Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

Digoxin adalah salah satu jenis glikosida jantung yang diekstraksi dari
tanaman foxglove (Digitalis lanata). Digoxin memiliki rumus molekul  C41H64O14
dengan bobot molekul 780,938 g/mol (Lewis, 1992). Rumus struktur digoxin
adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Rumus struktur digoxin (Lewis, 1992)

Mekanisme kerja digoxin melalui dua cara, yaitu efek langsung dan tidak
langsung. Efek langsung yaitu meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung
(efek inotropik positif) dengan cara penghambatan enzim Na+, K+, adenosine
triphosphatase (ATP-ase) dan peningkatan arus masuk ion kalsium ke intrasel.
Efek tidak langsung yaitu pengaruh digoxin terhadap aktivitas saraf otonom dan
sensitivitas jantung terhadap neurotransmiter (Rainey, 1990).
Indikasi digoxin untuk payah jantung kongestif dan aritmia ( fibrilasi atrium,
takikardia atrium dan fluter atrium). Konsentrasi digoxin dalam plasma bervariasi
pada setiap individu. Dosis tertentu dapat mengakibatkan efek terapi pada
seseorang, namun dapat juga menghasilkan efek toksik pada orang lain (Lewis,
1992) .
Konsentrasi serum digoxin harus dimonitor karena digoxin mempunyai
rentang terapi yang sempit, end point therapy sukar ditentukan dan toksisitas
digoxin dapat mengancam jiwa (Kearney, 2000).

1
Untuk mengetahui konsentrasi digoxin dalam plasma pada pasien maka
sampel darah harus diambil pada 6-8 jam setelah pemberian digoxin. Konsentrasi
digoxin dalam plasma yang memberi efek terapi pada orang dewasa 0,5-2
ng/mL, sedangkan pada pasien dengan fibrilasi atrial memerlukan konsentrasi
digoxin dalam plasma yang lebih tinggi yaitu 2-4 ng/mL. Konsentrasi toksisitas
digoxin dalam plasma pada orang dewasa yaitu > 2 ng/mL kecuali dengan fibrilasi
atrial. Neonatus umumnya mampu mentoleransi konsentrasi digoxin dalam
plasma yang
lebih tinggi dibanding orang dewasa (Anonim, 2010).
Waktu paruh digoxin pemberian intravena pada pasien dengan gangguan
fungsi ginjal maupun normal : 30 menit. Waktu paruh digoxin oral normal : 34-44
jam dan > 44 jam dengan gangguan fungsi ginjal (Lewis, 1992) .
Kadar digoxin meningkat sebab berat badan rendah, usia lanjut, penurunan
fungsi ginjal, interaksi obat (diuretik, beta blocking, siklosporin, diltiazem,
indometasin, itrakonazol, makrolida, nifidipin, propafenon, propiltiourasil,
kuinidin, tetrasiklin, dan verapamil), hipokalemia, dan hipotiroid. Kadar digoxin
menurun bila dikonsumsi bersama makanan (Kearney, 2000) .
Pemeriksaan terstandar kadar digoxin menurut The International Federation
of Clinical Chemistry and Laboratory Medicine (IFCC) menggunakan metode
radioimmunoassay (RIA). Metode lain yang dapat digunakan yaitu enzyme-
linked immunosorbent assay (ELISA), fluorescent polarisation immunoassay
(FPIA), immunoturbidimetry (ITA) (Handoyo, 2003; Brievre, 2005).
Tabel 1.Perbandingan metode RIA dan ITA (Handoyo, 2003)
RIA ITA
1 Sensitivitas Lebih sensitif Kurang
2 Spesifisitas Lebih spesifik Kurang
3 Peralatan Canggih, mahal Sederhana, murah
4 Sumber daya manusia Lebih terlatih/terampil Cukup terlatih
5 Waktu simpan reagen 1,5-2 bulan 1-2 tahun
6 Pembuangan limbah Tempat khusus radioaktif Tempat limbah kimia
umum

Metode ITA merupakan metode analisis kuantitatif in vitro berdasarkan


pengukuran kekeruhan atau turbidisitas dari suatu larutan akibat adanya partikel

2
padat dalam larutan. Setelah sinar melewati suatu larutan yang mengandung
partikel tersuspensi, partikel ini menghamburkan cahaya ke segala arah, hamburan
ini yang ditangkap dan diukur pada alat turbidimetri (Anonim, 2014).

