TAHUN 2022/2023
UNIVERSITAS TERBUKA
Oleh:
NIM : 857835813
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ SURAKARTA
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
NIM : 857835813
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Pra Siklus : Hari Senin, 14 November 2022
“ Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Skala Melalui Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD Bagi Siswa Kelas 5 Semester 1 SD EMIISc Jakarta Tahun 2022/2023”.
Supervisor 1 Mahasiswa
ii
LEMBAR PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan PKP yang saya kutip dari hasil orang
lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruhnya atau sebagian laporan PKP ini bukan
hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia
menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya sandang sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku.
Evi Kusumawardani
NIM 857835813
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan ridho-Nya
dapat terselesaikan laporan hasil perbaikan dan pembelajaran ini. Shalawat serta salam
senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan petunjuk dan
teladan bagi umat-Nya.
Penulis menyadari dalam penulisan laporan perbaikan pembelajaran ini, masih banyak
kekurangan dan kelemahannya. Itu semua karena keterbatasan kemampuan yang penulismiliki.
Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa yang akan datang.
Penulis ucapkan banyak terima kasih atas motivasi, saran dan bimbingan atas
terselesainya penulisan laporan ini. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada :
Evi Kusumawardani
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................................ x
C. Matematika ............................................................................................................................ 7
D. Metode Pembelajaran............................................................................................................ 9
v
BAB III. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN .................... 16
A. Simpulan .......................................................................................................................... 41
B. Saran ................................................................................................................................. 42
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Perolehan Pra Siklus ................................................................................................ 30
Tabel 2 Rentang Nilai Formatif Pra Siklus ........................................................................... 31
Tabel 3 Perolehan Nilai Siklus I ........................................................................................... 33
Tabel 4 Rentang Nilai Formatif Siklus I ............................................................................... 33
Tabel 5 Perolehan Nilai Siklus II ........................................................................................... 35
Tabel 6 Rentang Nilai Formatif Siklus II .............................................................................. 35
Tabel 7 Persentase Perolehan Nilai evaluasi Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 ................... 36
Tabel 8 Rekapitulasi Perolehan Nilai evaluasi Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 ............... 37
vii
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 1 Perolehan Nilai Formatif Pra Siklus ................................................................ 31
Diagram 2 Perolehan Nilai Formatif Siklus I ................................................................... 34
Diagram 3 Perolehan Nilai Formatif Siklus II ................................................................... 36
Diagram 4 Perolehan Nilai Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus II .......................................... 38
Diagram 5 Persentase Perolehan KKM Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus II ....................... 39
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
TAHUN 2022/2023
Oleh
Evi Kusumawardani
NIM 857835813
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi skala melalui
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada siswa kelas V SD
EMIISc JakartaTahun. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis dan
Mc Taggart yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas V yang berjumlah 11 orang. Teknik pengumpulan data pada penelitian
ini menggunakan observasi dan tes. Data dari tes evaluasi dianalisis secara kuantitatif yaitu
dianalisis berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan data dari lembar
observasi dianalisis secara kualitatif. Nilai tes dari setiap siklus dibandingkan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan diterapkannya
model pembelajaran kooperatif tipe STAD, hasil belajar matematika materi skala siswa kelas
V SD EMIISc Jakarta dapat meningkat. Hal ini dapat dilihat dari skor yang diperoleh siswa pada
kondisi awal, hasil evaluasi pada akhir siklus I, dan hasil evaluasi pada akhir siklus II. Pada kondisi
awal, dari 11 siswa, hanya ada 1 siswa yang mencapai KKM. Berdasarkan hasil akhir siklus I,
dari 11 siswa ada 3 siswa yang mencapai KKM, sedangkan berdasarkan hasil akhir siklus II,
dari 1 siswa ada 8 siswa yang mencapai KKM. Dengan demikian, ada peningkatan persentase
siswa yang mencapai KKM yaitu dari 27% meningkat menjadi 82%.
Kata kunci : hasil belajar, matematika SD, pembelajaran kooperatif tipe STAD
x
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut hasil evaluasi di atas maka perlunya diadakan perbaikan pembelajaran. Dalam
upaya meningkatkan hasil belajar pelajaran matematika diperlukan memperbaiki kerakteristik
siswa dan lingkungan belajar. Menurut Muyasa (2007:12) bahwa guru merupakan peran
penting dalam pelaksanaan pembelajaran yang lebih lanjut, oleh karena itu guru disebut ahli
penyebar informasi yang baik juga berperan sebagai perencana, pelaksana, dan penilai
pembelajaran.
1
Dalam menyikapi permasalahan ini peneliti akan mencoba mengaktifkan siswa
dengan mengajak siswa untuk belajar secara kelompok atau cooperative learning.
Pembelajaran kooperatif ini menempatkan guru sebagai fasillitator. Metode kooperatif yang
paling sederhana adalah STAD (Student Team Achievement Division). Dimana kelas dibagi
menjadi beberapa kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 3 – 5 siswa. Pembelajaran
ini menawarkan suatu model pembelajaran yang akan menghasilkan individu selain
menguasai materi juga mempunyai ketrampilan kooperatif. Dengan bekal tersebut siswa akan
siap menghadapi tantangan jaman yang membutuhkan sikap saling kerjasama dan mampu
bersaing dengan sehat.
Berdasarkan permasalahan pada latar belakang tersebut, peneliti mengadakan
penelitian tentang “ Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Skala Melalui
Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Bagi Siswa Kelas V Semester 1 SD EMIISc
Jakarta Tahun 2022/2023”.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan penulis terhadap pelaksanaan pembelajaran matematika
siswa kelas V SD EMIISc ada beberapa masalah yang dapat menghambat pencapian tujuan
pembelajaran matematika diantaranya
1. Rendahnya hasil belajar siswa pada materi menghitung skala
2. Kurangnya pemahaman guru terhadap metode/strategi dan pendekatan yang
digunakan dalam pembelajaran, sehingga siswa kurang memahami terhadap materi
yang disajikan oleh guru.
3. Pembelajaran yang disajikan sangat membosankan, guru sangat oteritas dalam
menjelaskan materi pembelajaran.
4. Pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung banyak siswa yang tidak
memperhatikan penjelasan guru.
5. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
2. Analisis Masalah
Setelah diadakan refleksi diri dan diskusi dengan teman sejawat, maka ada beberapa
faktor yang menyebabkan siswa tidak berhasil dalam pembelajaran, diantaranya :
1. Guru kurang variasi dalam menyampaikan materi.
2. Guru kurang memotivasi siswa untuk aktif dalam kelas.
2
3. Guru tidak bisa mengelola kelas dengan baik sehingga kondisi kelas tidak kondusif,
siswa merasa tidak nyaman ketika pembelajaran berlangsung
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
3
Manfaat yang diharapkan dari penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
a. Dapat menigkatkan pemahaman dan kemampuan siswa dalam membangun
pemahaman konsep materi pembelajaran.
b. Dapat meningkatkan aktifitas dan motivasi dalam pembelajaran.
c. Dapat membantu kesulitan dalam memahami materi pembelajaran.
d. Dapat mengubah konsep siswa dalam pembelajaran matematika sehingga lebih
menyenangkan, mengasyikan, dam mudah di mengerti.
2. Bagi Guru
a. Dapat meningkatkan wawasan guru dalam hal pengetahuan, serta meningkatkan
kreatifitas guru dalam pembelajaran matematika pada khususnya dan pada mata
pelajaran lain pada umumnya.
b. Dapat memilih strategi dan pendekatan pembelajaran yang tepat.
c. Dapat memilih dan menggunakan media yang tepat.
3. Bagi Sekolah
Hasil perbaikan pembelajaran ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran sekaligus meningkatkan mutu pendidikan dan penyelenggaraan pendidikan serta
membangun institusi sekolah sebagai sekolah yang memiliki keunggulan dalam inovasi
pembelajaran dan mutu kelulusannya.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Belajar
1. Pengertian belajar
Menurut Siregar dan Nara (2014:5) belajar adalah suatu aktivitas mental pada seorang
individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga menghasilkan perubahan yang
relatif konstan. Sementara Aunur Rahman (2009:35) menyatakan bahwa belajar merupakan
suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui
latihan maupun pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor untuk
memperoleh tujuan hidupnya.
2. Pengertian Pembelajaran
Menurut Siregar dan Nara (2014:13) pembelajaran merupakan usaha yang dilaksanakan
secara sengaja, terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah disiapkan sebelumnya sehingga
saat pelaksanaan terjadi proses belajar pada seorang individu.
Berdasarkan uraian tersebut, pembelajaran merupakan suatu usaha yang dilaksanakan
secara sengaja, terarah dan terencana, yang memungkinkan terjadinya proses interaksi antara
siswa dengan guru dan lingkungan sekitarnya, baik kelas itu sendiri, model, dan media yang
diperlukan sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.
5
b. Dimungkinkan adanya penggabungan kompetensi dasar lintas semester.
c. Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan jangan dipaksakan untuk
dipadukan
d. Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan,
baik melalui tema lain maupun disajikan secara mandiri.
e. Proses pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan
berhitung serta penanaman nilai-nilai moral dan sosial.
f. Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa, minat,
lingkungan dan kehidupan keseharian siswa serta cukup problematik atau
populer.
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan guru di dalam kelas tempat
ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan/peningkatan proses dan praktik
pembelajaran antara guru dan siswa di dalam kelas.
Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
praktik mengajar dan pembelajaran secara berkesinambungan, sehingga menigkatkan mutu
pendidikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Penelitian tindakan kelas digambarkan
sebagai suatu proses yang dinamis meliputi aspek perencanaan, observasi, dan refleksi yang
merupakan langkah berurutan dalam suatu siklus berikutnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada proses analisis hasil PTK adalah :
1. Data penelitian tindakan kelas pada dasarnya dikumpulkan oleh guru yang brgperan
sebagai peneliti dan pengajar, dan jika perlu dapat dibantu oleh teman sejawat. Data
tersebut lebih banyak bersifat kualitatif, meski ada juga data yang bersifat kuantitatif.
2. Analisi data aalah upaya yang dilakukan oleh guru yang berperan sebagai peneliti
untuk merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam bentuk yang
dapat dipercaya dan benar.
