Anda di halaman 1dari 14

TUGAS FALSAFAH TEORI DAN TEORI KEPERAWATAN

FILSAFAT KEPERAWATAN, SAINS KEPERAWATAN, DAN FILSAFAT SAINS


KEPERAWATAN

Dosen Pengampu : Bina Melvia Girsang S.Kep.M.Kep

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2

1. NurFadilah.I.S.Siagian (201101161) 15. Jacklin.K. A.Manalu (221101133)


2. Asima .J. Tampubolon (221101003) 16. Gracinta Bianda (221101137)
3. Nur Nabila Aprilianti (221101021) 17. Fawwaz .F.Khair (221101147)
4. Gabriella B.V.Siahaan (221101031) 18. Septriana Hutasoit (221101151)
5. Jesika Br Tarigan (221101135) 19. Melsharon.F.A.S (221101153)
6. Pretty S.Tampubolon (221101041) 20. Adryati Ramadhani (221101169)
7. Aulia Wulandari Pohan (221101063) 21. Angelika Padang (221101173)
8. Siti Nurhalizah (221101065) 22. Angie Christy Gultom (221101175)
9. Elisha AuliaYasmine(221101097) 23. Dian M.Sibagariang (221101185)
10. Rindu R .O. Sinaga (221101099) 24. Ester A.Sidebang (221101191)
11. Dame A.rajagukguk (221101111) Glentina O.Simanullang (221101193)
12. Wanda Soraya (221101113) 25. Hulwana Husna(221101197)
13. Novia.A. Br Ginting (221101115) 26. Sheila A.A. Saragih (221101227)
14. Rebecca Simangunsong (221101117)

FAKULTAS KEPERAWATAN
TA. 2022/2023

NB : Yang ditandai tidak ada partisipasi


KATA PENGANTAR

Alhamdullilah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Falsafah dan Teori
Keperawatan yang berjudul ” FILSAFAT KEPERAWATAN, SAINS KEPERAWATAN, DAN
FILSAFAT SAINS KEPERAWATAN” ini tepat pada waktunya.

Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Bina Melvia Girsang S,Kep,M.Kep yang telah
membimbing kami secara moral dan materi sehingga kami dapat menambah wawasan kami
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari bahwa laporan praktikum yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca yang akan berguna
bagi kami agar kami bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga laporan prakrikum ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Medan, 1 Mei 2023

Penulis

2
Daftar Isi
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
A. Filsafat Keperawatan.........................................................................................................5
a. Ontologi...........................................................................................................................5
b. Epistemologi...................................................................................................................6
c. Aksiologi.........................................................................................................................7
B. Sains Keperawatan.............................................................................................................8
a. Metodologi riset dan sains keperawatan.........................................................................9
b. Keperawatan sebagai Sains Praktek..............................................................................10
C. Filsafat Sains Keperawatan..............................................................................................10
a. Hakekat Keperawatan...................................................................................................11
BAB III.....................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................12
Kesimpulan...........................................................................................................................13
Daftar Pustaka......................................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat adalah suatu ikhtiar untu befikir dari suatu gejala ke suatu hal yang
hendak dipermasalahkanFilsafat kini semakin maju dalam berbagai bidang dan
memiliki peran penting dalam kehidupan. Cabang filsafat sendiri kini telah
berkembang dalam berbagai bidang, yaitu filsafat pengetahuan, filsafat moral, filsafat
seni, metafisika, politik, filsafat agama, filsafat ilmu, filsafat pendidikan, filsafat
hukum, filsafat sejarah, filsafat matematika dan sebagainya. Filsafat juga memegang
peranan yang sangat penting dalam bidang kesehatan khususnya keperawatan. Filsafat
dalam bidang keperawatan dapat dilihat atau dilihat dari dua sisi, yaitu dari filosofi
pendidikan dan filosofi keperawatan dan pelayanannya. Sehingga perlu dikaitkan atau
dipahami dengan filosofi untuk menemukan kebenaran tentang ilmu keperawatan
guna memajukan ilmu keperawatan. Filsafat dalam bidang pendidikan keperawatan
mampu memberikan pedoman kepada para pendidik (dosen/pengajar) agar mampu
mewarnai perilakunya dalam mengelola proses belajar mengajar (PBM). Selain itu,
dengan adanya filosofi dapat diperoleh ilmu murni atau ilmu lanjutan dalam bidang
pelayanan keperawatan untuk dapat diterapkan bagi kesembuhan pasien berdasarkan
premis- premis pendukung selama ini. Oleh karena itu, inilah mengapa filsafat sangat
penting untuk dipelajari, khususnya filsafat keperawatan, sebagai pedoman atau
landasan untuk melakukan penalaran dan berpikir secara mandiri, logis, eristik.
Sains (Ilmu) adalah proses dan produk. Menurut Parse (Parse, 1999) sains
adalah penjelasan teoritis tentang subjek penelitian dan proses metodologis untuk
mempertahankan pengetahuan dalam sebuah disiplin. Sains adalah suatu cara untuk
menjelaskan fenomena yang diamati serta sebuah sistem pengumpulan, verifikasi, dan
sistematisasi informasi tentang realitas (Streubert-Speziale & Carpenter dalam Mcwen
dan Wills (McEwen & Wills, 2011)

