Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN BIMBINGAN

PRAKTIKUM IPA di SD

KEGIATAN PRAKTIKUM : EKOSISTEM

Disusun oleh :

Abet Nego Eko Susanto / 857836546

PROGRAM STUDI S.1 BI PGSD

POKJAR KOTA SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)


UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) SURAKARTA
POKJAR KOTA SURAKARTA
APRIL 2022
MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA
Kegiatan Praktikum 1: EKOSISTEM

1.      Ekosistem Darat
 I.      Tujuan
Membandingkan komponen yang terdapat pada ekosistem darat alami dan buatan.
II.     Alat dan Bahan
1)      Alat Tulis
2)      Kaca pembesar
3)      Barometer
4)      Lingkungan sekitar

III.    Cara Kerja
1)      Menentukan Ekosistem darat alami di sekitar tempat tinggal
2)      Mengamati komponen abiotik meliputi suhu udara, pencahayaan, angin dan jenis/warna tanah
3)      Mencatat data pada tabel dalam lembar kerja
4)      Mengamati komponen biotik, meliputi makhluk hidup yang ada di sekitar
5)      Mencatat jenis tumbuhan sebagai produsen yang ada dengan nama latinnya
6)      Mencatat hewan yang ada, baik yang tetap maupun yang singgah, termasuk hewan-hewan
yang berukuran kecil
7)      Mencatat data pada lembar kerja
8)      Membuat kesimpulan umum tentang perbedaan pada kedua system tersebut.
 V.      Pembahasan

Hubungan timbal balik antara komponen biotik dan komponen abiotik yang terjadi pada alam
seperti pada hutan merupakan ekosistem darat alami. Hal ini sama sekali tidak ada campur tangan
manusia. Sedangkan pertumbuhan komponen biotiknya tidak dikendalikan oleh manusia.

 Hubungan timbal balik antara komponen biotik dan komponen abiotik yang terjadi di sawah
merupakan ekosistem buatan. Di mana disitu terdapat unsur campur tangan manusia diantaranya
adalah dalam menentukan jenis komponen biotik dan jumlah populasi komponen biotiknya.

VI.      Kesimpulan

Ekosistem darat alami dan buatan memiliki komponen abiotik yang sama, ada air, tanah dan
udaranya. Hanya berbeda pada komponen biotiknya. Ekosistem darat alami tidak dikendalikan
jumlah populasinya. Atau biasa dikatakan penyusun ekosistem darat alami lebih lengkap
dibandingkan ekosistem darat buatan.

VII.            Jawaban Pertanyaan

Komponen biotik pada ekosistem darat alami lebih banyak dibandingkan dengan ekosistem darat
buatan. Karena Ekosistem darat alami jumlah populasi, dan jenis makhluk hidupnya tidak
dikendalikan oleh manusia.

2.      Ekosistem Perairan

I.  Tujuan

Mengamati komponen-komponen yang terdapat dalam ekosistem perairan

II.      Alat dan Bahan

1)      Alat tulis
2)      Kaca Pembesar
3)      Barometer
4)      Termometer

III.     Cara Kerja


1)      Menentukan satu ekosistem buatan
2)      Mengamati komponen abiotiknya
3)      Mengamati komponen biotiknya
4)      Membuat kesimpulan secara singkat
  

 V.     Pembahasan

Pada pengamatan diatas adalah pengamatan Ekosistem perairan Buatan, yaitu kolam ikan. Maka
komponen penyusunya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan Ekosistem Perairan Alami yang ada
di laut. Komponen biotik pada ekosistem perairan di laut jauh lebih kompleks, ada berbagai jenis
macam ikan dan spesies lainya.