3. Sehubungan dengan butir 2 maka analisis data dilkukan dengan cara memilih,
memilah, mengelompokan data yang ada, merangkumnya, kemudian menyajikan
dalam bentuk yang mudah dibaca atau dipahami. Penyajian hasil analisis data
kualitatif dapat dibuat dalam bentuk uraian singkat, bagan alur, atau tabel sesuai
dengan hakikat data yang dianalisis.
6
4. Data kuantitatif dapat dianalisis dengan statistik deskrifsi untuk menemukan
persentase dan rata-rata. Penyajian hasil analisis dapat dilakukan dengan membuat
tabel distribusi atau grafik.
5. Interprestasi data adalah upaya peneliti untuk menemukan makna dari data yang
dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan penelitian.
6. Analisis yang akurat dan cara penyajian yang tepat akan memungkinkan
tafsiran/interprestasi hasil penelitian yang akurat dan valid itu. Oleh karena itu, guru
harus sangat berhati-hati dalam melakukan analisis. Kekurangan akurat dapat
diminimalkan dengan melakukan “cross chek” dengan sumber data atau dengan data
lain yang sejenis.
7. Agar mampu melaksanakan analisis data, guru harus banyak melakukan latihan dan
bekerja dalam kelompok.
8. Menyimpilkan adalah mengikhtisarkan atau memberi pendapat berdasarkan apa yang
diuraikan sebelumnya. Sejalan dengan itu, kesimpulan atau simpulan adalah
kesudahan pendapat atau pendapat terakhir yang dibuat berdasar uraian sebelumnya.
9. Dalam kaitan dengan PTK, kesimpulan harus disusun secara singkat, padat dan jelas
sesuai dengan uraian, dan mengacu kepada pertanyaan penelitian/tujuan perbaikan.
Di samping itu kesimpulan harus disusun secara sistematis sesuai dengan urutan
pertanyaan penelitian/tujuan perbaikan.
C. Matematika
1. Pengertian
Secara etimologi pengertian matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau
mathemata yang berarti belajar atau hal yang dipelajari (thing that are learned). Dalam bahasa
belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran.
Matematika adalah ilmu yang tidak jauh dari realitas kehidupan manusia. Proses pembentukan
dan pengembangan ilmu matematika tersebut sejak jaman purba hingga sekarang tidak pernah
berhenti. Sepanjang sejarah matematika dengan segala perkembangan dan pengalaman
langsung berinteraksi dengan matematika membuat pengertian orang tentang matematika terus
berkembang. Dikemukakan beberapa pengertian matematika menurut para ahli.
7
dan mempelajari pola serta hubungan.
Menurut Prof. Dr. Andi Hakim Nasution matematika adalah ilmu struktur, urutan
(order), dan hubungan yang meliputi dasar-dasar penghitungan, pengukuran, dan
penggambaran bentuk objek.
Menurut Susilo matematika bukanlah sekedar kumpulan angka, simbol dan rumus yang
tidak ada kaitannya dengan dunia nyata. Justru sebaliknya, matematika tumbuh dan berakar
dari dunia nyata.
Menurut Yansen Marpaung matematika adalah ilmu yang dalam perkembangannya
penggunaanya menganut metode deduksi.
Menurut Suwarsono matematika adalah ilmu yang memiliki sifat khas yaitu objek
bersifat abstrak, menggunakan lambang-lambang yang tidak banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari dan proses berpikir yang dibatasi oleh aturan-aturan yang ketat.
Dengan demikian matematika berfungsi mengembangkan kemampuan berhitung,
mengukur menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperluas dalam kehidupan
sehari-hari melalui pengukuran, geometri, aljabar, peluang, statistik, kalkulus dan trigometri.
Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkominikasikan gagasan
melalui model matematika yang dapat berupa kalimat matematika, persamaan matematika,
diagram, grafik, atau tabel.
3. Tujuan Matematika
Mata pelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan ketrkaitan antar konsep dan mengaflikasikan
konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
8
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manifulasi matematika, dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika.
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah merancang model
matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel diagram atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah.
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa
ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya
diri dalam pemecahan masalah.
D. Metode Pembelajaran
1. Definisi Metode Pembelajaran
Dalam bahasa Inggris, method berarti cara. Apabila kita kaitkan dengan pembelajaran,
metode adalah cara yang digunakan guru dalam membelajarkan siswa. Menurut Joni
(1992/1993:1.24) mengemukakan bahwa metode adalah berbagai cara kerja yang bersifat
relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi metode pembelajaran adalah
berbagai cara kerja dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan
tertentu. Hal berlaku baik bagi guru (metode mengajar) maupun bagi siswa (metode belajar).
Makin baik metode yang dipakai, makin efektif pula pencapaian tujuan.
Kadang-kadang metode juga dapat dibedakan dengan teknik. Metode bersifat
prosedural, sedangkan teknik bersifat implementatif. Pada prinsipnya tidak ada satupun metode
belajar yang dapat dipandang sempurna dan cocok dengan semua pokok bahasan yang ada
dalam setiap bidang studi. Setiap metode belajar pasti memiliki keunggulan-keunggulan dan
kelemahan-kelemahan yang khas. Guru yang profesional yang kretif dituntut untuk mampu
memilih metode mengajar yang lebih tepat setelah menetapkan topik pembahasan materi dan
bab tujuan pembelajaran serta jenis kegiatan belajar siswa yang dibutuhkan. Karena dengan
memilih metode yang lebih tepat akan memantapkan dan akan terarah kepada pembelajaran
yang tepat. Keberhasilan penyampaian pembelajaran ini akan mampu menambah respon siswa
dalam mengikuti pelajaran.
9
2. Jenis Metode
Beberapa bentuk metode belajar yang kita adalah ceramah, diskusi, tanya jawab,
simulasi, pemberian tugas, kerja kelompok, demontrasi (modelling),
10
b. Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Menurut Piaget (dalam Siregar dan Nara, 2014:32-33), proses belajar terdiri dari tiga
tahapan, yaitu asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi. Asimilasi adalah proses pengintegrasian
informasi baru ke dalam struktur kognitif yang sudah ada sebelumnya. Akomodasi adalah
proses penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru terbentuk. Sedangkan
equilibrasi adalah penyeimbang atau penyambung antara proses asimilasi dan akomodasi.
Implikasi teori Piaget tersebut, jelaslah guru harus mampu menciptakan keadaan kondusif
yang mendukung siswa untuk menemukan pengalaman nyata. Dalam hal ini, guru bertindak
sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa.
c. Teori Pembelajaran Sosial Vygotsky
Vigotsky (dalam Trianto, 2011:76-77) berpendapat bahwa proses pembelajaran akan
terjadi jika anak bekerja atau menangani tugas-tugas yang belum dipelajari, namun tugas-tugas
tersebut masih berada dalam jangkauan mereka yang disebut zone of proximal development,
yaitu daerah tingkat perkembangan sedikit tersebut merupakan daerah perkembangan
seseorang saat ini.
F. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar, sehingga mendorong
terjadinya proses belajar. Media pembelajaran yang dirancang dengan baik dapat merangsang
timbulnya proses belajar, adanya komunikasi antara siswa dengan media atau secara tidak
langsung komunikasi antara guru dengan siswa. Jenis media dikelompokan ada 3.
Menurut modul strategi pembelajaran (Sri Anitatah W,dkk, 2008 :6.16) yaitu media
visual, media audio, media audiovisual.
Penggunaan media gambar bagi siswa dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih
menarik dan lebih aktif. Menurut (I Made Tegeh, 2008), media gambar adalah gambar-gambar
lukisan tangan, hasil cetakan, dan hasil karya seni fotografi. Penyajian objek dalam bentuk
gambar dapat disajikan dalam bentuk nyata maupun dalam kreasi khayalan belaka sesuai
dengan bentuk yang pernah dilihat oleh orang yang menggambarnya.
Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual kedalam bentuk 2
dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang macam-macam seperti luksan, potret, slide, film,
strip, opaque proyektor. (Hamalik 1994 : 95). Menururt (Sadiman, 1996 : 29) media gambar
adalah media yang paling umum dipakai, yang merupakan bahasa umum yang dapat dimengerti
dan dinikmati diamana saja.
12
d. Fungsi politis: artinya berpengaruh pada politik pembangunan
e. Fungsi seni budaya dan telekomunikasi: artinya mendororng dan menimbulkan ciptaan
baru, termasuk pola usaha penciptaan teknologi kemediaan yang modern (Hamalik, 1994 :
12)
➢ Ada beberapa karakteristik media gambar, menurut Rahadi ( 2003 : 27-28 ) yaitu :
a. Harus autentik artinya dapat mnggambarkan objek atau peristiwa seperti jika siswa melihat
langsung
b. Sederhana, komposisinya cukup jelas menunjukan bagian-bagian pokok dalam gambar
tersebut
c. Ukuran gamabaran profesional, sehingga siswa mudah membayangkan ukuran yang
sesungguhnya benda atau objek yang digambar
d. Memadukan antara keindahan dengan kesesuaiannya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
e. Gambar harus messege, tidak setaip gambar yang bagus merupakan media yang bagus.
Sebagai media yang baik gambar hendaknya bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
Dengan demikian media gambar merupakan salah satu teknik media pembelajaran yang
efektif karena mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas, kuat dan terpadu melalui
pengungkapan kata-kata dengan gambar.
14
tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam
diri pribadi individu yang belajar.
2. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan
belajar. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang
menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Sedangkan belajar adalah
sebagai perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan.
3. Faktor - faktor Yang Mempengaruhi Pretasi Belajar
Faktor-faktor yang memepengaruhi hasil belajar yaitu:
1. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap
hasil belajar diantaranya kecakapan, minat, bakat, usaha, motifasi, perhatian, kelemahan, dan
kesehatan serta kebiasaan siswa.
2. Faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya
adalah lingkungan fisik dan non fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program
sekolah, guru, pelaksanaan pembelajaran, dan teman sekolah.
