Anda di halaman 1dari 47

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI

PERKALIAN MENGGUNAKAN MEDIA AJAR KELERENG KELAS 2 SD FOCUS


INDEPENDENT SCHOOL SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2022-2023

Diajukan untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional
Program Studi FKIP Universitas Terbuka

Oleh:

Nama : Abet Nego Eko Susanto


NIM : 857836546
Pokjar : Surakarta

PROGRAM STUDI S.1 BI PGSD


POKJAR SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)


UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ)
SURAKARTA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Abet Nego Eko Susanto


NIM : 857836546
Program Studi : S1 PGSD
Jumlah Pembelajaran : 2 Siklus Perbaikan
Tempat Mengajar : SD Focus Independent School Surakarta
Tanggal Pelaksanaan : Senin, 7 November 2022
Kamis, 10 November 2022

Masalah yang merupakan fokus Perbaikan :


Penggunaan media ajar kelereng untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SD Focus
Independent School Surakarta.

Surakarta, 17 November 2022

Mengetahui,
Dosen Pembimbing Mahasiswa

Agus Darmuki, Dr, M.Pd. Abet Nego Eko Susanto


NIDN 0621088501 NIM. 857836546
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktik Pemantapan
Kemampuan Profesianal (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memenuhi mata kuliah
PKP pada Program Studi S1 PGSD Universitas Terbuka (UT) seluruhnya adalah hasil karya
saya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari
hasil karya orang lain ditulis dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,kaidah,dan
etika penulisan karya ilmiah.
Apabila dikemudian hari seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan hasil karya
saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian –bagian tertentu,saya bersedia menerima
sangsi,termasuk pencabutan gelar akademik yang saya sandang sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku.

Surakarta,
Yang Membuat Pernyataan

Abet Nego Eko Susanto


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Y.M.E, karena berkat dan kasihNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional ini.

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Pemantapan
Kemampuan Profesional (PDGK 4501) Program S1 PGSD FKIP Universitas Terbuka.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini tidak terlepas dari peran serta dan
kerjasama bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Universitas Terbuka sebagai lembaga pendidikan yang telah memberikan fasilitas yang
terbaik berupa modul maupun dosen pengajar.
2. Bapak Dr. Agus Darmuki, M.Pd selaku Dosen Pembimbing dalam pembuatan laporan ini.
3. Kepala Sekolah SD Focus Independent School, M.Pd, yang telah memberikan izin untuk
melanjutkan studi ke jenjang S1 PGSD.
4. Rut istriku yang selalu mendukung dan mendoakanku.
5. Kristo Nathanael anakku tercinta penyemangat dalam hidupku.
Akhirnya, penulis berharap semoga laporan sederhana ini bermanfaat bagi para pembaca.

Surakarta,

Mahasiswa

Abet Nego Eko Susanto

NIM 857836546
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................................2
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT................................................................................3
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................4
BAB I....................................................................................................................................................7
PENDAHULUAN................................................................................................................................7
A. Latar belakang.........................................................................................................................7
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................8
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran.........................................................................8
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran........................................................................9
BAB II................................................................................................................................................10
KAJIAN PUSTAKA..........................................................................................................................10
A. Landasan Teori......................................................................................................................10
B. Kerangka Berpikir.................................................................................................................16
C. Hipotesis tindakan.................................................................................................................17
BAB III...............................................................................................................................................18
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN....................................................................18
A. SUBJEK, TEMPAT, DAN WAKTU PENELITIAN...............................................................18
B. ANALISIS DATA...................................................................................................................19
C. INDIKATOR KEBERHASILAN............................................................................................20
D. PROSEDUR PENELITIAN....................................................................................................20
E. PELAKSANAAN TINDAKAN..............................................................................................22
F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA........................................................................................22
G. REFLEKSI..............................................................................................................................22
BAB IV...............................................................................................................................................23
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................................................................23
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan...................................................................................23
B. Pembahasan...........................................................................................................................33
C. Temuan...................................................................................................................................33
BAB V.................................................................................................................................................35
KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................................................35
A. KESIMPULAN......................................................................................................................35
B. SARAN...................................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................36
LAMPIRAN.......................................................................................................................................37
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini
membuat pengetahuan matematika sangat penting untuk dipahami dan dikuasai oleh siswa.
Matematika berperan penting dalam penataan cara berpikir, terutama dalam kemampuan
menganalisis, mengevaluasi, dan memecahkan masalah. Matematika berkaitan erat dengan
aktivitas manusia sehari-hari, mulai dari hal yang sederhana hingga yang membutuhkan
pemikiran. Selain itu, saat ini masyarakat sudah terbiasa berpikir cepat, logis dan
menggunakan teknologi yang lebih cepat dan nyaman untuk mempermudah pekerjaan
mereka. Berpikir cepat dan logis dapat ditemukan dalam matematika. Matematika
mengandung konsep-konsep abstrak. Konsep yang abstrak cenderung menimbulkan
kebingungan dan membuat siswa tidak menyukai matematika. Dalam hal ini perlu diciptakan
kondisi belajar yang nyaman agar proses pembelajaran matematika menjadi kegiatan yang
menyenangkan bagi siswa. Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah
mengubah metode pembelajaran konvensional (ceramah, tanya jawab, dan tugas) dengan
menerapkan model pembelajaran yang lebih inovatif serta mendukung materi pembelajaran
dalam kegiatan belajar mengajar, salah satunya yaitu dengan menggunakan alat bantu
kelereng untuk mengajarkan Matematika terutama pada materi perkalian. Dengan metode ini,
siswa dapat belajar Matematika dengan media yang menarik sehingga siswa tidak merasa
bosan ketika mengikuti pelajaran.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan peran aktif siswa
dalam pembelajaran sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran yang lebih baik. Selain itu,
penggunaan media dalam proses pembelajaran sangat bermanfaat dalam menyampaikan
materi kepada siswa diantaranya dapat menumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran di sekolah juga berhubungan dengan tingkat
perkembangan psikologis serta taraf kemampuan siswa yang mengikuti proses pembelajaran
dengan minat serta bakat siswa yang dapat membangkitkan motivasi siswa terhadap belajar.
Model pembelajaran ini diharapkan untuk dapat meningkatkan keterlibatan aktif dari setiap
siswa sehingga mampu menarik minat siswa untuk belajar materi perkalian. Dengan minat
siswa yang tinggi, diharapkan mampu memahami materi pembagian dengan baik.
Siswa Sekolah Dasar Focus Independent School Kelas 2 secara umum beranggapan
bahwa mata pelajaran Matematika adalah mata pelajaran yang sulit dipahami. Hal tersebut
dirasakan karena selama mata pelajaran Matematika berlangsung, sebagian besar siswa tidak
bisa memahami penjelasan guru dengan baik. Ditambah lagi, situasi kelas yang tidak
kondusif ketika dilakukan proses belajar mengajar karena banyak siswa yang tidak fokus
memperhatikan penjelasan guru.
Dari uraian latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Masalah dari siswa.


a. Siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas sehingga
interaksi belajar mengajar belum optimal.
2. Sebanyak 14 dari 23 siswa kelas 2 kurang dapat memahami konsep perkalian
sehingga nilai topik tes siswa masih berada di bawah KKM, 70. Masalah dari guru.
a. Guru menggunakan metode ceramah saat memberikan materi dan cenderung
mendominasi kegiatan pembelajaran.
b. Guru tidak menggunakan media selama proses pembelajaran sehingga metode
pembelajaran kurang variatif.

