Anda di halaman 1dari 41

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK ELEKTRONIK

MATERI KOLOID
Terintegrasi Etnosains Model Problem Based Learning pada Materi Koloid

untuk Meningkatkan Literasi Kimia dan Hasil Belajar Siswa

Materi Koloid

Untuk SMA Kelas XI

Disusun oleh :

Rizka Wakhidatul Maghfiroh (4301418040)

Dr. Sri Mursiti, M.Si (Pembimbing)

Pendidikan Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Semarang

2022

2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan “Elektronik-Lembar
Kerja Peserta Didik Model Problem Based Learning Terintegrasi Etnosains pada
Maeri Koloid”. Materi disajikan menggunakan bahasa yang mudah dipahami, serta
setiap kajian dilengkapi dengan arahan tugas yang dapat dikerjakan siswa. Hal ini
dimaksudkan agar siswa dapat membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar dan kemampuan literasi kimia siswa.
Penulis juga berupaya semaksimal mungkin untuk berkarya dalam pembuatan
lembar kerja peserta didik ini sehingga dapat digunakan sebagai pegangan guru dan
siswa dalam proses pembelajaran, khusunya untuk materi sistem koloid. Tidak lupa
penulis ucapkan terimakasih Dr. Sri Mursiti, M.Si yang sudah membimbing dalam
pembuatan Lembar Peserta Didik ini sehingga dapat digunakan sebagai pegangan
guru dan siswa dalam proses pembelajaran ini. Kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan guna tercapainya kesempurnaan lembar kerja peserta didik
ini.

Semarang, April 2022

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. 1

KATA PENGANTAR ................................................................................................ 3

DAFTAR ISI ............................................................................................................... 4

PETA KONSEP.......................................................................................................... 5

PENDAHULUAN ....................................................................................................... 6

A. Kompetensi Inti ................................................................................................. 6


B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi ............................... 6
C. Tujuan Pembelajaran ......................................................................................... 7
D. Model Probem Based Learning ........................................................................ 7
E. Integrasi Etnosains ............................................................................................ 9
F. Literasi Kimia.................................................................................................... 9
G. Petunjuk Peserta Didik .................................................................................... 10
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 ......................................................................... 11

Tujuan Pembelajaran ............................................................................................. 11


Orientasi Masalah............................................................................................ 12
Organisasi Untuk Belajar ................................................................................ 13
Penyelidikan Kelompok .................................................................................. 14
Penyajian Hasil Karya ..................................................................................... 16
Refleksi dan Evaluasi ...................................................................................... 16
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 ......................................................................... 17

Tujuan Pembelajaran .............................................................................................. 17


Orientasi Masalah............................................................................................ 18
Organisasi Untuk Belajar ................................................................................ 19
Penyelidikan Kelompok .................................................................................. 19
Penyajian Hasil Karya ..................................................................................... 28
Refleksi dan Evaluasi ...................................................................................... 28
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 ......................................................................... 29

Tujuan Pembelajaran ............................................................................................. 29


Orientasi Masalah............................................................................................ 29
Organisasi Untuk Belajar ................................................................................ 30
Penyelidikan Kelompok .................................................................................. 30
Penyajian Hasil Karya ..................................................................................... 32
Refleksi dan Evaluasi ...................................................................................... 32
EVALUASI ............................................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 41

4
PETA KONSEP

5
PENDAHULUAN
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutmya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.15 Mengelompokkan 3.15.1 Menjelaskan tipe sistem koloid


berbagai tipe 3.15.2 Membedakan jenis-jenis koloid dalam
sistem koloid, kearifan lokal Kabupaten Kebumen
menjelaskan sifat- 3.15.3 Mengidentifikasi sifat-sifat koloid (efek
sifat koloid, dan Tyndall, gerak Brown, daya adsorpsi,
penerapannya muatan listrik, dan koagulasi) yang ada
dalam kehidupan dalam kearifan lokal Kabupaten Kebumen
sehari-hari 3.15.4 Menganalisis penerapan koloid dalam
kehidupan sehari-hari

4.15 Membuat makanan 4.15.1 Merancang dan melakukan percobaan


atau produk lain tentang pembuatan makanan atau produk
yang berupa koloid lain berupa koloid atau yang melibatkan
atau melibatkan prinsip kolid dan melaporkan hasil
prinsip koloid percobaan

6
C. Tujuan Pembelajaran
3.15.1 Siswa dapat menjelaskan tipe sistem koloid
3.15.2 Siswa dapat membedakan jenis-jenis koloid dalam kearifan lokal
Kabupaten Kebumen
3.15.3 Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat koloid (efek Tyndall, gerak
Brown, daya adsorpsi, muatan listrik, dan koagulasi) yang ada dalam
kearifan lokal Kabupaten Kebumen
3.15.4 Siswa dapat menganalisis penerapan koloid dalam kehidupan sehari-
hari
4.15.1 Siswa dapat merancang dan melakukan percobaan tentang pembuatan
makanan atau produk lain berupa koloid atau yang melibatkan prinsip
kolid dan melaporkan hasil percobaan

D. Model Probem Based Learning


Pembelajaran berbasis masalah berasal dari bahasa Ingris Problem-Based
Learning (PBL) merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah
sebagai titik tolak pembelajaran, dan untuk dapat menyelesaikan suatu masalah
peserta didik memerlukan pengetahuan baru (Haryani & Prasetya, 2021). Proses
pembelajaran berbasis masalah dimulai dengan presentasi masalah dan diakhiri
dengan presentasi solusi dan evaluasi. Dalam pembelajaran dengan model
pembelajaran berbasis masalah, siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang ada
secara nyata di lingkungan, kemudian siswa dituntun untuk dapat menyelesaikan
permasalahan tersebut melalui lima langkah pembelajaran berbasis masalah.
Langkah pembelajaran berbasis masalah yaitu :

7
Orientasi Masalah
Tahapan orientasi masalah digunakan untuk mempersiapkan peserta didik
untuk belajar dengan pemberian wacana tentang permasalahan pada
kehidupan sehari -hari yang bersifat kontekstual, sehingga dapat memotivasi
peserta didik dalam aktivitas belajar.

