Anda di halaman 1dari 2

Tugas kuliah Statistika Pertanahan

Nama : Sabrina Ayu Latupono


Nit : 21303903
Kelas/ Absen : f/ 39

Dose : Dr. Dra Setiowati, M.Si

 Untuk tugas Minggu pertama Statistika pertanahan yang di berikan dosen adalah cara
penggumpulan data pengukuran statistika pengamatan data dapat di dilakukan dengan
pengamatan atau wawancara dan boleh dari sumber laporan yang diambi dari sumber-
sumber kantor yang telah ada.

Data yang saya pilih adalah:


 Data Statistik Pravalensi Balita Stunting Di Maluku Tahun 2022.

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi
balita stunting  di Maluku mencapai 26,1% pada 2022. Angka ini menempatkan provinsi tersebut berada di
peringkat ke-13 nasional.Tercatat, Maluku memangkas angka balita stunting sebesar 2,6 poin dari tahun
sebelumnya. Pada SSGI 2021, prevalensi balita stunting di provinsi ini mencapai 28,7%. Meski demikian,
angka stunting di Maluku masih tergolong tinggi karena melebihi ambang batas yang ditetapkan standar
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 20%.Berdasarkan wilayahnya, terdapat 6 kabupaten di atas rata-
rata prevalensi balita stunting Maluku. Sisanya, 5 kabupaten/kota lainnya berada di bawah angka rata-rata
provinsi.
Kabupaten Buru Selatan merupakan wilayah dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Maluku pada SSGI
2022, yakni mencapai 41,6%. Angka ini naik 2,5 poin dari 2021 yang sebesar 39,1%. Kabupaten
Kepulauan Tanimbar menempati peringkat kedua wilayah dengan prevalensi balita stunting terbesar di
Maluku sebesar 31,5%. Posisinya diikuti oleh Kabupaten Kepulauan Aru dengan prevalensi
balita stunting 28,1%. Adapun prevalensi balita stunting terendah di Maluku berada di Kota Ambon yakni
21,1%.

Awal tahun 2022 kasus stunting di Ambon sebanyak 600 kasus, setelah dilakukan validasi data hingga
Oktober 2022 terdapat 510 anak stunting, atau mengalami penurunan 4,6 persen," kata Kepala Dinas
Pengendalian Penduduk dan KB (DPPKB) Kota Ambon. Ia mengatakan, hasil audit dan validasi data yang
dilakukan tim Dinas Kesehatan,DPPKB, camat, Kepala desa,raja Lurah di lima kecamatan, masih terdata
510 anak yang menderita stunting. penyebab stunting di Kota Ambon, yakni asupan gizi kalori, jumlah
anggota keluarga yang banyak di dalam satu keluarga, sanitasi, asupan gizi, dan ASI ekslusif.
Dari jumlah 510 penderita stunting di kota Ambon, lanjutnya, 201 penderita karena kurangnya asupan gizi
karena pendapatan orang tua. Lalu ada 110 penderita disebabkan faktor lingkungan atau sanitasi, dan 199
anak karena pola asuh orang tua.
Welly menyatakan, upaya yang dilakukan untuk menurunkan kasus untuk kekurangan asupan gizi serta
pola asuh, melalui  intervensi sosialisasi antar pemangku kepentingan. "Karena ada keluarga yang dinilai
mampu, tetapi anaknya stunting, penyebabnya adalah pola asuh yang tidak benar, mungkin saja tiap hari
anak diberikan asupan makanan instan, sehingga membuat berat badan tidak ideal dan menderita stunting,"
katanya. Selain itu, ia mengatakan bagi anak juga tidak mendapatkan asi ekslusif  akan diintervensi dengan
pemberian paket kebutuhan pokok untuk meningkatkan gizi anak. Ia menambahkan, kasus stunting di
Ambon tersebar di lima kecamatan,dengan angka kasus terbanyak di Negeri Laha Kecamatan Teluk
Ambon.

Angka stunting di Ambon mengalami penurunan dibandingkan tahun 2022 sebanyak 3.000 kasusz
menurun di 2021 menjadi 1.500 kasus dan 2022 sebanyak 510 kasus.

Anda mungkin juga menyukai