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan filsafat keperawatan ?
b. Apa yang dimaksud dengan Sains Keperawatan ?
c. Apa yang dimaksud dengan filsafat Sains Keperawatan?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Filsafat Keperawatan
Filsafat keperawatan adalah pandangan dasar tentang hakikat manusia sebagai
mahluk holistik yang memiliki kebutuhan biologis, psikologis, sosiokultural dan
spiritual, serta esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik
keperawatan. Filsafat keperawatan adalah pernyataan asumsi dasar dan universal,
keyakinan dan prinsip tentang sifat pengetahuan dan pemikiran (epistemologi) dan
tentang sifat entitas yang diwakili dalam paradigma (yaitu, praktik keperawatan dan
proses kesehatan manusia [ontologi] (Reed, 1997). Tidak ada filosofi dominan
tunggal yang berlaku dalam disiplin keperawatan. Pandangan Filsafat Ilmu dalam
Keperawatan Menurut Dharma (2011) perkembangan ilmu pengetahuan tidak terlepas
dari pemahaman tentang filsafat ilmu. Filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafan yang
ingin menjawab pertanyaan mengenai hakekat ilmu yang ditinjau dari 3 aspek yaitu
aspek ontologi (apa yang ingin diketahui), epistemologi (bagaimana memperoleh
pengetahuan) dan aksiologi (untuk apa pengetahuan tersebut). Berikut aplikasi tiga
sudut pandang filsafat ilmu dalam ilmu keperawatan:

a. Ontologi
Ontologi dapat diartikan sebagai suatu studi yang membahas sesuatu yang
ada. Ontologi menjawab pertanyaan tentang apa yang ingin diketahui atau
objek yang menjadi pusat studi dari suatu disiplin ilmu. Untuk memahami
aspek ontology ilmu keperawatan perlu dipahami tentang postulat, asumsi
dan prinsip yang diyakini dalam keperawatan. Postulat yang diajukan dalam
keperawatan adalah bahwa manusia yang tidak dapat berfungsi secara
sempurna dalam kaitan dengan kondisi kesehatan dan proses penyembuhan
mempunyai seperangkat kebutuhan. Asumsi yang diajukan adalah bahwa
manusia yang tidak dapat berfungsi secara sempurna dalaf? kaitan dengan
kondisi kesehatan dan proses penyembuhan adalah mahluk biospikososial
dan spiritual. Berdasarkan postulat dan asumsi ini dikembangkan prinsip
yaitu bantuan yang efektif bagi individu yang tidak dapat berfungsi secara
sempurna dalam kaitan dengan kondisi kesehatan dan penyembuhan adalah
bantuan dengan pendekatan biopsikososial dan spiritual secara holistik dan
optimal.
5
Batas - batas telaahan kegiatan keilmuan secara mum adalah wilayah
empiric, dalam arti daerah yang dapat ditangkap ole pancaindera manusia.
Dunia keilmuan dibagi dua golongan yaitu
(1) pengetahuan ilmiah
(2) sarana pengetahuan ilmiah.
Sarana pengetahuan ilmiah adalah alat yang membantu kegiatan dalam
memperoleh dan menyusun pengetahuan ilmiah, misalmya: bahasa, logika,
matematika, statistika, dan metode penelitian. Ontology in berbeda dengan
sarana pengetahuan ilmiah, demikian pula dengan epistemology dan
aksiologinya. Kegiatan penelitian