Melihat latar belakang di atas maka peneliti perlu menggunakan media ajar kelereng di kelas
2 SD Focus Independent School Surakarta semester 1 tahun ajaran 2022-2023 agar hasil
belajar Matematika pada materi perkalian meningkat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti dapat mengemukakan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peningkatan keaktifan dengan menggunakan media ajar kelereng
pelajaran Matematika materi perkalian di SD Focus Independent School Surakarta
tahun pelajaran 2022-2023?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar dengan menggunakan media ajar kelereng
pelajaran Matematika materi perkalian di SD Focus Independent School Surakarta
tahun pelajaran 2022-2023?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan keaktifan dengan menggunakan media ajar kelereng pelajaran
Matematika materi perkalian di SD Focus Independent School Surakarta tahun
pelajaran 2022-2023.
2. Untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar dengan menggunakan media ajar
kelereng pelajaran Matematika materi perkalian di SD Focus Independent School
Surakarta tahun pelajaran 2022-2023?

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Bagi guru.
a. Mendorong dan memotovasi guru untuk senantiasa menggunakan media yang sesuai
materi yang akan disampaikan saat melaksanakn proses pembelajaran.
b. Guru juga akan terbiasa melakukan penelitian kecil yang sangat bermanfaat bagi
perbaikan proses KBM.
2. Bagi siswa.
Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi siswa yang memiliki masalah akademis di
dalam kelas sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya secara umum dan hasil belajar
Matematikanya secara khusus.
3. Bagi sekolah.
a. Dapat digunakan sebagai referensi dalam mengembangkan media pembelajaran
yang ada.
b. Dapat memberikan informasi alternatif media-media pembelajaran yang dapat
dijadikan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang terjadi pada diri seseorang dari tidak tahu
menjadi tahu. Belajar merupakan sebuah upaya untuk mencapai peradaban yang lebih
baik dengan berbagai usaha, seperti yang dikemukakan oleh Suyono dan Hariyanto
(2016: 165). Sugihartono dkk (2013: 74) mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang
relatif permanen karena adanya pengalaman. Selanjutnya Reber yang dikutip oleh
Sugihartono dkk (2013: 74) mendefinisikan belajar dalam dua pengertian. Pertama,
belajar sebagai proses memperoleh pengetahuan dan kedua, belajar sebagai perubahan
kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai latihan yang diperkuat.
Berdasarkan defenisi belajar yang telah dikemukakan di atas maka penulis
menyimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses yang dapat mengubah perilaku
seseorang setelah adanya pengalaman belajar, perubahan perilaku yang didapat bukan
hanya bertambahnya pengetahuan melainkan perubahan sikap dan tingkah laku,

b. Pengertian Keaktifan Belajar


Tujuan dari proses pembelajaran pada hakikatnya adalah untuk mengembangkan
kreativitas siswa melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Keaktifan belajar
siswa merupakan elemen dasar penting dari keberhasilan pembelajaran. Menurut
Whipple dalam Hamalik (2016), keaktifan belajar siswa adalah suatu proses belajar
mengajar menekankan pada aktivitas fisik, mental, intelektual, dan emosional siswa
untuk memperoleh hasil belajar sebagai perpaduan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik ketika siswa berada di dalam kelas.
Dimyati dan Mujiono (2013) menyatakan bahwa keaktifan belajar siswa merupakan
proses pembelajaran yang mengarah kepada kegiatan yang dapat mengoptimalkan
intelektual-emosional siswa dalam proses pembelajaran dengan melibatkan fisik siswa.
Keaktifan belajar siswa dapat ditimbulkan dengan penggunaan model pembelajaran oleh
guru diantaranya dengan melaksanakan perilaku-perilaku berikut ini yaitu memberikan
tugas secara individu atau kelompok.
Dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar merupakan unsur dasar yang penting
untuk mengembangkan kreativitas siswa untuk keberhasilan pembelajaran di kelas.
c. Pengertian Hasil Belajar Siswa
Menurut Hamalik (2016 :30) hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan
tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan,
sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya
peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari sebelumnya dan yang tidak tahu
menjadi tahu. Hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil maksimum yang telah dicapai
oleh seseorang siswa setelah mengalami proses belajar mengajar dalam mempelajari
materi pelajaran tertentu. Hasil belajar tidak mutlak berupa nilai saja, akan tetapi dapat
berupa perubahan, penalaran, kedisiplinan, keterampilan dan lain sebagainya yang
menuju pada perubahan positif. Sehubungan dengan hasil belajar, Nana S. Sukmadinata
(2017 : 124) mengemukakan sebagai berikut :

“Hasil belajar merupakan segala perilaku yang dimiliki siswa sebagai akibat dari proses
belajar yang telah ditempuhnya, meliputi semua akibat dari proses belajar yang
berlangsung di sekolah atau di luar sekolah, yang bersifat kognitif, afektif maupun
psikomotor yang disengaja maupun tidak disengaja”.
Menurut Bloom (dalam Suprijono dalam Irma Ayuwanti, 2016) menyatakan
bahwa Hasil belajar mencakup kemampuan yang dilihat dari kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Domain kognitif terdiri dari knowledge (pengetahuan), comprehension
(pemahaman), application (penerapan), analysis (analisis), synthesis
(mengorganisasikan), dan evaluation (menilai). Sedangkan domain afektif terdiri dari
receiving (menerima), responding (merespon), valuing (nilai), organization (organisasi),
dan characterization (karakterisasi). Domain psikomotorik mencakup keterampilan
produktif, teknik, fisik, sosial, dan intelektual.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil
dari proses pembelajaran yang dilakukan siswa melalui pengalaman perubahan tingkah
laku, termasuk perubahan yang menjadikannya lebih baik, serta perubahan ke arah yang
lebih baik dalam ranah kognitif serta juga dalam ranah keterampilan (psikomotorik) dan
sikap (afektif) siswa dalam kesehariannya.

d. Indikator Hasil Belajar


Proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil atau tidak ada beberapa indikator
yang untuk mengukurnya. Menurut Nana Sudjana (2016 : 215) mengemukakan bahwa
hasil belajar siswa terbagi menjadi tiga macam, yaitu : 1) keterampilan dan kebiasaan,
2) pengetahuan dan pengertian, serta 3) sikap dan cita-cita. Ketiga hal tersebut saling
berkaitan dan mencerminkan hasil belajar yang dicapai di sekolah.
Sementara secara lebih khusus, Suharsimi Arikunto (2013 : 105)
mengidentifikasikan “Indikator hasil belajar siswa terdiri dari nilai harian, nilai ulangan
umum, nilai tugas-tugas, cara menjawab pertanyaan di kelas, nilai ketelitian catatan,
pembuatan laporan, ketekunan, keuletan dan usaha”.
Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa hasil belajar dapat berupa nilai,
sebagai wujud dari pemahaman siswa terhadap pengetahuan yang diperoleh, upaya
mencapai keberhasilan, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan belajar.
Benjamin Bloom, sebagaimana dikutip Abin Syamsudin Makmun (2012 : 14) yang
membagi perilaku hasil belajar pada tiga ranah, yaitu:

1) Ranah Kognitif

Adalah ranah yang mencakup kegiatan berpikir (otak). Segala kegiatan yang
berhubungan dengan otak adalah termasuk ranah kognitif. Menurut Bloom, ranah
kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir yaitu:
knowledge(pengetahuan/hafalan/ingatan), compherehension (pemahaman), application
(penerapan), analysis (analisis), synthesis (sintetis), evaluation (penilaian).

