Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL

TERAPI BERMAIN NONTON FILM DAN TEBAK GAMBAR

Pada Anak Di Ruang Anak PAV Ismail RS Khodijah


Tugas Kelompok Praktek Keperawatan Anak
Program Pendidikan Profesi Ners

Disusun Oleh :
Sulastri Ningsih
Ana Yusliana
Rizqi Indah L
Sofatul Ula
M Fairus S

PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak
secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain
ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat
di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak
menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut
merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa
stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan
anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan
permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan
relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan.
Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan
fase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak,
dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental,
emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan
bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya
dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya dan
pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan kesenangan
ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat
kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk
mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman,
kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang
mendapat kesempatan bermain. Terapi bermain yang akan dilaksanakan yaitu bermain
tebak gambar dan nonton film kartun. Alasan memilih terapi bermain tebak gambar dan
nonton film kartun adalah untuk mengembangkan motorik halus, keterampilan kognitif
dan kemampuan berbahasa.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Anak diharapkan dapat melanjutkan tumbuh kembangnya, mengembangkan
aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman bermain dan beradaptasi efektif
terhadap stress karena penyakit dan dirawat.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah mengikuti permainan selama 30 menit anak akan mampu :
a. Mengembangkan kreativitas dan daya pikirnya
b. Mengekspresikan perasaannya selam menjalani perawat.
c. Mengekspresikan rasa senangnya terhadap permainan
d. Beradaptasi dengan lingkungan
e. Mempererat hubungan antara perawat dan anak
BAB II

TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Bermain
2.1.2 Pengertian Bermain
Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan
bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak akan
berkata-kata, belajar memnyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang
dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara.
2.1.2 Tujuan Bermain
Tujuan bermain pada anak yaitu memberikan kesenangan maupun
mengembangkan imajinsi anak. Sebagai suatu aktifitas yang memberikan stimulus
dalam kemampuan keterampilan, kognitif, dan afektif sehingga anak akan selau
mengenal dunia, maupun mengembangkan kematangan fisik, emosional, dan mental
sehingga akan membuat anak tumbuh menjadi anak yang kreatif, cerdas dan penuh
inovatif.
2.1.3 Fungsi Bermain
Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensoris-motorik,
perkembangan intelektual, perkembangan social, perkembangan kreativitas,
perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain sebagai terapi.
1. Perkembangan Sensoris – Motorik
Pada saat melakukan permainan, aktivitas sensoris-motorik merupakan komponen
terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan
fungsi otot. Misalnya, alat permainan yang digunakan untuk bayi yang
mengembangkan kemampuan sensoris-motorik dan alat permainan untuk anak usia
toddler dan prasekolah yang banyak membantu perkembangan aktivitas motorik baik
kasar maupun halus.
2. Perkembangan Intelektual
Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap segala sesuatu
yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama mengenal warna, bentuk, ukuran, tekstur
dan membedakan objek. Pada saat bermain pula anak akan melatih diri untuk
memecahkan masalah. Pada saat anak bermain mobil-mobilan, kemudian bannya
terlepas dan anak dapat memperbaikinya maka ia telah belajar memecahkan
masalahnya melalui eksplorasi alat mainannya dan untuk mencapai kemampuan ini,
anak menggunakan daya pikir dan imajinasinya semaksimal mungkin. Semakin sering
anak melakukan eksplorasi seperti ini akan semakin terlatih kemampuan
intelektualnya.
3. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan
lingkungannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar memberi dan menerima.
Bermain dengan orang lain akan membantu anak untuk mengembangkan hubungan
sosial dan belajar memecahkan masalah dari hubungan tersebut. Pada saat melakukan
aktivitas bermain, anak belajar berinteraksi dengan teman, memahami bahasa lawan
bicara, dan belajar tentang nilai sosial yang ada pada kelompoknya. Hal ini terjadi
terutama pada anak usia sekolah dan remaja. Meskipun demikian, anak usia toddler
dan prasekolah adalah tahapan awal bagi anak untuk meluaskan aktivitas sosialnya
dilingkungan keluarga.
4. Perkembangan Kreativitas
Berkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan mewujudkannya
kedalam bentuk objek dan/atau kegiatan yang dilakukannya. Melalui kegiatan
bermain, anak akan belajar dan mencoba untuk merealisasikan ide-idenya. Misalnya,
dengan membongkar dan memasang satu alat permainan akan merangsang
kreativitasnya untuk semakin berkembang.
5. Perkembangan Kesadaran Diri
Melalui bermain, anak mengembangkan kemampuannya dalam mengatur mengatur
tingkah laku. Anak juga akan belajar mengenal kemampuannya dan
membandingkannya dengan orang lain dan menguji kemampuannya dengan mencoba
peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain.
Misalnya, jika anak mengambil mainan temannya sehingga temannya menangis, anak
akan belajar mengembangkan diri bahwa perilakunya menyakiti teman. Dalam hal ini
penting peran orang tua untuk menanamkan nilai moral dan etika, terutama dalam
kaitannya dengan kemampuan untuk memahami dampak positif dan negatif dari
perilakunya terhadap orang lain.
6. Perkembangan Moral
Anak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya, terutama dari orang tua
dan guru. Dengan melakukan aktivitas bermain, anak akan mendapatkan kesempatan
untuk menerapkan nilai-nilai tersebut sehingga dapat diterima di lingkungannya dan
dapat menyesuaikan diri dengan aturan-aturan kelompok yang ada dalam
lingkungannya. Melalui kegiatan bermain anak juga akan belajar nilai moral dan
etika, belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah, serta belajar
bertanggung-jawab atas segala tindakan yang telah dilakukannya. Misalnya, merebut
mainan teman merupakan perbuatan yang tidak baik dan membereskan alat permainan
sesudah bermain adalah membelajarkan anak untuk bertanggung-jawab terhadap
tindakan serta barang yang dimilikinya. Sesuai dengan kemampuan kognitifnya, bagi
anak usia toddler dan prasekolah, permainan adalah media yang efektif untuk
mengembangkan nilai moral dibandingkan dengan memberikan nasihat. Oleh karena
itu, penting peran orang tua untuk mengawasi anak saat anak melakukan aktivitas
bermain dan mengajarkan nilai moral, seperti baik/buruk atau benar/salah.
2.1.4 Kategori Bermain
Bermain harus seimbang, artinya harus ada keseimbangan antara bermain aktif
dan yang pasif yang biasanya disebut hiburan. Dalam bermain aktif kesenangan
diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri, sedangkan bermain pasif
kesenangan didapatkan dari orang lain.
1. Bermain aktif
a. Bermain mengamati /menyelidiki (Exploratory play)
Perhatikan pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan
tersebut. Anak memperhatikan alat permainan, mengocok-ngocok apakah ada
bunyi mencuim, meraba, menekan, dan kadang-kadang berusaha membongkar.
b. Bermain konstruksi (construction play)
Pada anak umur 3 tahun, misalnya dengan menyusun balok-balok menjadi rumah-
rumahan. Dll.
c. Bermain drama (dramatik play)
Misalnya main sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan saudara-
