya.

“Nah, sekarang coba perhatikan video/ilustrasi yang


ibu tampilkan, apa yang dapat kamu amati dari
video/ilustrasi tersebut? jawablah beberapa
pertanyaan yang terdapat didialm LKPD berkaitan
dengan percobaan yang sudah dilakukan.”

 Guru meminta peserta didik mengumpulkan


informasi yang relevan untuk menjawab
pertanyaan yang terdapat dalam LKPD secara
berkelompok.
Data Collection
(Pengumpulan Data)
“Nah, setiap kelompok diminta untuk melakukan
percobaan dan mengerjakan tugas yang ada di
LKPD. Untuk mengerjakannya, setiap kelompok
akan menelusuri hasil percobaan dengan mencari
berbagai sumber literatur seperti buku, web, jurnal
penelitian, dan internet untuk mendapatkan
informasi.”
Data Processing (Pengolahan  Guru meminta peserta didik untuk menganalisis
Data) informasi yang didapat kemudian menjawab
pertanyaan dalam LKPD secara berkelompok.
 Guru meminta peserta didik untuk membuktikan
hasil diskusi melalui kegiatan, salah satunya
Verification (Pembuktian) melakukan percobaan sederhana efek Tyndall
pada beberapa campuran berupa larutan, koloid,
dan suspensi yang mudah diperoleh dalam
kehidupan sehari-hari.
 Guru memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk bertanya mengenai hasil percobaan
sederhana tersebut.
 Guru membimbing peserta didik berdiskusi
untuk memperbaiki dan/atau menambahkan
jawaban dari pertanyaan dalam LKPD
berdasarkan hasil diskusi dan percobaan yang
telah dilakukan sebelumnya.
Generalization (Menarik  Guru membimbing peserta didik
Kesimpulan) menyimpulkan mengenai hasil pembelajaran
yang telah dilakukan.
Kegiatan Penutup (20 menit)
 Guru memberikan evaluasi berupa kuis mengenai materi pembelajaran yang telah
dilakukan.
 Guru membimbing peserta didik untuk merefleksi materi pembelajaran yang telah
dilakukan.
 Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik.
 Guru meminta peserta didik untuk membaca mengenai materi di pertemuan
selanjutnya.
 Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
A. Penilaian
1. Sikap
Teknik : Pengamatan
Bentuk : Lembar Pengamatan
Instrumen :
NAMA
,
WAKT KEJADIAN/ BUTIR POS/ TINDAK
NO ASAL
U PERILAKU SIKAP NEG LANJUT
KELA
S

Indikator penilaian sikap :


1. Jujur
a. menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan sebenarnya
b. tidak menyontek atau melihat hasil pekerjaan orang lain
c. mencantumkan sumber belajar dari yang dikutip/dipelajari

2. Pro-Aktif
a. mengikuti kegiatan belajar dengan antusias
b. aktif dalam menyampaikan pendapat
c. berperan aktif dalam kegiatan belajar berkelompok

3. Disiplin
a.tertib mengikuti instruksi
b. mengerjakan tugas tepat waktu
c. tidak membuat kondisi kelas menjadi tidak kondusif

2. Pengetahuan
Pertemuan 1
Teknik : (pilih Tulis/Lisan/Penugasan)
Bentuk : (pilih PG, BS, rumpang, esay, kuis, tanya jawab, tugas kelompok, atau bentuk lain
yang sesuai dengan teknik yang digunakan)
Instrumen :
Teknik Bentuk
Materi Nomor
IPK Indikator Soal Penilaia Instrume
Pembelajaran Soal
n n
3.14.5 Menyebutkan System koloid Peserta didik diminta Tertulis Objektif 1
pengertian untuk menentukan
koloid jenis system disperse
berdasarkan
perbedaan
sifat larutan,
koloid, dan
suspensi
3.14.1 Menyebutkan System koloid Peserta didik diminta Tertulis Objektif 2
pengertian untuk menentukan
koloid jenis system
berdasarkan disperses
perbedaan
sifat larutan,
koloid, dan
suspensi

3.14.2 Menjelaska System koloid Peserta didik Tertulis Objektif 3


n sifat-sifat diminta untuk
koloid menentukan sifat
koagulasi pada sifat
sifat koloid