Ekosistem perairan buatan umumnya hanya hewan-hewan air yang dibudidayakan oleh pemiliknya
untuk suatu alasan tertentu. Yang biasanya untuk pemenuhan kebutuhan atau hanya sekedar hobi.
Di bawah ini contoh ekosistem perairan buatan :

Gambar 2.3. Ekosistem perairan buatan


VI.      Kesimpulan

Ekosistem perairan buatan sangat terbatas jumlah komponen biotiknya. Jika ekosistem darat
komponen abiotik yang paling utama adalah tanah, maka ekosistem perairan komponen abiotik
yang paling utama adalah air.

VII.     Jawaban Pertanyaan

Perbedaan antara ekosistem darat dengan ekosistem perairan :

  Komponen abiotik utama ekosistem darat adalah tanah, sedangkan komponen abiotik yang
utama pada ekosistem perairan adalah air.

  Penyusun komponen biotik pada ekosistem darat adalah makhluk hidup yang hanya bisa
bertahan hidup di daratan, sedangkan penyusun komponen biotik paada ekosistem perairan
merupakan makhluk hidup yang hidupnya di air dan ada pula makhluk hidup yang dapat hidup di
darat dan di air, yaitu hewan amfibi.

3.      Rantai Makanan, Jaring-jaring Makanan dan Piramida Ekologi

 I.     Tujuan

Menentukan rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida ekologi dalam ekosistem darat
dan ekosistem perairan.

 II.    Alat dan Bahan

1)      Alat tulis
2)      Lingkungan sekitar

 III.   Cara Kerja

Ekosistem darat:

1)      Memperhatikan data pada tabel 2.2 dan 2.4. kemudian membuat bagan rantai makanan
2)      Menentukan jenis hewan pertama sebagai konsumen
3)      Membuat  bagan rantai makanan
4)      Membuat jaring-jaring makanan
5)      Mengelompokkan Komponen biotiknya menurut tingkat trofiknya
6)      Membuat bagan piramida ekologi

Ekosistem perairan :

1)      Membuat bagan rantai makanan dan jaring-jaring makanan berdasarka tabel.2.6


2)      Mengelompokkan komponen biotik ke dalam tingkat trofik
3)      Membuat bagan piramida ekologi
4)      Membuat kesimpulan mengenai rantai makanan

 IV.    Hasil Pengamatan

1)      Ekosistem Darat

Rantai makanan 1 :

       Rumput Ilalang           Belalang              Katak    Burung

Rantai Makanan 2 :

       Padi               Ulat             Ayam Ular

Rantai Makanan 3 :

      Daun             Belalang           Katak Ular

Bagan Jaring-jaring makanan pada ekosistem darat.


Bagan Piramida Ekologi pada Ekosistem Darat

2)      Ekosistem Perairan

Rantai makanan 1 :

       Lumut              Ikan Lele                  Manusia


Rantai makanan 2 :

       Lumut             Ikan Nila              Manusia

Rantai makanan 3 :

      Lumut               Ikan Mas             Manusia

 Bagan Jaring-jaring Makanan pada Ekosistem Perairan

Tabel Tingkat Trofik biotik pada Ekosistem Perairan


Piramida ekosistem perairan

 V.            Pembahasan

Dalam Ekosistem ada rantai makanan yaitu hubungan makan dan dimakan antara makhluk hidup
yang satu dengan yang lainnya. Sebuah Ekosistem akan seimbang dan terjaga kelestariannya
apabila jumlah produsen lebih banyak dibandingkan dengan Konsumen tingkat 1, konsumen tingkat
1 harus lebih banyak dibandingkan dengan konsumen tingkat 2 dan seterusnya. Struktur trofik
tertinggi dari pengamatan di atas adalah Ular dan Burung Elang pada Ekosistem darat. dan manusia
pada ekosistem perairan.

VI.            Kesimpulan

Rantai makanan, jaring-jaring makanan ,dan piramida makanan merupakan satu kesatuan berturut-
turut yang tidak dapat di pisahkan. Dimana Rantai makanan adalah bagian dari jaring-jaring
makanan. Terbentuknya piramida ekologi karena adanya jaring- jarring makanan.

