RANCANG BANGUN
MESIN PENEPUNG GAPLEK TIPE CACAH
Disusun oleh :
Alfonsius L. Bantun
Nim : 1723724167
Skripsi ini telah di uji padatanggal :...............2023
Disetujui oleh :
Mengetahui :
Rancang bangun mesin penepung gaplek tipe cacah ini bertujuan untuk
mempermudah proses pengerjaan penepungan khusunya penepungan gaplek.
Sampai saat ini pengerjaan penepungan di beberapa daerah di kupang, NTT masih
menggunakan peralatan sederhana yang cukup menguras tenaga. Pada daerah lain
diluar NTT juga dikembangkan teknologi pengolah gaplek. Salah satu teknologi
yang dimanfaatkan masyarakat adalah mesin penepung tipe piringan (Disk mill).
Kekurangan dari alat ini adalah gaplek harus dicacah terlebih dahulu sebelum
dilakukan penggilingan. Selain itu kuantitas gilingnya juga relatif sedikit , oleh
karena itu penulis mendapatkan ide untuk membuat mesin penepung gaplek yang
bekerja lebih maksimal dengan kuantitas yang mumpuni.adapun tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk membuat mesin penepung gaplek
yang efisien dalam penepungan. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu
penelitian dan pengembangan atau research and development ( R&D). Pada
teknologi penepung gaplek tipe cacah memiliki spesifikasi panjang 800 mm, lebar
310 mm dan tinggi 1150 mm. Selain itu teknologi penepung gaplek tipe cacah
mempunyai dua poros berdiameter 30 mm yang digerakan menggunakan motor
bensin 5 hp. Kinerja dari teknologi penepung gaplek tipe cacah yakni mampu
menghasilkan kapasitas penepung 1,69 kg/menit dengan jumlah mata pisau 7
terhadap jarak antar pisau cacah 30 mm.
The design of this chopped cassava flour machine aims to facilitate the
processing of cassava flour, especially cassava flour. Until now, the siege
work in several areas in Kupang, NTT, still uses simple equipment which is
quite labor intensive. In other areas outside NTT, cassava processing
technology has also been developed. One of the technologies utilized by the
community is the disk mill. The disadvantage of this tool is that cassava must
be chopped before milling. In addition, the quantity of milled rice is relatively
small, therefore the author got the idea to make a cassava flour machine that
works more optimally with a sufficient quantity. The goal to be achieved in
this research is to make a cassava flour machine that is efficient in flouring.
The method used in this research is research and development (R&D). In
cassava flour technology, the chopped type has a specification of 800 mm in
length, 310 mm in width and 1150 mm in height. In addition, the cassava-type
penepung technology with a cacah type has two shafts with a diameter of 30
mm which are driven using a 5 hp gasoline motor. The performance of
chopped cassava cutting technology is capable of producing a cutting
capacity of 1.69 kg/minute with 7 blades and 30 mm spacing between
chopping blades.
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
hikmat dan rahmat-Nya kepada kita, khususnya kepada penulis sehingga skripsi
dengan judul : “Rancang Bangun Mesin Penepung Gaplek Tipe Cacah”, dapat
terselesaikan dengan baik.