Soal :
1. Hal – hal berikut  merupakan  sifat  sistem  koloid, kecuali …
a. Stabil
b. Tidak dapat disaring
c. ukuran partikel kurang dari 1 nm
d. Homogen
e. Menghamburkan  cahaya
2. Sifat – sifat berikut  menunjukan  sifat  koloid, kecuali …
a. Dapat lolos dari kertas saring
b. Menghamburkan berkas cahaya
c. Dapat mengabsorbsi
d. Menunjukan gerak  brown
e. Dapat bersifat hidrofob atau hidrofil
3. Peristiwa berikut ini :
(1) Pembentukan delta pada muara sungai
(2) Pemurnian gula pasir
(3) Penyembuhan sakit perut oleh norit
(4) Penjernihan air
Merupakan contoh koagulasi koloid adalah …
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 1 dan 4
d. 2 dan 3
e. 2 dan 4

Kunci Jawaban :
1. Jawaban : C
Pembahasan :
Ciri koloid :
Homogen (secara makrokopis), heterogen (secara mikrokopis)
Ukuran 1 nm – 100 nm
Dua fase
Stabil
Tidak dapat disaring kecuali dengan penyaring ultra
Jadi berdasarkan opsi di atas maka jawaban ciri yang bukan termasuk koloid adalah C,
karena ukuran partikel koloid kisaran 1 nm – 100nm

2. Jawaban :  A
Pembahasan :
Sebab, koloid  hanya dapat disaring  dengan penyaring ultra.  Dan diantara sifat sifat koloid
antara lain, yaitu :
Efek tyndall : peristiwa menghamburnya cahaya, bila dipancarkan melalui sistem koloid. Hal
itu disebabkan oleh partikel-pertikel koloid.
Gerak brown : gerakan dari partikel dalam sistem koloid yang terjadi karena adanya
tumbukan antar partikel tersebut, gerakan ini sifatnya acak dan tidak terhenti.
Elektroforesis : suatu proses pengamatan imigrasi atau berpindahnya partikel-pertikel dalam
sistem koloid karena pengaruh medan listrik .
Adsorbsi : proses penyerapan bagian permukaan benda atau ion yang dilakukan sistem koloid
ini mempunyai muatan listrik.
Koagulasi : suatu keadaan dimana partikel-partikel koloid membentuk suatu gumpalan yang
lebih besar.
Dialisis : kemampuan koloid untuk memisahkan ion-ion dalam proses.
Koloid liofil dan liofob : koloid liofil, suatu sistem dimana zat terdispersinya mempunyai daya
tarik terhadap medium pendespersinya. Sebaliknya, koloid liofob suatu sistemdimana zat
terdispersinya mempunyai daya tarik yang kecil terhadap medium pendespersinya. Jika
medium dispersinya adalah air, maka kedua jenis ini disebut koloid hidrofil dan koloid
hidrofob.
Berdasarkan Opsi diatas dapat disimpulkan bahwa Opsi A yang salah karena koloid tidak
dapat lolos dari kertas saring 

3. Jawaban:  C
Pembahasan :
Koagulasi merupakan suatu  keadaan dimana partikel-partikel koloid membentuk suatu
gumpalan yang lebih besar.penggumpalan ini dikarenakan oleh beberapa faktor antara lain
karena  penambahan zat kimia atau enzim tertentu.
Contoh peristiwa  koagulasi :
Pembentukan delta muara sungai
Penggumpalan karet dalam lateks dengan asam  format
Penggumpalan lumpur koloidal dalam air sungai dengan tawas
Koagulasi asap atau debu dengan  koagulator listrik
Penjernihan air merupakan contoh koagulasi. Air umumnya mengandung berbagai macam zat
kotoran yang terlarut seperti pasir dan lumpur, dalam koloid. Dengan memasukkan elektrolit
seperti tawas, maka akan terjadi koagulasi dan zat yang terlarut dalam air ini akan
mengendap. Setelah mengendap senyawa ini mudah dipisahkan dari air agar air menjadi
jernih.