b. Epistemologi
Epistemologi merupakan sudut pandang tentang bagaimana metode atau
prosedur yang digunakan untuk mendapatkan pengetahuan. Epistemologi
menjadi dasar pijakan dalam memberikan legitimasi suatu ilmu pengetahuan
untuk diakui sebagai disiplin ilmu dan menentukan keabsahan disiplin ilmu
tertentu. Aplikasi epistemologi dalam ilmu keperawatan tergambar dalam
pengembangan struktur ilmu keperawatan mulai dari falsafah keperawatan,
paradigma, model konseptual keperawatan dan middle range theory. Sat ini
pengembangan ilmu keperawatan dilaksanakan dengan metode ilmiah
melalui berbagai penelitian keperawatan.
Mekanisme yang memproses pengetahuan keilmuan tersebut adalah metode
ilmiah yang mengandung tiga bagian, yaitu proses keabsahan (validitas)
proses kebenaran proses penyusunan, Proses keabsahan pengetahuan
keilmuan menetapkan persyaratan yang harus dipenuhi ole suatu kegiatan
agar dianggap sah secara keilmuan. Persyaratan in ialah : logis, analitis, dan
sistematis adalah sah. Jenis dasar pengetahuan dasar adalah (McEwen &
Wills, 2011):
1. Empiris
Pengetahuan empiris adalah bentuk pengetahuan saintifik. Pengetahuan
empiris berasal dari pengamatan, pengujian, dan replikasi.
2. Pengetahuan pribadi-pengetahuan apriori.
Pengetahuan pribadi adalah pengetahuan yang didapat dari pemikiran
sendiri. Pengetahuan intuitif mencakup perasaan dan firasat. Pengetahuan
6
intuitif tidak menebak, tapi bergantung pada pengenalan dan pengalaman
pola yang tidak sadar.
3. Pengetahuan somatik Mengetahui tubuh sehubungan dengan gerakan
fisik Pengetahuan somatik mencakup pengalaman penggunaan otot dan
keseimbangan untuk melakukan tugas fisik. Pengetahuan metafisik
(spiritual) mencari keberadaan kekuatan yang lebih tinggi. Aspek
pengetahuan spiritual meliputi sihir, mukjizat, psikokinesis, persepsi
ekstrasensori, dan pengalaman menjelang kematian.
4. Pengetahuan Estetika
Pengetahuan yang berhubungan dengan kecantikan, harmoni, dan
ekspresi. Pengetahuan estetik mencakup seni, kreativitas, dan nilai.
5. Pengetahuan moral atau etika
Pengetahuan tentang apa yang benar dan salah nilai dan norma perilaku
sosial dan budaya merupakan komponen pengetahuan etis.