Organisasi Untuk Belajar


Guru membimbing peserta didik untuk mendefinisikan dan mengorganisasi
tugas mengenai wacana di E-LKPD. Peserta didik berdiskusi untuk
menganalisis informasi mengenai permasalahan.

Penyelidikan Kelompok
Tahap penyelidikan kelompok, peserta didik diminta untuk mengumpulkan
informasi melalui kegiatan penyelidikan dan mencari penjelasan mengenai
masalah yang diberikan dengan melakukan diskusi kelompok melalui
Google Doc.

Penyajian Hasil Karya


Peserta didik mempresentasikan/menyajikan hasil penyelidikan
kelompoknya di depan kelas ataupun chanel youtube kelompok.

Refleksi Dan Evaluasi


Guru memberikan refleksi kepada peserta didik dan evaluasi terhadap
proses dan hasil pemecahan masalah, serta peserta didik menyimpulkan
hasil pemahaman dalam memecahkan masalah melalui diskusi dan latihan
soal melalui Google Form.

8
E. Integrasi Etnosains
Istilah ethnoscience berasal dari kata ethnos dari bahasa Yunani yang berarti
bangsa dan kata scientia dari bahasa latin yang berarti pengetahuan. Jadi, etnosains
dapat diartikan pengetahuan yang dimiliki oleh suatu bangsa. Etnosains bisa
diartikan sebagai penyampaian pembelajaran menggunakan kearifan lokal sebagai
objek pembelajaran (Sudarmin, 2014). Suatu pembelajaran kimia berorientasi
etnosains merupakan strategi penciptaan lingkungan dan perancangan pengalaman
belajar sains kimia yang mengintegrasikan budaya atau kearifan lokal sebagai bagian
proses pembelajaran.
Integrasi konsep-konsep sains asli ke dalam pembelajaran sains sekolah dapat
memberikan sentuhan rasional ilmiah pada konsep-konsep sains asli, sehingga bisa
diterima secara logis. Dimana transformasi pengetahuan sains asli masyarakat
menjadi sains ilmiah adalah untuk mengubah pengetahuan masyarakat yang bersifat
turun temurun menjadi pengetahuan terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan.

Kegiatan Konteks Pembelajaran


Konten Etnosains Yang Diangkat
Belajar Ke- Yang Dibahas
Kegiatan Pengenalan sistem koloid Sistem koloid beserta jenisnya yang
Belajar 1 dan jenis-jenis koloid ada dalam kehidupan sehari-hari,
seperti yang terdapat Buih Ombak di
Pesisir Pantai Selatan Kebumen dan
Jenang Procot pada Tradisi Hamil
Tua.
Kegiatan Pembahasan sifat-sifat Sifat-sifat koloid diterapkan dalam
Belajar 2 koloid dan penjelasan kearifan lokal Kebumen, seperti
konsep pembuatan koloid Pengolahan Air di Waduk Sempor,
dalam kehidupan sehari-hari dan Menghilangkan Rasa Pahit Daun
Pepaya Menggunakan Lempung.

Kegiatan Percobaan yang berkaitan Penjernihan Minyak Jlantah dengan


Belajar 3 dengan konsep dalam koloid Kulit Pisang.

F. Literasi Kimia
Literasi kimia merupakan cabang dari literasi sains (C. Cigdemoglu et al.,
2017). Literasi kimia merupakan pemahaman tentang sifat partikel materi, reaksi
kimia, hukum dan teori kimia, dan aplikasi kimia umum dalam kehidupan sehari-hari
(Imansari & Sumarni, 2018). Pentingnya literasi sains berhubungan dengan
bagaimana siswa mampu menghargai alam dengan memanfaatkan sains dan
teknologi yang telah dikuasainya. Penilaian dari literasi kimia adalah melalui tes
kemampuan peserta didik dengan memberikan permasalahan kimia dan peserta didik
menggunakan kemampuan untuk menggunakan pengetahuan kimia yang dimiliki
dalam memecahkan masalah berdasarkan informasi permasalahan yang diberikan
(Ceyhan Cigdemoglu & Geban, 2015).

9
G. Petunjuk Peserta Didik
1) Pelajari dan pahami peta konsep yang di sajikan di bagian awal E-LKPD
ini.
2) Pelajari dan pahami tujuan pembelajaran dan kriteria keberhasilan belajar
yang tercantum dalam E-LKPD.
3) Dengan bimbingan guru, diskusikan masalah yang tercantum pada kolom
orientasi pada masalah.
4) Setiap peserta didik dalam kelompok masing-masing mengeksplorasi
(mencermati dan mendiskusikan dalam kelompok).
5) Berdasarkan pemahamanmu terhadap penyeledikan setiap masalah, maka
jawablah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan.
6) Peserta didik yang telah menemukan jawaban dari suatu pertanyaan,
bertanggung jawab untuk menjelaskan jawabannya kepada teman yang
belum paham dalam kelompoknya.
7) Setiap kelompok diharuskan menyampaikan kesimpulan hasil kinerja
kelompoknya dan kelompok lain diminta untuk menanggapi, sedangkan
guru melakukan penguatan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
8) Kerjakanlah sejumlah latihan dan soal-soal yang diberikan untuk
memperkuat setiap masalah yang telah dipecahkan.

10
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
SISTEM DAN JENIS KOLOID

Tujuan Pembelajaran
Siswa dengan percaya diri dapat menjelaskan tipe sistem koloid dan
membedakan jenis-jenis koloid dari fenomena kehidupan sehari – hari dengan tepat
setelah mempelajari E-LKPD terintegrasi etnosains model problem based learning
dengan latar belakang budaya kearifan lokal Kabupaten Kebumen melalui Tradisi
Jenang Procot.