Pedoman Penskoran/ Rubrik Penilaian:


Jenis soal : Pilihan Ganda
Banyak Soal : 1-3 butir
Skor tiap butir : 1
Skor maksimal : 3
Soal disusun oleh guru dengan format soal pilihan ganda yang berorientasi HOTS
sebanyak 3 soal,
Skor yang diperoleh
nilai= x 100
Skor maksimal

3.keterampilan
Pertemuan 2
Teknik : (pilih Tulis/Lisan/Penugasan)
Bentuk : (pilih PG, BS, rumpang, esay, kuis, tanya jawab, tugas kelompok yang sesuai
dengan teknik yang digunakan)
Instrumen :
Materi
IPK Aspek Indikator Teknik Skor
Pembelajaran
3.14.3 Menjelaskan Pembuatan
pembuatan koloid system koloid
dengan cara
kondensasi dan
cara dispersi

3.14.6 Menjelaskan Pembuatan


pembuatan koloid system koloid
dengan cara
kondensasi dan
cara dispersi

3.14.7 Menjelaskan Pembuatan


pemurnian koloid system koloid

Soal :
1. Berikut merupakan  cara  pembuatan  koloid :
 (1) Reaksi redoks
 (2) Busur bredig
 (3) Reaksi hidrolisis
 (4) Peptiasi
 (5) Reaksi pemindahan
 (6) Mekanik
Pembuatan koloid secara dispersi adalah …
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 3, dan 4
c. 2, 3, dan 4
d. 2, 4, dan 6
e. 4, 5, dan 6
2. disperse zat cair atau zat  padat dalam gas disebut…
a. sol
b. emulsi
c. buih
d. aerosol
e. suspensi.
3. Pemberian tawas  pada  air  minum dimaksudkan untuk …
a. Mengendapkan partikel-partikel koloid agar air menjadi  jernih
b. Membunuh kuman yang berbahaya
c. Menghilangkan bahan – bahan yang menyebabkan pencemaran air
d. Menghilangkan bau tidak sedap
e. Memberikan rasa segar  pada  air
Kunci Jawaban :
1. Jawaban : D
Pembahasan :
Cara dipersi ini merupakan dimana partikel kasar dipecah menjadi partikel  koloid.
Pembuatan  koloid dengan cara disperse dapat dilakukan secara  mekanik,  peptiasi, atau
dengan  loncatan  bunga listrik (cara busur bredig).
Cara mekanik → butir-butir kasar digerus dengan lumping atau penggiling  koloid sampai
diperoleh  tingkat  kehalusan tertentu. Contoh : sol belerang yang dapat dibuat dengan
menggerus belerang  bersama  sama dengan suatu zat inert  (Seperti gula pasir),  kemudian
mencampur serbuk halus itu dengan air.
Cara peptiasi → pembuatan koloid  dari butir-butir kasar atau dari suatu  endapan  dengan
bantuan  zat  pemeptiasi  (pemisah). Contoh : agar-agar yang dipepriasi oleh air , karet
oleh bensin.
Cara  busur  bredig → untuk membuat sol-sol logam , logam yang  akan dijadikan  koloid
digunakan sebagai elektroda yang dicelupkan kepada  medium  dispersi. 
2. Jawaban : D
Pembahasan :
Aerosol merupakan sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispesrsi dalam gas.
Jika zat terdispersinya adalah zat padat disebut aerosol padat, contohnya : asap dan debu
diudara. Jika zat terdispersinya adalah cair maka disebut aerosol cair,
contohnya : kabut dan awan.   
3. Jawaban : A
Pembahasan :
Tawas yang dilarutkan dalam  air  selain dapat mengadsorpsi  juga dapat mengendapkan
kotoran – kotoran dalam air. Tawas  akan  membentuk koloid Al(OH) yang bermuatan
positif. Kotoran – kotoran dalam air keruh yang bermuatan negatif akan dikoagulasikan
sehingga kotoran  mengendap dan dapat dipisahkan.
Pedoman Penskoran/ Rubrik Penilaian:
Jenis soal : Pilihan Ganda
Banyak Soal : 1-3 butir
Skor tiap butir : 1
Skor maksimal : 3
Soal disusun oleh guru dengan format soal pilihan ganda yang berorientasi HOTS
sebanyak 3 soal,
Skor yang diperoleh
nilai= x 100
Skor maksimal
Lampiran
Lampiran 1. Materi ajar pertemuan 1
Sistem koloid dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh susu, keju, roti,
mentega, awan, kabut, cat, dan masih banyak lagi. Coba amati lingkungan sekitar Anda. Temukan
contoh-contoh koloid yang ada di lingkungan Anda. Selanjutnya, buatlah lima pertanyaan terkait
dengan hal-hal yang ingin Anda ketahui tentang koloid. di Kemudian, Anda dapat mempelajari
materi bab ini untuk mendapatkan jawabannya.
A. Sistem Dispersi
Jika suatu zat dicampurkan dengan zat lain, akan terjadi penyebaran secara merata dari suatu
zat ke dalam zat lain yang disebut dengan sistem dispersi. Tepung kanji jika dimasukkan ke dalam
air panas akan membentuk sistem dispersi dengan air sebagai medium pendispersi dan tepung kanji
disebut zat terdispersilfase terdispersi. Berdasarkan ukuran partikelnya, sistem dispersi dibedakan
menjadi tiga kelompok yaitu, larutan, koloid, dan suspensi. Secara sepintas, perbedaan antara
suspensi kasar dengan larutan (sering disebut larutan sejati) akan tampak jelas dari homogenitasnya,
tetapi antara larutan dengan koloid atau antara koloid dengan suspensi kasar akan sulit dibedakan.
 
