Anda di halaman 1dari 8

JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI Volume 8 No 2 Februari 2021

MEASURMENT SYSTEM ANALYSIS PADA OPERATOR


PENGECEKAN VISUAL MENGGUNAKAN METODE
ATTRIBUTE AGREEMENT SYSTEM DI INDUSTRI
MANUFAKTUR

Helmi Huda1, Nur Islahudin1


Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Semarang
Jl. Imam Bonjol No.207, Pendrikan Kidul, Kec. Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah 50131
E-mail: 512201701102@mhs.dinus.ac.id ; nur.islahudin@dsn.dinus.ac.id

ABSTRAK
Dalam proses pengecekan visual suatu produk dalam suatu industri manufaktur, manusia sangat
berperan penting terhadap kualitas produk sebelum dikirimkan ke konsumen khususnya untuk produk
yang mengedepankan estetika. Apabila terdapat kualitas produk no good (NG) terkirim ke konsumen
akan berdampak terhadap nama baik dari perusahaan yang secara tidak langsung dapat berpengaruh
terhadap permintaan produk karena kesalahan dalam proses pengecekan. Agar hasil pengecekan visual
yang dilakukan oleh operator cek sesuai dengan spesifikasi yang di tentukan oleh konsumen,
diperlukan salah satu metode pengukuran untuk menjamin bahwa operator cek telah melakukan
pengecekan dengan benar tidak mengirim produk no good ke konsumen ataupun sebaliknya me reject
produk yang baik kualitas nya. Measurement system analysis menjadi salah satu cara untuk mengukur
keakurasian (reproducibility) dan konsistensi (repeatability) operator pengecekan dalam menilai
produk yang dihasilkan oleh lantai produksi. Penelitian ini ingin mengetahui akurasi dan konsistensi
dari operator pengecekan menggunakan metode attribute agreement system. Hasil dari metode ini di
ketahui bahwa operator pengecekan visual masih mempunyai kesalahan dalam melakukan pengecekan
hasil produksi. Oleh karena itu diperlukan training untuk merefresh kembali pengetahuan operator
pengecekan tentang kualitas produk di lantai produksi agar tidak menimbulkan kesalahan pengecekan.

Kata kunci: Agreement System Analysis, Measurment System Analysis, Minitab, Pengecekan, kualitas.

ABSTRACT
In the process of visual checking a product in the manufacturing industry, humans are extremely important to
the quality of the product before it raises consumers, especially for products that promote aesthetics. If there is
product quality (NG) sent to customers, it will have an impact on the good name of the company, which can
indirectly affect product demand due to errors in the checking process. For the results of the visual checks
carried out by the check operator to conform to the specifications determined by the consumer, one measurement
method is needed to ensure that the check operator has checked correctly not to send bad products to consumers
or on the contrary rejecting good quality products. Measurement system analysis is a means of measure the
accuracy (reproducibility) and consistency (repeatability) of the check operator in the assessment of products
produced by the production floor. This study wants to know the truth and consistency of the checking operator
using the attribute agreement system method. The results of this method show that the visual checking operator
still has errors in checking the results. Therefore, training is needed to refresh the checking operator's
knowledge of product quality on the production floor so as not to cause checking errors.

Keywords: Agreement System Analysis, Measurment System Analysis, Minitab, Checking, quality.

DOI: https://dx.doi.org/10.24853/jisi.8.2.35-40
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