Dalam ilmu kimia, dikenal adanya sistem dispersi.


Sistem dispersi adalah suatu zat yang dicampurkan dengan zat lain,
maka akan terjadi penyebaran secara merata dari suatu zat ke dalam zat lain.
Berdasarkan urutan partikelnya, sistem dispersi dibedakan menjadi 3 kelompok
yaitu larutan, suspensi, dan koloid. Istilah koloid ini diperkenalkkan pertama kali
oleh Thomas Graham pada tahun 1861 berdasarkan pengamatanya terhadap
gelatin. Tiga jenis utama koloid yaitu sol, emulsi, dan aerosol.
Sistem koloid dan jenisnya ini dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-
hari. Bahkan kita dapat menemukanya dalam budaya lokal khususnya di
Kabupaten Kebumen. Seperti Buih Ombak di Pesisir Pantai Selatan, Pembuatan
Genteng Sokka, Pembuatan Dawet Ireng, Pembuatan Cincau Hijau. Namun pada
pembelajaran kali ini kita akan mempelajari sistem koloid dan jenisnya dalam
“Jenang Procot pada Tradisi Hamil Tua”

11
Orientasi Masalah

Buih Ombak di Pantai Selatan Kebumen


Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terbentang dari Sabang
sampai Merauke. Dengan luasnya wilayah laut yang ada, maka tidak mengherankan
jika Indonesia terkenal akan keindahan wisata pantainya. Salah satunya adalah di
wilayah Kabupaten Kebumen yang memiliki banyak wisata pantai di pesisir selatan.
Berbicara mengenai pantai, tentunya kalian pasti sering berkunjung ke pantai
bukan? Berkunjung ke pantai tentunya bisa membuat pikiran menjadi tenang dan
damai. Pemandangan yang disuguhkan di pantai sangatlah indah, mulai dari pasirnya
yang hitam/putih bersih, pepohonan yang terasa segar, langit berawan yang cerah dan
tidak lupa deburan ombak yang selalu tergurung indah akibat tiupan angin hingga
menghasilkan buih putih bersih di bibir pantai.

Apa sebenarnya buih yang dihasilkan oleh ombak pantai ini?


Apakah itu berupa cairan, gas atau bahkan padatan?
Mengapa bisa terbentuk buih pada ombak ?

12
“Jenang Procot dalam Tradisi Hamil Tua”

Sumber : fimela.com
Jenang procot seringkali dibuat oleh masyarakat Jawa pada tradisi
sembilan bulanan atau bancakan ketika seorang ibu hamil tua. Selain rasanya
yang manis, legit, dan bertekstur lembut, jenang procot memiliki makna dan
simbol yang sangat istimewa. Jenang procot terbuat dari tepung pati yang
disajikan dengan kuah santen kelapa yang dicampur dengan gula jawa cair.
Penyajiannya pun cukup unik, dimana jenang akan dituangkan dalam takir
yang terbuat dari daun pisang, lalu diguyur santen. Kemudian, pisang raja yang
dibungkus daun pisang berbentuk tabung akan diperosotkan (procot) di atas
jenang.
Pisang raja ini diibaratkan bayi dalam kandungan. Sementara bungkus
daun pisang diibaratkan sebagai kain jarit yang dikenakan oleh sang ibu.
Jenang procot ini pun menyimbolkan persalinan yang lancar. Diharapkan
ketika ibu mengonsumsi jenang procot ini, si jabang bayi bisa lahir dengan
selamat dan sehat.
Jenang procot ini selain memiliki makna dan simbol istimewa bagi
masyarakat jawa, juga dapat dikaji dalam ilmu kimia. Mulai dari jenang nya
sendiri hingga pelengkap yang digunakan seperti santan dan gula jawa cair.
Nah apakah jenang procot termasuk koloid? Koloid jenis apakah yang ada
dalam tradisi tersebut ?

Organisasi Untuk Belajar


Agar dapat memecahkan masalah di atas, mari kita bekerjasama mendiskusikan hal-
hal berikut ini :
1) Apabila dikaji dengan ilmu/materi kimia, apakah Jenang Procot beserta
komponen pelengkapnya termasuk dalam sistem koloid (larutan, suspense,
koloid)? Bagaimanakah cara membedakanya ?
2) Jenis koloid apa yang ada dalam tradisi tersebut ? Mengapa bisa termasuk ke
dalam jenis koloid tersebut ? Manakah yang merupakan fase terdispersi dan
pendispersinya?

13
Penyelidikan Kelompok

Ayo cari informasi selengkap-lengkapnya dari dari berbagai sumber buku


maupun situs internet.

Kamu bisa buka link berikut ini untuk mencari informasi !


https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/materi-koloid-
kimia-kelas-11/
https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-sistem-koloid

Kemudian diskusikan dan lengkapilah jawaban berikut ini !


https://bit.ly/KegiatanBelajar_1
1. Pengertian Koloid
Coba kalian perhatikan gambar yang berada di bawah ini, kalian pasti pernah
mengkonsumsinya bukan? Manakah yang termasuk larutan, suspense, maupun
koloid?

Gambar Sajeng/Legen Gambar Kopi Gambar Santan

……………………. ……………………. …………………….


Alasan : Alasan : Alasan :

……………...................... ……………...................... ……………....................


…………………………… …………………………… …………………………
…………………………… …………………………… …………………………
…………………………… …………………………… …………………………
…………………………… …………………………… …………………………
…………………………… …………………………… …………………………

14
Bagaimana perbandingan sifat antara larutan, koloid dan suspensi ?
Sifat Larutan Sejati Sistem Koloid Suspensi

Bentuk Campuran Homogen


Bentuk Dispersi Padatan Kasar
Ukuran Partikel 1 – 100 nm
Fasa Satu fasa
Kesetabilan Tidak stabil

Tidak dapat
Penyaringan
disaring

Contoh

2. Jenis-jenis koloid

Fase Fase Contoh dalam kearifan


Jenis Koloid
Terdispersi Pendispersi lokal

Sol Padat Cair Lempung, cau, lem kanji

Sol padat

Aerosol

Aerosol padat

Emulsi

Emulsi padat

Buih

Buih padat

15
Penyajian Hasil Karya

Ayo presentasikan hasil diskusi


kelompokmu di depan kelas !