Kupang,…..………..2023
Dimana :
ṁ= laju alir massa (kg/s)
A = luas lubang pada saringan (mm²)
v = kecepatan jatuh partkel melewati saringan (m/s)
b) Kuantitas aktual penepungan
Kuantitas aktual penepungan dihitung untuk mengetahui
kemampuan mesin untuk menggiling cacahan gaplek hingga menjadi
tepung pada keadaan aktual. Kuantitas penepungan merupakan nilai
kuantitas yang diperoleh sampai hasil cacahan gaplek benar-benar
menjadi tepung yang halus. Penepungan dapat diperolek dengan
persamaan:
m
Ka=
t
Dimana :
Ka = kuantitas penepungan mesin (kg/jam)
m = Massa bahan (kg)
t = Waktu penepungan (jam)
c) Efisiensi penepungan
Efisiensi mesin dihitung dengan menggunakan persmaan
sebagai berikut:
Ka
Ƞ= x 100%
Kt
Dimana :
Ƞ = Efisiensi penepungan
Ka = kuantitas aktual penepungan (kg/jam)
Kt = kuantitas teoritis penepungan (kg/jam)..........(Agus Haryanto)
Keterangan gambar :
Unit 1 : Unit cacah gaplek
Unit 2 : Unit penepung
σ c > σ g ..........................................................................Direncanakan
Pada ruang penepung bekerja gaya gesek gigi (Fp) terhadap cacahan
gaplek. Gaya gesek dari gigi-gigi penepung yang menghasilkan tegangan
geser(τ¿ ¿ g)¿ terhadap cacahan gaplek. Hal ini menghasilkan tepung
gaplek tersebut.
3.5.2 Perancangan dan Perencanaan Komponen-komponen Mesin Penepung
Gaplek Tipe Cacah
(d)
(l)
(L)
(P) (p)
a. Putaran pisau
4
3
L
p1
p2
R P
ds =
[ 5,1
]
K . C . T 1/3 .............(Sularso dan Kyokatsu Suga, 2004: 8)
a2 t b
Keterangan :
K t = faktor koreksi tumbukan 2
C b =faktor koreksi lenturan 2, {harganya antara 1,2 – 2,3, jika
diperkirakan tidak akan terjadi pembebanan lentur maka diambil = 2,0}
(Sularso dan Kyokatsu Suga, 2004: 8)
(P)
(R)
(L)
(T)
(p)
(D)
(d)
(R) (P)
(P)
(L)
c1
b1 d1
a1
140 mm 60mm
100 mm
135 mm 50 mm
(Sumber:Heman Wantho)
Tabel 3.3:.nilai y :
0,5 0,75 1 1,5 2 2,5 3 4 5 6 8 10 12 15
2 0,6 0,5 0,3 0,1
3 1,0 0,9 0,8 0,5 0,25
Nilai
4 1,5 1,3 1,2 1,0 0,7 0,4 0,2
S y
5 1,9 1,8 1,6 1,4 1,1 0,9 0,6 0,1
7,5 3,0 2,8 2,7 2,4 2,2 1,9 1,7 1,2 0,6 0,1
10 4,0 3,9 3,8 3,6 3,3 3,0 2,8 2,2 1,7 1,2 0,2
15 6,2 6,1 5,9 5,7 5,3 5,2 5,0 4,4 3,9 3,4 2,4 1,2 0,3
20 8,5 8,2 8,1 7,8 7,5 7,3 7,0 6,5 6,0 5,5 4,5 3,4 2,4 0,8
(Sumber:Heman Wantho)
(Sumber:Heman Wantho)
1
c/1° = mm
1000
Keterangan :
S = tebal plat
R = radius lekukan
c/1° = faktor lekukan yang nilainya tergantung ketebalan plat pada
radius lekukan (tabel)
2 3 4 5 7,5 10 15 20
0,5 40 55 75 90 135 180 265 355
0,7 40 60 75 95 135 180 270 355
1 45 60 80 95 140 185 270 360
R 1,5 50 65 85 100 145 190 275 360
2 70 85 105 150 190 280 365
2,5 75 110 155 195 285 370
3 115 155 200 290 375
4 120 165 210 295 385
5 175 220 305 395
6 185 225 315 400
8 245 330 420
10 350 435
nilai c/1°
12 365 445
15 480
(Sumber: Heman Wantho)
ds=
[ 5,1
]
K . C . T 1/3 ........(Sularso dan Kyokatsu Suga, 2004: 8)
a2 t b
Keterangan :
K t = faktor koreksi tumbukan 2
C b =faktor koreksi lenturan 2,
{harganya antara 1,2 – 2,3, jika diperkirakan tidak akan terjadi
pembebanan lentur maka diambil = 2,0}
(Sularso dan Kyokatsu Suga, 2004: 8)
6. Momen Puntir Pada Poros (Mp) :
Mp=F . a (N/mm)
torak, kompresor.