1. PENDAHULUAN ukur seperti penggaris ataupun penghitung


Perusahaan manufaktur saat ini waktu, namun juga meliputi faktor manusia
dihadapkan pada kondisi pasar yang serba dan juga training yang mencakup proses
tidak pasti. Perusahaan harus mampu measurement itu sendiri.(Barbato et al., 2008).
memenuhi permintaan konsumen di tengah MSA (Measurement System Analysis) pada
ketidakpastian tersebut. perusahaan umumnya mengukur tingkat konsistensi dan
menggunakan beberapa parameter untuk akurasi dari alat ukur fisik (geometry), pada
memenuhi kebutuhan konsumen tersebut . kasus pengecekan visual. Measurement System
beberapa parameter yang umum digunakan Analysis merupakan sekumpulan operator cek,
untuk indikator kinerja suatu perusahaan untuk metode, software, lingkungan dan asumsi yang
memenuhi permintaan konsumen antara lain fungsinya untuk mengukur satuan ukur untuk
quality, delivery time, dan costs.(Lander & karakteristik fitur yang mendapatkan nilai
Liker, 2007). suatu pengukuran.(Barbato et al., 2008).
Salah satu indikator perusahaan untuk Measurment System Analyis, suatu proses
memenuhi permintaan konsumen adalah pengukuran dan yang masuk kedalam proses
quality. Produktifitas dari suatu perusahaan pengukuran ataupun pengecekan itu sendiri
dapat dipengaruhi oleh kualitas produk yang bukanlah suatu objek benda melainkan faktor
dihasilkan.(Scouse, 1985). Sehingga kualitas manusia guna mengidentifikasi tingkat
suatu produk yang dikirimkan ke konsumen konsistensi dari masing – masing operator
sangat mempengaruhi tingkat kepuasan pengecekan dalam hal ketelitian dan
konsumen dan nama baik produsen. Ketika ada keakuratan pada saat melakukan proses
salah satu produk NG (Not Good) atau Reject pengukuran pada suatu produk untuk
yang terkirim ke konsumen hal tersebut dapat membedakan antara produk cacat dan tidak
mengakibatkan nama baik produsen dinilai cacat.
negative oleh konsumen dan juga tingkat Dalam hal measurment sytem analysis
kepercayaan konsumen terhadap produsen tidak terlepas dari faktor penting yaitu proses
menjadi berkurang. Bahkan perkiraan pengecekan suatu produk. Pengecekan produk
terburuknya hingga mempengaruhi tingkat merupakan suatu kegiatan operasional untuk
penjualan dari produk yang dihasilkan. Contoh melakukan inspeksi terhadap produk ataupun
seperti halnya pada proses painting, proses suku cadang dengan tujuan produk yang
painting harus dilakukan oleh operator yang dihasilkan telah memenuhi standar spesifikasi
terlatih yang sudah memahami metode sebelum dilakukannya proses pengiriman pada
painting atau pengecatan agar kualitas produk konsumen. Adapun permasalahan yang pernah
maksimal, sehingga kepuasan konsumen tetap terjadi pada suatu industry dalam proses
terjaga.(Islahudin, 2019). Untuk pengecekan produk seperti operator yang
mengantisipasi dan menjaga agar tidak terlibat dalam proses pengukuran ataupun
terjadinya produk NG (Not Good) terkirim ke pengecekan produk belum terlatih, operator
konsumen, dapat dilakukannya control untuk tidak mngetahui spesifikasi produk, operator
menjamin proses pengecekan. belum pernah sama sekali melakukan
Salah satu metode yang digunakan untuk pengujian tes Measurment System Analysis,
jaminan adalah MSA (Measurment System sehingga hal tersebut dapat menyebabkan
Analysis) merupakan suatu proses pengukuran penurunan kualitas dari suatu produk.
ataupun pengecekan pada faktor manusia Menurut (Saputri & Putri, 2017) Produk
untuk mengidentifikasi tingkat konsistensi yang berkualitas tidak hanya melihat dari
dalam hal akurasi dan ketelitian pada saat performancenya yang baik tetapi juga harus
melakukan inspeksi visual. Sehingga memenuhi kebutuhan konsumen untuk
measurement system tidak hanya berupa alat meningkatkan kepuasan konsumen. Hal itu

35
Helmi Huda, Nur Islahudin : Measurment System Analysis Pada Operator Pengecekan Visual Menggunakan Metode Attribute Agreement System Di Industri
Manufaktur

JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI 8 (2) pp 35-40 © 2021

merupakan faktor yang sangat penting yang pengetahuan manusia, contohnya seperti
harus ada pada suatu industry terutama dalam halnya inspeksi visual, sentuhan, suara, aroma,
hal persaingan antar produsen. Maka dari itu dan rasa. Dalam kasus seperti itu, akal dan
untuk mengurangi terjadinya produk NG (Not kognisi manusia digunakan untuk mengukur
Good) yang dapat mengakibatkan nama baik suatu objek dari pada alat ukur.
produsen dinilai negative oleh konsumen dan
mempengaruhi tingkat penjualan dari produk 2. TINJAUAN PUSTAKA
yang dihasilkan dilakukannya penjaminan MSA (Measurment System Analysis)
kualitas. merupakan suatu proses ataupun sistem
Penjaminan kualitas merupakan hal yang penilaian secara keseluruhan dalam proses
sangat diprioritaskan oleh setiap perusahaan. pengukuran dan measrument system mencakup
Karena Penjaminan Kualitas merupakan penelitian yang merancang dan dirancang
seluruh gambaran dan kegiatan yang penting secara khusus dengan tujuan untuk
untuk menyediakan kepercayaan yang mana mengidentifikasi unsur variasi dalam proses
kepercayaan tersebut digunakan untuk suatu pengukuran. Dalam Measurement System
memuaskan kebutuhan tertentu dari Analysis terdapat 2 metode yaitu Gauge R & R
kualitas.(Garvin, 1995). Study dan Attribute Agreement System.
Dalam penelitian ini penulis ingin Gauge R & R merupakan metode yang
melakukan pengujian konsistensi dan akurasi berfungsi untuk mengidentifikasi tingkat
dari operator pengecekan visual dengan konsistensi suatu alat ukur untuk menghitung
menggunakan metode Attribute Agreement seberapa tingkat akurasi alat yang diujikan.
System. Dalam melakukan proses pengukuran atau
Attribute Agreement System merupakan pengecekan tidak hanya meliputi suatu alat ukur
suatu sistem yang berfungsi untuk saja tetapi juga mencakup faktor manusia,
mengelompokan dan juga memperkirakan dikarenakan proses pengecekan yang dilakukan
proses terjadinya suatu kesalahan atau error. oleh operator cek atau manusia merupakan
Dalam melakukan Agreement System Analysis faktor yang sangat penting karena dapat
langkah yang harus dilakukan adalah mempengaruhi tingkat kualitas suatu produk
memberikan materi mengenai MSA yang dihasilkan. Untuk tetap menjaga kualitas
(Measurement System Analysis) Attribute Data suatu produk perlu dilakukannya Attribute
Agreement System pada operator yang akan Agreement System pada operator pengecekan.
dilakukan pengujian tes, dan melakukan Attribute Agreement System merupakan
treatment pada operator mengenai bagaimana metode untuk melakukan uji konsistensi yang
proses agreement system. Karakteristik diterapkan kepada manusia atau operator
kualitas yang tidak dapat diukur digolongkan pengecekan yang akan dilakukan pengujian tes
menjadi 2 kategori, yaitu conforming dan untuk mengidentifikasi tingka konsistensi
uncomforming. (De Mast & Van Wieringen, operator dalam melakukan inspeksi visual, data
2007). attribute merupakan data yang dapat
Data atribut yang dipengaruhi oleh tingkat memberikan informasi mengenai kelas ataupun
subjektivitas tiap orang dapat distandarkan objek dimana attribute tersebut berada.
melalui suatu standard dan diverifikasi dengan
Measurment System Analysis. 3. METODE PENELITIAN
Attribute Data merupakan suatu kegiatan Pelaksanaan penelitian ini terfokus pada
yang dihasilkan oleh manusia yang bertindak faktor manusia, observasi dilakukan dengan
sebagai instrument pengukuran ataupun cara terjun langsung ke lapangan untuk
pengecekan, kontrol organoleptic mengacu melakukan treatment terhadap operator cek
pada tindakan yang menggunakan indera atau sebelum melakukan pengujian tes yang sudah