saudaranya atau dengan teman-temannya
d. Bermain bola, tali, dan sebagainya
2. Bermain pasif
Dalam hal ini anak berperan pasif, antara lain dengan melihat dan mendengar.
Bermain pasif ini adalah ideal, apabila anak sudah lelah bermain aktif dan
membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.Contohnya:
a. Melihat gambar- gambar dibuku- buku/ majalah
b. Mendengarkan cerita atau musik
c. Menonton televisi, Dll
2.1.5 Hal-hal yang Harus Diperhatikan
a. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
b. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
c. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
keterampilan yang lebih majemuk.
d. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain. Jangan
memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.
2.1.6 Bentuk-bentuk Permainan Menurut Usia
1. Usia 0 – 12 bulan
Tujuannya adalah :
a. Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya mengisap,
menggenggam.
b. Melatih kerjasama mata dan tangan.
c. Melatih kerjasama mata dan telinga.
d. Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.
e. Melatih mengenal sumber asal suara.
f. Melatih kepekaan perabaan.
g. Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.
b. Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.
c. Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.
d. Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.
e. Alat permainan berupa selimut dan boneka.
2. Usia 1-2 Tahun
Tujuannya adalah :
a. Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.
b. Memperkenalkan sumber suara.
c. Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
d. Melatih imajinasinya.
e. Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk
kegiatan yang menarik.
Alat permainan yang dianjurkan:
a. Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.
b. Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
c. Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir yang
tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-balok
besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-coret,
krayon/pensil berwarna.
3. Usia 2– 3 Tahun
Tujuannya adalah :
a. Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
b. Mengembangkan keterampilan berbahasa.
c. Melatih motorik halus dan kasar.
d. Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan
membedakan warna).
e. Melatih kerjasama mata dan tangan.
f. Melatih daya imajinansi.
g. Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Alat-alat untuk menggambar.
b. Lilin yang dapat dibentuk
c. Pasel (puzzel) sederhana.
d. Manik-manik ukuran besar.
e. Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda.
f. Bola.
4. Usia 3-6 Tahun
Tujuannya adalah :
a. Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
b. Mengembangkan kemampuan berbahasa.
c. Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.
d. Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-pura
(sandiwara).
e. Membedakan benda dengan permukaan.
f. Menumbuhkan sportivitas.
g. Mengembangkan kepercayaan diri.
h. Mengembangkan kreativitas.
i. Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll).
j. Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar.
k. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar
rumahnya.
l. Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal :
pengertian mengenai terapung dan tenggelam.
m. Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak,
alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll.
b. Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.
2.1.7 Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain
a. Tahap perkembangan anak
aktivitas bermain yang tepat dilakukan anak yaitu harus sesuai dengan tahapan
pertumbuhan dan perkembangan anak, karena pada dasarnya permainan
adalah alat stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
b. Status kesehatan anak
untuk melakukan aktivitas bermain diperlukan energi bukan berarti anak tidak
perlu bermain pada saat anak sedang sakit.
c. Jenis kelamin anak
semua alat permainan dapat digunakan oleh anak laki-laki atau anak
perempuan untuk mengembangkan daya pikir, imajinasi, kreativitas dan
kemampuan sosial anak. Akan tetapi, permainan adalah salah satu alat untuk
membantu anak mengenal identitas diri.
d. Lingkungan yang mendukung, dapat menstimulasi imajinasi anak dan
kreativitas anak dalam bermain.
e. Alat dan jenis permainan yang cocok, harus sesuai dengan tahap tumbuh
kembang anak.
2.1.8 Tahap Perkembangan Bermain
1. Tahap eksplorasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2. Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan
3. Tahap bermain sungguhan
Anak sudah ikut dalam permainan
4. Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.
2.1.9 Prinsip Bermain Di Rumah Sakit
1. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
2. Tidak mengganggu jadwal kegiatan keperawatan dan medis
3. Tidak ada kontra indikasi dengan kondisi penyakit pasien
4. Permainan harus sesuai dengan tahap tumbuh kembang pasien
5. Jenis permainan disesuaikan dengan kesenangan anak
6. Permainan melibatkan orang tua untuk melancarkan proses kegiatan
2.1.10 Hambatan Yang Mungkin Muncul
1. Usia antar pasien tidak dalam satu kelompok usia
2. Pasien tidak kooperatif atau tidak antusias terhadap permainan
3. Adanya jadwal kegiatan pemeriksaan terhadap pasien pada waktu yang
bersamaan.
Antisipasi hambatan
1. Mencari pasien dengan kelompok usia yang sama
2. Libatkan orang tua dalam proses terapi bermain
3. Jika anak tidak kooperatif, ajak anak bermain secara perlahan-lahan
4. Perawat lebih aktif dalam memfokuskan pasien terhadap permainan
5. Kolaborasi jadwal kegiatan pemeriksaan pasien dengan tenaga kesehatan
lainnya.
BAB 3
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK UMUM