sedang
(Sumber : Sularso,1997)
K=
2 p [
T 1+T 2 2 x T 2−T 1
+ +
2π ] p
. ............(R.S Khurmi & J.K
x
Gupta,2005)
Keterangan :
T1 = Jumlah gigi pada sprocket kecil
T2 = Jumlah gigi pada sprocket besar
p = Pitch
x = center distance
C. Panjang rantai dan Center Distance
Keterangan :
z1 = Jumlah gigi sprocket penggerak (buah)
z2 = Jumlah gigi sprocket yang digerakan (buah)
n1 = Putaran sprocket penggerak(rpm)
n2 = Putaran sprocket yang digerakan (rpm)
3. Rumus diameter rata – rata sprocket dapat dihitung sebagai
berikut :
a. Untuk sprocket penggerak
P
Dp = 180
sin( )
z1
Keterangan :
Dp = Diameter rata – rata sprocket (mm)
2. Tegangan Maksimum
Tegangan maksimum yag diterima rangka dapat dihitung dengan
rumus :
Fr
σ max= ......................................................... ( G.Neiman,1991)
A
Keterangan :
σ max : tegangan (N/mm²)
Fr : gaya maksimum rangka (N)
A : luas penampang rangka (mm²)
3. Luas penampang batang
Keterangan :
3.7.2 Bahan
Tabel 3.10 : Bahan
No Nama bahan Ukuran (mm) Jumlah(unit)
1 Besi profil L 25x25x6000 1 batang
2 Plat besi 2x1000x1500 1 lembar
3 Plat besi 1x1000x1500 1 lembar
3 Kawat las RB 26 Ø2,6 1 kg
4 Baut dan mur 10 dan 12 25 buah
5 Gear transmisi 180,250,360 3 buah
6 Rantai transmisi 36 sambunngan 2 buah
7 Bearing 6001 5 buah
8 Motor bakar 2800 (rpm) 1 unit
9 Besi poros pejal 30 1 batang
3.7.3 mesin
Tabel 3.11 : mesin yang digunakan
No Nama alat Jumlah (unit)
1 Mesin las listrik 1
a) Sambunganpengelasan
keterangan:
F = t. L. σ
F = Gaya (N)
3. Perubahan sifat-sifatfisik.
2. Tegangan terdistribusimerata
Keterangan :
(Kedalaman pemakanan)
Keterangan :
Vf = f. n ...................................................(Taufiq Rochim,1993)
Keterangan :
c) Dimensi rata-rata
do+dm
d = ..................................................(Taufiq Rochim,
2
1993)
keterangan :
a) Kecepatan potong
π .d .n
Vc = ......................................................(Taufiq Rochim,
1000
2007)
Dimana :
Vc = kecepatan potong(m/menit)
Dimana :
c) Kedalaman pemotongan
Dimana :
a = Kedalaman pengeboran
d) Waktu pemotongan
lt
t c= .............................................................(Taufiq Rochim, 2007)
vf
dimana :
Mulai
Analisa Data
Awal
Konsep Teknologi
Pembuatan
Perakitan
Uji Tidak
Fungsi
Ya
Kajian
Production and Maintenance Engineering lxxii
Analisa Data
1).Sketsa alu
Vt =
T
1 3 Tumbukan
1 Lukas 18 Tahun 2 4 Tumbukan
3 3 Tumnukan
1 4 Tumbukan
2 Marinus 24 Tahun 2 5 Tumbukan
3 3 Tumbukan
1 4 Tumbukan
3 Andi 20 Tahun 2 3 Tumbukan
3 3 Tumbukan
(Sumber : Data Observasi lapangan 2022)
t=160 mm
Pb=185 mm Lb=100 mm
gaplek poros
