Kelompok 4
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ”Pengendalian
Mikroorganisme (PMO) Metode Kimia” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Mikrobiologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Pengendalian Mikroorganisme (PMO) secara Kimia
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Panca Nugrahini F.N, S.T., M.T selaku
dosen mata kuliah Mikrobiologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.Kami
menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demikesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar i
Daftar isi ii
BAB 1 Pendahuluan
A. Latar belakang 1
B. Capaian Pembelajaran 2
C. Tujuan Umum 2
D. Tujuan Khusus 3
BAB II ISI
Pengertian Pengendalian Mikroorganisme.......................................2
Pengendalian Mikroorganisme secara kimia......................................5
A. Istilah- istilah dalam PMO
kimia........................................................................5
B. Karakterisasi ideal zat kimia...............................................10
C. Kelompok disinfektan dan antiseptic......................................14
D. Kelompok sterilan..........................................................22
E. Managemen antiseptic......................................................27
A. Kesimpulan 29
DAFTAR PUSTAKA
30
i
1.1Tujuan BAB 1
PENDAHULUAN
1
1. PENGERTIAN PENGENDALIAN MIKROORGANISME
2
populasi mikroba. Pengendalian tersebut dapat dilakukan dengan cara
3
mematikan mikro-organisme, menghambat pertumbuhan dan metabolismenya,
atau secara fisik menyingkirkannya. Cara pengendalian mana yang digunakan
tergantung kepada keadaan yang berlaku pada situasi tertentu.
4
yang terkena. Istilah-istilah ini meliputi desinfektan, antiseptic,
agen bakteriostasis, bakterisida, germisida, sporisida, virisida, fungisida,
dan preservative (pengawet). (Anonim. 2006).
2. Desinfeksi
5
ciri-cirinya
6
(misalnya perbedaan jenis, spora, dan kapsul) dan keadaan medium
yang mengelilinginya.
1. Antiseptis
2. Sterilisasi
3. Bakteriostatis
4. Asepsis
Kondisi ketiadaan patogen pada suatu obyek atau daerah. Teknik aseptik
dirancang dengan tujuan untuk mencegah masuknya patogen ke dalam tubuh.
Filtrasi udara, sinar UV, penggunaan masker, sarung tangan, dan
sterilisasi peralatan merupakan keseluruhan faktor yang dibutuhkan untuk
mencapai asepsis.
5. Status Fisiologis
7
Endospora clostridiumbotulinom tinggal dibawah tanah.
6. Lingkungan
•Sterilisasi.
•Disinfektan.
Adalah suatu bahan, biasanya zat kimia, yang mematikan sel vegetatif tetapi
belum tentu mematikan bentukbentuk spora mikroorganisme penyebab
penyakit, disebut disinfektan. Istilah ini pada umumnya dipakai untuk
substansi yang digunakan terhadap benda mati.
•Disinfeksi
•Antiseptik.
•Bahan sanitasi.
Suatu bahan yang mengurangi populasi mikrobe sampai pada batas yang
8
dianggap aman menurut persyaratan kesehatan masyarakat, disebut
bahan sanitasi. Biasanya merupakan bahan kimia yang mematikan 99,9 persen
bakteri yang sedang tumbuh. Bahan sanitasi biasanya digunakan terhadap
benda mati dan pada umumnya dipergunakan dalam pemeliharaan sehari-hari
peralatan serta perkakas di pabrik-pabrik persusuan dan pangan, juga untuk
gelas, piring dan alat-alat makan di restoran. Proses disinfeksi akan
menghasilkan sanitasi (kebersihan); namun menurut arti yang tepat, sanitasi
ialah keadaan yang bersih, yang tidak selalu mengimplikasikan disinfeksi.
•Germisida (Mikrobisida).
Suatu bahan yang mematikan sel-sel vegetatif tetapi tidak selalu mematikan
bentuk-bentuk spora resisten (kebal) kuman, disebut germisida (mikrobisida).
Di dalam prakteknya, germisida hampir sama dengan disinfektan, tetapi
germisida pada umumnya digunakan terhadap semua jenis kuman
(mikroorganisme) untuk penerapan yang mana saja.
•Bakterisida.
•Bakteriostasis.
•Bahan Antimikrobial.
9
Beberapa bahan antimikrobial digunakan secara khusus untuk mengobati
infeksi. Ini disebut bahan terapeutik.
•Bakterin
Vaksin yang dibuat dari bakteri yang mati, dandapat menimbulkan kekebalan
pada tubuhterhadap penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri jenis itu.
•Bakteriosilin
Anti bodi yang terbentuk dalam darah dan dapat menghancurkan bakteri.