Refleksi dan Evaluasi

Pengetahuan apa yang telah anda pelajari pada pertemuan kali ini ?
Mengapa anda harus mempelajari pengetahuan ini?
Kumpulkan hasil diskusi kelompok dan buatlah kesimpulan !

Kumpulkan Karyamu Disini !

16
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
SIFAT KOLOID, PEMBUATAN KOLOID,
DAN PENERAAN DALAM KEHIDUPAN

Tujuan Pembelajaran
Siswa dengan percaya diri dapat mengidentifikasi sifat-sifat koloid dan
menganalisis penerapan koloid dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat setelah
mempelajari E-LKPD terintegrasi etnosains model problem based learning dengan
latar belakang budaya kearifan lokal Kabupaten Kebumen melalui “Pengolahan Air
di Waduk Sempor”.

Suatu zat dapat dikatakan tergolong sistem koloid jika


memenuhi sifat-sifat koloid. Beberapa sifat-sifat koloid yaitu :
Efek tyndall, Gerak brown, Elektroforesis, Adsorpsi, Koagulasi,
Koloid pelindung, Dialisis. Koloid dapat dibuat dengan 2 cara yaitu cara
kondensasi dan cara dispersi. Penggunaan koloid dalam kehidupan sehari-hari
sangat beragam sesuai dengan sifat-sifatnya dan dapat kita temui dalam kebiasaan
masyarakat lokal kebumen, seperti menghilangkan rasa pahit daun pepaya dengan
menggunakan lempung, menjernihkan minyak jlantah dengan kulit pisang,
maupun pengolahan air di Waduk Sempot. Selain itu, pembuatan Cau juga salah
satu contoh pembuatan koloid.

17
Orientasi Masalah

Pengolahan Air di Waduk Sempor

Waduk Sempor merupakan danau buatan yang berada di utara Kota


Gombong, lebih tepatnya di Kecamatan Sempor, Kebumen, Jawa Tengah. Waduk
ini merupakan mata air penghidupan bagi masyarakat Kebumen dan sekitarnya
yang dikenal sebagai masyarakat agraris yang hidup dari hasil pertanian. Dengan
adanya waduk sempor ternyata banyak memberi kemudahan bagi masyarakat
sekitar untuk memperoleh air bersih demi kebutuhan sehari-hari. Bagian yang
menjadi pusat perhatian wisatawan adalah waduk sebagai penampung awal air
yang terlihat keruh dan terdapat bendungan untuk kemudian airnya di salurkan ke
saluran irigasi persawahan maupun rumah-rumah warga. Bagian waduk tersebut
merupakan bak penampung awal pengolahan air yang berfungsi mengendapkan
lumpur dan mengurangi turbiditas air. Dimana lumpur dikoagulasi dengan tawas
[Al2(SO4)3], ditambah peningkat alkalinitas air [Ca(OH)2], dan diberi kaporit
sebagai pembunuh kuman. Air yang telah jernih dan bebas kuman disalurkan
melalui pipa-pipa PDAM.

Apakah Pengolahan Air di Waduk Sempor menerapkan konsep


Koloid?

18
Organisasi Untuk Belajar

Yuk kita identifikasi masalah !


1) Bagaimana proses pengolahan air di Waduk Sempor hingga dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat sekitar?
2) Sifat koloid apakah yang digunakan dalam proses pengolahan air di Waduk
Sempor? Bagaimana prinsipnya?

Penyelidikan Kelompok

Pahami lebih lanjut mengenai


sifat-sifat koloid pada link berikut ini yuk !
https://www.youtube.com/watch?v=0ZxJWn2PpeE
https://www.youtube.com/watch?v=crPqLCoKvJ8&t=55s
https://www.youtube.com/watch?v=pjMMSZ0yp3I
https://www.youtube.com/watch?v=5mTxiQk9WBE&t=2s
https://www.youtube.com/watch?v=L_hqMPYZLrc

19
Ayo Diskusikan dan Lengkapilah Jawaban Berikut Ini !
https://bit.ly/KegiatanBelajar_2
1. Sifat-Sifat Koloid

“Menghilangkan Rasa Pahit Daun Pepaya”


Daun pepaya di percaya memiliki
banyak manfaat oleh masyarakat sejak
dulu. Akan tetapi rasa pahit pada olahan
daun pepaya membuat sebagian besar
orang tidak menyukainya. Bagaimana
cara menghilangkan atau mengurangi rasa
pahit pada olahan daun pepaya ?
Ya. Masyarakat Kebumen biasanya
mengolahnya dengan direbus dengan
tambahan lempung/tanah liat. Lempung
adalah suatu silikat hidraaluminium yang kompleks dengan rumus kimia
Al2O3.nSiO2.kH2O dimana n dan k merupakan nilai numerik molekul yang
terikat da bervariasi untuk masa yang sama. Mineral lempung mempunyai daya
tarik menarik individual yang mampu menyerap 100 kali volume partikelnya.
Sifat adsorben lempung (koloid sol) dapat menyerap enzim papain yang ada
pada daun pepaya saat direbus. Hal ini menyebabkan rasa paht pada olahan
daun pepaya menjad berkurang. Sehingga dalam proses-proses tersebut
menerapkan sifat adsorpsi.