3
BAB II
PEMERIKSAAN DIGOXIN DARAH
DENGAN METODE IMMUNOTURBIDIMETRY ASSAY (ITA)

A. PRA ANALITIK
1. Tujuan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menganalisis secara kuantitatif in vitro
digoxin pada serum atau plasma heparin/EDTA menggunakan alat
pemeriksaan kimia klinik otomatis dengan metode ITA (Anonim, 2008).
2. Alat dan bahan
a. Alat
Alat pemeriksaan kimiawi klinik otomatis yang digunakan untuk
pemeriksaan digoxin adalah Siemens advia 1800 automatic chemical
analyzer (Anonim, 2008).

Gambar 2. Siemens advia 1800 automatic chemical analyzer


(Anonim, 2014 )

b. Bahan
1. Sampel
Pemeriksaan ini menggunakan sampel serum atau plasma
EDTA/heparin. Sebaiknya sampel diambil 6 – 8 jam setelah obat

4
digoxin oral atau 4 jam setelah pemberian intravena terakhir
(Anonim, 1993).

Tabel 1. Stabilitas analit dalam sampel (Anonim, 2008)

Suhu Plasma Serum


20-250C < 8 jam < 8 jam
2-80C < 7 hari < 7 hari
-200C ≤ 6 bulan ≤ 6 bulan

2. Kit Pemeriksaan
a. Reagen
Ada 2 macam reagen kit pemeriksaan
1) Reagen 1 : anti digoxin antibody (mouse) dalam buffer
solution dengan sodium azide.
2) Reagen 2 : antigen coated latex (synthetic) dalam aqueous
solution dengan sodium azide.
Reagen kit sebaiknya dihindarkan dari sinar matahari
langsung. Penyimpanan reagen kit sebaiknya pada suhu 2-8oC
dan stabil ≤ 30 hari. (Anonim, 2010).
3. Persiapan alat
a. Kalibrasi
Kalibrasi dilakukan dengan cara kalibrasi blank cuvette untuk
memastikan absorbansi stabil dan semua reaksi endogen berjalan
lancar dan lengkap. Kalibrasi menggunakan kalibrator Advia
chemistry TDM calibrator (REF 01661874;PN B03-4790-01)
(Anonim, 2008).

5
Gambar 3. Kurva inhibition digoxin (Anonim, 2010)

b. Quality control
Sebagai kontrol kualitas menggunakan Advia chemistry tri level TDM
(Anonim, 2008).
c. Prosedur pemeriksaan
Menggunakan panjang gelombang 694 nm pada suhu 37oC (Anonim,
2008).
d. Penghitungan
Penghitungan digoxin berdasarkan kurva kalibrator yang sudah
diketahui nilainya secara otomatis dalam ng/dL (Anonim, 2008).
e. Kisaran pengukuran (yang dilaporkan)
Kisaran pengukuran pada alat Advia 1800 ini adalah 0,1-5,0 ng/dL
(Anonim, 2008).
B. ANALITIK
1. Prinsip pemeriksaan
Digoxin dalam serum atau plasma berkompetisi dengan antigen coated
latex untuk berikatan dengan anti-digoxin antibody sehingga akan
terbentuk kompleks aglutinasi. Konsentrasi digoxin ditentukan dengan
mengukur perubahan hamburan cahaya yang diabsorbansi dari hasil
6
reaksi aglutinasi antigen coated latex dengan anti-digoxin antibody
tersebut (Anonim, 2008). Semakin tinggi kadar digoxin dalam serum atau
plasma, semakin sedikit reaksi aglutinasi antigen coated latex dengan
anti-digoxin antibody, sehingga absorbansinya semakin sedikit (Anonim,
2008).