36
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

disiapkan untuk mendapatkan data untuk Agreement System Analysis terdapat beberapa
diolah. tahap sebagai berikut :
Teknik Pengumpulan Data 1. Memilih sampel visual yang acak tetapi
Teknik pengumpulan data yang akan juga mewakili bagian – bagian yang
digunakan untuk pengolahan data hasil terdapat defect.
Measurment Sytem Analysis dilakukan dengan 2. Pilih operator cek yang memenuhi syarat
menggunakan metode yaitu : untuk melakukan pengukuran, setidaknya
1. Kajian Pustaka dua operator untuk menentukan produk atau
Kajian pustaka ini dilakukan guna sample tersebut cacat atau tidak cacat.
memperoleh serta memahami pengetahuan 3. Tentukan berapa kali pengukuran yang
secara teori agar lebih memahami metode yang harus dilakukan oleh setiap operator cek.
digunakan untuk mengolah data yang 4. Sebelum melakukan pengujian tes pada
dikumpulkan. Metode didapatkan dari operator cek, operator akan melakukan
referensi jurnal, internet ataupun media dan treatment terlebih dahulu. Operator akan
lain sebagainya yang berkaitan dengan diberikan pengarahan ataupun penjelasan
permasalahan yang dikaji pada penelitian ini. materi terlebih dahulu mengenai
2. Pengujian Lapangan Measurment System Analysis pada
Pengujian lapangan ini digunakan untuk Agreement System Analysis. Agar pada saat
proses pengumpulan data yang dibutuhkan, pengisian kuesioner mendapatkan data yang
data yang didapatkan dengan melakukan valid.
penyampaian materi mengenai MSA dan
treatment pada operator cek untuk validnya 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
data yang dikumpulkan pada saat observasi. Effectiveness adalah kemampuan untuk
Teknik atau metode yang digunakan pada membedakan antara produk atau suku cadang
pengolahan data hasil Measurment untuk yang cacat dan tidak cacat, sehingga dapat
penelitian ini adalah dengan menggunakan Ms. mengidentifikasi seberapa besar tingkat
Excel , Minitab , Agreement System Analysis. kekonsistenan para operator cek pada saat
Minitab adalah suatu software yang melakukan inspeksi visual. Seperti pada
berguna untuk mengolah data statistik, yang perhitungan dibawah ini.
mana minitab mengkombinasikan kemudahan
Effectiveness (E) =
penggunaan layaknya Microsoft excel dengan
fungsi yang ada pada software minitab dalam Tingkat kekonsistenan sangat penting
melakukan analisis statistik yang kompleks dalam proses pengukuran ataupun pengecekan
.(Alin, 2010). suatu produk, Karena hal tersebut dapat
Agreement System Analysis merupakan meningkatkan kualitas produk dan kepuasan
suatu system yang berguna untuk pelanggan. Pada perhitungan Effectiveness
megkualifikasikan proses pengukuran, operator cek akan disimpulkan memiliki
mengidentifikasi serta mengestimasi proses tingkat kekonsistenan yang tinggi dalam proses
error. Karakteristik kualitas yang tidak dapat pengukuran maupun pengecekan visual.
diukur digolongkan menjadi 2 kategori, yaitu Probability of False Reject adalah
conforming dan uncomforming (De Mast & kemungkinan operator membuat penolakan
Van Wieringen, 2007). Data atribut yang palsu, dikatakan Probability of False Reject
dipengaruhi oleh tingkat subjektivitas tiap ketika operator memilih opsi “Reject” yang
orang dapat distandarkan melalui suatu sebenarnya standardnya adalah “Accept”
standard an diverifikasi dengan Measurment sehingga nilai yang didapatkan adalah 0.
System Analysis. Untuk melakukan studi

37
Helmi Huda, Nur Islahudin : Measurment System Analysis Pada Operator Pengecekan Visual Menggunakan Metode Attribute Agreement System Di Industri
Manufaktur

JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI 8 (2) pp 35-40 © 2021

Probability of False Reject (Kemungkinan opsinya berbeda dan juga berbeda dengan
Penolakan Palsu) = standard spesifikasinya.
Pengolahan Data Menggunakan Minitab
Minitab merupakan software yang
P (FR) Say R : Act A =
dirancang untuk mengolah data statistik.
Probability of False Accept (Kemungkinan Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
Penerimaan Palsu) = minitab agreement system analysis dengan
attribute data. Data hasil observasi berupa
P (FA) Say A : Act R = Accept dan Reject sebanyak 50 parts diolah
dengan menggunakan minitab untuk
Pengolahan Data Attribute memperoleh data yang lebih rinci mengenai
Data atribut merupakan data yang Measurment System Analysis. Berikut data
mewakili fitur dari objek data. Attribute data inputan menggunakan software minitab :
dalam measurement system analysis berupa
defect – defect yang terdapat pada produk.
Data attribute merupakan data yang diperoleh
dari opsi “NG” dan “OK” diubah menjadi
“Reject” dan “Accept”.
Disimpulkan bahwa operator pengecekan
memiliki karakteristik tersendiri dalam proses
pengukuran ataupun pengecekan, sehingga hal
tersebut dapat mempengaruhi kualitas produk.
Gambar 1.1 Inputan Attribute Data
Semakin tinggi tingkat kekonsistenan operator
cek, maka dapat semakin meningkatnya Data diatas merupakan attribute data yang
kualitas produk. diperoleh dengan melakukan pengujian tes
Dan hal tersebut bertujuan untuk yang sebelumnya operator ataupun relawan
membandingkan antar persentase appraisers mengikuti treatment ataupun pengarahan
dan score versus standard, yang mana terlebih dahulu. Selanjutnya data attribute
appraisers atau operator cek yang melakukan diolah dengan menggunakan Minitab Attribute
pengujian tes dan score versus standard Agreement Analysis. Berikut hasil olahan data
merupakan nilai opsi yang dipilih operator cek dengan menggunakan Minitab.
pada tes 1 sampai dengan 3 secara keseluruhan

yang sama pada ketiga tes pengulangan.