d1 ≥
√ 4F
π . σa
...................................................................(sularso,1983)
Keterangan :
σa = tegangan yang diizinkan (N/mm)
d 1 = diameter ulir
L
p1
p2
r p
Ketersangan :
L = luas lubang lintasan pisau cacah (mm)
l = lebar pisau (40 mm)
p = panjang pisau cacah(140 mm)
Luas lubang lintasan gaplek
Luas lubang lintasan gaplek direncanakan dengan pertimbangan
tleransi panjang cacahan gaplek sebagai berikut
L=p.l
=30 x 20 x 0,2
= 120 mm²
4.2.5) Ruang cacah
Keterangan :
τ ạ = Tegangan geser ijin (kg/ mm2)
σ b = kekuatan tarik bahan (kg/mm2) diperoleh dari
nilai kekuatan baja st37
sf 1 = faktor keamanan
sf 2 = faktor pengaruh
Diketahui:
σ b= 37kg /mm2
sf 1= 6,0
37
=
6,0 x 2,0
= 3,08kg /mm2
Diameter poros cacah
[ ]
1
5,1
ds = K .C .T 3 ……..................…………..(Sularso,
τạ t b
2004)
Keterangan :
d s = Diameter poros (mm)
τ ạ = Tegangan geser diizinkan (kg /mm2)
K t = Faktor untuk beban tumbukan (1,5)
C b = Faktor untuk beban lenturan (2,0)
T =Torsi
Maka :
[ ]
1
d s = 5,1 x 1,5 x 2,0 x 17,410 3
3,08
1
d s = (86,179) 3
d s = 28,7 mm
b. Poros penepung
Untuk mencari momen torsi pada poros penepung dapat dilihat pada
persamaan berikut:
60. P
T=
2. π . n
Keterangan :
P = Daya motor (watt)
n = Putaran poros penepung (rpm)
Ditanya : T =……….
60 x 1864,25
T=
2 x 3,14 x 1173
111855
T=
7366,44
T = 15,184 Nm
Tegangan geser ijin poros
σb
τạ = …................................……………(Sularso,1991 )
sf 1 x sf 2
Keterangan :
τ ạ = Tegangan geser ijin (kg/ mm2)
σ b = kekuatan tarik bahan (kg/mm2) diperoleh dari
nilai kekuatan baja st37
sf 1 = faktor keamanan
sf 2 = faktor pengaruh
Diketahui: σ b= 37kg / mm2
sf 1= 6,0
sf 2= 2,0
Ditanya: τ ạ= … kg / mm2
σb
Jawab: τ ạ =
sf 1 x sf 2
[ ]
1
5,1
ds = K t .C b .T 3 ………………..(Sularso, 2004)
τạ
[ ]
1
d s = 5,1 x 1,5 x 2,0 x 15,184 3
3,08
1
d s = (75,160) 3
d s = 25,05 mm
Keterangan :
d s = Diameter poros (mm)
τ ạ = Tegangan geser diizinkan (kg /mm2)
K t = Faktor untuk beban tumbukan (1,5)
C b = Faktor untuk beban lenturan (2,0)
T =Torsi
15mm
b) Hammer statis
35 mm
15mm
(R) (P)
(T)
(P)
d D
f 2,3
h=¿0,0325 ¿
2,01
f h=¿0,0371¿ putaran
Keterangan :
Pd = Daya Rencana (kW)
Fc = Faktor Koreksi (1,5)
P = Daya yang diperlukan (kW)
Tabel 4.4: Faktor koreksi pemilihan daya motor
Mesin yang digerakkan Penggerak
Momen punter puncak 200% Momen punter puncak¿ 200%
Motor arus bolak-balik Motor arus bolak-balik
(momen normal, sangkar (momen tinggi, fasa tunggal,
bajing, sinkron), motor arus lilitan seri), motor arus searah
searah (lilitan shunt) ( lilitan kompon, lilitan
seri)mesin torak, kopling tak
tetap.