15
BAB III
1. Subjek Penelitian
Pelaksanaan perbaikan dilakukan di kelas V SD EMIISc Jakarta dengan jumlah siswa
11 orang yang yang khusus siswa perempuan. Dengan materi “Skala” pada mata pelajaran
matematika. Yang membantu di dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran diantaranya :
2. Tempat Penelitian
Lokasi pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran yang penulis laksanakan adalah
disalah satu SD Swasta yang berada di Jakarta Timur tepatnya di SD EMIISc
3. Waktu Penelitian
16
Tabel 3.1
Langkah-langkah dalam melakukan PKP pada program PKP dapat digambarkan pada Gambar
3.1
Gambar 3.1
Perencanaan Pelaksanaan
Permasalahan
Tindakan I Tindakan I
SIKLUS I
Refleksi I Observasi I
Permasalahan Baru
Hasil Refleksi
Perencanaan Pelaksanaan
Penyimpulan
dan Pemaknaan Hasil
17
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
1. Prasiklus
Hasil analisis dan perumusan masalah tersebut di atas menunjukan bahwa program
perbaikan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dalam materi pelajaran matematika.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal berikut ini adalah langkah-
langkahpersiapan yang perlu dilakukan sebelum memulai proses pembelajaran :
a. Menepatkan supervisor 1 dari UT UPBJJ Surakarta yaitu Bapak
Darminto,S.Pd.,MMsebagai dosen pembimbing
b. Menetapkan supervisor 2 sebagai pengamat, yaitu Ibu Fera Harnita, S.Pd. Sesuai
dengan kesepakatan antara pengamat (supervisor 2) dan peneliti (mahasiswa),
maka tugas supervisor 2 antara lain adalah mengumpulkan data dari proses
perbaikanpembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan (APKG).
c. Membuat skenario pembelajaran.
d. Kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dilakukan penulis sesuai dengan rencana
perbaikan pembelajaran adalah dengan menggunakan metode demonstrasi
e. Mempersiapkan sarana dan fasilitas yang digunakan untuk mendukung
pelaksanaan tindakan.
f. Mempersiapkan format dan cara observasi baik bagi guru maupun bagi siswa serta
membuat kesepakatan dengan supervisor 1 dan supervisor 2 mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan observasi.
g. Melaksanakan simulasi rencana perbaikan pembelajaran siklus 1.
18
b. menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan dengan teman sejawat :
1) Mengadakan pertemuan jika menemukan masalah.
2) Menentukan sasaran yang akan diobservasi sesuai dengan fokus perbaikan.
3) Mengobservasi jalannya proses perbaiakan pembelajaran
4) Melaporkan hasil pengamatan selama pembelajaran.
c. Menyusun skenario pembelajaran sebanyak 2 siklus
d. Mempersiapkan sarana dan prasarana yang menunjang perbaikan pembelajaran
e. Mempersiapkan langkah-langkah perbaikan pembelajaran
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui PTK dilakukan saat proses
pembelajaran berlangsung. Langkah- langkah teknik pembelajaran yang dikembangkan
penulis sebagai berikut :
1. Menggunakan media belajar yang berhubungan dengan materi pelajaran.
2. Guru mengajukan pertanyaan pada lembar kerja siswa.
3. Guru mengamati siswa dalam proses kegiatan menghitung jarak waktu.
4. Guru membuat kesimpulan masalah dalam proses pembelajaran.
c. Observasi
1. Guru mengamati setiap proses kegiatan yang dilakukan siswa.
2. Dimulai dari permasalahan yang muncul pada awal pembelajaran hingga akhir
kegiatanpembelajaran prasiklus.
d. Refleksi
1. Secara kolaboratif guru menganalisis hasil pengamatan, selanjutnya membuat
simpulansementara terhadap pelaksanaan prasiklus.
2. Mendiskusikan hasil analisi rancangan revisi pembelajaran prasiklus berdasarkan
hasilanalisis pencapaian indikator.
19
2. Siklus 1
a. Perencanaan
Hasil analisis dan perumusan masalah tersebut di atas menunjukan bahwa program perbaikan
pembelajaran dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi
pembelajaran matematika.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal berikut ini adalah langkah-langkah
persiapan yang perlu dilakukan sebelum memulai proses pembelajaran :
b. Pelaksanaan
1. Tahap perencanaan
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap pelaksanaan dan pengumpulan data
4. Tahap refleksi
20
Siklus 1 dilakukan pada tanggal 17 November 2022 dengan kompetensi Menghitung
Skala. Pada tahapan inilah guru melaksanakan langkah-langkah kegiatan:
• Langkah-langkah Pembelajaran
• Kegiatan Awal ( 5 menit )
- Memberi salam dan mengkondisikan peserta didik kedalam situasi belajar yang
kondusif dengan cara berdoa, mengabsen, dan menyuruh peseta didik
mempersiapkan alat tulis
- Melakukan apersepsi / tanya jawab untuk mengiring pemahaman peserta didik
terhadap materi yang akan diajarkan dengan beberapa pertanyaan diantaranya :
1. Apaka kalian sudah mengenal Skala ?
2. Bagaimana kalian menghitung Skala ?
- Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
• Kegiatan Inti ( 20 menit )
- Guru menyampaikan materi pembelajaran
- Siswa menyimak penjelasan dari guru
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang
disampaikan
- Guru membentuk kelompok diskusi bagi siswa
- Siswa mengerjakan soal latihan pada lembar kerja siswa (LKS) secara
berkelompok
- Siswa mempresentasikan hasil kelompok
- Guru bersama siswa membahas hasil pekerjaan seluruh kelompok
• Kegiatan Akhir ( 10 menit )
- Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah disampaikan
- Melaksanakan evaluasi secara individu
- Menindaklanjuti pembelajaran berupa pesan moral supaya siswa rajin belajar di
rumah
21
- Alat peraga gambar Skala di Buku
• Sumber
- Buku matematika untuk SD dan MI kelas IV karangan Burhan Mustaqim, Ary
Astuti penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
• Metode Pembelajaran
- Kooperatif STAD.
c. Pengamatan
Teknik dan alat yang digunakan dalam pengumpulan data sebagai berikut :
a) Observasi
Observasi adalah pengamatan dengan tujuan mengumpulkan data yang valid dan akurat
yang diperlukan untuk menjawab masalah tertentu yang timbul dalam penelitian. Observasi ini
bertumpu pada proses dan hasil serta pengaruh pembelajaran yang dilakukan sebagai tindakan
22
perbaikan terhadap siswa. Pengaruh serta proses yang telah diamati, diidentifikasai kemudian
hasilnya akan digunakan untuk menyususn kembali langkah-langkah perbaikan.
d. Refleksi
1. Kekuatan
• Berdasarkan pengamatan supervisor 2 dan hasil renungan penelitian setelah melaksanakan
perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran matematika siklus 1, tentang “Skala” dengan
menggunakan metode kooperatif STAD yaitu tahap aspek yang diobservasi, yaitu 9 tahap
aspek yang telah diobservasi, 6 tahap aspek sudah menunjukan baik/terlaksanan sedangkan
3 tahap yang masih harus diperbaiki.
23
• Dengan mengunakan metode kooperatif STAD, maka berhasil untuk meningkatkan
penguasaan konsep siswa terhadap materi pembelajaran tentang “Skala”.
2. Kelemahan
• Siswa masih bingung dalam mengerjakan soal latihan.
• Tidak semua siswa aktif dalam pembelajaran
• Tidak semua siswa mengerjakan soal latihan karena sudah diwakilkan oleh kelompok
• Masih ada siswa yang ragu-ragu dalam bertanya atau menjawab pertanyaan yang dilakukan
guru.
• Refleksi Guru
Setelah perbaikan pembelajaran dilaksanakan, berhasil menemukan kekuatan dan
kelemahan guru dalam proses pembelajaran sebagai berikut :
1. Kekuatan
Melakukan hal-hal yang harus dilakukan dan diperhatikan dalam pembelajaran yang
berguna untuk meningkatkan keprofesionalan guru dalam mengajar serta melaksanakan siklus
berikutnya.
2. Kelemahan
• Target mengerjakan soal-soal latihan melalui bimbingan guru belum tercapai.
• Beberapa siswa mendominasi kelompok dalam latihan.
2. Siklus 2
a. Perencanaan
Hasil analisis dan perumusan masalah tersebut di atas menunjukan bahwa program
perbaikan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam
materi pembelajaran matematika.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal berikut ini adalah langkah-langkah
persiapan yang perlu dilakukan sebelum memulai proses pembelajaran :
24
supervisor 2 antara lain adalah mengumpulkan data dari proses perbaikan pembelajaran
dengan menggunakan lembar pengamatan (APKG).
i. Membuat skenario pembelajaran
j. Kegiatan pembelajaran pada siklus 2 dilakukan penulis sesuai dengan rencana
perbaikan pembelajaran adalah dengan menggunakan metode kooperatif STAD dan
penambahan media alat peraga.
k. Mempersiapkan sarana dan fasilitas yaitu digunakan untuk mendukung pelaksanaan
tindakan.
l. Mempersiapkan format dan cara observasi baik bagi guru maupun siswa serta membuat
kesepakatan dengan supervisor 1 dan supervisor 2 mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
observasi.
m. Melaksanakan simulasi rencana perbaikan pembelajaran siklus 2.
b. Pelaksanaan
1. Tahap perencanaan
2. Tahap pelaksanaan
4. Tahap refleksi
• Langkah-langkah Pembelajaran
• Kegiatan Awal ( 5 menit )
- Memberi salam dan mengkondisikan peserta didik kedalam situasi belajar yang
kondusif dengan cara berdoa, mengabsen, dan menyuruh peseta didik
mempersiapkan alat tulis
- Melakukan apersepsi / tanya jawab untuk mengiring pemahaman peserta didik
terhadap materi yang akan diajarkan dengan beberapa pertanyaan diantaranya :
25
1. Apaka kalian sudah mengenal Skala?
2. Bagaimana cara menghitung Skala ?
- Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
• Kegiatan Inti ( 20 menit )
- Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan memanfaatkan alat
peraga skala
- Siswa menyimak penjelasan dari guru dan mengamati alat peraga
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang
disampaikan
- Guru membentuk kelompok diskusi bagi siswa
- Siswa mengerjakan soal latihan pada lembar kerja siswa (LKS) secara
berkelompok
- Siswa mempresentasikan hasil kelompok
- Guru bersama siswa membahas hasil pekerjaan seluruh kelompok
• Kegiatan Akhir ( 10 menit )
- Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah disampaikan
- Melaksanakan evaluasi secara individu
- Menindaklanjuti pembelajaran berupa pesan moral supaya siswa rajin belajar di
rumah
Dalam penelitian metode merupakan faktor yang sangat penting yang menjadi tonggak
berhasil atau tidaknya suatu penelitian. Penggunaan metode yang
tepat dan sesuai dengan masalah dalam penelitian akan membuahkan hasil yang
26
sempurna serta dapat dipertanggung jawabkan kebenerannya. Disamping itu kesalahan-
kesalahan yang terjadi saat penelitian dapat dikurangi seminimal mungkin.