Seperti pada gambar 4.2 dapat disimpulkan
bahwa operator yang memiliki tingkat
kekonsistenan tertinggi adalah operator 5
(OP5), karena dalam pengujian tes operator
tersebut menjawab part secara konsisten
sebanyak 40 dan 3 kali pengulangan. Dan
operator yang memiliki tingkat kekonsistenan
terendah adalah operator 2 (OP2) karena
Gambar 1.2 Within Appraisers
operator tersebut hanya menjawab part secara
Within appraisers adalah perbandingan konsisten sebanyak 24. Selanjutnya kappa
tingkat konsistensi antara operator 1 dengan statistic dari Within Appraiser.
yang lainnya untuk menentukan total
banyaknya operator cek menjawab dengan opsi

38
JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI P-ISSN: 2355-2085
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/jisi E-ISSN: 2550-083X

tertinggi adalah operator 5 (OP5) dikarenakan


operator 5 menjawab opsi dan standard yang
sama dalam 3 kali pengulangan sebanyak 39
Matched 78% dari 50 parts. Dan yang
terendah adalah operator 2 (OP2) sebanyak 24
Matched 48%. Dalam hal ini dapat
Gambar 1.3 Fleiss Kappa disimpulkan bahwa setiap operator memiliki
Fleiss Kappa merupakan suatu metode tingkat kekonsistenan yang berbeda – beda,
untuk mengukur ada atau tidaknya kesepakatan sehingga sebaiknya suatu industri manufaktur
diantara operator yang melakukan uji wajib melakukan pengujian tes Measurment
konsistensi, fleiss kappa memiliki ketentuan
System Analysis (Agreement System Analysis)
dalam mengukur ada atau tidaknya
kesepakatan antara operator cek yaitu ketika P pada pekerja dengan Attribute Data.
– Valuenya mendekati +1 dapat disimpulkan Fleiss kappa dengan setiap operator
bahwa operator cek yang melakukan uji pengecekan versus standar suatu produk
konsistensi memiliki kesepakatan tertentu. merupakan suatu perbandingan antara kedua
Lalu jika P – Valuenya bernilai 0 atau dapat nya untuk mengetahui tingkat interpretasi
dikatakan signifikan sehingga uji konsistensi kappa. Disimpulkan bahwa pada gambar 4.6
tersebut dinyatakan tidak ada kesepakatan
operator 1 dan operator 5 indeksnya adalah
apapun diantara seluruh operator yang
melakukan uji konsistensi. Uji Z digunakan Excellent karena kappa nya sebesar >75% dan
untuk mengambil suatu keputusan mengenai P value nya signifikan 0,000. Operator 3
signifikansi pada fleiss kappa. Apabila p – termasuk operator Good karena masih dibawah
value bernilai lebih kecil dari tingkat 75% dan P valuenya signifikan 0,0000.
signfikansi, maka koefisien kappa signifikan. Selanjutnya Between Appraiser, yang
Koefisien Kappa dikatakan Excellent ketika dimaksud Between Appraiser adalah
koefisien kappa sudah mencapai >75%
banyaknya jumlah ataupun seberapa baik para
sedangkan dikatakan Bad (Buruk) jika <40%
dan P value yang didapatkan adalah 0,0000 penilai (operator cek) memilih opsi Accept
yang diartikan bahwa data pada operator atau setuju dengan yang lainnya, pada gambar
tersebut signifikan atau tidak ada kesepakatan diatas didapatkan nilai sebanyak 13
apapun dalam menjawab kuesioner tersebut. persetujuan dari seluruh operator dari 50 parts
Dapat disimpulkan operator cek yang dan P valuenya signifikan 0,0000.
dikatakan Good tanpa adanya kesapakatan atau
signifikan adalah operator 1 dan 5 dikarenakan
≥60% - 75%.