2) Ranah afektif

Taksonomi untuk daerah afektif dikeluarkan mula-mula oleh David R.Krathwohl


dan kawan-kawan dalam buku yang diberi judul taxsonomy of educational objective:
affective domain. Ranah afektif adalah ranah yang berkenaan dengan sikap seseorang
dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif
tingkat tinggi. Tipe hasil belajar afektif akan muncul pada siswa dalam berbagai tingkah
laku Untuk kawasan kognitif, memiliki enam jenjang, sebagai berikut :

1) Knowledge (pengetahuan), yaitu mengingat kembali sesuatu yang sebelumnya sudah


dikenal.
2) Comprehension (pemahaman), yaitu memahami bahan yang akan dikomunikasikan
dengan tidak dikaitkan dengan bahan lain.
3) Application (aplikasi), yaitu menggunakan suatu abstraksi dengan situasi nyata atau
khusus, dalam arti bahwa dapat memberikan contoh atau menggunakan dengan tepat atau
memecahkan masalah.
4) Analysis (analisis), yaitu menghubungkan elemen-elemen menjadi kesatuan yang
membentuk keseluruhan.
5) Synthesis (sintesa), dalam bentuk komunikasi, rencana dan kesimpulan tentang berbagai
hubungan yang abstrak.
6) Evaluation (evaluasi), yaitu memberikan penilaian pada program atau yang telah
diberikan.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam hasil belajar harus
dapat mengembangkan tiga ranah yaitu: ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

e. Pembelajaran Matematika di SD
1. Pengertian Matematika
Menurut Maryati dan Priatna (2017:336), Matematika merupakan ilmu deduktif,
dan dalam proses pencarian kebenaran harus dibuktikan melalui teorema, sifat, dan dalil
setelah dibuktikan. Matematika juga merupakan ilmu yang diperoleh dengan penalaran,
menggunakan istilah-istilah pendefinisian secara bijaksana, jelas dan tepat.

Johnson dan Rissing dalam Muharni (2013) berpendapat bahwa Matematika adalah
pola pikir mengorganisasikan, pembuktian yang logic, dan bahasa yang menggunakan
istilah yang didefinisikan secara cermat, jelas, dan akurat, kaitannya dengan simbol dan
padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu
dengan penalaran yang memerlukan pembuktian logis dan akurat.
f. Materi Perkalian dalam Matematika
1. Pengertian Perkalian
Perkalian adalah penjumlahan berulang (Heruman, 2013: 22). Perkalian dapat
dikatakan sebagai salah satu operasi hitung bilangan. Operasi hitung bilangan meliputi
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Menurut Haryono, dkk (2014: 4)
perkalian adalah penjumlahan berulang dari bilangan yang sama pada setiap sukunya.
Definisi perkalian : jika a dan b bilangan, maka a x b = b + b + b + ... atau ab adalah
penjumlahan berulang yang mempunyai a suku dan tiap-tiap suku adalah b, sehingga
dapat disimpulkan bahwa sebelum mempelajari pembelajaran perkalian, siswa harus
terlebih dahulu menguasai penjumlahan. Perkalian dapat ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari dan perkalian berguna alam memecahkan permasalahan yang ada dalam
kehidupan sehari-hari. Perkalian berguna dalam pemecahan masalah dalam kehidupan,
sehingga dalam pembelajaran perkalian bisa dimulai dari situasi dalam kehidupan sehari-
hari (Runtukahu, 2014: 114). Pembelajaran perkalian dibagi menjadi dua yaitu perkalian
dasar atau perkalian dua bilangan satu angka dan perkalian lanjut atau perkalian yang
melibatkan lebih dari bilangan 2 angka (Haryono, dkk. 2014: 59). Perkalian dasar atau
perkalian dua bilangan satu angka, contoh Nadia menghitung pensil yang terdapat dalam
4 kotak, masing-masing kotak berisi 7 pensil, maka kalimat matematikanya adalah 4 x 7
= 28 pensil. Perkalian lanjut atau perkalian lebih dari bilangan 2 angka, contoh 10 x 15 =
150. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perkalian merupakan
penjumlahan berulang sehingga syarat utama supaya bisa menguasai perkalian adalah
dengan menguasai penjumlahan terlebih dahulu. Pembelajaran perkalian dapat dimulai
dengan mempelajari dan mengaitkan pembelajaran dengan permasalahan yang ada dalam
kehidupan sehari-hari.

g. Media Pembelajaran
1. Pengertian media pembelajaran
Pengertian Media Pembelajaran Media berasal dari bahasa Latin yang merupakan
bentuk jamak dari kata “medium”. Secara harfiah, artinya adalah “perantara” atau
“pengantar”. Oleh karenanya, media dipahami sebagai perantara atau pengantar sumber
pesan dengan penerima pesan. Media pembelajaran bisa dikatakan sebagai alat yang bisa
merangsang siswa sehingga terjadi proses belajar (Haryono, 2014:47).
Menurut Musfiqon (2012:28) media pembelajaran didefinisikan sebagai Alat bantu fisik
dan non fisik yang sengaja digunakan sebagai perantara antara guru dan siswa dalam
memahami materi pembelajaran agar lebih efisien dan efektif. Sehingga bahan ajar lebih
cepat diterima oleh siswa secara utuh dan membangkitkan minat siswa untuk belajar
lebih lanjut.
Beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
merupakan sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan pesan, merangsang
pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terciptanya proses
belajar untuk menambah informasi baru pada diri siswa.

2. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran


1) Fungsi Media Pembelajaran
Media pembelajaran telah menjadi bagian integral dalam pembelajaran. Bahkan
keberadaannya tidak bisa dipisahkan dalam proses pembelajaran di sekolah (Musfiqon,
2012:32). Pada mulanya media hanya berfungsi sebagai alat bantu visual dalam
kegiatan pembelajaran, yaitu berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual
kepada siswa antara lain untuk mendorong motivasi belajar, memperjelas dan
mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi sederhana, konket, serta
mudah dipahami.
Menurut Yudhi Munadi (2013: 37), fungsi media pembelajaran berdasarkan
analisis yang didasarkan pada medianya dan didasarkan pada penggunanya terbagi
menjadi lima, yaitu: 1) Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar, sebagai
penyalur, penyampai, dan penghubung, 2) Fungsi semantik, menambah perbendaharaan
kata yang benar-benar dipahami peserta didik, 3) Fungsi manipulatif, mengatasi batas-
batas ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan panca indera, 4) Fungsi psikologis
media pembelajaran memiliki fungsi atensi, fungsi afektif, kognitif, imajinatif dan
motivasi, 5) Fungsi sosio-kultural, mengatasi hambatan sosio-kultural antarpeserta
komunikasi.
Beberapa uraian tentang fungsi media di atas, tujuan akhirnya adalah meningkatkan
kualitas pembelajaran. kualitas pembelajaran ini dibangun melalui komunikasi yang
efektif. Sedangkan komunikasi efektif hanya terjadi jika menggunakan alat bantu sebagai
perantara interaksi antara guru dengan siswa. Oleh karena itu, fungsi media adalah untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dengan indikator semua materi tuntas disampaikan
dan siswa memahami secara lebih mudah dan tuntas.

2) Manfaat Media Pembelajaran


Selain fungsi media pembelajaran yang sudah dipaparkan di atas, maka media
pembelajaran juga mempunyai manfaat yang sangat penting.
Hujair A.H Sanaky (2013: 4) menjelaskan bahwa tujuan media pembelajaran sebagai alat
bantu pembelajaran, adalah sebagai berikut:
1) Mempermudah proses pembelajaran di kelas
2) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran
3) Menjaga relevansi antara materi pembelajaran dengan tujuan belajar
4) Membantu konsentransi siswa dalam proses pembelajaran
.
3. Jenis-jenis media pembelajaran
Menurut Asyhar (2012:44-45) pada dasarnya media dapat dikelompokkan
menjadi empat jenis, yaitu media visual, media audio, media audio visual dan
multimedia. Berikut ini penjelasan keempat jenis media pembelajaran tersebut.
a) Media visual, yaitu jenis media yang digunakan hanya mengandalkan indera
penglihatan semata-mata dari peserta didik. Dengan media ini pengalaman belajar yang
dialami peserta didik sangat tergantung pada kemampuan penglihatannya.
b) Media audio adalah jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan
hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik. Pengalaman belajar yang didapatkan
adalah dengan mengandalkan indera kemampuan pendengaran.
c) Media audio visual adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran
dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau
kegiatan. Pesan dan informasi yang dapat disampaikan melalui media ini berupa pesan
verbal dan nonverbal yang mengandalkan baik penglihatan maupun pendengaran.
d) Multimedia yaitu media yang melibatkan beberapa jenis media dan peralatan secara
terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan pembelajaran. Pembelajaran multimedia
melibatkan indera penglihatan dan pendengaran melalui media teks, visual diam, visual
gerak, dan audio serta media interaktif berbasis komputer dan teknologi komunikasi dan
informasi. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis-
jenis media dapat dibagi dan ditentukan penggunaannya yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran di kelas sehingga guru dapat mempergunakan media tersebut sesuai
kebutuhannya.

B. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir menerangkan tentang konseptual secara teoritis tentang variabel yang
diteliti. Kerangka pemikiran dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) perlu dikemukakan
untuk membantu peneliti untuk memahami fenomena tentang asumsi-asumsi tentang
bagaimana ilmu menyusun atau mengorganisir masalah, penyelesaian masalah, dan kriteria
pembuktian. Kerangka berpikir dalam penelitian yaitu, dengan mendeskripsikan masalah
yang selama ini dialami pada pembelajaran Matematika kelas 2 SD Focus Independent
School Surakarta Semester 2 adalah belum menggunakan media pembelajaran kelereng pada
materi pembagian. Dikarenakan pendidik belum memiliki referensi yang cukup banyak
tentang media pembelajaran yang dapat menumbuhkan pemahaman pembagian sehingga
hasil belajar peserta didik belum sesuai dengan target belajar yang sudah ditentukan.

Solusi yang dapat digunakan yakni dengan cara mengembangkan media pembelajaran
yang dapat menumbuhkan kemampuan memahami perkalian pada pelajaran Matematika.
Melalui rangkaian-rangkaian kegiatan yang tersaji dalam media pembelajaran tersebut
diharapkan peserta didik dapat terlatih dan dapat memahami materi peekalian dengan mudah.
Banyak media pembelajaran yang digunakan dalam mengajar materi perkalian. Media
pembelajaran tersebut diantaranya, yaitu media kerelereng. Dengan menggunakan media ajar
diharapkan dapat meningkatkan pemahaman materi perkalian. Adapun bagan pelaksanaan
penelitian dapat dilihat di gambar berikut ini:

Kondisi kelas awal: Guru tidak menggunakan Tindakan perbaikan


Siswa kurang media ajar sehingga peserta yang dilakukan dengan
menguasai materi didik kurang tertarik pada menggunakan media
perkalian materi yang diajarkan guru ajar kelereng.

Meningkatnya keaktifan dan


Siklus 1 dan pemahaman siswa terhadap
Siklus 2 materi perkalian

C. Hipotesis tindakan
Dalam penelitian formal hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara dari
masalah penelitian. Hipotesis adalah statemen keterkaitan antara dua atau lebih variabel.
PTK sebagai penelitian yang bertumpu pada perbaikan kinerja guru, maka dalam
hipotesis dirumuskan dugaan apa yang akan terjadi manakala dilakukan suatu perlakuan
tertentu.
Dari uraian ini, maka hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah ada
peningkatan pemahaman materi perkalian dengan menggunakan media ajar kelereng oleh
peserta didik kelas 2 di SD Focus Independent School Surakarta.
BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. SUBJEK, TEMPAT, DAN WAKTU PENELITIAN


1. Subjek Penelitian
Dalam laporan PKP ini, yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas II
Denmark SD Focus Independent School yang terdiri dari 23 siswa dengan komposisi
13 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.

2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar (SD) Focus Independent School Surakarta
yang beralamat di Jalan K.S. Tubun No. 27 Manahan, Banjarsari, Surakarta khususnya di
kelas 2. Lokasi tertera pada peta.

3. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan selama bulan Oktober – November 2022.
Jadwal penelitian dapat dilihat pada Tabel berikut.

Oktober-November2022

No Kegiatan Oktober November

1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pra Siklus

2 Siklus 1
3 Siklus 2
4 Pasca Siklus
5 Aanalisis
Data
6 Pelaporan

B. ANALISIS DATA
Pengelolaan data pada penelitian ini dilakukan setelah terkumpulnya data, selanjutnya
dianalisis secara kuantitatif. Untuk analisis secara kuantitatif digunakan analisis deskriptif
kuantitatif yaitu skor rata-rata yang diperoleh dari hasil tes tiap siklus yang bertujuan
untuk mengetahui tingkat penguasaan materi dengan menggunakan media ajar kelereng
yang terdiri dari nilai rata-rata (mean), nilai tertinggi (maksimal), nan nilai terendah
(minimal).
Tabel 1.
Interval Nilai Kualifikasi
90 – 100 Sangat tinggi
85 – 89 Tinggi
65 – 84 Sedang
40 – 64 Rendah
0 – 39 Sangat rendah

Dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik sederhana dengan mencari


persentase. Untuk mengambil nilai rata-rata persentasenya menggunakan rumus :

Keterangan:
P = Persentase
F = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Number of Cases (jumlah sampel)

Sedangkan analisis kualitatif dilakukan dengan melihat hasil observasi selama proses
belajar mengajar dari tiap siklus. Dari aktifitas peserta didik dalam kelompok dan sikap
peserta didik. Dengan menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh observer.
C. INDIKATOR KEBERHASILAN
Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah apabila kemampuan siswa kelas 2
SD Focus Independent School untuk memahami materi perkalian dengan menggunakan
media ajar kelereng dan dapat membantu mereka untuk mencapai hasil KKM tes yaitu 70.

D. PROSEDUR PENELITIAN
a. Penetapan Fokus Masalah
Langkah-langkahnya adalah:
1) Merasakan adanya masalah
2) Mengidentifikasi masalah
3) Menganalisis masalah
4) Merumuskan masalah
Dalam penelitian dapat diketahui bahwa ada masalah dari hasil belajar siswa yang
rendah, kemungkinan disebabkan oleh metode pembelajaran konvensional (ceramah, tanya
jawab, dan tugas) sehingga membuat kegiatan pembelajaran monoton. Penggunaan metode
pembelajaran yang inovatif serta efisien bisa meningkatkan hasil belajar siswa yaitu salah
satunya dengan menggunakan media ajar kelereng.
b. Perencanaan Tindakan
Hal terpenting yang harus disiapkan saat perencanaan tindakan antara lain:
1) Menyusun skenario pembelajaran
2) Menyiapkan sarana prasarana penunjang terlaksananya tindakan .
3) Menyusun instrument, baik proses maupun instrument hasil.
4) Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan.
c. Pelaksanaan Tindakan, Observasi, dan Interprestasi
Pelaksanaan tindakan, observasi, dan interprestasi merupakan tahapan
pengaplikasian semua perencanaan tindakan yang telah disusun. Skenario tindakan
dilaksanakan dalam situasi pembelajaran yang sesungguhnya. Pada konteks ini, observasi dan
interprestasi juga dilakukan secara bersamaan.
d. Analisis dan Refleksi
Analisis dan refleksi dilakukan untuk memaknai hasil temuan pada pelaksanaan
tindakan dan menentukan tingkatan keberhasilan tindakan dalam menyelesaikan masalah
penelitian.
Dalam hal ini, dilakukan analisis data berupa:
1) Reduksi data (penyederhanaan, pengelompokan, atau pengorganisasian data mentah
menjadi informasi bermakna)
2) Paparan data menampilkan (data secara jelas dan mudah dipahami)
3) Penyimpulan (pengambilan intisari dari sajian data)
4) Dilakukan refleksi dengan mengkaji apa yang telah dan belum terjadi dan apa yang
harus dilakukan selanjutnya.
e. Pra siklus
Pada tahap ini guru melakukan observasi untuk mengetahui tingkatan keberhasilan
serta hambatan yang dialami siswa terutama pada mata pelajaran matematika. Pada pra siklus
ini proses belajar mengajar masih menggunakan pembelajaran konvensional, kurang
melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, selain itu siswa tidak mau bertanya
saat diberi kesempatan untuk menanyakan kesulitan yang dialami selama proses belajar. Hal
ini hasil belajar matematika siswa kelas 2 masih rendah.
f. Siklus 1
a. Perencanaan
Langkah-langkah perencanaan yang dilakukan pada siklus ini meliputi: 1)
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan media
ajar kelereng yang akan diterapkan dalam pembelajaran perkalian Adapun langkah-
langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
a) Guru mengkondisikan kesiapan belajar siswa.
b) Apersepsi: Guru mengadakan ice breaking untuk konsentrasi siswa
c) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
a) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
b) Guru memberikan petunjuk kepada siswa untuk melakukan tugas secara
berkelompok.
c) Menjelaskan kembali konsep penjumlahan supaya siswa memahami materi
dengan cepat.
d) Memusatkan perhatian pada situasi belajar.
e) Guru memberikan motivasi kepada siswa tentang materi yang sedang
dipelajari.
f) Guru memperagakan perkalian dengan hasil sampai 50 dengan alat peraga
kelereng.
g) menyelesaikan soal perkalian dengan metode diskusi kelompok.
h) Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari hasil diskusi
masing-masing kelompok.
3) Kegiatan Akhir
a) Siswa mengerjakan soal evaluasi individu.
b) Guru bersama siswa membahas jawaban dari soal yang telah dikerjakan oleh
siswa tadi.
c) Guru memberikan pesan-pesan dan penguatan.