Teknik dan alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :
a) Observasi
Secara umum observasi adalah pengamatan dengan tujuan mengumpulkan data yang
valid dan akurat yang diperlukan untuk menjawab masalah tertentu yang timbul dalam
penelitian. Observasi ini bertumpu pada froses dan hasil serta pengaruh pembelajaran yang
dilakukan sebagai tindakan perbaikan terhadap siswa. Pengaruh seta froses yang telah diamati,
dicatat perubahan yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran.
b) Tes Mengukur Kemampuan Siswa
Tes merupakan alat ukur kemampuan yang berupa seperangkat pertanyaan-pertanyaan
yang digunakan untuk mengukur apakah materi yang diberikan sudah atau belum berhasil.
Menurut Arikunto (1985 : 105 ) tes adalah pernyataan atau latihaan yang digunakan untuk
mengukur keterampilan,
pengetahuan, intelejensi, atau bakat-bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Oleh
sebab itu penelitian dapat digunakan tes prestasi dalam penelitian ini guna mengetahui sejauh
mana ketrampilan siswa tentang materi yang dibahas.
d. Refleksi
28
• Rumus mempresentase jumlah siswa yang mencapai KKM :
Jumlah siswa yang mencapai KKM
X 100
Jumlah siswa
29
BAB IV
30
Berdasarkan perolehan data bisa dilihat rentang nilai dalam tabel berikut ini :
Dari hasil tes formatif mata pelajaran matematika pokok bahasan p erhitungan pada
pengukuran waktu pra siklus jika disajikan dalam diagram batang sebagai berikut :
Nilai PraSiklus
6
0
0 21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100
Series1
31
2. Deskripsi Hasil Siklus 1
c. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap awal guru seperti biasa mengondisikan siswa pada pembelajaran yang
kondusif dengan cara berdoa, mengabsen, dan menyuruh siswa untuk mempersiapkan alat tulis.
Dilanjutkan dengan apersepsi kemudian menjelaskan materi pembelajaran sehingga perhatian
siswa lebih terfokus kepada kegiatan pembelajaran memotivasi siswa dengan mengadakan
tanya jawab supaya kegiatan pembelajaran menjadi hidup siswa aktif dan ikut berpartisifasi
dalam kegiatan pembelajaran. Siswa dibagi menjadi kelompok – kelompok kecil. Kemudian
diminta untuk berdiskusi dan mengerjakan soal latihan pada lembar kerja siswa (LKS) secara
berkelompok, dilanjutkan guru bersama siswa membahas hasil pekerjaan seluruh kelompok,
menyimpulkan materi secara bersama-sama, mengadakan ecaluasi/latihan per individu,
sebagai tindak lanjut guru memberikan pesan moral kepada siswa sebagai pemahaman supaya
siswa rajin belajar di rumah.
d. Pengamatan
Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus 1 selesai maka dapat
diketahui adanya kenaikan hasil belajar siswa dari perolehan nilai sebelumnya (pra siklus).
Dari hasi nilai evaluasi pada Pra Siklus, masih banyak siswa yang nilainya belum
mencapai Keriteria Ketuntasan Minimal (KKM), KKM yang ditargetkan adalah 65. Dari 11
orang siswa terdapat 10 orang siswa yang nilainya belum mencapai KKM, jika dipersentasikan
jumlah siswa yang nilainya tidak mencapai KKM adalah 9 %. Setelah diadakan pada perbaikan
pembelajaran pada siklus 1, ternyata ada peningkatan yaitu menjadi 7 orang siswa yang
nilainya belum mencapai KKM. Jika dipersentasekan jumlah siswa yang mencapai KKM
adalah 36 %. Maka kenaikan persentase dari nilai evaluasi pra siklus ke siklus 1 yaitu 27%. Ini
membuktikan ada peningkatan nilai siwa antar Pra Siklus dan Siklus1.
Adapun hasil perolehan nilai hasil evaluasi pada pembelajaran Pra Siklus, dan Siklus 1
adalah sebagai berikut :
Hasil tes formatif yang dilakukan pada pra siklus dengan siswa yang berjumlah 11 siswa
SDEMIISc Jakarta tahun pelajaran 2022/2023 sebagai berikut :
32
Tabel 3. Perolehan Nilai Formatif Siklus 1
Berdasarkan perolehan data bisa dilihat rentang nilai dalam tabel berikut ini :
33
Diagram 2 : Perolehan Nilai Formatif Siklus 1
Nilai Siklus 1
7
0
0 21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100
Series1
3. Deskrifsi Siklus 2
a. Pelaksanaan Tindakan
Perbaikan pembelajaran pada siklus 2 guru memperbaiki kelemahan dan kekurangan
pada siklus 1, yaitu guru memberikan media alat peraga, lebih mengefektifkan waktu,
melibatkan siswa dalam pembelajaran, lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya, dan memberikan materi secara berulang-ulang.
b. Keberhasilan
Setelah memperbaiki kegiatan pembelajaran yang ada di siklus 1 maka pelaksanaan
pada siklus 2 sudah membuat rancangan yang lebih baik sehingga
mengalami kemajuan dan peningkatan. Hal ini terbukti dengan perbandingan nilai evaluasi
pada siklus 1 dan siklus 2.
Adapun perolehan nilai evaluasi pada siklus 1 yang dibandingkan dengan perolehan
nilai evaluasi siklus 2, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
34
Tabel 5. Perolehan Nilai Formatif Siklus 2
No
Nama Siswa Nilai Keterangan
1 Adinda Aisyah Prameswari 60 Tidak Tuntas
2 Afifah 60 Tidak Tuntas
3 Arsyila Thalita Dzikra 75 Tuntas
4 Aysha Jelita Almacira 75 Tuntas
5 Diajeng Moniq Nuring 85 Tuntas
6 Khadijah Najwa Alhabsyi 85 Tuntas
7 Naifah Putri Muhammad 85 Tuntas
8 Nazifa Rifqah Syuhaidah 95 Tuntas
9 Rebeqqa Kamila Kurniawan 95 Tuntas
10 Safa Salsabila 95 Tuntas
11 Zahirah 95 Tuntas
Rata-rata 82,3
Berdasarkan perolehan data bisa dilihat rentang nilai dalam tabel berikut ini :
35
Diagram 3 : Perolehan Nilai Formatif Siklus 2
Nilai Siklus 2
4,5
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
0 21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100
Series1
Ketarangan :
Batas Nilai KKM = 65
Dari hasil perolehan siklus 1, ada 7 orang siswa yang belum mencapai KKM dari
jumlah 11 siswa, atau 64%. Sedangkan siswa yang telah mencapai KKM sebanyak 4 siswa,
atau 36 %. Setelah diadakan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus 2, ternyata ada
peningkatan nilai evaluasi siswa hanya 2 orang siswa yang belum mencapai KKM atau (18%)
dari jumlah 11 siswa. Sedangkan siswa yang telah mencapai KKM sebanyak 9 siswa atau (82
%). Maka persentase kenaikan dari nilai evaluasi siklus 1 ke siklus 2 yaitu 46 %.
Untuk lebih jelasnya, persentase perolehan nilai evaluasi pada siklus 1 dan 2 dapat
dilihat dari tebel di bawah ini :
Tabel 7. Persentase Perolehan Nilai evaluasi Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
36
4 61 - 70 0
45,5
5 51 - 60 5 6 55 2 18
45,5
6 41 - 50 5 1 9
7 31 - 40
8 21 - 30
9 11- 20
10 10
Adapun perbandingan perolehan nilai evaluasi mulia dari pra siklus, siklus 1, siklus 2
dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 8. Rekapitulasi Perolehan Nilai Evaluasi Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
Nilai
No Nama Siswa Pra Siklus 1 Siklus 2
Siklus
1 Adinda Aisyah Prameswari 50 50 60
2 Afifah 60 60 60
3 Arsyila Thalita Dzikra 60 60 75
4 Aysha Jelita Almacira 50 60 75
5 Diajeng Moniq Nuring 50 60 85
6 Khadijah Najwa Alhabsyi 50 60 85
7 Naifah Putri Muhammad 60 60 85
8 Nazifa Rifqah Syuhaidah 60 75 95
9 Rebeqqa Kamila Kurniawan 50 75 95
10 Safa Salsabila 60 75 95
11 Zahirah 75 85 95
37
1 4 9
Tuntas KKM
(9 %) (36 %) (82 %)
Ketarangan :
Batas Nilai KKM = 65
Adapun grafik perolehan nilai evaluasi mulai dari pra siklus, siklus 1, siklus 2 dapat
dilihat pada grafik di bawah ini :
82,3
90
65,5
80
56,8
70
60
Pra Siklus
50
Siklus 1
40
Siklus 2
30
20
10
0
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
38
82 %
90%
80%
70%
36%
60% Pra Siklus
50%
Siklus 1
40%
Siklus 2
30% 9%
20%
10%
0%
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dibagi menjadi 3, yaitu pra siklus, siklus 1 dan
siklus 2. Tujuan dilakukannya perbaikan pembelajaran yaitu untuk meningkatkan hasil belajar
siswa kelas V SD EMIISc Jakarta pada mata pelajaran matematika tentang “Skala” dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif metode STAD
1. Pra Siklus
2. Siklus I
39
akan termotivasi. Sehingga berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa.