•Bakteriolisis
•Bakteriostat
adalah substansi atau agen atau bahan yang menghambat pertumbuhan atau
perkembangbiakan bakteri, misal golongan sulfonamida.
•Bakterisidal
•Bakteriuria
•Septikemia
•Germicidal
adalah istilah yang umum digunakan sebagai bahan yang dapat mengurangi
dan menghilangkan mikroorganisme
•Sporosida
•Fungisida; Fungistatik
•Virusida;
1
Virustatik ditujukan untuk virus
Banyak zat-zat kimia yang dewasa ini digunakan untuk membunuh atau
mengurangi jumlah mikroba, terutama yang patogen. Pengendalian secara
kimia umumnya lebih efektif digunakan pada sel vegetatif bakteri, virus dan
fungi, tetapi kurang efektif untuk menghancurkan bakteri dalam
bentuk endospora. Oleh karena tidak ada bahan kimia yang ideal atau dapat
digunakan untuk segala macam keperluan, maka diperlukan beberapa hal
dalam memilih dan menggunakan senyawa kimia untuk tujuan tertentu, yaitu:
b. Kelarutan, artinya senyawa ini bisa larut dalam air atau pelarut
lain, sampai pada taraf yang diperlukan secara efektif.
Sifatnya:
a. Tidak bersifat toksik bagi manusia maupun hewan lain, artinya senyawa
ini bersifat letal bagi mikroba dan tidak berbahaya bagi manusia maupun
hewan lain.
c. Ketersediaan dan biaya, senyawa itu harus tersedia dalam jumlah besar
dengan harga yang pantas.
d. Sifat bahan harus serasi , yaitu zat kimia yang digunakan untuk
disinfeksi alat-alat yang terkontaminasi tidak baik digunakan untuk kulit
karena dapat merusak sel kulit.
1
1. Agen kimia yang merusak membran sel mikroba : Golongan Surfaktans
(Surface Active Agents), yaitu golongan anionik, kationik dan nonionik.
2. Waktu kontak. Semakin lama bahan tersebut kontak dengan bahan yang
disterilkan maka hasilnya akan semakin baik.
3. Sifat dan jenis mikroba. Mikroba yang berkapsul dan berspora lebih
resisten dibandingkan yang tidak berkapsul dan tidak berspora.
1
Syarat Bahan Kimia yang digunakan untuk mengendalikan mikroba
2. Tipe mikroba
3. Keadaan lingkungaN
2. Alcohol
5. Detergen
7. Aldehid
1
8. Gas kemoseterilisator
Fenol (asam karbolat) pertama kali digukan oleh Joseph Lister 1865.
Mekanisme kerja:
•Mendenaturasi protein
2. pH alkali
• 0.5% dalam bentuk asam karbolat, Lisol 3%, domestos 1% bahan-bahan ini
banyak digunakan sebagai disinfektan.
1
Senyawa gol ini adalah FLOUR, KLOR, BROM dan YODIUM. Klor dan
Yodium paling luas penggunaannya. Yodium efektif terhadap bakteri, spora,
jamur dan virus. Yodum tinktur dapat dibuat dengan mencampur 2% yodium,
2% Na. yodida atau K Yodida dalam 50% alkohol. Yodium sering digunakan
untuk mendisinfeksi kulit sebelum operasi. KLOR DAN PERSENYAWAANNYA.
Kalsium hipoklorit (CaOCl2) dan Natrium hipokorit NaOCl adalah nama lain dari
KAPORIT. PADA KONSENTRASI 1% natrium hipoklorit banyak digunakan sebagai
disinfektan alat rumah tangga, sedangkan 5 – 12% digunakan
sebagai PEMUTIH DAN DISINFEKTAN dalam industri pengolahan susu dan
pangan.
5. Detergen
2. DETERGEN KATIONIK.
Sifat detergennya terletak pada kationnya yang bersifat BASA. Detergen ini
berbentuk serbuk atau tepung seperti attack, rinso, Daia dll.
6. Ammonium Kuartener
1
Bersifat bakterisidal yang baik terhadap bakteri gram negatif, cendawan
dan protozoa, tetapi tidak pada virus. Contoh dengan merek dagang : Zephiran,
Phemerol dan Ceepryn. Banyak digunakan sebagai antiseptik antiseptik kulit
dan sanitasi sanitasi perusahaan perusahaan pangan, pangan, industri
susu, restoran dll.