c. Aksiologi
Aksiologi keilmuan menyangkut nilai - nilai yang berkaitan dengan
pengetahuan ilmiah : baik internal, eksternal, maupun social. Baik nilai - nilai
yang berkaitan dengan wujud maupun kegiatan ilmiah dalam memperoleh
pengetahuannya. Lain halnya dengan landasan ontologism yang
mengungkapkan dan menyatakan realitas sebagaimana adanya (das Sein) yang
dalam konteks ini ditafsirkan sebagai bebas nilai, maka landasan aksiologis
baik internal, eksternal, maupun social adalah sarat nilai. Secara internal,
misalnya disebutkan bahwa tidak setiap wujud empirik dapat dijadikan sebagai
objek penelitian, terutama yang berkaitan dengan fitrah (hak - hak azasi)
manusia. Rekayasa genetic dalam bentuk "kloning", telah menimbulkan
masalah moral. Penelitian dalam ilmu kedokteran ini dikontrol dengan ketat
oleh nilai - nilai aksiologis yang sifatnya internal.Landasan aksiologi dalam
pengembangan ilmu pengetahuan merupakan sudut pandang tentang tujuan
dan nilai suatu pengetahuan. Aksiologi memberikan Batasan pengembangan
ilmu keperawatan sehingga tetap berjalan dalam kodrat manusia dan
meningkatkan kemaslahatan umat manusia. Pemahaman tentang aksiologi
dalam keperawatan bertüjuan :
1. Memberikan arah dalam proses keilmuwan dan perkembangan teori
keperawatan sehingga berbagai penelitian keperawatan sapat dilakukan
7
secara etis, tidak mengubah kodrat dan tidak merendahkan martabat
manusia.
2. Memberikan arah dalam praktik keperawatan sehingga dapat memberikan
pelayanan dengan nilai yang luhur dan dapat meningkatkan derajat
kesehatan manusia.

Wawasan ilmu keperawatan mencakup ilmu-ilmu yang mempelajari bentuk dan sebab
tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, melalui pengkajian mendasar tentang
hal- hal yang melatar belakangi, seta mempelajari berbagai bentuk upaya untuk
mencapai kebutuhan dasar tersebut melalus pemanfaatan semua sumber yang ada dan
potensial. Bidang garapan dan fenomena yang menjadi objek studi keperawatan
adalah penyimpangan dan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia (bio-psiko-
sosio- spiritual), mulai dari tingkat individu tang utuh (mencakup seluruh siklus
kehidupan), sampai pada tingkat masyarakat, yang juga tercermin pada tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar pada tingkat system organ fungsional sampai sub
seluler atau molekuler.

B. Sains Keperawatan
Sains keperawatan memiliki karakteristik tersendiri yang membedakan dengan
ilmu di bidang lain. Selain itu, sains Keperawatan memiliki falsafah dan paradigma
keperawatan yang mendasari berbagai aspek untuk meningkatkan pelayanan
keperawatan profesional di bidang pendidikan, pelayanan/praktik, dan riset
keperawatan (Ali, 2001). Sehingga, sains merupakan tubuh pengetahuan yang
sistematis yang. bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran tentang dunia melalui
proses perbaikan dir yang berkesinambungan yang melibatkan perkembangan teori
dan uji empiris. lImu merupakan sebuah pengetahuan tentang sebab akibat atau asal
usul yang memiliki ciri adanya suatu metodologi yang harus dicapai secara logis dan
Koheren, memiliki hubungan dengan tanggung jawab ilmuwan. bersifat universal,
memiliki objektifitas tapa disisipi oleh prasangka prasangka subjektif, dapat
dikomunikasikan, kritis, terbuka dan berguna sebagai wujud. hubungannya antara
teori dan praktek (Hidayat, 2008). Hidayat (2008) juga menjelaskan bahwa
keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat profesional
dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia (biologis. psikologis, sosial dan (spiritual)
yang dapat ditujukan kepada individu, keluarga atau masyarakat dalam rentang sehat
sakit.

