Kelompok 1 - Permohonan Pra Peradilan
Kelompok 1 - Permohonan Pra Peradilan
Adapun Permohonan Pra Peradilan ini didasari oleh fakta hukum dan alasan-alasan sebagai berikut :
1. Bahwa permohonan Pra Peradilan ini didasarkan Pada Pasal 77 s/d Pasal 81 KUHAP, Putusan
Mahkamah Konstitusi RI No. 21/PUU-XII/2014, tanggal 28 April 2015 dan Bab II pasal 2
PERMA No.4 tahun 2016;
2. Bahwa berdasarkan Pasal 17 Undang-undang No 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang
Hukum Acara Pidana (KUHAP), “Perintah penangkapan dilakukan terhadap seorang yang diduga
keras melakukan tindak pidana berdasarkan bukti permulaan yang cukup.” berdasarkan pasal 18
ayat (1) Undang-undang No 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana
(KUHAP), “Pelaksanaan tugas penangkapan dilakukan oleh petugas kepolisian negara Republik
Indonesia dengan memperlihatkan surat tugas serta memberikan kepada tersangka surat perintah
penangkapan yang mencantumkan identitas tersangka dan menyebutkan alasan penangkapan serta
uraian singkat perkara kejahatan yang dipersangkakan serta tempat ia diperiksa.” dan berdasarkan
Pasal 21 ayat (1) dan ayat (2) Undang-undang No 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang
Hukum Acara Pidana (KUHAP), “Perintah penahanan atau penahanan lanjutan dilakukan terhadap
seorang tersangka atau terdakwa yang diduga keras melakukan tindak pidana berdasarkan bukti
yang cukup, dalam hal adanya keadaan yang menimbulkan kekhawatiran bahwa tersangka atau
terdakwa akan melarikan diri, merusak atau menghilangkan barang bukti dan atau mengulangi
tindak pidana.” “Penahanan atau penahanan lanjutan dilakukan oleh penyidik atau penuntut umum
terhadap tersangka atau terdakwa dengan memberikan surat perintah penahanan atau penetapan
hakim yang mencantumkan identitas tersangka atau terdakwa dan menyebutkan alasan penahanan
serta uraian singkat perkara kejahatan yang dipersangkakan atau didakwakan serta tempat ia
ditahan.
3. Bahwa, berdasarkan uraian di atas, TERMOHON telah melanggar ketentuan dalam pasal 17, 18
ayat (1), dan 21 ayat (1) dan ayat (2) Undang-undang No 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-
undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
4. Bahwa, penangkapan dan penahanan terhadap klien kami adalah tidak sah dikarenakan dalam
proses penangkapan dan penahanan pihak TERMOHON tidak melampirkan surat perintah
penangkapan dan penahanan terhadap klien kami, serta belum terdapatnya bukti yang cukup untuk
melakukan penahanan dan penangkapan terhadap klien kami karena pihak TERMOHON masih
melakukan proses pencarian alat bukti untuk menetapkan klien kami sebagai tersangka.
5. Bahwa selama menjalani masa penahanan dalam kepentingan pemeriksaan, Pemohon mengalami
depresi dan jatuh sakit, namun oleh Termohon tidak diijinkan untuk berobat, bahkan upaya pihak
keluarga menjamin pemohon berobat pun ditolak dengan kata-kata yang sangat tidak pantas “biar
mau mati pun kau, kami tidak akan kasih ijin” Perlu dikonfirmasi kepada Pemohon.
Bukan hanya itu saja, pemohon yang belum menjadi terpidana ini juga tidak diberi kesempatan
untuk bisa melaksanakan ibadah puasa dan lebaran bersama keluarga, yang bagi pemohon, hal ini
telah menghilangkan hak pemohon untuk berkumpul bersama keluarga, beribadah dengan
selayaknya orang-orang yang menjalankan puasa Ramadhan.
Dengan lamanya proses penahanan ini, patut pula dipertanyakan apakah Termohon dalam
melakukan upaya paksa penangkapan dan penahanan terhadap pemohon sebelumnya telah benar-
benar memiliki minimal dua alat bukti permulaan, sementara dalam BAP pemohon, pemohon
menolak untuk dikatakan sebagai pihak yang telah melakukan tindak pidana yang sebagaimana
disangkakan kepada pemohon. Bagaimanakah proses adanya kesimpulan terjadinya tindak pidana
pencurian dan pemohon adalah bagian dari terjadinya tindak pidana itu, apakah penyidik telah
benar-benar melakukan olah TKP, melaksanakan gelar perkara? mengingat hal tersebut masih
dalam lingkup pemeriksaan formil maka pengadilan berwenang menilai sah tidaknya penanganan
terhadap pemohon melalui upaya hukum praperadilan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka kami memohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Bantul
untuk memeriksa dan selanjutnya memutus permohonan Pra Peradilan ini dengan amar putusan sebagai
berikut :
PRIMAIR
1. Mengabulkan permohonan Pra Peradilan Pemohon untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Surat Perintah Penahanan Nomor : Sp.Han/28/VI/2022/Ditreskrimum tanggal 5
November 2022 yang diterbitkan oleh Termohon kepada Pemohon sebagai dasar dilakukannya
upaya hukum penahanan adalah tidak sah dan tidak berdasar atas hukum, dan oleh karenanya
penetapan a quo tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat, dan patut dibatalkan;
3. Menyatakan tidak sah segala keputusan atau penetapan yang dikeluarkan oleh termohon yang
berkaitan dengan penetapan tersangka terhadap diri pemohon oleh termohon.
4. Memerintahkan Termohon memulihkan hak-hak PEMOHON baik dalam kedudukan maupun
harkat dan martabatnya
5. Menghukum Termohon membayar biaya perkara
SUBSIDAIR
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, kami mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Demikian permohonan PraPeradilan ini kami sampaikan, atas perhatianya di ucapkan terima kasih
“FIAT JUSTISIA RUAT CAELUM”
NIK : 34981871930007
Pekerjaan : Mahasiswa
Para advokat hukum pada law office MERDEKA LAW FIRM yang beralamat di Jl.Siliwangi No.168
Dowongan, Banyuraden, Kec Gamping, Kab Sleman, Daerah Istimewa YogyakartaNo Telp (0274)
6892956 Email merdekalawfirm@gmail.com. Dalam hal ini bertindak baik sendiri-sendiri atau
bersama-sama.
Selanjutnya disebut sebagai---------------------------------------------------------------PENERIMA KUASA.
----------------------------------------------KHUSUS----------------------------------------------
Untuk dan atas nama serta sebagai kuasa dari kami selaku tersangka pelaku tindak pidana pencurian
berdasarkan surat laporan polisi Nomor : LP/92/XI/2022/DIY/Ditreskrim seb agaimana diatur dan diancam
dalam Pasal 363 Ayat (1) ke-4 KUHP serta ketentuan pidana lainnya.
Untuk itu penerima kuasa diberi wewenang untuk melakukan perbuatan menurut hukum yang meliputi :
1. Untuk dan atas nama kami menghadap dan berbicara dengan pejabat pengadilan, dimuka
pengadilan serta badan-badan kehakiman lainya, atau dengan badan-badan, kantor-kantor,
swasta maupun perorangan;
2. Untuk dan atas nama kami membuat dan menandatangani surat-surat, mengajukan permohonan-
permohonan yang perlu, mendampingi selama proses pemeriksaan di semua tingkatan.
Mengajukan bukti-bukti, saksi-saksi, melakukan segala perlawanan, melakukan pembelaan,
mengajukan gugat balik, melakukan kompromi dan atau perdamaian serta menandatangani akta
perdamaian;
3. Pada pokoknya melakukan tindakan yang menurut hukum harus dilakukan oleh seorang
penerima kuasa sehubungan dengan perkara ini demi dan untuk kepentingan pemberi kuasa;
Demikian surat kuasa ini diberikan dengan Hak Substitusi, Hak Retensi dan melakukan segala upaya
dan tindakan hukum guna kepentingan PEMBERI KUASA.