Jumlah jam kerja tiap hari Jumlah jam kerja tiap hari
3-5 8-10 16-24 3-5 8-10 16-24
Jam Jam Jam Jam jam Jam
Pengaduk zat cair. 1,0 1,1 1,2 1,2 1,3 1,4
Variasi beban
sangat kecil
torak, kompresor.
sedang
(Sumber : Sularso,1997)
4.2.14 Perencanaan transmisi
Sistem transmisi adalah sistem yang berfungsi untuk mengkonversi
torsi dan kecepatan putar mesin menjadi torsi dan kecepatan yang
berbeda-beda untuk diteruskan ke penggerak akhir. Konversi ini
mengubah kecepatan putar yang tinggi menjadi lebih rendah dan
bertenaga atau sebaliknya.Dalam perancangan ini mesin
pencacah gaplek tipe tatak menggunakan transmisi rantai
K=
2 p [
T 1+T 2 2 . x T 2−T 1
+ +
2π ] p
. .....(R.S
x
Khurmi & J.K
Gupta,2005)
K=
2 12,70 [
14+38 2 x 400 38−14 12,70
+ + .
2 x 3,14 400 ]
K = 26 + 62,9 + 0,118
K = 89 jumlah sambungan rantai
Keterangan :
T1 = Jumlah gigi pada sprocket kecil dari motor
T2 = Jumlah gigi pada sprocket besar dari poros penepung
p =Pitch (12,70)
K=
2 p [
T 2+T 3 2. x T 3−T 2
+ +
2π ] p
. .....(R.S
x
Khurmi & J.K
Gupta,2005)
K=
2 12,70 2 x 3,14[
38+45 2 x 350 45−38 12,70
+ + .
350 ]
K = 41,5 + 55,1 + 0,039
K = 96 jumlah sambungan rantai
Keterangan :
T2 = Jumlah gigi pada sprocket poros penepung
T3 = Jumlah gigi pada sprocket poros tatak
p =Pitch (12,70)
x = center distance
e) Panjang rantai dan Center Distance
A 7 4
1
8
3 2
5
6
a) Gaya yang diterima rangka
Fr = m x g…...................………..(Shigley, 1983)
Diketahui:
m = massa (kg) = 10,5 kg
g = gravitasi (m/s2) = 9,81 m/ s2
Ditanya: F = …
Fr=W = m x g
Fr = 10,5 kg x 9,81 m/s2
Fr = 103,005 N
pada luasan yang lebih besar. Beban terbagi merata pada batang
∑M = 0
B
L
Fr . – RA . L = 0
2
L
Fr . = RA . L
2
L
F.
RA = 2
L
Keterangan :
RA= Gaya yang bekerja di titik A (N)
RB= Gaya yang bekerja di titik B (N)
Fr= Beban yang diterima rangka 103,005 N
L= Jarak 600 mm
103,005× 600/2
RA =
600
= 51,5025 N
103,005× 600/2
RB =
600
= 51,5025 N
c) Tegangan Maksimum
Tegangan maksimum yang diterima rangka dapat dihitung
dengan rumus:
Penampang 2
B
A 12
9 15
16
11
10
13
14
pada luasan yang lebih besar. Beban terbagi merata pada batang
L
Fr . – RB . L = 0
2
∑M = 0
B
L
Fr . – RA . L = 0
2
L
Fr . = RA . L
2
L
F.
RA = 2
L
Keterangan :
RA= Gaya yang bekerja di titik A (N)
RB= Gaya yang bekerja di titik B (N)
Fr= Beban yang diterima rangka 149,112 N
L= Jarak 600 mm
149,112× 600/2
RA =
600
= 74,556 N
149,112× 600/2
RB =
600
= 74,556 N
Sedangkan untuk mengetahui pembebanan yang tejadi pada tiang
penpang dapat enggunakan rumus sebagai berikut:
R = Fr / jumlah tiang penyangga
74,556
R=
2
R = 37,278 N
Jadi beban yang terjadi pada tiap tiang rangka adalah 37,278 N
A 20
17 21
24 22
18
19
23
pada luasan yang lebih besar. Beban terbagi merata pada batang
L
Fr . – RB . L = 0
2
L
Fr . = RB . L
2
L
F.