3. Siklus II
Pada siklus II, kegiatan pembelajaran sudah mengalami peningkatan. Guru dalam
menyampaikan materi dan contoh dengan baik. Dengan metode demonstrasi yang digunakan
guru, siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat
meningkat. Hal tersebut sesuai dengan Syahputra (2018) bahwa keaktifan siswa dapat
meningkatkan hasil belajar.
Berdasarkan hasil diskusi dengan supervaisor 2 dan teman sejawat, dalam perbaikan
pembelajaran yang dilaksanakan sudah menunjukan peningkatan nilai hasil evaluasi siswa
mulai dari pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Terbukti nilai evaluasi pada pra siklus ada 1 orang
dari 11 orang siswa yang menempuh KKM. Setelah diadakan perbaikan pada pra siklus, siswa
yang mencapai KKM menjadi 4 orang. Kemudian pada pelaksanaan perbaikan siklus 2 hasil
evaluasi siswa bertambah menjadi 9 orang siswa yang mencapai KKM. Ini menunjukan adanya
hasil belajar yang merupakan kulminasi dari suatu proses yang dilakukan dalam belajar.
40
BAB V
A. Simpulan
Penggunaan metode kooperatif STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap
pembelajaran matematika tentang “Skala ” di kelas V SD EMIISc Jakarta terbukti dari hasil
evaluasi siswa yang memperoleh nilai diatas KKM pra siklus (1 orang 9 %), siklus 2 (4 orang
36 %), dan siklus 2 (9 orang 82 %).
Dengan adanya perbedaan individual siswa dalam hal menerima pelajaran, atau adanya
tife belajar siswa yang berbeda, maka dalam menggunakan metode belajar peneliti sebagai guru
perlu menggunakan metode kooperatif STAD. Metode mengajar ini merupakan cara yang
digunakan guru dalam membelajarkan siswa agar terjadi interaksi dan proses belajar yang
efektif dalam pembelajaran.
41
1. Bagi Siswa
a. Siswa perlu memberdayakan semua sumber belajar maupun media belajar yang mampu
meningkatkan minat siswa dalam membangun pemahaman konsep melalui alat peraga,
gambar-gambar dam media lainnya.
b. Perlu kesungguhan dalam mengikuti aktifitas pembelajaran di kelas agar dapat melatih
kemampuan berfikir kritis terhadap materi pembelajaran yang diterimanya.
2. Bagi Guru
a. Sebaiknya dapat memilih alat peraga media pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran
matematika sesuai dengan karakteristik tujuan dan karakteristik siswa.
b. Perlu direncanakan secara cermat dalam memilih metode pembelajaran yang tepat dan
sesuai dengan materi pembelajaran.
c. Penting untuk meningkatkan profesional guru dalam melaksanakan poses kegiatan
mengajar, dengan memberdayakan semua sumber daya belajar yang ada baik di dalam
maupun di luar persekolahan.
3. Bagi Sekolah
a. Perlunya sekolah memfasilitasi segala kebutuhan sarana dan prasarana pembelajaran
agar dapat membantu terciptanya pembelajaran yang berkualitas.
b. Perlunya sekolah memberi ruang dan kebebasan bagi guru untuk melakukan inovasi
pembelajaran.
42
DAFTAR PUSTAKA
National Council Teacher of Mathematic. Principles and Standard for School Mathematics.
(Reston: NCTM, 2000).
Hanafiah & Cucu Suhana, C. Konsep Strategi Pembelajaran. (Bandung: Refika Aditama, 2009).
Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E. Models of Teaching. (Terjemahan Achmad Fawaid & Ateilla
Mirza). (New Jersey: Pearson Education, 2009).
Ratna Titisari (2010). Upaya Peningkatan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Siswa dengan
Menggunakan Metode STAD (Student Teams Achievement Division) pada Pokok Bahasan
Pemisahan Campuran Kelas VII D SMP Negeri 2 Kemalang Klaten hlm. 25. Diambil pada
tanggal 29 Oktober 2021,dari https://digilib.uns.ac.id/
Slavin, Robert E. Cooperative learning. Teori, Riset dan Praktik. (Terjemahan Narulita
Yusron). (London: Allymand Bacon, 2010).
Ratna Titisari (2010). Upaya Peningkatan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Siswa dengan
Menggunakan Metode STAD (Student Teams Achievement Division) pada Pokok Bahasan
Pemisahan Campuran Kelas VII D SMP Negeri 2 Kemalang Klaten hlm. 28. Diambil pada
tanggal 29 Oktober 2021,dari https://digilib.uns.ac.id/
Ruhadi. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Salah satu Alternative dalam
Mengajarkan Sains IPA yang Menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jurnal
Serambi Ilmu, Vol. 6No. 1, 2008. hlm 43-51
43
Lampiran 4
E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik
Metode : Ceramah, tanya jawab, penugasan
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan ◾ Guru mengajak peserta didik untuk berdoa 15 menit
sebelum dan setelah pelajaran. Religius
◾ Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
kepada peserta didik
tentang Skala dan Denah. Communication
◾ Guru membantu peserta didik dalam
merencanakan dan menyiapkan kegiatan
pembelajaran tentang Skala dan Denah.
◾ Guru membimbing peserta didik untuk
mempersiapkan hal-hal yang diperlukan
untuk melakukan Kegiatan
Inti Mencoba 40 menit
▪ Guru membimbing peserta didik dalam
menemukan faktor denah dan skala. Mandiri
Menalar
▪ Guru mendampingi peserta didik dalam
membuat kesimpulan mengenai hubungan
skala dan denah. Critical Thinking and
Problem Solving
Mengamati
▪ Guru mengarahkan peserta didik untuk
menggambar denah rumah. Communication
▪ Guru membimbing peserta didik untuk
menghitung luas rumah berdasarkan skala.
Mencoba
▪ Guru membimbing peserta didik untuk
menggambar denah dengan
mempertimbangkan skala. Critical Thinking
and Problem Solving
Menalar
▪ Guru membimbing peserta didik dalam
membuat kesimpulan mengenai denah dan
skala. Creativity and Innovation
Mengkomunikasikan
• Guru mengarahkan peserta didik untuk
menyampaikan hasil kegiatannya di depan
teman-temannya Communication
Penutup ▪ Guru merefleksikan hasil pembelajaran tentang 15
Skala dan Denah. Integritas menit
▪ Guru melakukan evaluasi tentang Skala dan
Denah, serta menugaskan peserta didik untuk
mempelajari materi selanjutnya. Mandiri
▪ Guru menyampaikan tugas dirumah kerja sama
dengan Orang Tua, Siswa menyelesaikan tugas
rumah sendiri dengan bimbingan orang tua.
▪ Peserta Didik :
Membuat resume (CREATIVITY) dengan
bimbingan guru tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang
materi yang baru dilakukan.
▪ Guru :
1. Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai
langsung diperiksa.
Penilaian
1) Untuk menilai kompetensi yang dicapai dalam proses pembelajaran tentang Skala,
guru dapat menilai berdasarkan aspek sebagai berikut.
Instrumen Penilaian Kegiatan
Aspek yang
Dinilai
Aspek Sikap Aspek
Aspek Keterampilan
Nama Sosial Pengetahuan
No Peserta Ketetapan dalam Keterampilan Keterangan
Disiplin
Didik Menjelaskan Menyebutkan hubungan
dalam
Pengertian Skala denah dan skala
Berkegiatan
Tidak
Ya Tidak Tepat 3 2 1
Tepat
1. ... ... ... ... ... ... ... ... ...
2. ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan
Diisi dengan tanda cek ( )
Kategori penilaian aspek sikap sosial“Ya” diberi skor = 1,
“Tidak” diberi skor = 0.
Kategori penilaian aspek pengetahuan“Tepat” diberi skor = 1,
“Tidak Tepat” diberi skor = 0.
Kategori penilaian aspek keterampilan
3 = pengertian dan hubungan denah dan skala tepat,
2 = pengertian dan hubungan denah dan skala kurang tepat,1 = pengertian
dan hubungan denah dan skala tidak tepat.
Skor maksimal yang dapat diperoleh peserta didik
adalah 5
Skala adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya. Pada sebuah
peta sering melihat skala pada bagian atas dengan tulisan “1 : 200.000” atau pada google map
kita sering melihat skala ketika kita memperbesar (zoom) peta tesebut.
Skala digunakan untuk menunjukan jarak atau ukuran sebuah wilayah atau sebuah benda.
Benda yang memiliki ukuran besar tentu tidak akan muat jika digambar pada sebuah kertas
dengan ukuran sebenarnnya. Maka dibutuhkan skala yang bertujuan untuk memperkecil namun
dengan ketentuan yang sudah diatur.
Skala berfungsi untuk memperlihatakan jarak atau ukuran sebuah wilayah atau sebuah benda
pada gambar dengan ukuran yang sebenarnnya. Begitu juga sebaliknya, kita dapat mengetahui
ukuran sebenarnya dengan mengetahui skala dan jarak pada peta. Bagimana carayanya, tetap
lanjut untuk membaca.
Terdapat tiga jenis skala secara umum. Namun yang paling sering kita lihat dan kita jumpai
adalah skala angka. Namun ada dua skala lain yang jarang kita lihat. Berikut ini beberapa jenis
skala yang harus kita ketahui.
1. Skala Verbal
Skala verbal adalah skala yang digunakan untuk menunjukan jarak namun disampaikan secara
langsung. Misalnya kamu diminta untuk menjelaskan jarak sekolah dengan jarak rumah dan
jarak lapangan. Maka kamu sering menggunakan kata “dekat”, “lebih dekat”, dan “jauh”. Maka
secara serderhana skala verbal adalah skala yang disampaikan secara lisan (langsung).
2. Skala garis
Skala garis adalah skala yang digunakan untuk menunjukan perbandingan jarak pada gambar
(jarak pada peta) dengan jarak sesungguhnya namun dengan menggunakan garis. Skala garis
bebentuk garis lurus terbagi menjadi beberapa titik dengan jarak yang sama. Nah, garis-garis
tersebut mewakili perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak sesungguhanya.
