Anda di halaman 1dari 2

RANGKUMAN

SEJARAH SEMANTIK DAN PERKEMBANGANNYA


Disusun oleh :
Nor Anisa (2019610016)

1. Sejarah Semantik
Semantik adalah cabang linguistik yang menyelidiki makna / arti yang terkandung dalam
bahasa, kode, atau jenis lain asal representasi. menggunakan istilah lain, semantik artinya
studi ihwal makna. Semantik biasanya berafiliasi menggunakan 2 aspek lain: sintaks,
pembentukan simbol kompleks dari simbol yang lebih sederhana, dan pragmatis, penggunaan
simpel simbol oleh masyarakat pada konteks eksklusif.
Semantik pada pada bahasa Indonesia berasal dari bahasa Inggris semantics, berasal bahasa
Yunani Sema (Nomina) ‘tanda’: atau dari verba samaino ‘menandai’, ‘berarti’. istilah tadi
dipergunakan oleh para ahli bahasa untuk menyebut bagian ilmu bahasa yg menyelidiki
makna. Semantik artinya bagian berasal 3 tataran bahasa yang mencakup fonologi, rapikan
bahasa (morfologi-sintaksis) dan semantik.
kata semantik baru timbul pada tahun 1984 yang dikenal melalui American Philological
Association ‘organisasi filologi amerika’ pada sebuah artikel yg berjudul Reflected
Meanings: A point in Semantics. kata semantik sendiri sudah terdapat sejak abad ke-17 Jika
dipertimbangkan melalui frase semantics philosophy.
Sejarah semantik dapat dibaca di pada artikel “An Account of the Word Semantics (Word,
No.4 th 1948: 78-9). Breal melalui artikelnya yg berjudul “Le Lois Intellectuelles du
Language” mengungkapkan kata semantik sebagai bidang baru dalm keilmuan, di pada
bahasa Prancis kata menjadi ilmu murni historis (historical semantics).
Historical semantics ini cenderung mempelajari semantik yang berafiliasi dengan unsur-unsur
luar bahasa, misalnya perubahan makna menggunakan nalar, psikologi, dst. Karya Breal ini
berjudul Essai de Semanticskue. (akhir abad ke-19).
Semasiologi menjadi ilmu baru di 1820-1925 itu belum disadari menjadi semantik. kata
Semasiologi sendiri ialah istilah yg dikemukakan Reisig. sesuai pemikiran Resigh tersebut
maka perkembangan semantik dapat dibagi dalam tiga masa pertumbuhan, yakni:
● Masa pertama, meliputi 1/2 abad termasuk di dalamnya kegiatan reisig; maka ini
dianggap Ullman sebagai ‘Undergound’ period.
● Masa kedua, yakni semantik menjadi ilmu murni historis, adanya pandangan
historical semantics, menggunakan munculnya karya klasik Breal(1883)
● Masa perkembangan ketiga, studi makna digejalai menggunakan keluarnya karya
filolog Swedia Gustaf Stern (1931) yg berjudul “Meaning and Change of Meaning
With Special Reference to the English Language Stern melakukan kajian makna
secara realitas.
● Semantik dinyatakan menggunakan tegas menjadi ilmu makna, baru pada tahun
1990-an dengan munculnya Essai de semantikue asal Breal, yang lalu di periode
berikutnya disusul oleh karya Stern. tetapi, sebelum kelahiran karya stern, pada
Jenewa telah diterbitkan bahan, deretan kuliah berasal seseorang guru bahasa yang
sangat memilih perkembangan linguistik berikutnya, yakni Ferdinand de Saussure, yg
berjudul Cours de Linguistikue General. Pandangan Saussure itu menjadi pandangan
aliran strukturalisme.

Perbedaan pandangan tersebut antara lain (1) pandangan historis mulaiditinggalkan; (2)
perhatian terhadap struktur kosakata mulai ditinggalkan; (3)semantik mulai dipengaruhi
stilistika; (4) studi semantik terarah pada bahasa tertentu (tidak bersifat umum lagi); (5)
hubungan antara bahasa dan pikiranmulai dipelajari karena bahasa merupakan kekuatan yang
menentukan dan mengarahkan pikiran (perhatian perkembangan dari ide ini terhadap Sapir
Whorf, 1956, Bahasa Cermin Bangsa); serta (6) semantik telah melepaskan diri dari filsafat,
tetapi tidak berarti filsafat tidak membantu perkembangan semantik.
Pada tahun 1923, muncul buku The Meaning of Meaning karya Ogden & Richards yang
menekankan hubungan tiga unsur dasar, yakni thought of reference (pikiran) sebagai unsur
yang menghadirkan makna tertentu yang memiliki hubungan signifikan dengan referen
(acuan). Pikiran juga memiliki hubungan langsung dengan simbol (lambang). Lambang tidak
memiliki hubungan langsung dengan simbol (lambang). Lambang tidak memiliki hubungan
yang arbitrer. Sehubungan dengan meaning, para pakar semantik biasa menentukan fakta
bahwa asal kata meaning (nomina) dari to mean(verba) yang banyak mengandung meaning
yang berbeda. Leech (1974) menyatakan bahwa ahli-ahli semantik sering tidak wajar
memikirkan the meaning of meaning yang diperlukan untuk pengantar studi semantik.

Anda mungkin juga menyukai