20
No Sifat Koloid Prinsip Contoh dalam Kehidupan

1 Efek tyndall

2 Gerak brown

3 Elektroforesis

Peristiwa penyerapan spesi - Menghilangkan rasa pahit


(muatan listrik atau ion daun pepaya dengan
dan molekul netral) oleh lempung
4 Adsorpsi
permukaan partikel koloid. - Menjernihkan minyak
jlantah dengan kulit pisang

5 Koagulasi

Koloid
6
Pelindung

7 Dialisis

21
Ternyata koloid yang medium pendispersinya cair, dibedakan atas koloid liofil dan
koloid liofob. Bagaimanakah perbedaanya ?

No Sol Hidrofil Sol Hidrofob

Koloid yang mengadsorpsi Koloid yang tidak mengadsorpsi


1
mediumnya mediumnya

2 Hanya stabil pada konsentrasi kecil

Tidak mudah digumpalkan dengan


3
penambahan elektrolit

Viskositas lebih besar daripada


4
mediumnya

5 Bersifat reversible
6 Efek tyndall lebih jelas
7 Stabil
8 Terdiri atas zat anorganik
9 Efek gerak brown lemah
10 Hanya beberapa dapat dibuat gel
11 Umunya dibuat dengan cara dispersi
12 Kekentalan lemah

Partikel terdispersi mengadsorpsi


13
molekul

Contoh : sabun, agar-agar, kanji, Contoh : sol belerang, sol logam, sol
14
detergen, gelatin AgCl

2. Pembuatan Koloid
a. Cara Kondensasi
Apa itu cara kondensasi ?

22
Pembuatan koloid dengan cara ini dapat dilakukan dengan 2 macam cara
yaiu kimia dan fisika.
1) Kimia
Pembuatan partikel koloid dari partikel larutan sejati melalui reaksi kimia
meliputi :
Reaksi Redoks, yaitu merupakan reaksi yang disertai dengan
perubahan bilangan oksidasi. Contoh :

Reaksi Hidrolisis, yaitu merupakan reaksi yang terjadi antara suatu


spesi dengan air. Contoh :

Reaksi Subtitusi, yaitu merupakan reaksi penggantian pasangan

2) Fisika
Cara pembuatan partikel koloid dengan cara mengkondensasikan
partikel, melalui :
Penggantian pelarut

Pengembunan uap

23
b. Cara Dispersi
Apa itu cara dispersi ?

Pembuatan koloid dengan cara dispersi dapat dilakukan melalui beberapa


metode yaitu :
Cara mekanik

“Cincau Hijau yang Segar dan Menyehatkan”


Menurut wikipedia, Cincau atau cincau
hijau (Cyclea barbata) adalah tumbuhan
yang daunnya dapat diperas menjadi
kental untuk isi minuman. Tanaman ini
dikenal dengan nama camcao (Jawa),
camcauh (Sunda), juju, kepleng, krotok,
tarawalu, tahulu (Melayu). Masyarakat
Kebumen lebih sering menyebutnya
dengan Cau. Cincau seringkali dianggap
sebagai koloid jenis emulsi padat (gel)
seperti halnya jeli dan agar-agar karena
kemiripan sifat fisiknya.
Padahal cincau merupakan koloid jenis sol yang fasa terdispersi adalah
zat padat, yaitu daun cincau, sedangkan fasa pendispersinya adalah air
matang dengan keadaan suhu relatif hangat. Cara mengolah daun cincau
jenis apa pun pada dasarnya tidak jauh berbeda. Daun hanya tinggal
diremas bersama air hangat hingga mengeluarkan lendir yang akan
membentuk cincau. Prinsip yang digunakan dalam pembuatan cincau
adalah pembuatan koloid secara mekanik.

24
Apa itu cara mekanik ?

Bagaimana contohnya :

Cara peptipasi
Apa itu cara peptisasi ?

Bagaimana contohnya :

Cara Busur Bredig


Apa itu cara busur bredig ?

Bagaimana contohnya :

25
Cara Homogenisasi
Apa itu cara homogenisasi ?

Bagaimana contohnya :

Cara dispersi dalam Gas


Apa itu cara disperse dalam gas ?

Bagaimana contohnya :

26
Salah satu penerapan penggunaan koloid adalah pengolahan air bersih, seperti
pada pengolahan air di Waduk Sempor. Bagiamanakah tahapan pengolahan air
bersih ?

Pengendapan

Penyaringan

Koagulasi

Penambahan Desinfektan

27
Penyajian Hasil Karya

Ayo presentasikan hasil diskusi


kelompokmu di depan kelas !

Refleksi dan Evaluasi

Pengetahuan apa yang telah anda pelajari pada pertemuan kali ini ?
Mengapa anda harus mempelajari pengetahuan ini?
Kumpulkan hasil diskusi kelompok dan buatlah kesimpulan !

Kumpulkan Karyamu Disini !

28
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
PRAKTIKUM KOLOID

Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran 3 ini diharapkan :

4.15.1 Siswa dapat merancang dan melakukan percobaan tentang pembuatan


makanan atau produk lain berupa koloid atau yang melibatkan prinsip
koloid dan melaporkan hasil percobaan

Orientasi Masalah

“Menejernihkan Minyak Jelantah”


Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari penggunaan
minyak goreng, bahkan tidak dapat dihindari dan tidak kita sengaja kita
mengkonsumsi makanan yang di olah menggunakan minyak bekas pakai
(minyak jelantah) yang seperti kita tau akan berakibat fatal pada kesehatan kita.
Apabila minyak goreng bekas pakai yang mereka digunakan sudah keruh dan
banyak ampasnya, biasanya masyarakat mencampur minyak goreng bekas
pakai lama dengan minyak goreng bekas pakai yang baru, sehingga minyak
goreng bekas pakai terlihat lebih jernih. Pada rumah tangga, apabila minyak
goreng sudah terpakai 2x - 3x maka minyak goreng akan mereka buang.
Karena minyak goreng yang sudah kotor memiliki banyak ampas dapat
menimbulkan penyakit bagi orang yang mengkonsumsinya, tetapi masih ada
masyarakat yang tidak memikirkan akibat dari penggunaan minyak goreng
bekas pakai jelantah.
Bagaimana cara mengatasi permasalahan masyarakat mengenai
pemakaian kembali minyak yang telah digunakan?