g. Siklus 2
Siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 9-10 November 2022 Pelaksanaan siklus 2
berfokus pada konsep perkalian dengan soal cerita. Kegiatan inti dan kegiatan
penutup pembelajaran adalah berupa tes individu. Dari pertemuan ke 1 pada siklus 2
diperoleh data bahwa Siswa dapat menggunakan alat peraga kelereng untuk
menyelesaikan soal latihan. Selain itu, diskusi kelompok suasannya berjalan baik
dan juga siswa dapat bekerja sama untuk saling membantu mengerjakan tugas
kelompok. Pada akhir pembelajaran guru memberikan tugas individu.

E. PELAKSANAAN TINDAKAN
Pelaksanaan tindakan untuk siklus 1-siklus 2 dilaksanakan pada hari Senin, 7
November 2022 – Jumat, 11 November 2022 dengan jumlah 23 siswa. Adapun proses belajar
mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi)
dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar mengajar. Pada saat proses belajar
mengajar, guru mengamati siswa dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman tentang materi
perkalian yang diajarkan. Pada penelitian ini Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
digunakan adalah pendeskripsian yang muncul. Indikatornya adalah kemampuan siswa untuk
memahami materi perkalian

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Cara pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah melalui hasil tes dan
hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus 1 dan 2.
G. REFLEKSI
Setelah tindakan siklus I dan II selesai, peneliti membahas hasil pengamatan dan
menganalisis hasil evaluasi dengan teman sejawat untuk menentukan kesimpulan.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan


1. Siklus 1
Pada tahap Siklus I, pembelajarannya dilaksanakan selama dua kali pertemuan. Siklus I
ini dilaksanakan pada tanggal 7 Nopember 2022 dan 8 Nopember 2022 setiap pertemuan
berdurasi 60 menit. Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas belajar siswa
selama pembelajaran berlangsung serta instrumen tes digunakan untuk mengukur hasil
belajar kognitif siswa.
a. Pertemuan 1
Pertemuan pertama ini merupakan implementasi penggunaan media pembelajaran
menggunakan kelereng. Guru terlebih dahulu merancang perbaikan yang akan digunakan
untuk perbaikan. Tahap perencanaan ini meliputi kegiatan penyusunan skenario
pembelajaran, pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan (RPP), serta penyusunan
instrumen penilaian berupa lembar observasi, Materi yang dipelajari siswa adalah perkalian
dengan penjumlahan berulang.
Dari hasil penelitian siklus 1 pada hari pertama diperoleh data sebagai berikut:
- Siswa tampak tertarik dan senang menggunakan alat media ajar kelereng, meskipun
pada awalnya bingung cara menggunakannya. Ini membuat kelas suasana sedikit
gaduh. Secara umum siswa masih kurang aktif terhadap pembelajaran pada siklus ini

b. Pertemuan ke-2
Guru melanjutkan pertemuan siklus 1 pada hari Selasa, 8 November 2022. Guru
melanjutkan pembahasan materi perkalian dengan penjumlahan berulang. Selain itu, guru
melakukan observasi untuk mengamati aktivitas belajar siswa dan memberikan tes di akhir
pembelajaran. Dari hasil penelitian siklus 1 pada hari kedua diperoleh data sebagai berikut:
- Siswa sudah mulai terbiasa menggunakan media ajar kelereng. Suasana diskusi juga
sudah semakin baik. Siswa lebih aktif menjawab pertanyaan guru.

Hasil keaktifan siswa pada siklus 1 tersaji dalam tabel berikut ini:
Tabel 1
Hasil Pengamatan Siklus I

KEAKTIFAN
No Nama Siswa
B S K
1. Afidenaya Eilinora Bellavania V

2. Brandon Christensen Utomo V

3. Ceinwen Callysta Wang V

4. Christ Jacob Auwdinata V

5. Clarissa Irish Gunawan V

6. Dzaky Arfan Almeersyah V

7. Emmanuel Edward Flint V

8. Evelyn Joy Purnomo V

9. Fertrialino Richanto V

10. Gigih Kairos Dipanegara V

11. Hansel Hanjaya Tejo V

12. Hillary Fay Soegiarto V

13. Jacelyn Sharlene Kiena V

14. Jaden Anthony Iskandar V

15. Josephine Victoria Damai V

16. Kellan Aushaf Abicahya V

17. Nadya Ellaine Gunawan V

18. Nikola Hentantio V

19. Orlyn Keiko Ardhanta V

20. Owen Surjasudirja V

21 Patricia Maharani V

22 Rex Prasetio V

23 Ricardo Moria Elias Lee V

Jumlah 6 10 7
Persentase 26% 43% 30%
Keterangan :
B = baik
S = sedang
K= kurang

Keaktifan siswa pada siklus 1

26%
30%

43%

Baik Sedang Kurang

Tabel 2
Hasil tes akhir siklus 1
KKM Matematika : 70
Ketuntasan
No Nama Siswa Nilai
Tuntas Belum
1. Afidenaya Eilinora Bellavania V
89  
2. Brandon Christensen Utomo V
100  
3. Ceinwen Callysta Wang V
80  
4. Christ Jacob Auwdinata V
92  
5. Clarissa Irish Gunawan V  
96
6. Dzaky Arfan Almeersyah V
82
7. Emmanuel Edward Flint V  
86
8. Evelyn Joy Purnomo V
100  
9. Fertrialino Richanto V
92  
10. Gigih Kairos Dipanegara V  
94
11. Hansel Hanjaya Tejo V  
96
12. Hillary Fay Soegiarto V
96  
13. Jacelyn Sharlene Kiena V
100  
14. Jaden Anthony Iskandar V
84
15. Josephine Victoria Damai V 
64
16. Kellan Aushaf Abicahya V
98
17. Nadya Ellaine Gunawan V
92  
18. Nikola Hentantio V  
98
19. Orlyn Keiko Ardhanta V
88
20. Owen Surjasudirja V
64
21 Patricia Maharani V
68
22 Rex Prasetio V
100
23 Ricardo Moria Elias Lee V
89
Rata-rata 89