3.1 SESI 1 : MENONTON FILM

1. Tujuan
a. Klien mampu menyebutkan apa yang dilihat
b. Klien dapat memberikan pendapat terhadap film yang ditonton
c. Klien dapat memberikan tanggapan terhadap pendapat klien lain
2. Setting
a. Terapis dan klien duduk bersama setengah lingkaran menghadap layar film
b. Ruangan nyaman dan tenang
3. Alat
a. Televsi/vidio player
b. kaset video
c. buku catatan dan bulpen
d. jadwal kegiatan klien
4. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Memilih dan membuat kontrak dengan klien sesuai dengan indikasi: klien
gangguan sensori persepsi dan klien yang mengalami isolasi sosial yang
telah mengikuti TAK
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
 Salam dari terapis
 Perkenalan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
 Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
2) Evaluasi/validasi
 Menanyakan perasaan klien saat ini
 Menanyakan masalah yang dirasakan
3) Kontrak
Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menonton film dan bercakap-
cakap(diskusi) tentang menonton film yang ditonton.

c. Tahap kerja
1) Tentukan film yang menarik dan mudah dimengerti oleh klien
2) Beri kesempatan bagi klien untuk menonton acara selama 15 menit dan
setelah itu dimatikan (disesuaikan dengan memperhitungkan toleransi dan
kemampuan konsentrasi klien)
3) Tanyakan pendapat seorang klien mengenai film yang telah ditonton
4) Tanyakan pendapat klien lain terhadap pendapat klien sebelumnya
5) Berikan pujian/penghargaan atas kemampuan klien memberi pendapat
6) Ulangi 3,4, dan 5 sampai semua klien mendapat kesempatan
7) Beri kesimpulan tentang film yang ditonton
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
 Trapis menanyakan persaan klien setelah mengikuti TAK
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut
 Menganjurkan klien untuk melatih kemampuan mempersiapkan
tayangan film tertentu dan mendiskusikannya pada orang lain
 Membuat jadwal menonton film
3) Kontrak yang akan datang
 Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang
 Menyepakati waktu dan tempat
6. Evaluasi dan dokumentasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlansung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
Tak.untuk TAK stimulasi persepsi persepsi umum, sesi 1 kemampuan yang
diharapkan adalah memberi pendapat tentang filmm memberi tanggapan terhadap
pendapat klien lain, dan mengikuti kegiatan sampai selesai. Formulir evaluasi
sebagai berikut :

Sesi 1: TAK
Stimulasi persepsi umum
Kemampuan persepsi : menonton film
Nama klien
No Aspek yang dinilai

1 Memberi pendapat
tentanag film
2 Memberi tanggapan
terhadap pendapat klien
lain
3 Mengikuti kegiatan
sampai selesai
Total

Petunjuk :
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda () jika ditemukan
pada klien atau (-) jika tidak temukan
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.

3.2 SESI 2: MEMBACA BUKU CERITA

1. Tujuan
a. Klien mampu menyebutkan kembali isi bacaan
b. Klien dapat memberikan pendapat terhadap isi bacaan
c. Klien dapat memberikan tanggapan terhadap pendapat klien lain
2. Setting
a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang
3. Alat
a. Majalah/koran/artikel/buku cerita
b. Buku catatan dan bulpen
c. Jadwal kegiatan klien
4. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Membuat kontrak dengan klien tentang Tak
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
2) Evaluasi/validasi
 Menanyakan perasaan klien saat ini
 Menanyakan masalah yang dirasakan
 Menanyakan penerapan TAK yang lalu
3) Kontrak
 Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu membaca majalah/artikel/baca
cerita
 Menjelaskan aturan main sebagai berikut :
 Jika ada klien yang ingin meninggakan kelompok harus meminta
izin kepada trapis.
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
c. Tahap kerja
1) Tentukan bacaan yang akan dibaca
2) Bacalah (bisa juga terapis meminta salah satu klien membaca untuk
kelompok) isi majalah/artikel/cerita selama 10 menit (jika mungkin
berikan foto kopi bacaan pada klien)
3) Tanyakan pendapat salah satu klien mengenai isi bacaan
4) Tanyakan pendapat klien lain terhadap pendapat klien sebelumnya
5) Berikan pujian/penghargaan atas kemampuan klien sebelumnya
6) Ulangi c.d dan e sampai semua klien mendapat kesempatan
7) Beri kesimpulan tentang bacaan
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
 Terapis menaanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut
 Menganjurkan klien untuk melatih kemampuan membaca dan
mendiskusikannya pada orang lain
 Membuat jadwal membaca
3) Kontrak yang akan datang
 Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang
 Menyepakati waktu dan tempat
6. Evaluasi dan dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi umum sesi 2. Kemampuan yang diharapkan adalah
memberi pendapat tentang bancaan, memberi tanggapan terhadap pendapat klien
lain, dan mengikuti kegiatan sampai selesai. Formulir evaluasi sebagi berikut.
Sesi 2: TAK
Stimulasi persepi umum
Kemampuan persepsi : bacaan