1. Suspensi
Apakah yang dimaksud dengan suspensi? Suspensi merupakan sistem dispersi di mana partikel
yang ukurannya relatif besar tersebar merata di dalam medium pendispersinya. Pada umumnya,
sistem dispersi merupakan campuran yang heterogen. Sebagai contoh adalah endapan hasil reaksi
atau pasir yang dicampur dengan air. Dalam sistem dispersi tersebut, partikel-partikel terdispersi
dapat diamati dengan mikroskop dan bahkan denganmata
Suspensi merupakan sistem dispersi yang tidak stabil sehingga jika tidak diaduk terus-menerus
akan mengendap akibat gaya gravitasi bumi. Cepat lambatnya suspensi mengendap tergantung pada
besar kecilnya ukuran partikel zat terdispersi. Semakin besar ukuran partikel zat terdispersi, semakin
cepat terjadinya proses pengendapan. Untuk memisahkan suspensi, dapat dilakukan dengan proses
penyaringan (filtrasi). Oleh karena ukuran partikelnya besar, zat-zat yang terdispersi akan tertinggal
dikertassaring.
Endapan hasil reaksi berupa suspensi yang ukurannya sangat kecil sukar terpisah. Untuk
mempercepat pemisahan, dapat dilakukan sentrifugasi dengan menggunakan alat sentrifugasi (alat
pemutar dengan kecepatan tinggi).
2. Larutan
Apakah yang dimaksud dengan larutan? Larutan merupakan sistem dispersi yang ukuran
partikel-partikelnya sangat kecil sehingga tidak dapat dibedakan (diamati) antara partikel pendispersi
dengan partikel terdispersi, walaupun menggunakan mikroskop dengan tingkat pembesaran yang
tinggi (mikroskop ultra).
Tingkatan ukuran partikel larutan adalah molekul atau ion-ion sehingga larutan merupakan
campuran yang homogen dan sukar dipisahkan dengan penyaringan atau alat sentrifugasi.
Oleh karena ukuran partikel zat terdispersi dengan medium pendispersinya hampir sama, sifat zat
pendispersi dalam larutan akan terpengaruh (berubah) dengan adanya zat terdispersi. Sebagai contoh,
jika ke dalam air ditambahkan garam dapur, air akan membeku di bawah 0°C. Semakin banyak
garam yang ditambahkan, semakin besar penurunan titik bekunya. Hal ini akan dibahas lebih lanjut
pada pembahasan sifat-sifat larutan.
3. Koloid
Koloid berasal dari kata "kolia" yang dalam bahasa Yunani berarti "lem". Istilah koloid pertama
kali diperkenalkan oleh Thomas Graham (1861) berdasarkan pengamatannya terhadap gelatin yang
merupakan kristal, tetapi sukar mengalami difusi. Padahal, umumnya kristal mudah mengalami
difusi. Oleh karena itu, zat semacam gelatin ini kemudian disebut dengan koloid. Koloid atau disebut
juga dispersi koloid atau sistem koloid sebenarnya merupakan sistem dispersi dengan ukuran partikel
yang lebih besar dari larutan, tetapi lebih kecil daripada suspense
Pada umumnya, koloid mempunyai ukuran partikel antara 1 nm sampai dengan 100 nm. Beberapa
koloid tampak jelas secara fisik, misalnya santan, susu, dan lem, tetapi beberapa koloid sepintas
tampak seperti larutan, misalnya larutan kanji yang encer dan agar-agar yang masih cair. Oleh karena
ukuran partikelnya relatif kecil, sistem koloid tidak dapat diamati dengan mata, tetapi dapat diamati
dengan mikroskop dengan tingkat pembesaran yang tinggi (mikroskopultra).
Beberapa koloid dapat terpisah jika didiamkan dalam waktu yang relatif lama meskipun tidak
semuanya, misalnya koloid belerang dalam air dan santan. Beberapa koloid yang lain sukar terpisah,
misalnya lem, cat, dan tinta. Apa perbedaan antara suspensi, koloid, dan larutan? Perbedaan secara
umum antara suspensi, koloid, dan larutan dapat dilihat pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1 Perbedaan umum antara sistem dispersi suspensi, koloid, dan larutan.