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Siklus I


No. Nilai Interval Jumlah siswa Prosentase

1. 90 – 100 14 61%

2. 85 – 89 4 17%

3. 65 – 84 3 9%

4. 40 – 64 2 13%

5. 0 – 39 0 0%

TOTAL 23 100%
Berikut ini adalah grafik yang menggambarkan data di atas:

Frekuensi Nilai Siklus 1


16

14

12
Frekuensi

10

0
0 – 39 40 – 64 65 – 84 85 – 89 90 – 100

Distribusi nilai

c. Refleksi
Berdasar tabel observasi siklus I, diperoleh data 6 siswa (26%) sudah mampu
menunjukkan keaktifan yang bagus, 6 siswa (43%) menunjukkan keaktifan yang sedang, 7
siswa (30%) menunjukkan sikap aktif yang kurang. Kemudian, berdasarkan tabel nilai tes,
87% siswa sudah melampaui KKM, sementara 13% siswa masih di bawah KKM
Dari data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa proses pembelajaran secara garis besar
pelaksanaan siklus I berlangsung cukup baik tetapi jika dilihat dari nilai tes , masih ada 3
orang siswa mendapatkan nilai di bawah KKM. Oleh sebab itu, diperlukan tindak lanjut
untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan cara melakukan perbaikan di siklus II.

2. Siklus 2
Siklus ke 2 dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan yaitu pada hari Kamis, 10
November – Jumat 11 November 2022. Siklus 2 merupakan lanjutan perbaikan hasil
belajar pada siklus 1 yang belum mencapai target. Lembar observasi digunakan untuk
mengamati aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berlangsung serta instrumen tes
digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa.
a. Pertemuan 1

Siklus 2 pertemuan ke 1 merupakan membahas materi perkalian bilangan 2, 3, 4 dan 5


ditambah dengan materi konsep perkalian dengan soal cerita dengan menggunakan media
pengajaran kelereng. Dari hasil penelitian pada siklus 2 pertemuan I diperoleh data sebagai
berikut :
- Siswa sudah cukup baik dalam menggunakan alat peraga kelereng untuk menyelesaikan
soal latihan. Suasana diskusinya sudah baik, mereka dapat bekerja sama bantu
membantu dalam pengerjaan soal dengan alat peraga kelereng.

b. Pertemuan 2
Pada pertemuan 2, siswa mengulang lagi materi perkalian bilangan 2, 3, 4 dan 5
serta soal cerita. Di akhir pertemuan diadakan tes. Dari hasil penelitan pada siklus 2
pertemuan 2 ini diperoleh data sebagai berikut:
- Siswa bersemangat mengikuti pembelajaran dan semakin mahir menggunakan
kelereng sebagai media ajar untuk menyelesaikan perkalian.

Tabel 3
Hasil pengamatan siklus 2
KEAKTIFAN
No Nama Siswa
B S K
1. Afidenaya Eilinora Bellavania V

2. Brandon Christensen Utomo V

3. Ceinwen Callysta Wang V

4. Christ Jacob Auwdinata V

5. Clarissa Irish Gunawan V

6. Dzaky Arfan Almeersyah V

7. Emmanuel Edward Flint V

8. Evelyn Joy Purnomo V

9. Fertrialino Richanto V

10. Gigih Kairos Dipanegara V


11. Hansel Hanjaya Tejo V

12. Hillary Fay Soegiarto V

13. Jacelyn Sharlene Kiena V

14. Jaden Anthony Iskandar V

15. Josephine Victoria Damai V

16. Kellan Aushaf Abicahya V

17. Nadya Ellaine Gunawan V

18. Nikola Hentantio V

19. Orlyn Keiko Ardhanta V

20. Owen Surjasudirja V

21 Patricia Maharani V

22 Rex Prasetio V

23 Ricardo Moria Elias Lee V

Jumlah 15 6 2
Persentase 65% 26% 9%

Keterangan :
B = baik
S = sedang
K = kurang
Keaktifan siswa siklus 2

9%

26%

65%

Baik Sedang Kurang

Tabel 4
Hasil perbandingan keaktifan siswa pada siklus 1 dengan siklus 2.

Siklus 1 Siklus 2
Baik 26% 65%
Sedang 43% 26%
Rendah 30% 9%

Tabel 5.
Hasil tes akhir siklus 2
KKM Matematika : 70
Ketuntasan
No Nama Siswa Nilai
Tuntas Belum
1. Afidenaya Eilinora Bellavania 90 V  
2. Brandon Christensen Utomo 100 V  
3. Ceinwen Callysta Wang 100 V  
4. Christ Jacob Auwdinata 100 V  
5. Clarissa Irish Gunawan 98 V  
6. Dzaky Arfan Almeersyah 88 V
7. Emmanuel Edward Flint 88 V  
8. Evelyn Joy Purnomo 100 V  
9. Fertrialino Richanto 98 V  
10. Gigih Kairos Dipanegara 100 V  
11. Hansel Hanjaya Tejo 96 V  
12. Hillary Fay Soegiarto 95 V  
13. Jacelyn Sharlene Kiena 100 V  
14. Jaden Anthony Iskandar 88 V
15. Josephine Victoria Damai 72 V 
16. Kellan Aushaf Abicahya 98 V
17. Nadya Ellaine Gunawan 92 V  
18. Nikola Hentantio 98 V  
19. Orlyn Keiko Ardhanta 88 V
20. Owen Surjasudirja 78 V
21 Patricia Maharani 84 V
22 Rex Prasetio 100 V
23 Ricardo Moria Elias Lee 98 V
Rata-rata 93

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Evaluasi Siklus II


No. Nilai Interval Jumlah siswa Prosentase

1. 90 – 100 16 70%

2. 85 – 89 4 17%

3. 65 – 84 3 13%

4. 40 – 64 0 0%

5. 0 – 39 0 0%

TOTAL 23 100%
Berikut ini adalah grafik yang menggambarkan data di atas:

Series 1
18

16

14
Frekuensi

12

10

0
0 – 39 40 – 64 65 – 84 85 – 89 90 – 100

Distribusi nilai

Tabel 7
Perbandingan nilai tes ahir

Siklus 1 Siklus 2

Nilai Interval Prosentase Prosentase

90 – 100 61% 70%

85 – 89 17% 17%

65 – 84 9% 13%

40 – 64 13% 0%

0 – 39 0% 0%

TOTAL 100%
c. Refleksi
Berdasarkan dari tabel dan analisis nilai hasil evaluasi siklus 2, diperoleh data
bahwa hampir semua siswa (100%) sudah mencapai KKM, yaitu 70. Keaktifan
siswa saat pembelajaran pun juga mengalami peningkatan.

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil siklus I dan siklus II yang telah dilakukan, perkalian dengan
menggunakan media pembelajaran kelereng menunjukkan adanya peningkatan yang
signifikan. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan keaktifan belajar dan hasil
belajar dari semua siswa sudah menguasai 80% ke atas. Kemajuan prestasi siswa tersebut
dipengaruhi antara lain:

1. Minat belajar siswa kelas II SD Focus Independent School Surakarta pada mata
pelajaran matematika menggunakan media pembelajaran kelereng meningkat
dibandingkan dengan penggunaan metode ceramah.
2. Hasil belajar siswa meningkat terutama di mata pelajaran matematika materi perkalian
dengan menggunakan media pembelajaran kelereng.
3. Pengenalan Materi perkalian dengan menggunakan model pembelajaran
menggunakan kelereng memungkinkan adanya interaksi aktif antara guru dan murid.
4. Dalam penyajian pembelajaran matematika materi perkalian menggunakan kelereng
mempunyai mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna
karena siswa 2 SD Focus Independent School sangat senang belajar matematika
dengan menggunakan media pembelajaran.
5. Dalam penyajian pembelajaran matematika materi perkalian menggunakan
menggunakan media kelereng dapat memiliki efektifitas yang lebih tinggi. Hal ini
terbukti dari hasil Perbaikan pada siklus II mengalami perubahan prestasi yang
signifikan, sehingga prestasi siswa dapat meningkat.
C. Temuan
Dengan metode pembelajaran matematika materi perkalian dengan menggunakan
media kelereng dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SD Focus Independent
School.