3. Skala angka
Nah, sobat skala angka adalah skala yang paling sering kita jumpai. Pada skala angka,
perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak sebenarnya disimbolkan dengan angka
misalnya “1 : 200.000”. Nah, pada kesempatan hari ini kita akan belajar menghitung skala
angka.
Nah, ada cara mudah mengingat rumus untuk menghitung skala. Berikut ini segitiga skala.
Keterangan :
JS = Jarak sebenarnnya
JP = Jarak pada peta
S = Skala
Lampiran 7
SOAL FORMATIF
3. . Jarak kota P dan Q pada peta adalah 4 cm, jika jarak sebenarnya 20 km. Berapa skala
jarak kota P ke Q?
A. 1 : 500.000
B. 1 : 400.000
C. 1 : 200.000
D. 1 : 100.000
4. Jarak sebenarnya dari kota E ke kota F adalah 25 km. Jika skalanya 1 : 500.000, berapa
jarak pada peta?
A. 2 cm
B. 5 cm
C. 4 cm
D. 7,5 cm
1. Skala adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya
2. Cara menghitung Skala adalah jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya
3. Diketahui:
Jarak pada peta peta (JP) = 4 cm
Jarak sebenarnya (JS) = 20 km = 2000.000 cm
Ditanya: Skala (S))?
S = JP/JS
S = 4 : 200.000
S = (4 : 4) : (200.000 : 4)
S = 1 : 500.000
Jadi skala jarak antara kota P ke Q adalah 1 : 500.000
Jawaban : A
4. Jarak sebenarnya (JS) = 25 km
Skala (S) = 1 : 500.0000
Ditanya: skala peta?
Jarak pada peta : skala peta x jarak sebenarnya
Untuk membagi jarak pada peta dengan jarak sebenarnya, jarak pada peta diubah
satuannya ke cm
25 km = 25 x 100.000 = 2.500.000 cm
Jarak pada peta (JP) = skala (S) x jarak sebenarnya (JS)
JP = S x JS
JP = (1 : 500.000) x 2.500.000
JP = (2.500.000/500.000) x 1
JP = 5 x 1
JP = 5 cm
Jadi jarak pada peta kota E ke F adalah 5 cm
Jawaban: B
Lampiran 8
Daftar Nilai Formatif Pra Siklus
SD EMIISc Jakarta
KKM : 65
Nilai PraSiklus
6
0
0 21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100
Series1
Lampiran 8
REFLEKSI PRA SIKLUS
Tema : Ekosistem
Kelas/ Semester : V ( Lima) / 1 (Satu)
Materi Pokok : Skala dan Denah
Hari / Tanggal : Senin, 07 November 2022
A. Refleksi
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran Ekosistem tentang Skala dan Denah
pada siswa Kelas V SD EMIISc, yaitu jumlah siswa yang tuntas atau yang mencapai
KKM 65 hanya 1 siswa atau dengan ketuntasan 9 %, dengan nilai rata- rata 56,8.
Sedangkan siswa yang belum tuntas hasil belajarnya berjumlah 10 siswa atau 91 %.
B. Permasalahan
1) Rendahnya hasil belajar Ekosistem materi Skala dan Denah disebabkan oleh
berbagai faktor, baik dari siswa maupun dari guru :
a. Dari Siswa
1. Siswa menganggap pelajaran sulit dan membosankan.
2. Motivasi belajar siswa rendah
3. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.
b. Dari Guru
1. Motivasi dari guru masih kurang
2. Guru kurang optimal dalam memanfaatkan media pembelajaran.
3. Guru kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran
4. Guru hanya mengandalkan metode ceramah.
C. Identifikasi Masalah
1. Motivasi belajar siswa rendah
2. Guru tidak menggunakan media pembelajaran dengan baik
3. Guru tidak melibatkan siswa secara aktif selama pembelajaran
4. Metode yang digunakan kurang menarik
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menjelaskan skala melalui denah.
2. Siswa dapat menggambar denah dengan mempertahankan jarak
dan waktu serta berbagai kemungkinan lintasan.
K. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Metode : STAD
L. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan ◾ Guru mengajak peserta didik untuk berdoa 15 menit
sebelum dan setelah pelajaran. Religius
◾ Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
kepada peserta didik tentang Skala dan
Denah. Communication
◾ Guru membantu peserta didik dalam
merencanakan dan menyiapkan kegiatan
pembelajaran tentang Skala dan Denah.
◾ Guru membimbing peserta didik untuk
mempersiapkan hal-hal yang diperlukan
untuk
melakukan Kegiatan
Inti Mengamati 40 menit
▪ Guru mengarahkan peserta didik untuk
mengamati gambar denah. Mandiri
▪ Guru mengarahkan peserta didik untuk
memprediksi beberapa luas gambar
sesungguhnya.
Mencoba
▪ Guru membimbing siswa dalam pembentukan
kelompok terdiri dari 4-5 orang dengan
memperhatikan tingkat prestasi, jenis kelamin
sehingga diharapkan kelompok yang
terbentuk merupakan kelompok yang
heterogen. Guru memberikan tugas kelompok
untuk menentukan nilai skala.
Mengkomunikasikan
▪ Guru meminta siswa mengerjakan LK secara
berkelompok dengan kelompoknya masing-
masing.
▪ Guru mengawasi kerja kelompok dengan
mendatangi kelompok dan memberi bantuan
bila ada kesulitan dengan memberi pertanyaan
yang sifatnya pancingan, bukan memberikan
jawaban.
Menalar
▪ Peserta didik dalam setiap kelompok
melakukan aktivitas sesuai dengan langkah
kerja dalam Lembar kerja yang telah
disediakan dan penjelasan dari guru.
Mengkomunikasikan
▪ Guru meminta beberapa siswa mewakili
kelompoknya untuk tampil
memperesentasikan jawaban berdasarkan
hasil diskusi kelompoknya. Critical Thinking
and Problem Solving
▪ Kelompok lain diharapkan memberikan
tanggapan dari hasil presentasi kelompok lain
Creativity and Innovation
▪ Guru meminta masing-masing ketua
kelompok mengumpulkan skor kuis teman
kelompoknya masing-masing.
▪ Guru merekap hasil kuis dan menghitung skor
kemajuan setiap siswa dan menetapkan
predikat penghargaan kelompok
▪ Memberikan penghargaan kepada masing-
masing kelompok berdasarkan hasil kuis dan
poin kemajuan
▪ Guru meminta siswa untuk kembali ke tempat
duduk semula
▪ Guru membagikan kuis individu untuk
dikerjakan oleh masing-masing siswa dengan
memastikan setiap individu bekerja sendiri dan
tidak saling bekerjasama.
▪ Setelah batas waktu yang sudah ditentukan,
guru meminta siswa untuk menukarkan
pekerjaannya dengan pekerjaan teman
sebangkunya kemudian memeriksa dengan
mengacu pada kunci jawaban yang telah
disiapkan.
Penutup ▪ Guru merefleksikan hasil pembelajaran 15 menit
tentang
Skala dan Denah. Integritas
▪ Guru melakukan evaluasi tentang Skala dan
Denah, serta menugaskan peserta didik untuk
mempelajari materi selanjutnya. Mandiri
▪ Guru menyampaikan tugas dirumah kerja
sama dengan Orang Tua, Siswa menyelesaikan
tugas rumah sendiri dengan bimbingan orang
tua. Peserta Didik :
Membuat resume (CREATIVITY) dengan
bimbingan guru tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran
tentang materi yang baru dilakukan.
▪ Guru :
1. Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai
langsung diperiksa.
Penilaian
1) Penilaian Kegiatan 6.1
Untuk menilai kompetensi yang dicapai dalam proses pembelajaran tentang
Skaladan Denah, guru dapat menilai berdasarkan aspek sebagai berikut.
Instrumen Penilaian Kegiatan 6.1
Aspek yang
Dinilai
Aspek Sikap Aspek
Aspek Keterampilan
Nama Sosial Pengetahuan
No Peserta Ketetapan dalam Keterampilan Keterangan
Disiplin
Didik Menjelaskan Menyebutkan hubungan
dalam
Pengertian Skala denah dan skala
Berkegiatan
Tidak
Ya Tidak Tepat 3 2 1
Tepat
1. ... ... ... ... ... ... ... ... ...
2. ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
Penilaian
1) Untuk menilai kompetensi yang dicapai dalam proses pembelajaran tentang Skala,
guru dapat menilai berdasarkan aspek sebagai berikut.
Instrumen Penilaian Kegiatan
Aspek yang
Dinilai
Aspek Sikap Aspek
Aspek Keterampilan
Nama Sosial Pengetahuan
No Peserta Ketetapan dalam Keterampilan Keterangan
Disiplin
Didik Menjelaskan Menyebutkan hubungan
dalam
Pengertian Skala denah dan skala
Berkegiatan
Tidak
Ya Tidak Tepat 3 2 1
Tepat
1. ... ... ... ... ... ... ... ... ...
2. ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan
Diisi dengan tanda cek ( )
Kategori penilaian aspek sikap sosial“Ya” diberi skor = 1,
“Tidak” diberi skor = 0.
Kategori penilaian aspek pengetahuan“Tepat” diberi skor = 1,
“Tidak Tepat” diberi skor = 0.
Kategori penilaian aspek keterampilan
3 = pengertian dan hubungan denah dan skala tepat,
2 = pengertian dan hubungan denah dan skala kurang tepat,1 = pengertian
dan hubungan denah dan skala tidak tepat.
Skor maksimal yang dapat diperoleh peserta didik
adalah 5
Skala adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya. Pada sebuah
peta sering melihat skala pada bagian atas dengan tulisan “1 : 200.000” atau pada google map
kita sering melihat skala ketika kita memperbesar (zoom) peta tesebut.
Skala digunakan untuk menunjukan jarak atau ukuran sebuah wilayah atau sebuah benda.
Benda yang memiliki ukuran besar tentu tidak akan muat jika digambar pada sebuah kertas
dengan ukuran sebenarnnya. Maka dibutuhkan skala yang bertujuan untuk memperkecil namun
dengan ketentuan yang sudah diatur.