(a) (b) (c)


Gambar (a) susu, (b) roti dan (c) keju merupakan sistem koloid
Sistem dispersi koloid dapat terbentuk dari dispersi zat padat, cair, atau gas ke dalam medium
pendispersi dalam fase padat, cair, atau gas. Gas yang terdispersi dalam gas tidak akan menghasilkan
koloid. Sistem koloid diberi nama berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersinya, misalnya
koloid yang terjadi dari dispersi zat cair did dalam medium pendispersi cair disebut dengan emulsi.
Nama dan jenis koloid selengkaonya dapat dilihat pada tabel berikut

Koloid banyak dijumpai dalam kehidupan sehari hari, misalnya santan, susu, eskrim, debu, dan asap.
Selain itu, roti, kue dan agar agar merupakan bahan makanan yang merupakan[O=9 sisitem koloid.
Beberapa zat yang tidak dapat larut, agar stabil dibuat sebagai koloid, misalnya bahan
kosmetik(lipstik, pembersih dan minyak rambut.
 

A. Sifat sifat koloid


Sistem koloid mempunyai sifat yang khas, yang berbeda dengan sifat sistem dispersi lainnya.
Beberapa sifat koloid yang khas, misalnya efek Tyndall, gerak Brown, adsorpsi, dan koagulasi.
1. Efek tyndall
Apa yang dimaksud dengan efek Tyndall? Simak penjelasannya berikut ini. Seberkas sinar
dilewatkan pada suspensi (dispersi pasir dalam air), koloid (susu), dan larutan (gula dalam air). Jika
dilihat tegak lurus dari arah datangnya cahaya, jejak lintasan cahaya akan terlihat jelas pada suspensi
dan koloid. Akan tetapi, jejak cahaya pada larutan tidak terlihat. Terlihatnya lintasan cahaya ini
disebabkan cahaya yang melewati suspensi dan koloid dihamburkan oleh partikel-partikelnya,
sedangkan pada larutan tidak terlihat.
Terhamburnya cahaya oleh partikel koloid disebut dengan efek Tyndall. Partikel koloid dan suspensi
cukup besar untuk dapat menghamburkan sinar, sedangkan partikel-partikel larutan berukuran sangat
kecil sehingga tidak dapat menghamburkan sinar.
 

2. Gerak Brown
Jika dispersi koloid diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran yang tinggi, akan
tampak adanya partikel yang bergerak dengan arah yang acak (tak beraturan). Gerakan-gerakan
tersebut mempunyai lintasan lurus. Gerakan partikel koloid dengan lintasan lurus dan arah yang acak
disebut dengan gerak Brown. Terjadinya gerak Brown ini diakibatkan adanya tumbukan partikel-
partikel pendispersi terhadap partikel terdispersi sehingga partikel terdispersi akan terlontar.
Lontaran tersebut akan mengakibatkan partikel terdispersi menumbuk partikel terdispersi yang lain
sehingga partikel yang tertumbuk akan terlontar. Kejadian tersebut berulang secara terus-menerus.
Hal ini terjadi akibat ukuran partikel terdispersi yang relatif besar dibandingkan medium
pendispersinya.