Digoxin sampel
+ anti-digoxin antibody → kompleks imun
Antigen coated latex (aglutinasi)

pengukuran absorbansi
pada 694 nm
(Anonim, 2008)
2. Prosedur kerja
Sampel 10 µl + Reagen 2: 50 µl
↓ Diaduk pelan-pelan
Ditambahkan Reagen 1: 50 µl
↓ Inkubasi 37oC 15 menit
Pengukuran pada 694 nm

Penghitungan konsentrasi digoxin dengan kalibrator
(Anonim, 2008)

C. PASKA ANALITIK
1. Nilai terapi yang diharapkan (Expected therapeutic value)
Nilai normal pada laki – laki dan perempuan adalah: 0,8-2,0 ng/dL
(Anonim, 2008).
2. Presisi.
Hasil presisi ditentukan menggunakan serum manusia dan dilakukan
running dengan nilai coefisien variation (CV) < 6% (Anonim, 2008).

7
Tabel 2. Uji presisi (Anonim, 2008)

Within run (n=4) Total run (n=40)


Sampel Mean SD CV % Mean SD CV %
Control 1 1,59 0,05 3,1 1,537 0,08 5,2

Control 2 2,88 0,05 1,7 2,857 0,10 3,5

Control 3 4,53 0,06 1,1 4,571 0,16 3,5

3. Spesifitas analitik/interferensi
Tidak terdapat interferensi pada:
- Bilirubin 22 mg/dL
- Hemoglobin 1000 mg/dL
- Trigliserida 1000 mg/dL (Anonim, 2008).
4. Detection limit
Batas rendah yang dideteksi digoxin : 0,1 ng/dL (Anonim, 2008).

8
BAB III

SIMPULAN

1. Digoxin adalah salah satu jenis glikosida jantung yang diekstraksi dari
tanaman foxglove (Digitalis lanata).

2. Indikasi digoxin untuk payah jantung kongestif dan aritmia (fibrilasi


atrium, takikardia atrium dan fluter atrium).

3. Konsentrasi serum digoxin harus dimonitor karena digoxin mempunyai


rentang terapi yang sempit, end point therapy sukar ditentukan dan
toksisitas digoxin dapat mengancam jiwa.

4. Pemeriksaan terstandar kadar digoxin darah menurut IFCC menggunakan


metode RIA. Metode lain yang digunakan yaitu ITA.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1993. Seven Different Digoxin Immunoassay Kits.


www.clinchem.org/content/29/11/1972. (diunduh 15 Juli 2014).

Anonim. 2008. Instructions for use digoxin. Siemens medical solutions diagnostics.

Anonim. 2010. Advia 1800 Chemistry Analyzer


http://www.diamonddiagnostics.com/equipment/Chem/Siemens_Advia_1800.htm
(diunduh 16 Juli 2014).

Anonim. 2010. Emit 2000 Digoxin Assay. https://www.beckmancoulter.com/wsrportal.


(diunduh 16 Juli 2014).

Anonim. 2014. DRI Digoxin Assay. http://www.thermoscientific.fr/404.html. (diunduh


15 Juli 2014).

Bievre P.D., Gunzler h. 2005. Traceability in Chemical Measurement. New York.


Springer. pp:149-153.

Handoyo I. 2003. Pengantar Imunoasai Dasar. Surabaya. Airlangga Press. pp:59-72;93;


168-169.

Kearney K. 2000. Digitalis toxicity. Am J Nursing. 100:51-52.

Lewis R.P. 1992. Clinical use of serum digoxin concentrations. Am J Cardiol. 69:97-107.

Rainey P.M. 1990. Effects of digoxin immune fab on digoxin immunoassays. Am J Clin
Pathol. 92:779-786.

Seven Different Digoxin Immunoassay Kits Compared with


Respect to
Interference by a Digoxin-Like Immunoreactive Substance
in Serum from
Premature and Full-Term Infants

10

Anda mungkin juga menyukai