Skala berfungsi untuk memperlihatakan jarak atau ukuran sebuah wilayah atau sebuah benda
pada gambar dengan ukuran yang sebenarnnya. Begitu juga sebaliknya, kita dapat mengetahui
ukuran sebenarnya dengan mengetahui skala dan jarak pada peta. Bagimana carayanya, tetap
lanjut untuk membaca.
Terdapat tiga jenis skala secara umum. Namun yang paling sering kita lihat dan kita jumpai
adalah skala angka. Namun ada dua skala lain yang jarang kita lihat. Berikut ini beberapa jenis
skala yang harus kita ketahui.
1. Skala Verbal
Skala verbal adalah skala yang digunakan untuk menunjukan jarak namun disampaikan secara
langsung. Misalnya kamu diminta untuk menjelaskan jarak sekolah dengan jarak rumah dan
jarak lapangan. Maka kamu sering menggunakan kata “dekat”, “lebih dekat”, dan “jauh”. Maka
secara serderhana skala verbal adalah skala yang disampaikan secara lisan (langsung).
2. Skala garis
Skala garis adalah skala yang digunakan untuk menunjukan perbandingan jarak pada gambar
(jarak pada peta) dengan jarak sesungguhnya namun dengan menggunakan garis. Skala garis
bebentuk garis lurus terbagi menjadi beberapa titik dengan jarak yang sama. Nah, garis-garis
tersebut mewakili perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak sesungguhanya.
3. Skala angka
Nah, sobat skala angka adalah skala yang paling sering kita jumpai. Pada skala angka,
perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak sebenarnya disimbolkan dengan angka
misalnya “1 : 200.000”. Nah, pada kesempatan hari ini kita akan belajar menghitung skala
angka.
Menghitung skala berguna untuk kita mengetahui jarak atau ukuran pada sebuah peta.
Penulisan skala pada sebuah denah atau peta berbeda-beda. Ada yang menulis dengan “1 :
6.000.000” atau “1 : 40.000” tergantung pada penulisannya atau seseorang menggambarkan
sebuah wilayah atau bendanya.
Nah, ada cara mudah mengingat rumus untuk menghitung skala. Berikut ini segitiga skala.
Keterangan :
JS = Jarak sebenarnnya
JP = Jarak pada peta
S = Skala
Lampiran 10
SOAL FORMATIF
SIKLUS 1
1. Jarak kota P dan Q pada peta adalah 4 cm, jika jarak sebenarnya 20 km. Berapa skala jarak
kota P ke Q?
A. 1 : 500.000
B. 1 : 400.000
C. 1 : 200.000
D. 1 : 100.000
2. Jarak rumah Tina ke rumah neneknya pada peta adalah 8 cm, jika jarak sebenarnya 160
km. Berapa skala jarak rumah Tina ke rumah neneknya?
A. 1 : 4.000.000
B. 1 : 3.000.000
C. 1 : 2.000.000
D. 1 : 1.000.000
3. Jarak sebenarnya dari kota Harapan ke kota Bahagia adalah 45 km. Jika skalanya 1 :
750.000, berapa jarak pada peta?
A. 4,5 cm
B. 5 cm
C. 4 cm
D. 6 cm
4. Jarak sebenarnya dari kota E ke kota F adalah 25 km. Jika skalanya 1 : 500.000, berapa
jarak pada peta?
A. 2 cm
B. 5 cm
C. 4 cm
D. 7,5 cm
5. Jarak kota S dan P pada peta adalah 6 cm. Jika skala peta 1 : 700.000, berapa jarak
sebenarnya kota S dan P?
A. 42 km
B. 36 km
C. 32 km
D. 28 km
JAWABAN
SIKLUS 1
1.
Diketahui:
Jarak pada peta peta (JP) = 4 cm
Jarak sebenarnya (JS) = 20 km = 2000.000 cm
Ditanya: Skala (S))?
S = JP/JS
S = 4 : 200.000
S = (4 : 4) : (200.000 : 4)
S = 1 : 500.000
Jadi skala jarak antara kota P ke Q adalah 1 : 500.000
Jawaban : A
2. Diketahui:
Jarak pada peta peta (JP) = 8 cm
Jarak sebenarnya (JS) = 160 km = 16.000.000 cm
Ditanya: Skala (S))?
S = JP/JS
S = 8 : 16.000.000
S = (8 : 8) : (16.000.000 : 8)
S = 1 : 2.000.000
Jadi skala jarak antara kota P ke Q adalah 1 : 2.000.000
Jawaban : C
3. Diketahui:
Jarak sebenarnya (JS) = 45 km
Skala (S) = 1 : 750.0000
Ditanya: skala peta?
Jarak pada peta : skala peta x jarak sebenarnya
Untuk membagi jarak pada peta dengan jarak sebenarnya, jarak pada peta diubah satuannya
ke cm
45 km = 45 x 100.000 = 4.500.000 cm
Jarak pada peta (JP) = skala (S) x jarak sebenarnya (JS)
JP = S x JS
JP = (1 : 750.000) x 4.500.000
JP = (4.500.000/750.000) x 1
JP = 6 x 1
JP = 6 cm
Jadi pada peta kota harapan ke Bahagia adalah 6 cm
Jawaban: D
4. Diketahui:
Jarak sebenarnya (JS) = 25 km
Skala (S) = 1 : 500.0000
Ditanya: skala peta?
Jarak pada peta : skala peta x jarak sebenarnya
Untuk membagi jarak pada peta dengan jarak sebenarnya, jarak pada peta diubah satuannya
ke cm
25 km = 25 x 100.000 = 2.500.000 cm
Jarak pada peta (JP) = skala (S) x jarak sebenarnya (JS)
JP = S x JS
JP = (1 : 500.000) x 2.500.000
JP = (2.500.000/500.000) x 1
JP = 5 x 1
JP = 5 cm
Jadi jarak pada peta kota E ke F adalah 5 cm
Jawaban: B
5. Pembahasan :
Diketahui:
Jarak pada peta (JP) = 6 cm
Skala (S) = 1 : 700.000
Ditanya: jarak sebenarnya (km)?
Jarak kota sebenarnya (JS) = jarak pada peta peta (JP) : skala (S)
JS = JP : S
JS= 6 : ( 1 : 700.000)
JS = (6 x 700.000) : 1 cm
JS = 4.200.000 cm
JS = (4.200.000/100.000) km
JS = 42 km
Jadi jarak sebenarnya kota S ke P adalah 42 km
Jawaban : A
Nilai Siklus 1
7
0
0 21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100
Series1
Lampiran 12
REFLEKSI SIKLUS 1
Tema : Ekosistem
Kelas/ Semester : V ( Lima) / 1 (Satu)
Materi Pokok : Skala dan Denah
Hari / Tanggal : Jumat , 17 November 2022
E. Refleksi
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran Ekosistem tentang Skala dan Denah
pada siswa Kelas V SD EMIISc, yaitu jumlah siswa yang tuntas atau yang mencapai
KKM 65 hanya 4 siswa atau dengan ketuntasan 36 %, dengan nilai rata- rata 65,5
Sedangkan siswa yang belum tuntas hasil belajarnya berjumlah 7 siswa atau 64 %.
F. Permasalahan
1) Rendahnya hasil belajar Ekosistem materi Skala dan Denah disebabkan oleh
berbagai faktor, baik dari siswa maupun dari guru :
a. Dari Siswa
1. Siswa belum terbiasa berdiskusi kelompok
2. Motivasi belajar siswa rendah
3. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.
b. Dari Guru
1. Guru kurang optimal dalam memanfaatkan media pembelajaran.
2. Guru kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran
G. Identifikasi Masalah
5. Motivasi belajar siswa rendah
6. Guru tidak menggunakan media pembelajaran dengan baik
7. Guru tidak melibatkan siswa secara aktif selama pembelajaran
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menjelaskan skala melalui denah.
2. Siswa dapat menggambar denah dengan mempertahankan jarak
dan waktu serta berbagai kemungkinan lintasan.
E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Metode : STAD
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan ◾ Guru mengajak peserta didik untuk berdoa sebelum 15 menit
dan setelah pelajaran. Religius
◾ Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada
peserta didik tentang Skala dan Denah.
Communication
◾ Guru membantu peserta didik dalam merencanakan
dan menyiapkan kegiatan
pembelajaran tentang Skala dan Denah.
◾ Guru membimbing peserta didik untuk
mempersiapkan hal-hal yang diperlukan untuk
melakukan Kegiatan
Penilaian
1) Penilaian Kegiatan 6.1
Untuk menilai kompetensi yang dicapai dalam proses pembelajaran tentang
Skaladan Denah, guru dapat menilai berdasarkan aspek sebagai berikut.
Instrumen Penilaian Kegiatan 6.1
Aspek yang
Dinilai
Aspek Sikap Aspek
Aspek Keterampilan
Nama Sosial Pengetahuan
No Peserta Ketetapan dalam Keterampilan Keterangan
Disiplin
Didik Menjelaskan Menyebutkan hubungan
dalam
Pengertian Skala denah dan skala
Berkegiatan
Tidak
Ya Tidak Tepat 3 2 1
Tepat
1. ... ... ... ... ... ... ... ... ...
2. ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan
Diisi dengan tanda cek ( )
Kategori penilaian aspek sikap sosial“Ya” diberi skor = 1,
“Tidak” diberi skor = 0.
Kategori penilaian aspek pengetahuan“Tepat” diberi skor = 1,
“Tidak Tepat” diberi skor = 0.
Kategori penilaian aspek keterampilan
3 = pengertian dan hubungan denah dan skala tepat,
2 = pengertian dan hubungan denah dan skala kurang tepat,1 = pengertian
dan hubungan denah dan skala tidak tepat.
Skor maksimal yang dapat diperoleh peserta didik
adalah 5
Skala adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya. Pada sebuah
peta sering melihat skala pada bagian atas dengan tulisan “1 : 200.000” atau pada google map
kita sering melihat skala ketika kita memperbesar (zoom) peta tesebut.
Skala digunakan untuk menunjukan jarak atau ukuran sebuah wilayah atau sebuah benda.
Benda yang memiliki ukuran besar tentu tidak akan muat jika digambar pada sebuah kertas
dengan ukuran sebenarnnya. Maka dibutuhkan skala yang bertujuan untuk memperkecil namun
dengan ketentuan yang sudah diatur.