29
Organisasi Untuk Belajar

Ya, masyarakat biasanya memurnikan minyak yang telah digunakan tersebut dengan
menggunakan kulit pisang kepok (Musa Paradisiaca, Linn) untuk hidup yang lebih
sehat dan ekonomis.
1) Bagaimana cara menjernihkan minyak jelantah agar bisa digunakan lebih
aman ?
2) Mengapa menerapkan prinsip koloid ?
3) Sifat apa yang diterapkan dalam proses tersebut ?

Penyelidikan Kelompok

Yuk lengkapi disini https://bit.ly/KegiatanBelajar_3

A. JUDUL PERCOBAAN

B. TUJUAN PERCOBAAN

C. DASAR TEORI
Materi dasar yang berkaitan dengan percobaan.

D. ALAT DAN BAHAN


Contoh ada di link https://youtu.be/lCnnzUfavSo
Alat
Siapkan peralatan berupa : Satu buah mangkok/toples berukuran sedang,
saringan, gelas, sendok.
Bahan
Minyak jelantah, kulit pisang kepok

30
E. CARA KERJA
Cara menjernihkan minyak jelantah:
1. Kulit pisang dipotong menjadi 3-4 bagian
2. Masukan kulit pisang ke dalam minyak jelantah
3. Diamkan beberapa menit agar kulit pisang menyerap kotoran secara
perlahan
4. Tuang minyak jelantah melalui saringan ke wadah penampung
F. HASIL PENGAMATAN
Sebelum Sesudah
Deskripsi : Deskripsi hasil:

Dokumentasi: Dokumentasi:

G. PEMBAHASAN
1. Bagaimana cara menjernihkan minyak jelantah dengan kulit pisang?

2. Sifat apa yang diterapkan dalam proses tersebut ?

31
3. Mengapa digunakan kulit pisang? Apa alasanya?

Penyajian Hasil Karya

Ayo presentasikan hasil diskusi


kelompokmu di depan kelas/unggah di channel youtubemu !

Refleksi dan Evaluasi

Pengetahuan apa yang telah anda pelajari pada pertemuan kali ini ?
Mengapa anda harus mempelajari pengetahuan ini?
Kumpulkan hasil percobaan kelompok dan buatlah kesimpulan !

Kumpulkan Karyamu Disini !

32
EVALUASI

Akses soal evaluasi di link ini yuk !


https://bit.ly/UJI_KOLOID

1. Saat ibu meminum jamu, sering kita jumpai ibu mengocok botol jamu lebih
dahulu. Hal ini dikarenakan jamu merupakan contoh dari…
A. Larutan
B. Koloid
C. Campuran
D. Hidrofil
E. Hidrofob

2. Perhatikan gambar berikut ini!


(i) Buih putih
(ii) Awan
(iii) Air laut
(iv) Kabut
(v) Air dan pasir

Yang termasuk suspensi kasar adalah…


A. (v)
B. (iv)
C. (iii)
D. (ii)
E. (i)

3. Sebelum menjadi gulali maupun gula jawa. Bahan utamanya diperoleh dari
bunga pohon kelapa yang biasa disebut legen. Pernahkah kalian menikmati satu
gelas Legen (air nira)? Air nira adalah contoh dari…
A. Larutan
B. Koloid
C. Suspensi
D. Hidrofil
E. Hidrofob

33
4. Di antara campuran berikut:
1) NaCl + air
2) Tepung kanji + air dipanaskan
3) Sabun + air
4) Gula + air
Yang menghasilkan sistem koloid adalah:
A. 1, 2, dan 3
B. 1, 3, dan 4
C. 1, 2, dan 4
D. 2 dan 3
E. 2 dan 4

5. Perhatikan gambar berikut !


Dawet Ireng yang telah siap disajikan ditambahkan
dengan santan dan gula merah cair. Gula merah cair
terbuat dari gula merah yang ditambahkan dengan air
panas. Dalam hal tersebut, gula merah yang dicairkan
merupakan contoh....

A. Suspensi
B. Larutan
C. Sistem koloid
D. Campuran
E. Emulsi

6. Berdasarkan sifat kelarutan zat terdispersi dalam zat pendispersinya, maka sistem
koloid yang terjadi dari agar-agar dengan air yang telah dimasak dan didinginkan
yaitu tergolong sebagai..
A. Gel
B. Sol
C. Liofob
D. Hidrosol
E. Emulsi

7. Asap dari pembakaran Genteng Sokka adalah salah satu contoh sistem koloid
dengan jenis fasa...
A. Padat dalam cair
B. Cair dalam gas
C. Cair dalam padat
D. Padat dalam gas
E. Gas dalam padat

34
8. Warna hitam berasal dari tanaman padi yang dibakar lalu dicampur dengan air
yang sering digunakan untuk mewarnai dawet ireng. Berdasarkan penjelasan
tersebut, dapat dikatakan bahwa pewarna tersebut termasuk dalam jenis koloid…
A. Emulsi padat
B. Emulsi
C. Sol
D. Sol padat
E. Aerosol

9. Pada saat mencuci piring dengan spon dan sabun, spon harus diremas-remas
terlebih dahulu agar menghasilkan banyakbuih. Buih tidak akan terbentuk apabila
spos basah yang berii sabun tidak diremas, atau di gosokan pada permkaan
piring. Kegiatan menggosok atau meremas spons memungkinkan udara masuk
pada sistem sehingga terbentuklah buih. Sistem dispersi pada buih adalah...
A. Zat padat terdispersi dalam zat cair
B. Zat cair terdispersi dalan gas
C. Gas terdispersi dalam zat padat
D. Gas terdispersi dalam zat cair
E. Zat cair terdispersi dalam zat cair