Gambar 1.4 Indeks Kappa dan Each Appraiser Vs Standard

Gambar 1.5 All Appraiser Vs Standard dan Grafik Assesment


Yang dimaksud dengan Each Appraiser Agreement
Vs Standard adalah kesamaan jawaban penilai
Berikut merupakan seberapa besar tingkat
atau operator dengan standard yang sudah
kekonsistenan operator pengecekan terhadap
ditentukan. Dari banyaknya sampel yang
pemeriksaan yang dilakukan. Pada grafik
diujikan operator yang menjawab opsi yang
Within Appraiser diatas didapatkan operator 1
sama dengan standard yang sudah ditentukan
(OP1) konsisten sebesar 74%, operator 2

39
Helmi Huda, Nur Islahudin : Measurment System Analysis Pada Operator Pengecekan Visual Menggunakan Metode Attribute Agreement System Di Industri
Manufaktur

JISI: JURNAL INTEGRASI SISTEM INDUSTRI 8 (2) pp 35-40 © 2021

(OP2) sebesar 48%, operator 3 (OP3) DAFTAR PUSTAKA


sebesar 56%, operator 4 (OP4) sebesar 64%, Alin, A. (2010). Minitab. Wiley
operator 5 (OP5) sebesar 80%. Lalu pada Interdisciplinary Reviews:
grafik Appraiser Vs Standard didapatkan Computational Statistics.
https://doi.org/10.1002/wics.113
operator 1 (OP1) konsisten sebesar 72%,
Audina, G. O., Triwibisono, C., Aisha, A. N.,
operator 2 (OP2) 48%, operator 3 (OP3) 54%, Studi, P., Industri, T., Industri, F. R.,
operator 4 (OP4) 64%, operator (OP5) 78%. Telkom, U., Kinerja, P., & Kinerja, P.
Sehingga dapat disimpulkan dalam grafik (2017). Perancangan sistem pengukuran
diatas operator yang memiliki tingkat kinerja organisasi pada pt xyz dengan
konsisten tertinggi adalah operator 5 (OP5). metode balanced scorecard. 4(1).
Operator 5 memiliki tingkat konsistensi Barbato, G., Vicario, G., & Levi, R. (2008).
Measurement System Analysis.
tertinggi dibanding yang lainnya sehingga
Statistical Practice in Business and
dapat bekerja dengan sangat baik pada bagian Industry, 5(2), 239–305.
pengukuran ataupun pengecekan produk. https://doi.org/10.1002/9780470997482.
Persentase terjadinya produk cacat lolos ch11
spesifikasi menjadi berkurang, sehingga dapat De Mast, J., & Van Wieringen, W. N. (2007).
menjaga kepuasan konsumen. Measurement system analysis for
categorical measurements: Agreement
5. KESIMPULAN and kappa-type indices. Journal of
Dalam proses pengambilan data attribute Quality Technology, 39(3), 191–202.
pada operator pengecekan menggunakan https://doi.org/10.1080/00224065.2007.
11917688
kuesioner yang mana berupa gambar yang
Garvin. (1995). Konsep Kualitas Mutu. 5–21.
memiliki defect – defect tertentu seperti Islahudin, N. (2019). TEKNOLOGI PROSES
goresan, lecet dan lain sebagainya. Dan untuk PENGECATAN MENGGUNAKAN
mendapatkan data atribut hasil penyebaran SISTEM. 13(1), 15–25.
kuesioner dengan cara men treatment atau Lander, E., & Liker, J. K. (2007). The Toyota
memberikan pengarahan terlebih dahulu Production System and art: Making
mengenai measurment system analysis 3 kali highly customized and creative products
the Toyota way. International Journal of
pengulangan tanpa adanya fleiss kappa atau
Production Research, 45(16), 3681–
kesepakatan antara peneliti dengan penilai 3698.
(operator) dan hasil yang diperoleh dalam https://doi.org/10.1080/0020754070122
pengolahan data attribute berupa tingkat 3519
konsistensi masing – masing operator yang Saputri, D. S., & Putri, Y. E. (2017). Jurnal
mana untuk tingkat konsistensi tertingginya tambora. Jurnal Tambora, 2(3), 1–6.
Scouse, R. A. (1985). Introduction To
diperoleh oleh operator 5 karena memiliki
Statistical Quality Control. In Plastics
persentase terbesar diantara operator lainnya. and rubber international (Vol. 10, Issue
Sehingga dapat disimpulkan operator 5 1).(Hal 35 - 36).
memiliki kualitas yang sangat baik dalam hal
pengecekan atau inspeksi visual.

40

Anda mungkin juga menyukai