Nama klien
No Aspek yang dinilai

1 Memberi pendapat tentanag bacaan


2 Memberi tanggapan terhadap
pendapat klien lain
3 Mengikuti kegiatan sampai selesai
Total

Petunjuk :
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda () jika
ditemukan pada klien atau (-) jika tidak temukan
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.

3.3 SESI 3: MELIHAT GAMBAR

1. Tujuan
a. Klien dapat menyebutkan nama gambar yang dilhat
b. Klien dapat memberikan tanggapan terhadap pendapat klien lain
2. Setting
a. Terapis dan klien duduk bersamaan dalam lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang
3. Alat
a. Beberapa gambar
b. Buku catatan dan bulpen
c. Jadwal kegiatan klien
4. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Membuat kontrak dengan klien tentang TAK
2) Menyiapkan alat dan tempat bersama
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
2) Evaluasi/validasi
 Menanyakan perasaan klien saat ini
 Menanyakan masalah yang dirasakan
 Menanyakan penerapan TAK yang lalu
3) Kontrak
 Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu melihat gambar
 Menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
c. Tahap kerja
1) Tentukan 1 atau 2 gambar yang umum dikenal orang
2) Tunjukkan gambar pada klien
3) Tanyakan pendapat seorang klien mengenai gambar yang dilihat
4) Tanyakan pendapat klien lain terhadap pendapat klien sebelumnya
5) Berikan pujian/penghargaan atas kemampuan klien memberi pendapat
6) Ulangi 3,4, dan 5 samapi semua klien mendapat kesempatan
7) Beri kesimpulan pada tiap gambar yang dipaparkan.
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut
 Menganjurkan klien melatih melihat gambar dan mendiskusikannya pada
orang lain
 Membuat jadwal melihat gambar
3) Kontrak yang akan datang
 Menyepakatiu kegiatan TAK yang akan dating
 Menyepakati waktu dan tempat
6. Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi umum sesi 3 kemapuan yang diharapkan adalah
memberi pendapat tentang gambar, memberi tanggapan terhadap pendapat klien
lain, dan mengikuti kegiatan sampai selesai. Formulir evaluasi sebagai berikut.
Sesi 3: TAK
Stimulasi persepi umum
Kemampuan persepsi : melihat gambar
Nama klien
No Aspek yang dinilai

1 Memberi pendapat tentanag


gambar
2 Memberi tanggapan terhadap
pendapat klien lain
3 Mengikuti kegiatan sampai
selesai
Total

Petunjuk :
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda () jika ditemukan
pada klien atau (-) jika tidak temukan
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.