Hal-hal yang akan terjadi selama pelaksanaan perbaikan (Siklus II) yaitu:
1. Banyak siswa yang lebih senang serta memperhatikan dari penjelasan guru saat proses
pembelajaran..
2. Dalam proses pembelajaran siswa lebih antusias dan semangat terutama saaat
pembelajaran kelompok.
3. Banyak siswa lebih termotivasi untuk mengerjakan tugas dari guru.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Setelah melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran mengenai materi
perkalian dengan menggunakan media pembelajaran kelereng pada mata pelajaran
Matematika di kelas II Denmark SD Focus Independent School Surakarta, dan dapat
dilihat juga dari data kegiatan belajar mulai dari data Siklus I, sampai pada data
Siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa tindakan perbaikan berjalan dengan cukup
lancar dan berhasil menunjukkan adanya peningkatkan pada keaktifan dan hasil
belajar siswa.

B. SARAN
1. Bagi guru
a. Guru kelas II agar sedapat mungkin menggunakan media
pembelajaran kelereng untuk mengajarkan materi perkalian
karena dapat mengingkatkan hasil belajar siswa.
b. Guru diharapkan lebih intens dalam mengembangkan
pengetahuan tentang model pembelajaran yang lebih inovatif
dan interaktif agar pembelajaran menjadi sesuai yang menarik
dan menyenangkan bagi siswa.
2. Bagi siswa
a. Siswa diharapkan untuk selalu aktif pada kegiatan pembelajaran, baik
bertanya jika tidak mengerti materi yang diajarkan
3. Bagi sekolah
a. Sekolah hendaknya memberikan dukungan kepada guru dalam bentuk
pembinaan terkait model pembelajaran yang inovatif dan interaktif agar
keberhasilan pembelajaran dapat tercapai.
b. Sekolah sebaiknya membuka kerja sama dengan pihak eksternal,
seperti peneliti atau lembaga pendidikan lain agar kesempatan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran lebih terbuka dengan adanya
masukan dari lain pihak yang mengadakan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Sugihartono, dkk, (2013). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Pers.


Suyono dan Hariyanto, (2016). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Hamalik, Oemar, (2016). Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara
Nana s Sukmadinata, (2017). Teori dan Praktek. Bandung PT Remaja Rosdakarya
Sudjana, Nana. (2016). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Maryati, I. dan Priatna, N. (2017). Integrasi Nilai-Nilai Karakter Matematika melalui
Pembelajaran Kontekstual. Jurnal Mosharafa, 6 (3), 333-344.
Abin Syamsudin Makmun. Psikologi Pendidikan Perangkat Sistem Pengajaran
Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.
Holisah Lilis (2017). Upaya meningkatkan hasil belajar matematika materi perkalian dan
pembagian pecahan melalui metode diskusi pada siswa kelas V B SD Negeri
Karang Asih 03 kecamatan Cikarang utara kabupaten bekasi tahun pelajaran 2017 /
2018. Jurnal Pedagogiana. https://www.neliti.com/publications/325542/
Hidayat A.A. (2014). Meningkatkan hasil belajar Matematika materi operasi hitung
perkalian dengan menggunakan media kelereng dan gelas plastik siswa kelas 3
SDN Jatibanjar I Jombang. JPGSD.Volume 02 Nomor 03 Tahun
2014.https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitian-pgsd/article/view/
10692.
Munadi, Yudhi. 2013. Media Pembelajaran ( Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta:
Referensi.
AH Sanaky, Hujair. 2013. Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta:
Kaubaka Dipantara.
LAMPIRAN

RENCANA PEMBELAJARAN
PENGERJAAN HITUNG BILANGAN
Nama Sekolah : SD Focus Independent School
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : II
Semester :I
Tema : Hidup Hemat
Perkalian Bilangan
A. Standar Kompetensi
Menggunakan operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
Melakukan operasi hitung bilangan dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.
C. Hasil Belajar
Melakukan Perkalian bilangan.
D. Indikator
- Mengenal arti perkalian sebagai penjumlahan berulang.
- Mengingat fakta perkalian sampai 2 x 10 dengan berbagai cara.
- Menghitung secara cepat perkalian sampai dengan 40.
- Memecahkan permasalahan sehari-hari yang melibatkan perkalian.
E. Materi Pokok
Operasi hitung bilangan.
F. Alokasi Waktu
2 jam pelajaran.
G. Pengalaman Belajar
1. Apersepsi
Bertanya jawab tentang materi yang akan dipelajari di bab ini serta memberikan
gambaran manfaat mempelajarinya. Tanya jawab membahas permasalahan sehari-hari
yang didalamnya terkandung pengerjaan hitung perkalian. Bahan tanya jawab antara
lain membahas kegiatan jual beli yang di dalamnya sering terdapat pengerjaan
perkalian. Tema yang diangkat adalah hidup hemat.
2. Kegiatan Inti

Perkalian sebagai Penjumlahan Berulang


a. Membahas kembali apersepsi di atas sebagai fakta perkalian dalam kehidupan sehari-
hari.
Contoh:
Doni membeli 2 keranjang apel
Satu keranjang berisi 5 buah apel
Menanyakan berapa buah apel yang dibeli Doni seluruhnya.
Mengamati cara yang dilakukan siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Cara dan hasilnya jangan begitu dipermasalahkan karena tahap ini hanya untuk
mengetahui gambaran kemampuan yang dimiliki siswa secara umum.
b. Dari pengalaman itu, guru mengajak siswa menjawab
pertanyaan di atas
1) Pertama adalah mempermudah fakta permasalahan keseharian tersebut dengan
mengubahnya ke dalam bahasa matematika atau kalimat matematika yaitu bahasa
simbol (lambang).
Bahasa matematikanya : 5 + 5 = …
2) Bersamaan dengan itu guru mendemonstrasikan (memperagakan) cara menentukan
banyaknya apel yang dibeli Doni dengan pendekatan penjumlahan.
c. Menginformasikan bahwa 5 + 5 dapat diartikan sebagai 2 kelompok lima–lima atau 2
kelompok limaan.
d. Menginformasikan bahwa 2 kelompok limaan artinya 2 kali lima. Selanjutnya 2 kali
lima ditulis 2 x5.
Jadi 5 + 5 = 2 x 5 = 10.
5 + 5 adalah bentuk penjumlahan berulang dan 2 x 5 adalah bentuk perkalian. Dengan
demikian untuk menghitung hasil perkalian suatu bilangan dilakukan dengan penjumlahan
berulang.
Dari pengertian diatas mudah dimengerti :
4x2=2+2+2+2=8
2x3=3+3=6
2 x 5 = 5 + 5 = 10
4 x 5 = 5 + 5 + 5 + 5 = 20
Meskipun 5 x 4 hasilnya sama dengan 4 x 5, tetapi artinya beda.
e. Mendiskusikan perkalian dengan fakta yang lebih kongrit dan dekat dengan siswa,
misalnya aturan minum obat ketika sakit.
Contoh :
Minum obat 3 x 2 sehari. Artinya dalam sehari harus minum obat sebanyak tiga kali, yaitu:
pagi, siang dan malam setiap minum 2 tablet.
Pagi Siang Malam
2 2 2
Jadi dalam sehari minum obat sebanyak 3 x 2 = 2 + 2 + 2 = 6
Dari contoh fakta ini konsep perkalian menjadi lebih jelas.
f. Dengan bantuan alat peraga kelereng, guru melatih ketrampilan siswa menyatakan
bentuk perkalian sebagai penjumlahan berulang dan sebaliknya mengubah bentuk
penjumlahan berulang ulang sebagai perkalian.
3. Penutup
a. Menguatkan pemahaman siswa terhadap materi perkalian
bilangan cacah sampai dengan 50.
b. Post tes.
H. Sumber / Bahan /Alat
1. Buku Matematika II Cempaka Putih, halaman 34 – 48
2. Benda - benda di sekitar kelas.
3. Kelereng

Kepala Sekolah Peneliti


SD Focus Independent School

Agus Kristanto, M.Pd Abet Nego Eko S.