Skala berfungsi untuk memperlihatakan jarak atau ukuran sebuah wilayah atau sebuah benda
pada gambar dengan ukuran yang sebenarnnya. Begitu juga sebaliknya, kita dapat mengetahui
ukuran sebenarnya dengan mengetahui skala dan jarak pada peta. Bagimana carayanya, tetap
lanjut untuk membaca.
Terdapat tiga jenis skala secara umum. Namun yang paling sering kita lihat dan kita jumpai
adalah skala angka. Namun ada dua skala lain yang jarang kita lihat. Berikut ini beberapa jenis
skala yang harus kita ketahui.
1. Skala Verbal
Skala verbal adalah skala yang digunakan untuk menunjukan jarak namun disampaikan secara
langsung. Misalnya kamu diminta untuk menjelaskan jarak sekolah dengan jarak rumah dan
jarak lapangan. Maka kamu sering menggunakan kata “dekat”, “lebih dekat”, dan “jauh”. Maka
secara serderhana skala verbal adalah skala yang disampaikan secara lisan (langsung).
2. Skala garis
Skala garis adalah skala yang digunakan untuk menunjukan perbandingan jarak pada gambar
(jarak pada peta) dengan jarak sesungguhnya namun dengan menggunakan garis. Skala garis
bebentuk garis lurus terbagi menjadi beberapa titik dengan jarak yang sama. Nah, garis-garis
tersebut mewakili perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak sesungguhanya.
3. Skala angka
Nah, sobat skala angka adalah skala yang paling sering kita jumpai. Pada skala angka,
perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak sebenarnya disimbolkan dengan angka
misalnya “1 : 200.000”. Nah, pada kesempatan hari ini kita akan belajar menghitung skala
angka.
Menghitung skala berguna untuk kita mengetahui jarak atau ukuran pada sebuah peta.
Penulisan skala pada sebuah denah atau peta berbeda-beda. Ada yang menulis dengan “1 :
6.000.000” atau “1 : 40.000” tergantung pada penulisannya atau seseorang menggambarkan
sebuah wilayah atau bendanya.
Nah, ada cara mudah mengingat rumus untuk menghitung skala. Berikut ini segitiga skala.
Keterangan :
JS = Jarak sebenarnnya
JP = Jarak pada peta
S = Skala
Lampiran 14
LATIHAN SOAL
SIKLUS 2
1. Jarak kota Bersih ke kota sehat pada peta adalah 12 cm. Jika skala peta 1 : 500.000, berapa
jarak sebenarnya dari kota sehat ke kota bersih?
A. 30 km
B. 3 km
C. 60 km
D. 6 km
2. Ukuran Sebidang tanah berbentuk persegi panjang pada denah adalah 8 cm x 5 cm. Jika
skala denah tanah 1 : 400, Berapa ukuran panjang dan lebar tanah sebenarnya?
A. panjang = 20 m dan lebar = 32 m
B. panjang = 32 m dan lebar = 20 m
C. panjang = 16 m dan lebar = 10 m
D. panjang = 40 m dan lebar = 28 m
3. Ukuran Sebidang tanah berbentuk persegi panjang pada denah adalah 10 cm x 6 cm. Jika
ukuran rumah sebenarnya 30 m x 18 m, Berapa skala pada gambar?
A. 1 : 150
B. 1 : 200
C. 1 : 250
D. 1 : 300
4. Jarak rumah Kino ke sekolah 2,5 km. Jika skala denah 1 : 12.500, maka jarak rumah kimo
ke sekolah pada denah adalah?
A. 10 cm
B. 15 cm
C. 20 cm
D. 25 cm
5. Jarak rumah Arman ke rumah Aryo sehat pada sebuah denah adalah 15 cm. Jika skala peta
1 : 3.000, berapa jarak sebenarnya dari rumah Arman ke rumah Aryo dalam satuan meter ?
A. 450 m
B. 180 m
C. 200 km
D. 400 km
JAWABAN
SIKLUS 2
1.
Diketahui:
Jarak di peta = 12 cm
Skala peta = 1 : 500.000
Ditanya: jarak sebenarnya (km)?
Jarak kota sebenarnya (JS) = jarak kota di peta (JP) : skala peta (S)
JS = JP : S
JS= 12 : ( 1 : 500.000)
JS = (12 x 500.000) : 1 cm
JS = 6.000.000 cm
JS = (6.000.000/100.000) km
JS = 60 km
Jadi jarak sebenarnya kota bersih ke kota sehat adalah 60 km
Jawaban : C
2Diketahui:
Ukuran tanah pada denah
Panjang (PD) = 8 cm
lebar (LD) = 5 cm
Skala (S) = 1 : 400
Panjang dan lebar sebenarnya ?
Panjang sebenarnya
Panjang sebenarnya (PS) = Panjang pada denah (PD) : Skala (S)
PS = PD : S
PS = 8 : (1 : 400)
PS = (400 x 8) x 1
PS = 3.200 cm
PS =( 3.200 : 100)m
PS = 32 m
Lebar sebenarnya
Lebar sebenarnya (LS) = lebar pada denah (LD) : Skala (S)
LS = LS : S
LS = 5 : (1 : 400)
LS = (400 x 5) x 1
LS = 2.000 cm
LS =( 2.000 : 100)m
LS = 20 m
Jadi ukuran panjang dan lebar sebenarnya dari tanah diatas adalah 32 m x 20 cm atau panjang
= 32 m dan lebar = 20 m
Jawaban: B
3. Diketahui:
Ukuran rumah pada gambar
Panjang (PD) = 10 cm
lebar (LD) = 6 cm
Ukuran tanah sebenarnya
Panjang (PS) = 30 m
lebar (LS) = 18 m
4. Diketahui:
Jarak sebenarnya (JS) = 2,5 km
Skala (S) = 1 : 12.500
Ditanya: skala peta?
Jarak pada peta : skala peta x jarak sebenarnya
Untuk membagi jarak pada peta dengan jarak sebenarnya, jarak pada peta diubah satuannya
ke cm
2,5 km = 2,5 x 100.000 = 250.000 cm
Jarak pada peta (JP) = skala (S) x jarak sebenarnya (JS)
JP = S x JS
JP = (1 : 12.500) x 250.000
JP = (250.000/12.500) x 1
JP = 20 x 1
JP = 20 cm
Jadi jarak rumah Kino ke Sekolah pada denah adalah 20 cm
Jawaban: C
5. Diketahui:
Jarak pada denah = 15 cm
Skala = 1 : 30.000
Ditanya: jarak sebenarnya (km)?
Jarak kota sebenarnya (JS) = jarak pada denah (JP) : skala (S)
JS = JP : S
JS= 15 : ( 1 : 3.000)
JS = (15 x 3.000) : 1 cm
JS = 45.000 cm
JS = (45.000/100) km
JS = 450 m
Jadi jarak sebenarnya rumah Arman ke rumah Aryo adalah 450 m
Jawaban : A
Lampiran 15
Nilai Siklus 2
4,5
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
0 21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100
Series1
Lampiran 16
No Deskripsi Skor
1 2 3 4 5
1. Menentukan bahan perbaikan pembelajaran dan v
merumuskah tujuan/indikator perbaikan pembelajaran
2. Mengembangkan dan mengorganisasi materi, v
menentukan tema, media (alat bantu pembelajaran) dan
sumber belajar
3. Merencanakan scenario perbaikan pembelajaran v
4. Merencanakan pengolahan kelas perbaikan pembelajaran v
5. Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat v
penilaian perbaikan pembelajaran
6. Tampilan dokumen rencana perbaikan pembelajaran v
Rata-rata (jumlah skor dibagi 6) 3,8
B. Alat Penilaian Simulasi PKP 2 (APS-PKP 2) Lembar
Pembelajaran
No Deskripsi Skor
1 2 3 4 5
1. Mengelola ruang dan fasilitas belajar v
2. Melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran v
3. Mengelola interaksi kelas v
4. Bersikap terbuka dan luwes serta membantu v
mengembangakan sikap posiif siswa terhadap pelajar
5. Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam v
perbaikan pembelajaran mata pelajaran
6. Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar v
7. Kesan umum pelaksanaan pembelajaran v
Rata-rata (jumlah skor dibagi 7) 4,3
Alat Penilaian
Simulasi PKP
SIKLUS II
NAMA : Evi Kusumawardani MATA : Matematika
MAHASISWA PELAJARAN/TEMA
NIM : 857833709 WAKTU (JAM) : 2x 35 menit
TEMPAT : SD EMIISc HARI, TANGGAL : Senin, 21
MENGAJAR Jakarta November 2022
KELAS : Lima (V) UPBJJ-UT : Surakarta
Pembelajaran
No Deskripsi Skor
1 2 3 4 5
1. Menentukan bahan perbaikan pembelajaran dan v
merumuskah tujuan/indikator perbaikan pembelajaran
2. Mengembangkan dan mengorganisasi materi, v
menentukan tema, media (alat bantu pembelajaran) dan
sumber belajar
3. Merencanakan scenario perbaikan pembelajaran v
4. Merencanakan pengolahan kelas perbaikan pembelajaran v
5. Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat v
penilaian perbaikan pembelajaran
6. Tampilan dokumen rencana perbaikan pembelajaran v
Rata-rata (jumlah skor dibagi 6) 4,5
B. Alat Penilaian Simulasi PKP 2 (APS-PKP 2) Lembar
Pembelajaran
No Deskripsi Skor
1 2 3 4 5
1. Mengelola ruang dan fasilitas belajar v
2. Melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran v
3. Mengelola interaksi kelas v
4. Bersikap terbuka dan luwes serta membantu v
mengembangakan sikap posiif siswa terhadap pelajar
5. Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam v
perbaikan pembelajaran mata pelajaran
6. Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar v
7. Kesan umum pelaksanaan pembelajaran v
Rata-rata (jumlah skor dibagi 7)
NIM 857835813
NIM 857835813
Judul Perbaikan Pembelajaran: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Skala
Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas 5 Semester 1 SD EMIISc Jakarta
Tahun 2022/2023