3.4 SESI 4: MENDENGAR MUSIK

1. Tujuan
a. Klien mampu mengenali music yang didengar
b. Klien mampu memberi respons terhadap music
c. Klien mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan musik
2. Setting
a. Terapis dan klien duduk bersamaan dalam lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang
3. Alat
a. Tape recorder/CD player
b. Kaset/CD lagu
4. Metode
a. Diskusi
b. Sharing persepsi
5. Langkah Kegiatan
a. Persiapan
1) Membuat kontrak dengan klien tentang TAK
2) Menyiapkan alat dan tempat bersama
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
2) Evaluasi/validasi
 Menanyakan perasaan klien saat ini
 Menanyakan masalah yang dirasakan
 Menanyakan penerapan TAK yang lalu
3) Kontrak
 Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu melihat gambar
 Menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
c. Tahap kerja
1) Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri dimulai dari terapis
secara berurutan searah jarum jam
2) Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis mengajak
semua klien untuk bertepuk tangan
3) Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh tepuk tangan atau
berjoget sesuai dengan irama lagu. Setelah lagu selesai, klien menceritakan
perasaannya setelah mendengar lagu.
4) Terapis memutar lagu, klien mendengar, boleh berjoget atau bertepuk tangan.
Music yang diputar boleh diulang beberapa kali. Terapis mengobservasi
repons klien. Terapis mengobservasi respons klien terhadap music.
5) Secara bergiliran, klien diminta menceritakan perasaannya. Sampai semua
klien mendapat giliran
6) Terapis memberikan pujian, setiap klien selesai menceritakan perasaannya ,
dan mengajak klien lain bertepuk tangan

d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut
 Menganjurkan klien melatih melihat gambar dan
mendiskusikannya pada orang lain
 Membuat jadwal melihat gambar
3) Kontrak yang akan datang
 Menyepakatiu kegiatan TAK yang akan dating
 Menyepakati waktu dan tempat

6. Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi umum sesi 3 kemapuan yang diharapkan adalah
memberi pendapat tentang gambar, memberi tanggapan terhadap pendapat klien
lain, dan mengikuti kegiatan sampai selesai. Formulir evaluasi sebagai berikut.

Sesi 3: TAK
Stimulasi persepi umum
Kemampuan persepsi : mendengar musik
Nama klien
No Aspek yang dinilai

1 Memberi pendapat tentanag music


yang didengar
2 Memberi respons (ikut bernyanyi/
menari/ joget/ menggerakkan
tangan-kaki dagu sesuai irama)
3 Mengikuti kegiatan sampai selesai
4 Menjelaskan perasaan setelah
mendengar lagu
Total

Petunjuk :
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda () jika ditemukan
pada klien atau (-) jika tidak temukan
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.
BAB 4

SAP TERAPI BERMAIN

Pokok Bahasan : Terapi Bermain Pada Anak Di Rumah Sakit


Sub Pokok Bahasan : Terapi Bermain Anak Usia 3-5 tahun
Tujuan : Mengoptimalkan Tingkat Perkembangan Anak
Hari / Tanggal : Selasa/ Januari 2018
Jam / Durasi : Pukul. 09.00 WIB sd selesai
Tempat Bermain : Ruang anak Shofa RS Muhammadiyah Gresik

A. Peserta
1. Anak usia 3 – 5 tahun
2. Tidak mempunyai keterbatasan fisik
3. Dapat berinteraksi dengan perawat dan keluarga
4. Pasien kooperatif
5. Peserta Anak usia pra sekolah dan sekolah minimal 3 orang didampingi keluarga

B. Sarana dan Media


Sarana :
1. Ruangan tempat bermain
2. Tikar untuk duduk
Media : film kartun dan gambar

C. Pengorganisasian
Jumlah leader 1 orang, co leader 1 orang, fasilitator 2 orang dan 1 orang observer
dengan susunan sebagai berikut :
1. Leader : Sulastri Ningsih
2. Co leader : Rizqi Indah L
3. Observer : Ana Yusliana
4. Fasilitator : Sofatul ula dan M Fairus S
D. Pembagian Tugas
1. Peran Leader
a. Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan jalan
menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien termotivasi untuk
mengekspresikan perasaannya
b. Auxilery Ego, sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau
mendominasi
c. Koordinator, yaitu mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian tujuan
dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat dalam kegiatan
2. Peran Co Leader
a. Mengidentifikasi issue penting dalam proses
b. Mengidentifikasi strategi yang digunakan Leader
c. Mencatat modifikasi strategi untuk kelompok pada sesion atau kelompok yang
akan datang
d. Memprediksi respon anggota kelompok pada sesion berikutnya
3. Peran Fasilitator
a. Mempertahankan kehadiran peserta
b. Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta
c. Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar maupun
dari dalam kelompok
4. Peran Observer
a. Mengamati keamanan jalannya kegiatan play therapy
b. Memperhatikan tingkah laku peserta selama kegiatan
c. Memperhatikan ketepatan waktu jalannya kegiatan play therapy
d. Menilai performa dari setiap tim terapis dalam memberikan terapi
E. Setting Tempat