10. Kebumen menjadi salah satu daerah penghasil genteng tanah liat. Proses
pembuatan genteng tersebut dilakukan di desa Sokka, oleh sebab itu genteng
khas Kebumen diberi nama Genteng Sokka. Genteng Sokka ini terbuat dari tanah
liat yang diambil dari sawah yang berada 30 cm di bawah permukaan tanah,
artinya lapisan tanah pertama setebal 30 cm itu disebut lungka (banyak memiliki
unsur hara) tidak bisa dijadikan genteng. Tanah liat dicampur dengan sedikit air
dan pasir laut. Pencampuran dengan pasir laut dan air ini bertujuan untuk
menghaluskan dan menutup pori-pori pada tanah sehingga setelah digiling dan
tercampur rata dihasilkan bahan baku yang pori-porinya seragam. Adonan
genteng yang sudah jadi disebut dengan KWEH. Dalam hal ini, maka tanah liat
termasuk jenis koloid...
A. Sol padat
B. Sol cair
C. Aerosol
D. Buih
E. Emulsi

35
11. Bahan-bahan dalam pembuatan es cincau yang segar adalah cincau hijau, santan,
susu, gula, dan es batu. Dari bahan tersebut, yang fasa terdispersinya adalah zat
padat, sedangkan fasa pendispersinya adalah air merupakan....
A. Cincau
B. Santan
C. Susu
D. Gula
E. Es batu

12. Pada proses pembuatan genteng sokka ada tahap pencampuran air ke dalam
adonan genteng. Kemudian seberkas sinar diarahkan ke dinding gelas yang berisi
air tersebut yang penampangnya keruh. Hal tersebut dilakukan untuk menguji
sifat koloid, yaitu…
A. Efek Tyndall
B. Gerak Brown
C. Elektroforesis
D. Koagulasi
E. Dialisis

13. Pantai-pantai di pesisir selatan sering menjadi salah satu tujuan untuk menikmati
indahnya sunset atau matahari terbenam. Terjadinya merah dilangit saat matahari
terbenam merupakan salah satu peristiwa efek penghamburan cahaya yang
disebabkan oleh partikel-partikel koloid yang disebut....

A. Elektroforesis
B. Dialysis
C. Adsorpsi
D. Koagulasi
E. Efek tyndall

14. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai maupun mengonsumsi susu.
Susu (emulsi lemak dalam air) distabilkan oleh sejenis protein susu, yaitu kasein.
Hal ini menunjukan bahwa pada industri susu melibatkan sifat…
A. Adsorpsi
B. Dialysis
C. Elektroforesis
D. Gerak brown
E. Koloid Pelindung

36
15. Sekarang ini harga minyak masih melonjak tinggi. Masyarakat memilih
menggunakan minyak dengan kualitas rendah, sehingga sisa minyak yang
digunakan/minyak jelantah yang dihasilkan begitu kotor. Namun masih ada cara
yang dapat digunakan untuk menjernihkan minyak jelantah, yaitu dengan cara
merendam dengan kulit pisang. Hal ini karena kulit pisang dapat bertindak
sebagai....
A. Emulgator
B. Katalis
C. Adsorpben
D. Koagulan
E. Peptisator

16. Darah adalah salah satu contoh koloid. Jika terjadi gagal ginjal, maka pasien
harus melakukan cuci darah. System kerja dari proses cuci darah juga
menggunakan cara kerja pembuatan koloid yaitu…
A. Efek Tyndall
B. Gerak Brown
C. Dialysis
D. Elektroforesis
E. Hidrolisis

17. Pada proses penjernihan air di Waduk Sempor, lumpur dikoagulasi dengan tawas
[Al2(SO4)3], ditambah peningkat alkalinitas air [Ca(OH)2], dan diberi kaporit
sebagai pembunuh kuman. Dalam proses tersebut Aluminium hidroksida
(Al(OH)3) membentuk sol bermuatan positif dalam air, di antara elektrolit
berikut yang paling efektif untuk menggumpalkan koloid tersebut adalah...
A. NaCl
B. CaSO4
C. BaCl2
D. ClO-
E. Al(OH)3

18. Norit adalah obat sakit perut yang mengandung serbuk karbon yang berasal dari
arang kayu tertentu. Norit di dalam perut akan bercampur dengan cairan yang
ada diusus membentuk koloid. Terjadi peristiwa penyerapan spesi (muatan
listrik atau ion dan molekul netral) oleh permukaan partikel koloid. Sifat koloid
yang digunakan dalam menanggulangi zat racun atau bakeri patogen yang
berada dalam usus adalah ...
A. Adsorpsi
B. Dialisis
C. Koagulasi
D. Elektroforesis
E. Osmosis

37
19. Daun pepaya di percaya memiliki banyak manfaat oleh masyarakat sejak dulu.
Akan tetapi rasa pahit pada olahan daun pepaya membuat sebagian besar orang
tidak menyukainya. Untuk menghilangkan atau mengurangi rasa pahit pada
olahan daun pepaya, masyarakat Kebumen biasanya mengolahnya dengan
menerapkan salah satu sifat koloid yaitu adsorpsi, dengan cara...
A. Direbus dengan lempung/tanah liat
B. Direbus dengan sekam/merang
C. Diremas dengan garam
D. Diremas dengan gula
E. Direndam dengan air panas

20. Perhatikan tabel dibawah ini !


No Sifat Koloid Contoh proses atau fenomena
Pewarnaan serat sutra, wol atau kapas
1 Adsorpsi
memanfaatkan adsorpsi
2 Efek tyndall Penyembuh diare dengan norit
3 Dialisis Cuci darah pada pasien gagal ginjal
4 Koagulasi Pembuatan cincau hijau
5 Adsorpsi Pengolahan air di Waduk Sempor
Pada tabel diatas, yang mempunyai hubungan tepat antara sifat koloid dengan
contoh proses atau peristiwa adalah...
A. 1 dan 3
B. 1 dan 4
C. 1 dan 5
D. 2 dan 4
E. 3 dan 5

