Anda di halaman 1dari 3

1.

Pembentukan masyarakat

Manusia merupakan makhluk sosial karena itu adalah fitrah dari Allah. Manusia membutuhkan
manusia lain di sekelilingnya. sehingga terjadi adanya interaksi antara individu atau kelompok lainnya,
dan memiliki hubungan yang bersifat dinamis, serta unsur yang sama yang kemudian mempersatukan
individu atau kelompok dan kemudian terciptalah kebiasaan dan menjadikannya suatu budaya
didalamnya, kelempok inilah yang nantinya disebut masyarakat.

Berikut ayat – ayat yang menyebutkan fitrah manusia sebagai makhluk social :

Maka, Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), “Sesungguhnya Aku tidak
menyia-nyiakan perbuatan orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan,
(karena) sebagian kamu adalah (keturunan) dari sebagian yang lain. Maka, orang-orang yang berhijrah,
diusir dari kampung halamannya, disakiti pada jalan-Ku, berperang, dan terbunuh, pasti akan Aku hapus
kesalahan mereka dan pasti Aku masukkan mereka ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai sebagai pahala dari Allah. Di sisi Allahlah ada pahala yang baik.” (QS, Ali – Imran : 195)

Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan.
Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti. (QS, Al – Hujuraat : 13)

Sumber : MKDU4221/Modul 3.4 – 3.6

https://brainly.co.id/

2. prinsip masyarakat madani :

Keadilan

Keadilan adalah tindakan yang tidak berdasarkan kesewenang-wenangan, menjaga hak – hak orang lain.

a. Tidak berat sebelah atau tidak memihak ke salah satu pihak.

b. Memberikan sesuatu kepada setiap orang sesuai dengan hak dan kewajibannya yang harus
diperolehnya.

c. Mengetahui hak dan kewajiban, mengerti mana yang benar dan mana yang salah, bertindak jujur dan
tepat menurut peraturan atau syarat dan kaidah yang telah ditetapkan.

d. Tidak sewenang-wenang, kejam dan maksiat atau berbuat dosa.


e. Orang yang berbuat adil, kebalikan dari fasiq (orang yang tidak mengerjakan perintah).

uatu tatanan kehidupan berbangsa bermasyarakat dan bernegara.

Sumber : https://www.ejournal.warmadewa.ac.id

Supremasi hukum
Supremasi hukum adalah cara untuk menegakkan ketentuan hukum yang adil, dan digunakan
untuk melindungi masyarakat.
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada pemiliknya. Apabila kamu
menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu tetapkan secara adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang paling baik kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat. (QS, AN – Nissa : 58)

Sumber : MKDU4221/Modul 3.10 – 3.11

https://news.detik.com

Egalitarianisme

Egalitarianisme, artinya persamaan , masyarakat madani tidak melihat keutamaan atas dasar
keturunan, ras, etnis, dan lainnya melainkan melihat atas dasar prestasi.

Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan.
Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti. (QS, Al – Hujuraat : 13)

Pluralisme
diwujudkan untuk bersikap toleran dan saling menghormati di antara sesama anggota yang berbeda
seperti , perbedaan etnis, suku bangsa, maupun Agama. Disebutkan dalam Al – Quran :
Seandainya Tuhanmu menghendaki, tentulah semua orang di bumi seluruhnya beriman. Apakah engkau
(Nabi Muhammad) akan memaksa manusia hingga mereka menjadi orang-orang mukmin? (QS, Yunus :
99)

Pengawasan sosial
Pengawasan sosial adalah suatu keinginan demi kebaikan Bersama dimana merupakan suatu usaha dan
landasan bagi terwujudnya kebaikan Bersama secara logis dan terbuka dalam pandangan positif.
(Ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari tulang punggung anak cucu Adam, keturunan mereka dan
Allah mengambil kesaksiannya terhadap diri mereka sendiri (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini
Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami melakukannya) agar
pada hari Kiamat kamu (tidak) mengatakan, “Sesungguhnya kami lengah terhadap hal ini,” (QS, Al –
A’raaf : 172)

3. sikap umat beragama mewujudkan masyarakat Madani


Dalam mewujudkan masyarakat Madani, umat beragama yang beragam seperti di Indonesia
haruslah mencipatakan keharmonisan antar umat beragama, tidak menghina, tidak mencaci, tidak merasa
kelompok agamanya lah yang paling benar di kehidupan masyarakat, karena kebenaran itu hanya menurut
Allah bukan dilihat dari kacamata manusia.
Menumbuhkan sikap toleransi di tengah masyarakat yang terdiri dari beragam umat (Agama),
“Untukmu agamamu, dan untukkulah agamaku"
Memperkuat sikap saling menolong, gotong royong di kehidupan masyarakat dalam menciptakan
lingkungan yang aman dan bersih (sehat).

Anda mungkin juga menyukai