F. Susunan Kegiatan
No Waktu Therapy Anak Ket
1. 5 Menit Pembukaan :
1. Co-leader membua dan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri dan 2. Mendengaran
anggota yang lain
3. Memperkenalan
3. Mendengarkan
pembimbing
4. Memperkenalkan anak
4. Mendengarkan dan
satu persatu dan anak
saling berkenalan
saling berkenalan dengan
temannya
5. Mendengarkan
5. Kontra waktu dengan anak
6. Mempersilahkan leader

6. Medengarkan
2. 20 Kegiatan bermain :
Menit 1. Leader menjelasan cara 1. Mendengarkan
permainan
2. Menanyakan pada anak, 2. Menjawab pertanyaan
anak mau bermain atau
3. Menerima permainan
tidak
3. Membagikan permainan
4. Bermain
4. Leader, co-leader, dan
fasilitator memotivasi anak 5. Bermain
5. Fasilitator mengobservasi
6. Mengungkapkan
anak
perasaan
6. Menanyakan perasaan
anak
3. 5 menit Penutup :
1. Leader menghentikan 1. Selesai bermain
permainan
2. Menanyakan perasaan 2. Mengungkapkan
anak perasaan
3. Menyampaikan hasil 3. Mendengarkan
permainan
4. Senang
4. Memberikan hadiah
kepada anak yang cepat
bisa menebak gambar
5. Membagikan
5. Senang
souvenir/kenang-
kenangan pada semua
anak yang bermain
6. Menanyakan perasaan
6. Mengungapkan
anak
perasaan
7. Co-leader menutup acara
7. Mendengarkan
8. Mengucapkan salam
8. Menjawab salam
G. Evaluasi
1. Evaluasi struktur yang diharapkan
a. Alat-alat yang digunakan lengkap
b. Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
2. Evaluasi proses yang diharapkan
a. Terapi dapat berjalan dengan lancar
b. Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
c. Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
d. Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya.
3. Evaluasi hasil yang diharapkan
a. Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan menghasilkan satu gambar
yang diwarnai, kemudian digantung
b. Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
c. Anak merasa senang
d. Anak tidak takut lagi dengan perawat
e. Orang tua dapat mendampingi kegiatan anak sampai selesai
f. Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan aktifitas bermain
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan pengalaman
traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan ketegangan atau stress
hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya perpisahan dengan
orang tua, kehilangan control, dan akibat dari tindakan invasif yang menimbulkan rasa
nyeri. Akibatnya akan menimbulkan berbagai aksi seperti menolak makan, menangis,
teriak, memukul, menyepak, tidak kooperatif atau menolak tindakan keperawatan yang
diberikan.
Bermain adalah salah satu bagian dari kehidupan anak dan salah satu alat paling
penting untuk menatalaksanakan stres karena hospitalisasi menimbulkan krisis dalam
kehidupan anak, dan karena situasi tersebut sering disertai stress berlebihan, maka anak-
anak perlu bermain untuk mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka alami sebagai
alat koping dalam menghadapi stress. Bermain merupakan aspek penting dalam
kehidupan anak yang mencerminkan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social
anak tersebut, Salah satunya adalah tebak gambar.
5.2 Saran
1. Orang tua
Sebaiknya orang tua lebih selektif dalam memilih permainan bagi anak agar anak
dapat tumbuh dengan optimal. Pemilihan permainan yang tepat dapat menjadi poin
penting dari stimulus yang akan didapat dari permainan tersebut. Faktor keamanan
dari permainan yang dipilih juga harus tetap diperhatikan.
2. Rumah Sakit
Sebagai tempat pelayanan kesehatan, sebaiknya rumah sakit dapat meminimalkan
trauma yang akan anak dapatkan dari hospitalisasi dengan menyediakan ruangan
khusus untuk melakukan tindakan.
3. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat tetap membantu anak untuk mengurangi dampak
hospitalisasi dengan terapi bermain yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak.
Karena dengan terapi bermain yang tepat, maka anak dapat terus melanjutkan tumbuh
kembang anak walaupun dirumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Supartini, Yupi. (2004). Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.