21. Pengolahan air di Waduk Sempor menerapkan konsep koloid koagulasi. Dimana
lumpur dikoagulasi dengan tawas [Al2(SO4)3], ditambah peningkat alkalinitas air
[Ca(OH)2], dan diberi kaporit sebagai pembunuh kuman. Pada proses ini
memanfaatkan sifat koagulasi yang berarti...
A. Efek penghamburan cahaya yang disebabkan oleh partikel-partikel koloid.
B. Gerak acak atau zig-zag yang dilakukan oleh partikel-partikel koloid.
C. Peristiwa pengendapan partikel-partikel koloid sehingga fase terdispersi
terpisah dari medium pendispersinya
D. Pergerakan partikel-artikel koloid karena pengaruh medan listrik.
E. peristiwa penyerapan spesi (muatan listrik atau ion dan molekul netral) oleh
permukaan partikel koloid.

38
22. Dalam bidang industri terdapat pembuatan obat berbentuk sirup yang merupakan
emulsi. Dalam pembuatanya agar zat terdispersi dapat tersebar merata dan stabil
maka dalam sistem koloid perlu ditambahkan zat....
A. Koagulan
B. Peptisator
C. Koloid pelindung
D. Emulgator
E. Katalisator
23. Koloid pelindung adalah kolid yang bersifat melindungi koloid lain agar tidak
mengalami koagulasi. Yang merupakan contoh pemanfaatan sifat koloid
pelindung dalam kehidupan sehari-hari adalah...
A. Pembuatan lanting
B. Pembuatan es krim
C. Pembuatan dawet ireng
D. Pembuatan cincau hijau
E. Pembuatan susu

24. Pembersihan tawas dalam proses air minum dimaksudkan untuk ….


A. Mengendapkan partikel-partikel koloid agar air menjadi jernih
B. Membunuh kuman yang berbahaya
C. Menghilangkan bahan-bahan yang menyebabkan pencemaran air
D. Menghilangkan bau tidak sedap
E. Memberikan rasa segar pada air

25. Yang merupakan contoh penerapan koloid dalam kehidupan sehari-hari yaitu,
kecuali....
A. Mengurangi polusi udara
B. Mempercepat pematangan buah
C. Penjernihan air
D. Membantu pasien gagal ginjal
E. Penggumpalan lateks

26. Pada pembuatan susu, ukuran partikel lemak pada susu diperkecil hingga
berukuran partikel koloid. Caranya dengan melewatkan zat tersebut sebagai
lubang berpori bertekanan tinggi. Jika partikel lemak dengan ukuran partkel
sudah terbentuk, zat tersebut kemudian didispersikan ke dalam medium
pendispersinya. Dalam pembuatan susu melibatkan konsep pembuatan koloid
dengan cara....
A. Mekanik
B. Peptipasi
C. Busur bredig
D. Homogenisasi
E. Disperse dalam gas

39
27. Pembuatan koloid seperti cincau hijau ini yaitu dengan hanya tinggal
meremas/menumbuk daun cincau bersama air hangat hingga mengeluarkan
lendir yang akan membentuk cincau. Kemudian disaring dan diendapkan. Oleh
karena itu, pembuatan koloid cincau hijau dilakukan dengan cara...
A. Mekanik
B. Peptipasi
C. Busur bredig
D. Homogenisasi
E. Disperse dalam gas

28. Perhatikan beberapa proses pembuatan koloid berikut ini :


1) H2S ditambahkan ke dalam endapan NiS
2) Sol logam dibuat dengan bususr bredig
3) Larutan AgNO3 diteteskan ke dalam larutan HCl
4) Larutan FeCl3 diteteskan ke dalam air mendidih
5) Agar-agar dipeptisasi dalam air
Berdasarkan data diatas yang merupakan pembuatan koloid dengan cara
kondensasi adalah...
A. 1) dan 2)
B. 1) dan 3)
C. 3) dan 4)
D. 3) dan 5)
E. 4) dan 5)

29. Jika kita memiliki partikel ukuran suspensi dan ingin diubah menjadi partikel
berukuran koloid, maka cara yang dapat dilakukan adalah…
A. Dispersi
B. Kondensasi
C. Ionisasi
D. Koagulasi
E. Pengemulsi

30. Koloid sol Fe(OH)3 dibuat dengan cara menambahkan larutan elektrolit FeCl3
ke dalam endapan Fe(OH)3. Pembuatan koloid dengan metode ini disebut
cara.…
A. Mekanik
B. Peptisasi
C. Substitusi
D. Hidrolisis
E. Busur bredig

40
DAFTAR PUSTAKA
Cigdemoglu, C., Arslan, H. O., & Cam, A. (2017). Argumentation to foster pre-
service science teachers’ knowledge, competency, and attitude on the domains
of chemical literacy of acids and bases. Chemistry Education Research and
Practice, 18(2), 288–303.
Cigdemoglu, Ceyhan, & Geban, O. (2015). Improving students’ chemical literacy
levels on thermochemical and thermodynamics concepts through a context-
based approach. Chemistry Education Research and Practice, 16(2), 302–317.
Haryani, S., & Prasetya, T. A. (2021). Desain Perangkat Pembelajaran Terintegrasi
Kecakapan Abad 21. DIVA Press.
Imansari, M., & Sumarni, W. (2018). Analisis Literasi Kimia Peserta Didik Melalui
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Bermuatan Etnosains. Jurnal Inovasi
Pendidikan Kimia, 12(2), 2201–2211.
Sudarmin. (2014). PENDIDIKAN_KARAKTER_ETNOSAINS_SUDARMIN.

41

Anda mungkin juga menyukai