8
Kerangka konsep ilmu keperawatan baik makro maupun mikro (hanya
menyangkut salah satu aspek dari ilmu keperawatan) di Amerika telah berkembang
sejak sebelum 1950-an, dan symposium mengenai model dan tori keperawatan
dilakukan untu pertama kalinya tahun 1966. Dalam kurun waktu 1970-an model, tori
dan ilmu keperawatan berkembang dengan kecepatan tinggi. Di Indonesia, Lokakarya
Nasional Keperawatan tahun 1983, yang disponsor Departemen Kesehatan dan WHO,
merupakan tonggak sejarah perkembangan ilmu keperawatan di Indonesia. Dari data
itu dapat disimpulkan bahwa ilmu keperawatan sebagai disiplin keilmuan yang
mandiri memiliki latar belakang yang sangat solid. Pendidikan keperawatan di Negara
- Negara Anglo Saxon atau yang berkiblat Anglo Saxon seperti Amerika, Canada,
Australia, Filipina, dan Thailand pada umumnya mencakup program diploma,
asosiate, dan program bakloreat
Sains keperawatan adalah tepi pengetahuan substantif, disiplin khusus yang
berfokus pada proses kesehatan manusiaalam semesta yang diartikulasikan dalam
kerangka kerja dan teori keperawatan (Barrett, 2002). Sains keperawatan adalah
sistem hubungan respons manusia dalam kesehatan dan penyakit yang menangani
domain biologis, perilaku, sosial, dan budaya (S. R. Gortner & Schultz, 1988). Tujuan
ilmu keperawatan adalah untuk mewakili sifat keperawatan untuk memahaminya,
menjelaskannya, dan menggunakannya untuk kepentingan umat manusia
Pengembangan pengetahuan keperawatan mencerminkan hubungan antara ilmu
keperawatan dan penelitian. Tujuan akhir dari pengembangan pengetahuan adalah
untuk memperbaiki praktik keperawatan. Pendekatan untuk pengembangan
pengetahuan memiliki tiga aspek: ontologi, epistemologi, dan metodologi. Ontologi
mengacu pada studi tentang keberadaan: apa adanya. Epistemologi mengacu pada
studi tentang pengetahuan atau cara mengetahui. Metodologi adalah sarana untuk
memperoleh pengetahuan (McEwen & Wills, 2011)

a. Metodologi riset dan sains keperawatan


Pada pertengahan 1900-an, metode kuantitatif sudah digunakan secara
eksklusif dalam penelitian. Pada 1960-an dan 1970-an, sekolah
keperawatan menyelaraskan penelitian keperawatan dengan penelitian
ilmiah. Mulai pada 1980-an, metode penelitian kualitatif mulai digunakan.
Asumsinya adalah bahwa metode kualitatif menunjukkan fenomena
keperawatan dengan cara yang naturalistik dan tidak terstruktur dan tidak
disalahartikan.
9
Konsep ilmu keperawatan juga berimplikasi pada praktik keperawatan.
Gagasan tentang praktik berbasis penelitian telah muncul selama beberapa
tahun terakhir (McEwen & Wills, 2011).

b. Keperawatan sebagai Sains Praktek


Ilmu terapan adalah ilmu yang menggunakan pengetahuan ilmu-ilmu dasar
untuk tujuan praktis. Dalam penelitian terapan, peneliti bekerja untuk
memecahkan masalah dan menghasilkan solusi untuk masalah tersebut.
Dalam ilmu praktik, penelitian sebagian besar berorientasi klinis dan
tindakan (Moody, 1990)). Keperawatan sebagai ilmu terapan atau praktis,
keperawatan memerlukan penelitian terapan dan klinis (Fawcett,1999)
Metodologi Kuantitatif dan Kualitatif Dua bentuk penelitian ilmiah dalam
keperawatan yang telah dilakukan adalah: (1) empirisme, yang
mengobjektifikasi pengalaman dan dapat menguji proposisi atau hipotesis
dalam eksperimen terkontrol; dan (2) fenomenologi dan bentuk lain dari
penelitian kualitatif (yaitu, grounded theory, hermeneutika, penelitian
sejarah, etnografi), yang mempelajari pengalaman hidup dan makna
peristiwa (McEwen & Wills, 2011).