http://belajarbarengrizalyuk.blogspot.com/2013/10/terapi-bermain-mewarnai.html
http://belajarbarengrizalyuk.blogspot.com/2013/10/terapi-bermain-mewarnai.html
Lampiran
Lembar Observasi Pelaksaan Terapi Bermain
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
I Struktur Terapi Bermain
1. Persiapan media terapi bermain
1. Kotak puzzle
2. Tikar
2. Kelengkapan jumlah mahasiswa
a. Leader (1)
b. Co-Leader (1)
c. Fasilitator (2)
d. Observer (1)
II Proses Terapi Bermain
1. Pembukaan Leader :
a. Membuka acara terapi bermain dengan mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri dan anggota
c. Memperkenalkan pembimbing
d. Menperkenalan peserta
e. Menjelaskan kontrak waktu
f. Menjelaskan permainan yang akan dilakukan dan tujuan
permainan
g. Memberikan contoh kepada peserta cara bermain puzzle
h. Memimpin jalannya permainan dari awal sampai akhir
2. Pelaksanaan
Co-leader :
a. Membantu leader menjelaskan cara bermain kepada peserta
b. Membantu leader memberian contoh kepada peserta cara bermain
puzzle
c. Memberikan kesempatan pada peserta untuk ikut memulai
permainan
d. Mengatur watu permainan
Fasilitator
a. Mengarahkan peserta untuk bermain
b. Memotivasi peserta dalam menyelesaikan permainan
c. Membantu leader dalam mengkondisikan peserta agar fokus pada
jalannya permainan
d. Pelaksanaan terapi berlangsung tepat waktu
3. Evaluasi : Observer
a. Memberikan check list pada lembar evaluasi kemajuan peserta
b. Memberikan penilaian kemampuan anak berdasaran kriteria di
lembar evaluasi kemajuan
4. Terminasi :
a. Memberikan reward kepada peserta terbaik oleh leader dan
fasilitator
b. Memberikan trik penyelesaian tugas dalam permainan puzzle
c. Leader mengucapkan terima kasih
III Hasil Terapi Bermain
1. Peserta Terapi Bermain :
a. Peserta terapi bermain antusias mengikuti kegiatan terapi bermain
b. Peserta mengikuti terapi bermain sampai dengan selesai
c. Anak mampu menyelesaikan setidaknya menyusun semua
kepingan pada tahap sulit, dan mampu menyusun setidaknya
setengah kepingan ringan dan sedang dalam waktu yang telah
ditentukan
Lampiran
Lembar Evaluasi Kemajuan
Kategori Kemampuan Ana Penilaian An..... An...... An..... An..... An.... An.....
Kognitif
- Anak mampu mengerti dan menjelaskan pesan yang terkandung dalam
permainan
- Anak mampu menyelesaikan tugas dalam permainan dalam berbagai
tahap : Total
a. Tahap ringan Kriteria
b. Tahap sedang
c. Tahap sulit
Sosial
- Anak mau memperkenalkan diri di depan teman sepermainan
- Anak mampu berkomunikasi baik dengan teman sepermainan
- Anak dapat berkomunikasi baik dengan perawat
Total
Kriteria
Afektif
- Anak dapat mematuhi peraturan permainan
Total
Kriteria
Jumlah Akhir

Keterangan Skor Kriteria tiap katergori


0 : Tidak dapat melakukan Baik : Jumlah skor 17-24
1 : Dapat melakukan dengan bantuan Cukup : Jumlah skor 9-16
2 : Dapat melakukan dengan motivasi Kurang : Jumlah skor 0-8
3 : Melakukan dengan mandiri

Anda mungkin juga menyukai