Untuk mengetahui kebutuhan belajar peserta didik yang berupa minat dan gaya
belajar, guru menggunakan dua metode, yaitu: metode observasi (pengamatan secara
langsung keseharian peserta didik dalam menyelesaikan tugas-tugas belajarnya) dan
metode angket melalui Google Form yang berupa penilaian diri peserta didik. Sementara,
kesiapan belajar peserta didik dilihat dari hasil belajar materi prasyarat. Hasil pemetaan
kebutuhan belajar peserta didik kelas XI disajikan dalam Tabel berikut.
Tabel 1. Kesiapan Belajar
Kesiapan Perlu bimbingan Cukup mahir Mahir
Belajar
Nama 1. ... 1. ... 1. ...
2. ... 2. ... 2. ...
3. ... 3. ... 3. ...
Dst Dst Dst
Guru akan memberikan Dalam menyelesaikan Dalam menyelesaikan
Diferensiasi Scaffolding masalah diminta masalah, diselesaikan
Proses (pendampingan) dalam bertanya pada teman kelompok sendiri, guru
pembelajaran. sejawat, Sekali atau 2 memantau dari jauh.
kali guru memberikan
arahan.
Hasil pemetaan ini digunakan sebagai dasar untuk merancang rencana pelaksanaan
pembelajaran (Modul Ajar) berdiferensiasi pada materi tentang system koloid. Pembelajaran
ini dilaksanakan dalam 2 x 45 menit. Pelaksanaan pembelajaran ini dengan luring penuh.
A. INFORMASI UMUM
1. Identitas
Nama Penyusun : Evi Khabibah Lestari, S.Pd
Kelas / Fase : XI / F
Semester : Genap
2. Kompetensi Awal
Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, kompetensi awal yang harus dikuasai
peserta didik, diantaranya :
a. Peserta didik sudah menguasai konsep koloid.
b. Peserta didik sudah mampu membedakan fase terdispersi dan medium
pendispersi.
c. Peserta didik sudah mampu mengidentifikasi jenis-jenis koloid berdasarkan
fasa terdispersi dan medium pendispersi.
6. Model Pembelajaran
Moda Pembelajaran : Tatap Muka (Luring penuh)
1. Tujuan Pembelajaran
Menjelaskan sifat-sifat koloid dan menjelaskan penerapan koloid dalam kehidupan
sehari-hari.
Asesmen formatif:
Pada saat pembelajaran, guru
memberikan LKPD, dan pertanyaan
diskusi dalam setiap kelompok.
Asesmen sumatif:
Guru memberi soal tertulis yg
meliputi soal sistem koloid dan
jenis-jenis koloid.
3. Pemahaman Bermakna
Setelah mempelajari topik ini peserta didik dapat menjelaskan sifat-sifat koloid yang
dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari seperti proses penjernihan air kotor dengan
menggunakan tawas, proses hemodialysis atau cuci darah, dan lain-lain.
4. Pertanyaan Pemantik
“Pada pertemuan sebelumnya, kalian sudah belajar tentang perbedaan antara larutan, koloid
dan suspensi serta jenis-jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersi. Hari
ini kita akan belajar mengenai sifat-sifat koloid. Sebelumnya bu guru ingin bertanya, apakah
kalian ada yang pernah menjernihkan air menggunakan tawas? Pada proses penjernihan air
kotor kita menggunakan salah satu sifat koloid. Namun, sebelum kita bahas lebih lanjut, mari
kita amati video berikut ini dan catat informasi penting yang diperoleh pada buku catatan.”
5. Persiapan Pembelajaran
Sebelum pelaksanaan pembelajaran, guru melaksanakan persiapan diantaranya :
a. Guru merancang perangkat pembelajaran (modul ajar, LKPD, media
pembelajaran, asessmen diagnostic, asessmen formatif, dan asessmen sumatif).
b. Guru melakukan asessmen diagnostic kognitif dengan membagikan melalui
media asynchronous yaitu link google form.
c. Guru membuat pemetaan kelompok peserta didik berdasarkan kesiapan belajar.
Kelompok yang dibentuk yaitu kelompok perlu bimbingan, kelompok cukup
mahir, dan kelompok mahir.
6. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Inti
Fase 1. 1. Guru membagikan LKPD dan bahan ajar (PPP – Gotong 5 menit
kepada peserta didik sesuai dengan Royong, 4C -
Orientasi Peserta Collaboration)
kelompok yang telah ditentukan.
Didik pada Masalah
2. Guru mengarahkan peserta didik untuk
mengamati permasalahan yang disajikan (PPP – Bernalar
pada kegiatan di LKPD seperti pada proses Kritis, 4C – Critical
Thingking)
penjernihan air kotor dengan menggunakan
tawas.
Saat ini banyak permasalahan air yang terjadi di Indonesia, baik itu
air yang bersumber dari sumur, sungai, maupun kran. Terkadang air
yang kita gunakan tersebut dapat terkontiminasi oleh zat-zat yang
berbahaya dan keruh. Oleh karena itu harus di upayakan dalam
melakukan penyaringan atau penjernihan air. Tawas
[Al2(SO4)3.18H2O] adalah bahan yang efektif dalam proses
menjadikan air lebih bersih dan jernih. Tawas adalah senyawa
garam yang mengandung molekul air, logam alkali dan ion sulfat.
Tawas berbentuk kristal dan memiliki sifat isomorf. Kristal tawas ini
cukup mudah larut dalam air. Tawas telah dikenal sebagai
flocculator yang berfungsi untuk menggumpalkan kotoran-kotoran
pada proses penjernihan air. Tawas sering digunakan sebagai
penjernih air. Kekeruhan dalam air dapat dihilangkan melalui
penambahan sejenis bahan kimia yang disebut koagulan. Proses
penjernihan air ini menerapkan sifat koloid. Sifat koloid apa yang
digunakan pada proses penjernihan air?
Kegiatan Penutup
2 menit
5. Asesmen
Glosarium