2
RB =
L
∑M = 0
B
L
Fr . – RA . L = 0
2
L
Fr . = RA . L
2
L
F.
RA = 2
L
3,14 . 36
A=
π .d .n
Vc= ...................................( Taufiq Rochim, 1993)
1000
Vc .1000
n=
π .d
21 .1000
n=
3,14 . 27,5
210 00
n=
86,36
n = 243,19 rpm
Keterangan :
Vc = Kecepatan Potong (m/menit)tabel 3.14
n = Kecepatan Putaran (rpm)
d = Diameter benda kerja (mm)
Kecepatan makan ( vf)
Vf = f. n .....................................(Taufiq Rochim,1993)
Vf = 0,05 x 243,19
Dimensi rata-rata
do+dm
d= ......................................(Taufiq Rochim, 1993)
2
30+25
d= =27,5mm
2
Keterangan :
d = diameter rata-rata (mm)
do = diameter awal benda kerja (mm)
dm= diameter benda kerja yang akan dibubut (mm)
b) Pengeboran
Kecepatan potong
π .d .n
Vc = ..................................(Taufiq Rochim, 2007)
1000
Keterangan :
Vc = kecepatan potong(mm/menit)= ......dari tabel 3.14
d = diameter mata bor (mm) = mm
n = putaran spindle (rpm) = .......rpm
Jadi :
Vc .1000
n=
π .d
21. 1000
n=
3,14 .8
21000
n¿
25,12
n = 835,98 rpm
Gerakan makan per mata potong
fz = 0,000149 mm/menit
Kedalaman pemotongan
d
a= ....................................................(Taufiq Rochim,
2
2007)
Keterangan :
a = Kedalaman pengeboran (mm)
d = Diameter mata bor
8
Jadi : a ¿
2
= 4 mm
4.4 Proses perakitan dan uji coba
4.4.1 Proses Perakitan
Dalam peroses perakitan ini yaitu kita merakit semua komponen
yang telah dibuat sehingga pada akhirnya menjadi alat yang sesuai
dengan yang direncanakan.
Adapun tahap-tahap perakitan komponen mesin penepung gaplek
tipe cacah adalah sebagai berikut:
1) Pemotongan dan pengelasan besi siku untuk pembuatan rangka.
4.5 Pembahasan
4.5.1 Hubungan Putaran dan Kapasitas, pada panjang pisau 50 mm
1
Kapasitas (kg/menit)
0.8
0.6
0.4
0.2
0
800 900 1000 1100 1200
Putaran (rpm)
1.20
0.60
0.00
800 900 1000 1100 1200
Putaran (rpm)
1.60
Kapasitas (Kg/menit)
1.20
0.80
0.40
0.00
840 860 880 900 920 940 960
Putaran (rpm)
BAB V
DAFTAR PUSTAKA.
Brennan, Butters, Cowel, dan Lilley. 1990 . Food Enginering Operation 3th
Edition. London: Elsevier Publishing Co
.
Damardjati dan Widowati, 1993. Pengembangan Teknologi Pengolahan Ubikayu
dalam Menunjang Agroindustri Dipedesaan.
Sularso dan Suga , Kyokatsu, (2004). Dasar perencanaan dan pemilihan elemen
mesin Jakarta : Pradnya Paramita.
DAFTAR LAMPIRAN
Kita tidak tahu apa yang disimpan masa depan untuk seseorang. Jangan
pernah meremehkan siapapun.
Selagi langit masih diatas dan tanah masih diinjak, apapun bisa terjadi.
Tujuan pendidikan adalah untuk menyiapkan anak muda agar bisa mendidik
dirinya sepanjang hidupnya.