Gerak brown mengakibatkan partikel– partikel koloid relative stabil meskipun ukurannya relative
stabil meskipun ukurannya relative besar, sebab dengan adanya partikel yang bergerak secara terus-
menerus, dan pengaruh dari gaya gravitasi menjadi kurang berarti.
 
3. Adsorpsi
Apa yang dimaksud dengan adsorpsi? Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan muatan oleh
permukaan-permukaan partikel koloid. Adsorpsi terjadi karena adanya kemampuan partikel koloid
untuk menarik (ditempeli) oleh partikel-partikel kecil. Kemampuan menarik ini disebabkan adanya
tegangan permukaan koloid yang cukup tinggi sehingga jika ada partikel yang menempel, akan
cenderung dipertahankan pada permukaannya.
Jika partikel-partikel koloid mengadsorpsi ion yang bermuatan positif pada permukaannya, koloid
tersebut menjadi bermuatan positif, dan sebaliknya jika yang diadsorpsi ion bermuatan negatif,
koloid akan menjadi bermuatan negatif. Selain ion, partikel-partikel koloid dapat menyerap muatan
dari listrik statis, misalnya debu dapat menyerap muatan negatif atau positif dari adanya elektron
yang bergerak di udara atau dari arus listrik.
Selain ion, partikel-partikel koloid dapat menyerap muatan dari listrik statis, misalnya debu dapat
menyerap muatan negatif atau positif dari adanya elektron yang bergerak di udara atau dari arus
listrik.

Peristiwa adsorpsi menyebabkan partikel koloid bermuatan listrik. Oleh karena itu, jika koloid
diletakkan dalam medan listrik, partikelnya akan bergerak menuju kutub muatan listrik yang
berlawanan dengan muatan koloid tersebut. Peristiwa bergeraknya partikel koloid dalam medan
listrik disebut dengan elektroforesis.
Peristiwa elektroforesis ini dimanfaatkan dalam proses pemisahan potongan- potongan gen pada
proses bioteknologi dan penyaring debu pabrik pada cerobong asap, yang disebut dengan pengendap
Cottrel
Koloid-koloid logam atau basa umumnya mengadsorpsi ion-ion logam pada saat proses
pembentukan koloid sehingga akan menjadi bermuatan positif. As2S3 dan kelompok koloid sulfida
lainnya umumnya mengadsorpsi ion negatif sehingga akan menjadi koloid negatif.
 

4. Koagulasi
Dispersi koloid dapat mengalami peristiwa penggumpalan atau koagulasi. Peristiwa koagulasi pada
koloid dapat terjadi akibat peristiwa-peristiwa mekanis atau peristiwa kimia. Peristiwa mekanis
misalnya pemanasan atau pendinginan. Darah merupakan sol butir-butir darah merah yang
terdispersi dalam plasma darah. Jika darah dipanaskan. darah akan menggumpal. Sebaliknya, agar-
agar akan menggumpal jika didinginkan. Peristiwa kimia yang dapat menyebabkan terjadinya
koagulasi, misalnya sebagai berikut.

a. Pencampuran koloid yang berbeda muatan


Jika sistem koloid yang berbeda muatan dicampurkan, akan menyebabkan terjadinya koagulasi dan
akhirnya mengendap. Sebagai contoh, sol Fe(OH)3 yang bermuata positif akan mengalami koagulasi
jika dicampur dengan sol As2S3. Dengan adanya peristiwa tersebut, jika Anda mempunyai tinta dari
merek yang berbeda di mana vang satu merupakan koloid negatif dan yang lain merupakan koloid
positif, jangan sampai dicampurkan karena dapat mengalami koagulasi.