C. Filsafat Sains Keperawatan


Filsafat sains keperawatan membantu untuk menetapkan makna ilmu melalui
pemahaman dan pemeriksaan konsep keperawatan, teori, hukum, dan tujuan yang
berkaitan dengan praktik keperawatan. Filsafat sains keperawatan membantu untuk
memahami kebenaran; untuk menggambarkan keperawatan; untuk memeriksa
prediksi dan kausalitas; untuk secara kritis menghubungkan teori, model, dan sistem
ilmiah; dan untuk mengeksplorasi determinisme (McEwen & Wills, 2011).
Setiap jenis ilmu dengan corak teoritis atau praktis meliputi sejumlah
komponen yang dapat dikatakan merupakan pembagian dan perincian selanjutnya
pada pembagian jenis ilmu itu. Berbagai komponen termaksud ialah scientific
disciplines yang telah disebutkan dimuka. Sebutannya yang tepat dengan istilah
Indonesia untuk disciplines ialah rumpum ilmu. Selanjutnya sebagaimana telah
dikemukakan suatu sciencific discipline terbagi dalam sejumlah specialty yang dalam
bahasa Indonesia sebaiknya disebut cabang ilmu. Cabang ilmu atau speacialti pada
umumnya juga telah tumbuh cukup luas sehingga dapat dibagi lebih terperinci
menjadi beberapa ranting
10
ilmu (subspecialty). Kadang-kadang sesuatu- ranting ilmu yang cukup pesat
pertumbuhannya bisa mempunyai perincian lebih lanjut yang kami sebut tangkai ilmu.
Jadi, dalam rang lingkup sesuatu jenis ilmu yang bercorak teoretis atau praktis
terdapat urutan tata jenjang yang merupakan hierarki ilmu (jenis ilmu-> rumpun ilmu-
> cabang ilmu -> ranting ilmu). Keterkaitan ilmu keperawatan dengan rumpun ilmu
social menghasilkan hirarki ilmu menurut penulis sebagai berikut.

a. Hakekat Keperawatan
Pada hakekatnya keperawatan merupakan suatu ilmu dan kiat, profesi yang
berorientasi pada pelayanan, memiliki tingkat klien (individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat) serta pelayanan yang mencakup seluruh
rentang pelayanan keschatan secara keseluruhan. Adapun hakekat
keperawatan adalah sebagai berikut:
1. Sebagai ilmu dan seni, merupakan suatu ilmu yang didalam
aplikasinya lebih kearah ilmu terapan
2. Sebagai profesi yang berorientasi kepada pelayanan umtuk
membantu manusia mengatasi masalah schat dan sakit dalam
kehidupannya untuk mencapai kesejahteraan.
3. Sebagai pelayanan keschatan yang memiliki tiga sasaran,
diantaranya individu, keluarga dan masyarakat sebagai klien.
4. Sebagai kolaborator dengan tim keschatan lainnya dalam
pembinaan keschatan, pencegahan penyakit, penentuan diagnosis
dini, penyembuhan serta rehabilitasi dan pembatasan penyakit..
5. Salah satu ciri keperawatan sebagai profesi adalah mempunyai
kewenangan yang jelas. Kewenangan ini terkait dengan tugas ruang lingkup
keperawatan: apa yang menjadi kewenangan perawat. Hal ini tentu harus diikuti