VII.            Jawaban Pertanyaan

a)      Komponen yang sama yang terdapat dalam ekosistem darat dan perairan adalah komponen
abiotik, yaitu air, tanah dan udara. Hanya saja pada ekosistem darat jumlah komponen airnya lebih
sedikit dibandingkan ekosistem perairan.

b)      Ekosistem darat dan ekosistem perairan yang paling banyak komponen biotiknya adalah
ekosistem darat, karena jenis Makhluk hidupnya lebih komplek.
PRAKTIKUM II : PENCEMARAN LINGKUNGAN

Percobaan 1 : Pengaruh Deterjen terhadap Pertumbuhan Akar Bawang Merah

A. Tujuan
Mengamati pengaruh deterjenterhadap pertumbuhan akar bawang merah
B. Alat dan Bahan
1. Neraca analitik 1 buah.
2. Tabung reaksi 14 buah.
3. Rak tabung reaksi 1 buah
4. Gelas kimia 1000 mL7 buah
5. Pengaduk 7 buah
6. Mistar dengan skala mm 1 buah
7. Kertas untuk label secukupnya
8. Air ledeng/air PDAM secukupnya
9. Bawang merah 14 siung
10. Deterjen serbuk 1 gram.
C. Cara Kerja
1. Sediakan larutan deterjen serbuk 100%, pengenceran 50%, pengenceran 25%,
pengenceran 12,5%, pengenceran 6,25%, pengenceran3,1%sertakontrol yang berupa air
ledeng/PDAM saja. Lalu simpan larutan yang telah diberi label sebagai berikut.
a) Label I = 100%
b) Label II = 50%
c) Label III = 25%
d) Label IV = 12,5%
e) Label V = 6,25%
f) Label VI = 3,1%
Label kontrol = air ledeng/PDAM
2. Cara menyediakan larutan
a) Larutkan satu gr deterjen serbuk ke dalam air ledeng/PDAM hingga 1000 mL.
Kemudian beri label 100%
b) Ambil 500 mL larutan deterjen 100%, lalu tambahkan air ledeng/PDAM hingga
1000 mL. Kemudian beri label 50%
c) Ambil 500 mL larutan deterjen 50%, lalu tambahkan air ledeng/PDAM hingga
1000mL. Kemudian beri label 25%
d) Ambil 500 mL larutan deterjen 25%, lalu tambahkan air ledeng/PDAM hingga 1000
mL. Kemudian beri label 12,50%
e) Ambil 500 mL larutan deterjen 12,50%, lalu tambahkan air ledeng/PDAM hingga
1000 mL. Kemudian beri label 6,25%
f) Ambil 500 mL larutan deterjen 6,25%, lalu tambahkan air ledeng/PDAM hingga
1000mL. Kemudian beri label 3,10%
3. Sediakan bawang merah berukuran sama yang memiliki diameter hampir sama dengan
diameter lubang tabung reaksi berjumlah 14 buah. Kupas kulit epidermis untuk
menghindari bahan kimia tersisa yang terdapat di kulit epidermis tersebut. Kupas juga
bagian akar primordial yang berwarna kecoklatan dari bawang merah tersebut. Hati-hati
agar lingkaran primordial itu tetap tersisa untukpertumbuhan akar.
4. Isikan larutan deterjen yang sudah disediakan kedalam tabung reaksihingga penuh.
Setiap kosentrasi larutan yang sama diisikan kedalam dua tabung reaksi.
5. Letakkan bawang merah dengan posisi calon akar primordial terletak dibawah hingga
menyentuh larutan deterjen.
6. Letakkan pula bawang merah dengan posisi yang sama dengan bawang merah lain
diatas tabung kontrol (yang hanya berisi air ledeng/PDAM).
7. Amati pertumbuhan akarnya setiap 24 jam, bila larutannya tampak berkurang
tambahkan lagi hingga penuh.
8. Setelah 72 jam, angkat bawang merah tersebut lalu hitung panjang akarnya. Rata
ratakan panjang akar yang diperoleh untuk setiap perlakuan. Bila ada panjang akar yang
mencolok perbedaannya diabaikan (tidak usah dirata-ratakan). Tuliskan hasil
pengamatan pada tabel 2.9.
9. Hitung hambatan pertumbuhannya untuk setiap kosentrasi larutan dengan menggunakan
rumus :