b. Adanya elektrolit
Jika koloid yang bermuatan positif dicampurkan dengan suatu larutan elektrolit, ion-ion negatif dari
larutan elektrolit tersebut akan segera ditarik oleh partikel-partikel koloid positif tersebut. Akibatnya,
ukuran koloid menjadi sangat besar dan akan mengalami koagulasi. Sebaliknya, koloid negatif akan
menyerap ion-ion positif dari suatu larutan elektrolit.
Jadi, ion negatif akan mengoagulasi koloid positif dan sebaliknya ion positif akan mengoagulasi
koloid negatif. Proses koagulasi semakin mudah jika konsentrasi ion dalam larutan tersebut semakin
besar, dan jika ukuran muatan ion yang berperan dalam proses koagulasi semakin besar.
Contoh proses koagulasi dengan penambahan elektrolit dalam kehidupan sehari hari adalah
penambahan tawas dalam proses penjernihan air. Tawas merupakan garam aluminium sulfat (Al,
(SO,),) yang di dalam air akan terionisasi menghasilkan ion Al³, lon aluminium ini mempunyai
kemampuan untuk menarik molekul-molekul polar termasuk air dan lumpur (koloid) sehingga terjadi
koagulasi. Proses koagulasi menghasilkan partikel yang sangat besar dan akan mudah mengendap
akibat gaya gravitasi. Contoh lainnya adalah terbentuknya delta di muara sungai akibat lumpur
(koloid) yang ada dalam air sungai berinteraksi dengan air laut yang mengandung ion-ion garam
sehingga lumpur mengalami koagulasi dan mengendap
 
5. Kestabilan koloid
Koloid merupakan sistem dispersi yang relatif kurang stabil dibandingkan larutan. Suatu produk
industri dalam bentuk koloid umumnya diinginkan dalam kondisi yang stabil, misalnya krim minyak
rambut, krim pembersih muka, bedak cair, dan obat-obatan yang berupa emulsi. Bagaimana cara
menjaga kestabilan koloid? Simak penjelasannya berikut ini

a. Menghilangkan muatan koloid


Koagulasi dapat dicegah dengan cara menghilangkan muatan dari koloid tersebut. Proses
penghilangan muatan koloid dilakukan dengan proses dialisis. Pada dasarnya, proses dialisis adalah
proses menghilangkan muatan koloid dengan cara memasukkan koloid ke dalam membran
semipermeabel. Membran ini mempunyai pori-pori yang mampu ditembus oleh ion, tetapi tidak
mampu ditembus partikel koloid. Jika kantong semipermeabel tersebut dimasukkan ke dalam aliran
air, ion-ion yang keluar dari membran semipermeabel akan terbawa aliran air, sedangkan koloidnya
masih tetap di dalam kantung semipermeabel.
Salah satu pemanfaatan proses dialisis yang penting adalah proses cuci darah (bemodialisis). Pada
proses hemodialisis, darah kotor dari pasien dilewatkan dalam pipa-pipa yang terbuat dari membran
semipermeabel. Selama darah berjalan, pipa semipermeabel tersebut dialiri cairan (biasanya plasma
darah) sehingga ion-ion dalam darah kotor tadi akan terbawa pada aliran plasma darah yang
berfungsi sebagai pencuci.

b. Penambahan stabilisator koloid


Penambahan suatu zat ke dalam suatu sistem koloid dapat meningkatkan kestabilan koloid, misalnya
emulgator dan koloid pelindung.
Emulgator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu emulsi (koloid cair dalam cair atau cair
dalam padat) dengan tujuan menjaga koloid agar tidak mudah terpisah. Sebagai contoh, penambahan
sabun ke dalam campuran minyak dan air serta penambahan amonia dalam pembuatan emulsi pada
kertas film.
Koloid pelindung adalah koloid yang ditambahkan ke dalam sistem koloid agar menjadi stabil.
Sebagai contoh, penambahan gelatin pada pembuatan es krim agar es krim tidak cepat memisah serta
penambahan gum arab dalam pembuatan semir.
 
6. Koloid liofil dan koloid liofob
Berdasarkan interaksi antara partikel terdispersi dengan medium pendispersinya, sistem koloid
dibedakan menjadi dua macam, yaitu koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil adalah koloid yang
fase terdispersinya suka menarik medium pendispersinya. Peristiwa ini disebabkan gaya tarik antara
partikel-partikel terdispersi dengan medium pendispersinya kuat.
Koloid liofob adalah sistem koloid yang fase terdispersinya tidak suka menarik medium
pendispersinya. Jika medium pendispersinya air, koloid liofil disebut juga sebagai koloid hidrofil,
sedangkan koloid liofob disebut sebagai koloid bidrofob. Perbedaan kemampuan menarik medium
pendispersinya mengakibatkan terjadinya perbedaan sifat-sifat koloid tersebut. Apa saja
perbedaannya? Simak Tabel
Lampiran pertemuan 2
B. Pembuatan koloid
Sistem koloid dapat dibuat secara langsung dengan mendispersikan suatu zat ke dalam medium
pendispersi. Selain itu, dapat dilakukan dengan mengubah suspensi menjadi koloid atau dengan
mengubah larutan menjadi koloid. Jika ditinjau dari pengubahan ukuran partikel zat terdispersi, cara
pembuatan koloid dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu dengan cara dispersi dan cara kondensasi.

Cara dispersi adalah memperkecil partikel. Cara ini melibatkan pengubahan ukuran partikel
besar (misalnya suspensi atau padatan) menjadi ukuran partikel koloid. Sementara itu, cara
kondensasi adalah memperbesar ukuran partikel. Pada umumnya, dari larutan diubah menjadi koloid.
Secara skematis, kedua proses tersebut dapat digambarkan sebagai proses yang berlawanan, di mana
sistem koloid berada di antara dua sistem dispersi yang lain.
1. Cara disperse
a. Dispersi langsung (mekanik
Cara ini dilakukan dengan memperkecil zat terdispeni sebelum didispersikan ke dalam medium
pendispersi. Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggiling atau menggerus partikel sampai
ukuran tertentu. Sebagai contoh pada pembuatan sol belerang dalam air, serbuk belerang dihaluskan
dahulu dengan menggerus bersama kristal gula secara berulang-ulang. Sementara itu, campuran
semen dengan air dapat membentuk koloid secara langsung karena partikel-partikel semen sudah
digiling sedemikian rupa sehingga ukuran partikelnya menjadi ukuran koloid.
b. Homogenisasi
Pembuatan susu kental manis yang bebas kasein dilakukan dengan mencampurkan serbuk susu skim
ke dalam air di dalam mesin homogenisasi sehingga partikel-partikel susu berubah menjadi ukuran
partikel koloid. Emulsi obat pada pabrik obat dilakukan dengan proses homogenisasi menggunakan
mesin homogenisasi.
c. Peptisasi
Proses peptisasi dilakukan dengan cara memecah partikel-partikel besar, misalnya suspensi,
gumpalan, atau endapan dengan menambahkan zat pemecah tertentu. Sebagai contoh, endapan
Al(OH), akan berubah menjadi koloid dengan menambahkan AICI,
ke dalamnya. Endapan AgCl akan berubah menjadi koloid dengan menambahkan larutan NH,
secukupnya.
d. Busur Bredig
Busur Bredig adalah suatu alat yang khusus digunakan untuk membentuk koloid logam. Proses ini
dilakukan dengan cara meletakkan logam yang akan dibuat menjadi koloid pada kedua ujung
elektrode dan kemudian diberi arus listrik yang cukup kuat schingga terjadi loncatan bunga api
listrik. Suhu tinggi akibat adanya loncatan bunga api listrik mengakibatkan logam akan menguap dan
selanjutnya terdispersi ke dalam air membentuk suatu koloid logam.
 
2. Cara kondensasi
Cara kondensasi dilakukan dengan mengubah suatu larutan menjadi koloid. Proses ini umumnya
melibatkan reaksi-reaksi kimia yang menghasilkan zat yang menjadi partikel-partikel terdispersi.
a. Reaksi hidrolisis
Reaksi ini umumnya digunakan untuk membuat koloid-koloid basa dari suatu garam yang
dihidrolisis (direaksikan dengan air).

b. Reaksi redoks
Reaksi yang melibatkan perubahan bilangan oksidasi. Koloid yang terjadi merupakan hasil oksidasi
atau reduksi.

c. Pertukaran ion
Reaksi pertukaran ion umumnya dilakukan untuk membuat koloid dari zat-zat yang sukar larut
(endapan) yang dihasilkan pada reaksi kimia.

Selain dengan cara-cara tersebut, koloid ada yang terbentuk secara alamiah, misalnya lumpur, getah
karet, dan getah pohon nangka.

Anda mungkin juga menyukai