7. Aldehid
1. Glutaraldehid:
2. Formaldehid.
Bahan plastik yang tidak tahan panas dan kelembaban tingi, dapat
diseterilkan dengan gas ini. Pada suhu 10.8°C berbentuk cair, sedangkan di
atas suhu tersebut akan mudah menguap. Uap Etilenoksida sangat mudah
terbakar, meledak dan beracun meski dalam konsentrasi rendah. Untuk
menghindari , dapat dicampurkan karbondioksida atau diklorofluometan
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/844/4/Chapter%202.pdf
1
1. Antiseptik
1
Senyawa yang dapat membunuh ataupun mencegah pertumbuhan jasad
renik (mikroorganisme). Antiseptika biasa digunakan terhadap jaringan
tumbuh yang hidup. Dalam penggunaannya biasanya dalam kadar yang rendah,
hal ini dimaksudkan untuk menghindari kerusakan pada jaringan. Penggunaan
antiseptic dalam kadar tinggi dapat membunuh sel-sel kuman maupun jaringan
pada individu yang tekena. Sedangkan dalam konsentrasi rendah antiseptika
hanya menghambat pertumbuhan bakteri-bakteri patogen (bakteriostatik).
2. Efektivitas
1
2. Jenis-jenis Antiseptik
1
Jenis-jenis
b. Alkohol
2
c. Yodium
d. Hidrogen Peroksida
2
Obat merah kini tidak dianjurkan, bahkan dilarang di banyak negara maju, karena
kandungan merkurinya dapat berbahaya bagi tubuh.
Garam merkuri
Senyawa ini yaitu antiseptik yang sangat kuat. Merkuri klorida (HgCl)
bisa dipergunakan sbg mencuci tangan dengan perbandingan dalam cairan
1:1000. Senyawa ini bisa membunuh nyaris semua jenis bakteri dalam
beberapa menit. Kelemahan dari senyawa ini yaitu berkemungkinan mulia
mengiritasi jaringan karena daya kerja antimikrobanya yang sangat kuat.
Asam Borat
Asam Borat yaitu antiseptik lemah, tidak mengiritasi jaringan. Zat ini
bisa dipergunakan secara optimum kala dilarutkan dalam cairan dengan
perbandingan 1:20.
Triclosan
Triclosan yaitu antiseptik yang efektif dan populer, bisa ditemui dalam
sabun, obat kumur, deodoran, dan sbgnya. Triclosan mempunyai
daya antimikroba dengan spektrum lapang (dapat melawan bermacam jenis
bakteri) dan mempunyai sifat toksisitas minim. Mekanisme kerja triclosan
yaitu dengan menghambat biosintesis lipid sehingga membran mikroba
kehilangan daya dan fungsinya.
3. Desinfektan
2
ataupun ternak yang diduga mengidap penyakit menular. Kadang-kadang
penggunaan disinfektan dengan cara dicampur air panas, kemudian
disemprotkan ke dalam ruangan-ruangan pengelolaan susu, daging,
ataupun dalam kandang suatu peternakan. Sanitizer juga sering digunakan
untuk mengurangi jumlah kuman.
o Kecepatan penghambat
o Sifat lain (tidak mahal, aktivitasnya tetap dalam waktu lama, larut
dalam air dan stabil dalam larutan)
Efektivitas
4. Macam-macam desinfektan
Klorin
2
bila terpapar senyawa organik tertentu.
Iodin
Alkohol
Amonium Kuartener
Formaldehida
2
efektif sekitar 8%. Formaldehida merupakan disinfektan yang bersifat
karsinogenik pada konsentrasi tinggi namun tidak korosif terhadap metal,
2
mampu mengakibatkan iritasi pada mata, kulit, dan pernapasan. Senyawa ini
mempunyai daya inaktivasi mikroba dengan spektrum lapang. Formaldehida
juga mampu terinaktivasi oleh senyawa organik.
Kalium permanganat
Fenol
2
Contoh : formaldehida
d. Kelompok halogen
- Khlorin : tuberkulosidal
e. Kelompok fenol
Keuntungan: aktifitasnya tidak hilang dalam bahan organik, sabun. Ataupun air
sadah, meninggalkan efek residu jika kering
Sumber
2
https://www.scribd.com/document/134658102/Antiseptik
http://p2k.itbu.ac.id/ind/1-3064-2950/Disinfektan_27766_itbu_p2k-itbu.html
8. Larutan stabil
D. KELOMPOK STERLAN
Metode Kimiawi
2
dibilang metode kimiawi menjadi metode yang paling awal dilakukan dalam
sterilisasi. Setelah menggunakan metode kimiawi, terkadang masih banyak
yang memutuskan untuk melakukan metode lainnya sebagai pelengkap agar
alat media semakin bersih.