RENCANA PEMBELAJARAN
PENGERJAAN HITUNG BILANGAN
Nama Sekolah : SD Focus Independent School
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : II
Semester :I
Tema : Hidup Hemat
Perkalian Bilangan
A. Standar Kompetensi
Menggunakan operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar
Melakukan operasi hitung bilangan dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.
C. Hasil Belajar
Melakukan Perkalian bilangan.
D. Indikator
- Mengenal arti perkalian sebagai penjumlahan berulang.
- Mengingat fakta perkalian sampai 2 x 10 dengan berbagai cara.
- Menghitung secara cepat perkalian sampai dengan 40.
- Memecahkan permasalahan sehari-hari yang melibatkan perkalian.
E. Materi Pokok
Operasi hitung bilangan.
F. Alokasi Waktu
2 jam pelajaran.
G. Pengalaman Belajar
1. Apersepsi
Bertanya jawab tentang materi yang akan dipelajari di bab ini serta memberikan
gambaran manfaat mempelajarinya. Tanya jawab membahas permasalahan sehari-hari
yang didalamnya terkandung pengerjaan hitung perkalian. Bahan tanya jawab antara lain
membahas kegiatan jual beli yang di dalamnya sering terdapat pengerjaan perkalian.
Tema yang diangkat adalah hidup hemat.

2. Kegiatan Inti
Mengalikan Dua bilangan Satu Angka
a. Memantapkan penanaman konsep perkalian sebagai penjumlahan berulang
b. Melakukan uji ketrampilan siswa mengalikan dua bilangan satu angka. Siswa
mengerjakan uji ketrampilan yaitu berupa soal-soal rutin dan mengajak bermain
menjodohkan perkalian dengan hasilnya. Kegiatan ini boleh dilakukan berkelompok.
c. Secara berkelompok, siswa melengkapi daftar perkalian dari 1 x 1 sampai dengan 5 x
10.
d. Memberi tugas perorangan membuat daftar perkalian 1 x 1 sampai 5 x 10 pada kertas
karton untuk dimanfaatkan sebagai sarana menghafal perkalian.
e. Mengajak siswa menemukan sifat perkalian dengan bilangan 1dan 0
1) Suatu bilangan bila dikalikan dengan bilangan 1, hasilnya bilangan itu sendiri.
Contoh: 7 x 1 = 7, 1 x 5 = 5
2) Suatu bilangan bila dikalikan dengan 0 hasilnya adalah 0.
Contoh; 7 x 0 = 0, 0 x 5 = 0
f. Mengembangkan uji ketrampilan dengan membuat atau melengkapi tabel perkalian dan
menentukan pasangan bilangan yang diketahui hasil kalinya.
g. Menguji kemampuan siswa memanfaatkan perkalian untuk memecahkan masalah
sehari-hari melalui simulasi soal cerita.
3. Penutup
a. Menguatkan pemahaman siswa terhadap materi perkalian dua bilangan hasil sampai
dengan 50.
b. Post tes.

4. Sumber / Bahan /Alat


1. Buku Matematika II Cempaka Putih , halaman 34 – 48
2. Benda-benda di sekitar kelas.
3. Kelereng

Kepala Sekolah Peneliti


SD Focus Independent School
Agus Kristanto, M.Pd Abet Nego Eko S.

LEMBAR PENGAMATAN SISWA


KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

No Keaktifan siswa Jumlah Skala penilaian


Siswa % B S K
1 Hadir dalam kegiatan pembelajaran
2 Aktif bertanya
3 Aktif menjawab pertanyaan
4 Mengikuti secara aktif pengoperasian
perkalian dengan media pembelajaran
kelereng

Keterangan:
B : Baik (85% – 100%)
S : Sedang (65% – 84%)
K : Kurang (0%-64%)

Supervisor

Frederika Widi P.
SOAL TES SIKLUS I
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Pengerjaan Hitung Bilangan
Sub Pokok : Perkalian
Kelas / Semester : II / I
Waktu : 60 menit

Petunjuk umum :
1.Tulis dahulu nama, kelas , dan no absenmu pada lembar jawaban.
2. Kerjakan dahulu soal yang kau anggap mudah
3. Periksalah kembali pekerjaanmu sebelum diserahkan pada pengawas

Petunjuk khusus
Isilah titik titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!

1. 3 + 3 + = 2 x 3 =….
2. 4 + 4 + 4 = 3 x….=….
3. 5 + 5 + 5 + 5 =….x….=…..
4. 3 + 3 + 3 + 3 + 3 =…x ….=
5. 2 x 8 =……+……=……
6. 4x7=…
7. 6 x 6 =…
8. 3 x 9 =…
9. 4 x 8 =…
10. 5 x 9 =…
SOAL TES SIKLUS II
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Pengerjaan Hitung Bilangan
Sub Pokok : Perkalian
Kelas / Semester : II / I
Waktu : 60 menit

Petunjuk umum :
1.Tulis dahulu nama, kelas , dan no absenmu pada lembar jawaban.
2. Kerjakan dahulu soal yang kau anggap mudah
3. Periksalah kembali pekerjaanmu sebelum diserahkan pada pengawas

Petunjuk khusus
Isilah titik titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!

1. 5 + 5 + = 2 x 5 =….
2. 2 + 2 + 2 = 3 x….=….
3. 6 + 6 + 6 + 6 =….x….=…..
4. 3 + 3 + 3 + 3 + 3 =…x ….=
5. 2 x 8 =……+……=……
6. 4x5=…
7. 2 x 6 =…
8. 3 x 7 =…
9. 4 x 8 =…
10. 5 x 10 =…
11. Ada 5 kotak pensil, setiap kotak berisi 3 pensil. Berapa jumlah pensil seluruhnya?
12. Di dapur ada 4 piring, setiap piring berisi 8 elur, Berapa jumlah telur seluruhnya?
13. Di lapangan ada 5 mobil, tiap mobil rodanya 4 buah. Berapa roda mobil seluruhnya?
14. Ibu menjual 2 kantong telur, tiap kantung berisi 7 butir telur. Berapa telur ibu seluruhnya?
15. Paman mempunyai 4 kandang ayam, setiap kandang berisi 9 ekor ayam. Berapa ekor ayam
seluruhnya?
KUNCI JAWABAN TES SIKLUS 1

1. 6
2. 3 x 4 = 12
3. 4 x 5 = 20
4. 5 x 3 = 15
5. 8 x 8 = 16
6. 28
7. 12
8. 27
9. 32
10. 45
KUNCI JAWABAN TES SIKLUS II

1. 10
2. 3x2=6
3. 4 x 6 = 24
4. 5 x 3 = 15
5. 16
6. 20
7. 12
8. 21
9. 32
10. 50
11. 5 x 3 = 15
12. 4 x 8 = 32
13. 5 x 4 = 20
14. 2 x 7 = 14
15. 4 x 9 = 36

Anda mungkin juga menyukai