11
dengan otonomi perawat dalam memberi-kan asuhan kepada klien. Di samping itu,
dalam melaksanakan fungsinya, perawat tidak bertindak sebagai pembantu profesi
kesehatan lain, tidak pula dikendalikan oleh profesi tersebut. Disiplin ilmu profesi
keperawatan berbeda dengan pro-fesi kesehatan lain. Dengan demikian, kedudukan
perawat se-bagai profesi kesehatan sejajar dengan profesi kesehatan lain, yaitu
sebagai mitra. Dengan demikian, selayakya tidak ada perlakuan diskriminatif
terhadap profesi keperawatan. Klien dapat dibaratkan sebuah bangunan yang
memiliki banyak pintu. Pintu-pintu itu mempunyai corak yang berbeda meskipun
tetap memiliki fokus yang sama, yaitu jalan untuk memasuki bangunan tersebut.
Semua pintu tersebut baik dan memiliki bentuk yang jelas. Pintu-pintu itu dapat
diibaratkan sebagai profesi kesehatan yang mempunyai karakterisitik ter-sendiri.
Setiap profesi kesehatan mempunyai fokus orientasi yang berbeda. Perbedaan ini
bukan berarti suatu profesi mengungguli profesi lain.

BAB III

PENUTUP

12
Kesimpulan
Filsafat keperawatan adalah pandangan dasar tentang hakikat manusia sebagai
mahluk holistik yang memiliki kebutuhan biologis, psikologis, sosiokultural dan
spiritual, serta esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik
keperawatan. Filsafat keperawatan adalah pernyataan asumsi dasar dan universal,
keyakinan dan prinsip tentang sifat pengetahuan dan pemikiran (epistemologi) dan
tentang sifat entitas yang diwakili dalam paradigma (yaitu, praktik keperawatan dan
proses kesehatan manusia [ontologi] (Reed, 1997). Tidak ada filosofi dominan
tunggal yang berlaku dalam disiplin keperawatan. Sains keperawatan memiliki
karakteristik tersendiri yang membedakan dengan ilmu di bidang lain. Selain itu, sains
Keperawatan memiliki falsafah dan paradigma keperawatan yang mendasari berbagai
aspek untuk meningkatkan pelayanan keperawatan profesional di bidang pendidikan,
pelayanan/praktik, dan riset keperawatan (Ali, 2001). Sehingga, sains merupakan
tubuh pengetahuan yang sistematis yang. bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran
tentang dunia melalui proses perbaikan dir yang berkesinambungan yang melibatkan
perkembangan teori dan uji empiris. lImu merupakan sebuah pengetahuan tentang
sebab akibat atau asal usul yang memiliki ciri adanya suatu metodologi yang harus
dicapai secara logis dan Koheren, Konsep dasar yang terkandung dalam ilmu-ilmu
sosial saling memiliki hubungan dalam kehidupan manusia. Manusia sebagai salah
satu makhluk ciptaan Than senantiasa berhadapan/berhubungan dengan dimensi-
dimensi rang, waktu, dan berbagai bentuk kebutuhan (needs) serta berbagai bentuk
peristiwa baik dalam skala individual maupun dalam skala kelompok (satuan sosial).
Terdapat relasi, relevansi, dan fungsi yang cukup signifilkan Meluruh ilmu-ilmu
sosial tersebut untuk memecahkan masalah-masalah manusia. Seperti di dalam ilmu
keperawatan yaitu dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia tidak terlepas dari
ilmu-ilmu yang lain. Sehingga dengan demikian terdapat revelansi ilmu keperawatan
dan ilmu social. Sehingga dengan rumpun ilmu social tersebut dapat ilmu
keperawatan semakin terus berkembang seiring dengan kemajuan keilmuan.

Daftar Pustaka
Rofii, M. (2021). Teori dan Falsafah Kepetrawatan.
Ali, H. Z. (2001). Dasar-dasar Keperawatan Professional. Jakarta: Widya Medika.

13
Adi Nugroho Setiyo. (2021). Pandangan Ilmu Filsafat Sebagai Filosofi Ilmu
Keperawatan Berdasarkan Rumpun Ilmu Sosial. Jawa Timur : Fakultas
Kesehatan Universitas Nurul Jadid.
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Buku Kedokteran EGC : Jakarta. Hal. 49

14

Anda mungkin juga menyukai