SECARA FISIKA
a. Pendidihan
Pendidihan 100oC selama 30 menit dengan cara merebus bahan yang akan
disterilkan (memerlukan waktu lebih banyak di ketinggian). Membunuh semua
mikroorganisme yang patogen maupun non patogen kecuali beberapa
endospore dan dapat menonaktifkan virus.
2
b. Pasteurisasi
c. Tyndalisasi
d. Autoklaf
Autoklaf adalah alat sterilisasi yang mempergunakan uap dan tekanan yang
diatur. Autoklaf merupakan ruang uap berdinding rangkap yang diisi dengan
uap jenuh bebas udara dan dipertahankan pada suhu serta yang ditentukan
selama periode waktu yang dikehendaki. Bahan-bahan dipanaskan sampai
121°C selama 15-20 menit pada tekanan uap 15 pon per inci persegi. Uap air
jenuh memanaskan bahan-bahan tadi sehingga dengan cepat disterilkan
dengan melepaskan panas yang laten. Dengan kondensasi sejumlah 1600 ml
uap pada
100 °C dan tekanan 1 atmosfir, akan terjadi embun sejumlah 1 ml
dengan melepaskan 518 kalori. Air yang mengembun tadi akan menyebabkan
keadaan lembab yang cukup utuk membunuh kuman. Autoklaf dipergunakan
untuk mensterilkan pembenihan, barangbarang dari karet, semperit, baju,
pembalut dan lainlain.
Umumnya mikroorganisme hanya tumbuh sangat sedikit atau tidak sama sekali
pada suhu 0° C. Makanan akan tahan lama jika disimpan di temperatur rendah
untuk memperlambat laju pertumbuhan dan pembusukan akibat adanya
mikroorganisme (misalnya susu). Tetapi suhu rendah tidak berarti bebas
3
bakteri.
3
3. Pengeringan (pengangkatan H2O)
a. Jenis mikroorgaanisme
4. Radiasi
Praktek ini dapat digunakan untuk pasteurisasi jus buah dengan mengalirkan
jus di atas sumber cahaya ultraviolet intensitas cahaya tinggi. Sistem UV untuk
penggunaan air tersedia pribadi, perumahan dan komersial untuk dapat
digunakan dalam pengendalian bakteri, virus dan kista protozoa.
1. Radiasi Ultraviolet
a. Denaturasi protein
b. Kerusakan DNA
3
e. Merangsang pembentukan kolisin pada kuman kolisigenik dengan merusak
penghambatnya di dalam
sitoplasma.
2. Cahaya Ultraviolet
Dipergunakan untuk :
a. Membunuh mikrooganisme
4. Filtrasi
a. Filter bakteriologis
3
Berkefeld (dari fosil diatomae), Chamberland (dari porselen), Seitz (dari asbes)
dan seluosa.
b. Filter udara
Filter udara berefisiensi tinggi untuk menyaring udara berisikan partikel (High
Efficiency
SECARA KIMIA
1. Antimikroba
a. Antiseptik
Antiseptik cukup berbahaya jika digunakan pada kulit dan selaput lendir, dan
tidak boleh digunakan secara internal. Contohnya seperti merkuri, perak
nitrat, larutan yodium, dan deterjen.
b. Desinfektan
pada benda mati seperti meja, lantai, peralatan, dll. Efeknya terhadap
permukaan benda atau bahan juga berbeda-beda. Ada yang serasi dan ada
yaang bersifat merusak.
3
2. Pengawet
3. Antibiotik
a) Antibiotik sintetik
b) Antibiotik Alami
c) Antibiotik semisintetik
E. MANAGEMEN ANTISEPTIK
3
- Zat ini dapat menghancurkan mikroorganisme yang bermuatan kuman
penyakit tanpa membayahakan jaringan tubuh.
3
implantasi primer maupun penyelamatan perangkat keras yang terinfeksi.
2. Kerusakan Sitoplasma
JENIS-JENIS ANTISEPTIK
- Garam merkuri
- asam borat
- ticlosan
https://www.scribd.com/presentation/473029887/Pengendalian-
mikroorganisme-PMO-secara-kimia
BAB III
KESIMPULAN
3
disinfektan, disinfeksi, antiseptik, bahan sanitasi, germisida, bakerisida,
bakteriostatis, bahan anti mikrobial, dan lain- lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/844/4/Chapter%202.pdf
http://p2k.itbu.ac.id/ind/1-3064-2950/Disinfektan_27766_itbu_p2k-itbu.html
https://www.scribd.com/presentation/473029887/Pengendalian-
3
mikroorganisme-PMO-secara-kimia