IG = Rata-rata pajang akar kontrol – Rata-rata panjang akar


konsentrasi X 100%
Rata-rata panjang akar control

10. Buatlah grafik IG 50/hambatan pertumbuhannya pada Grafik 2.1 dalam lembar kerja.
Pengaruh Deterjen Terhadap Akar Bawang Merah
Sediakan alat dan bahan uji
Buat larutan sesuai petunjuk dan beri label pada masing – masing tabung reaksi

A. KEGIATAN PRAKTIKUM 2 : PENCEMARAN LINGKUNGAN

1. Judul Percobaan : Pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan akar bawang merah


a. Hasil pengamatan
b. Pembahasan
Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat menyebabkan meningkatnya
lingkungan kebutuhan hidup manusia. Antara lain kebutuhan akan pangan, pemukiman,
pendidikan, rekreasi, dan kebutuhan lain. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dimilikinya. Manusia telah memperoleh manfaat tersebut ternyata juga dapat
menyebabkan timbulnya masalah-masalah baru. Masalah baru ini dapat mengancam
keseimbangan ekosisitem (lingkungan) termasuk manusia, hewan, dan tumbuhan yang
hidup di dalamnya.

c. Kesimpulan
Dalam kegiatan praktikum ini dapat menunjukkan satu bentuk pencemaran
perairan yang dapat diakibatkan oleh produk industry yang banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari yaitu deterjen serbuk. Deterjen dalam kadar tertentu dapat
mengganggu kehidupan organism target maupun non target.

d. Jawaban pertanyaan
1) Larutan deterjen minimum yang menghentikan proses pertumbahan akar yaitu
100%

2. Judul percobaan : Pengaruh deterjen terhadap perkecambahan


a. Hasil pengamatan
b. Pembahasan
Pencemaran lingkungan menimbulkan banyak kerugian bagi manusia serta lingkungan.
Ada 4 tahap pencemaran
1.      Pencemaran tidak menimbulkan kerugian, dilihat dari kadar dan waktu.
2.      Pencemaran yang mulai menimbulkan gangguan pada komponen ekosistem
3.      Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi yang fatal.
4.      Pencemaran yang menimbulkan kematian, dari kadar yang tinggi.

c. Kesimpulan
Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa kecambah pada kadar konsentrasi
tertentu (rendah) masih bisa mengalami pertumbuhan walaupun ada hambatan, tetapi
pada konsentrasi tinggi kecambah tumbuh namun tidak mengalami pertumbuhan dan
pada akhirnya akan mati.

d. Jawaban pertanyaan
1) Fungsi larutan 0 (control) : Sebagai pembanding dengan onsentrasi larutan deterjen
dan sebagai bukti bahwa larutan 0 (kontrol) adalah larutan yang paling baik dalam
pertumbuhan karena tidak mengandung deterjen.
2) Jika pada larutan 0 (control) ada kacang hijau yang mati, mungkin kacang hijau
tersebut bukan bibit unggul (mandul).
Lampiran
DAFTAR PUSTAKA

Sumardi,yosaphat,dkk (2009).Konsep Dasar IPA Di SD. Modul 5.Jakarta: Universitas Terbuka.

Maman Rumanta, dkk (2021) praktikum IPA di SD. Modul 2. Jakarta: Universitas Terbuka.

Ichan,M.dkk.(2001).Ilmu kesehatan dan Gizi.Jakarta :Universitas Terbuka.

Saktionon. 2006. Seribu Pena Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Erlangga. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai