2022 stunting di 2thn kondisi gagal untuk kunjungan Posyandu BB 8,9Kg tumbuh pada anak posyandu. mawar II RW TB 70,9cm balita (bayi di 003 Kelurahan bawah lima tahun) O: Cipayung akibat dari -BB: 8,9Kg Kecamatan kekurangan gizi -PB: 70,9cm Cipayung kronis sehingga -BB/U : -2SD anak terlalu pendek -PB/U : -3SD untuk usianya. -BB/PB : 0SD Kekurangan gizi S: 36,8 C terjadi sejak bayi N: 110x/menit dalam kandungan RR: 25x/mnt dan pada masa awal setelah bayi lahir Pemeriksaan Fisik : akan tetapi, kondisi Kepala : dalam batas stunting baru normal nampak setelah bayi Mata : konjungtiva berusia 2 tahun. anemis (-/-), sklera Balita pendek ikterik (-/-) (stunted) dan sangat Hidung : cairan (-/-) pendek (severely darah (-/-) stunted) adalah Telinga : cairan (-/-) balita dengan darah (-/-) panjang badan Mulut : mukosa (PB/U) atau tinggi basah (+) badan (TB/U) Leher : tidak ada menurut umurnya pembesaran dibandingkan kelenjar getah dengan standar bening, ikterik (-) baku WHO-MGRS Cor : 1,2 reguler, ( Multicentre bising (-), intensitas Growth Reference normal Study) 2006. Pulmo : suara dasar Sedangkan definisi vesikuler (+/+), ronki stunting menurut basah halus (-/-), Kementerian ronki basah kasar Kesehatan (-/-) (Kemenkes) adalah Abdomen :nyeri anak balita dengan tekan (-), ikterik (-), nilai z-scorenya tali pusat nanah(-), kurang dari tali pusat berbau (-), -2SD/standar deviasi tali pusat belum (stunted) dan lepas kurang dari – 3SD Ekstremitas : akral ( severely stunted) dingin (-/-) CRT <2 Penyebab Stunting detik, kelemahan (-), Stunting disebabkan ikterik (-) oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita. Intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi pervalensi stunting oleh karenanya perlu dilakukan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dari anak balita. Secara lebih detil : 1. Praktek pengasuhan yang kurang baik, 2. Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante Natal Care (pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan) Post Natal Care dan pembelajaran dini yang berkualitas 3. Masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi 4. Kurangnya akses ke airbersih dan sanitasi Menurut Kemenkes RI, balita pendek atau stunting bisa diketahui bila seorang balita sudah diukur panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasil pengukurannya ini berada pada kisaran di bawah normal. 2. 02 Juni Deteksi An. ZM, stunting adalah S: Anak yang datang 2022 stunting di 2thn7bln kondisi gagal untuk kunjungan MTBS PKC BB 13Kg tumbuh pada anak sakit. Cipayung TB 80cm balita (bayi di bawah lima tahun) O: akibat dari -BB: 13Kg kekurangan gizi -PB: 80cm kronis sehingga -BB/U : 0SD/-2SD anak terlalu pendek -PB/U : -3SD untuk usianya. -BB/PB : 2SD Kekurangan gizi S: 36,8 C terjadi sejak bayi N: 110x/menit dalam kandungan RR: 25x/mnt dan pada masa awal setelah bayi lahir Pemeriksaan Fisik : akan tetapi, kondisi Kepala : dalam batas stunting baru normal nampak setelah bayi Mata : konjungtiva berusia 2 tahun. anemis (-/-), sklera Balita pendek ikterik (-/-) (stunted) dan sangat Hidung : cairan (-/-) pendek (severely darah (-/-) stunted) adalah Telinga : cairan (-/-) balita dengan darah (-/-) panjang badan Mulut : mukosa (PB/U) atau tinggi basah (+) badan (TB/U) Leher : tidak ada menurut umurnya pembesaran dibandingkan kelenjar getah dengan standar bening, ikterik (-) baku WHO-MGRS Cor : 1,2 reguler, ( Multicentre bising (-), intensitas Growth Reference normal Study) 2006. Pulmo : suara dasar Sedangkan definisi vesikuler (+/+), ronki stunting menurut basah halus (-/-), Kementerian ronki basah kasar Kesehatan (-/-) (Kemenkes) adalah Abdomen :nyeri anak balita dengan tekan (-), ikterik (-), nilai z-scorenya tali pusat nanah(-), kurang dari tali pusat berbau (-), -2SD/standar deviasi tali pusat belum (stunted) dan lepas kurang dari – 3SD Ekstremitas : akral ( severely stunted) dingin (-/-) CRT <2 Penyebab Stunting detik, kelemahan (-), Stunting disebabkan ikterik (-) oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita. Intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi pervalensi stunting oleh karenanya perlu dilakukan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dari anak balita. Secara lebih detil : 1. Praktek pengasuhan yang kurang baik, 2. Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante Natal Care (pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan) Post Natal Care dan pembelajaran dini yang berkualitas 3. Masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi 4. Kurangnya akses ke airbersih dan sanitasi Menurut Kemenkes RI, balita pendek atau stunting bisa diketahui bila seorang balita sudah diukur panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasil pengukurannya ini berada pada kisaran di bawah normal.