Anda di halaman 1dari 12

STIK BINA HUSADA Kode :

Jl. Syech Abdul Somad No. 28 Kel. 22 Tanggal : November 2022


Ilir Palembang Revisi : Pertama
FORMULIR MUTU Halaman : -
UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
TAHUN AKADEMIK 2022-2023
Kode/Mata Kuliah : MKM 8104/ KESEHATAN MASYARAKAT
INTERMEDIATE
Program Studi : PSMKM
Semester/ SKS : 1/ 2 SKS
Hari/Tanggal : Jumat /23 November 2022
Dosen Mata Kuliah : Dr. Arie Wahyudi, ST., M.Kes

Jawablah
Soal – soal berikut dengan Jelas, Tepat dan Ringkas :
Dosen Pengampuh : Dr. Arie Wahyudi,ST.,M.Kes
1. Status Kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor utama,yaitu : Faktor
Lingkungan,Faktor Perilaku, Faktor Pelayanan kesehatan, dan Faktor Keturunan. Berikan
penjelasan dan pendapat saudara mengenai faktor – faktor tersebut dan bagaimana
pengaruhnya terhadap derajat kesehatan.

2. Berikan pendapat saudara mengenai paradigma perkembangan dan tantangan


kesehatan masyarakat di Indonesia saat ini, sehingga terwujudnya target kesehatan
global; secara kontinu dan priodik untuk mewujudkan Sustainable Development Global
Goal (SDG’s).

3. Usaha – usaha kesehatan masyarakat meliputi sebagai berikut; promotif, preventif,


kuratif, rehabilitatif. Bagaimana pendapat anda tentang ruang lingkup kesehatan
masyarakat tersebut? dan bagaimana cara mencapainya.

Dosen Pengampuh : Dr. Erma Gustina, ST.,M.Kes


1. Ceritakan sejarah IKM dari abad 18,19 dan 20
2. Coba saudara jelaskan konsep sehat sakit menurut anda sebagai ahli dibidang kesehatan
masyarakat
3. Berikan contoh dan jelaskan bagian dari 7 pilar utama dari IKM
4. Seorang ibu membawa bayinya untuk diimunisasi. Tindakan imunisasi tersebut
termasuk pencegahan apa? Tahap yang mana dari riwayat alamiah penyakit yang akan
dicegah dengan tindakan imunisasi tersebut? Mengapa? Jelaskan! (Silahkan anda
jelaskan terkait imunisasi yg anda ketahui)

------------------------------GOOD LUCK ---------------------------

Jawaban dikirim via email: ariewahyudi.ppsunsri@gmail.com


Paling telat: Senin 28 November 2022 pkl.23.59 wib
Nama : Yuyun Trimansyah, S.Kep, Ns
Kelas :A3
Nim : 22.13101.12.47

Dosen Pengampuh : Dr. Arie Wahyudi,ST.,M.Kes


1. STATUS KESEHATAN MASYARAKAT DIPENGARUHI OLEH 4 FAKTOR
UTAMA,YAITU : FAKTOR LINGKUNGAN,FAKTOR PERILAKU, FAKTOR
PELAYANAN KESEHATAN, DAN FAKTOR KETURUNAN. BERIKAN
PENJELASAN DAN PENDAPAT SAUDARA MENGENAI FAKTOR – FAKTOR
TERSEBUT DAN BAGAIMANA PENGARUHNYA TERHADAP DERAJAT
KESEHATAN.
2.
1. Faktor lingkungan Lingkungan yang bersih sangat berperan dalam meningkatkan
kesehatan manusia. Lingkungan yang tidak terawat dan kotor berisiko
menimbulkan berbagai penyakit, seperti demam berdarah, diare, dan gatal –
gatal

2. Faktor perilaku Perilaku sangat berperan penting dalam menjaga kesehatan


masyarakat. Kebanyakan penyakit yang menyerang manusia disebabkan oleh
perilaku yang tidak bertanggung jawab pada tubuhnya sendiri. Beberapa perilaku
yang mempengaruhi kesehatan antara lain pola makan yang sehat, istirahat
yang cukup, dan olahraga teratur.

Contohnya penyakit yang mungkin timbul akibat tidak menjaga perilaku


kesehatan adalah tekanan darah tinggi dan kolesterol, akibat terlalu banyak
makan makanan yang berlemak. Selain itu, diabetes akibat terlalu sering makan
makanan yang manis.

3. Faktor pelayanan kesehatan Ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang


baik akan mempercepat kesehatan masyarakat. Fasilitas pelayanan kesehatan
yang baik meliputi mutu pelayanan yang baik, ketersediaan tenaga kesehatan
yang berkompetensi, akses yang mudah, serta mencapai ke pelosok.

4. Faktor keturunan Ketiga faktor di atas dapat mencegah berbagai penyakit.


Namun, ada beberapa penyakit yang sulit dihindari karena faktor keturunan. Ini
merupakan faktor yang mempengaruhi kesehatan manusia yang keempat.

Beberapa penyakit mungkin langsung diturunkan oleh orangtua, seperti asma.


Namun ada pula beberapa penyakit yang menimbulkan risiko terkena lebih
tinggi, namun masih bisa dicegah. Contohnya seperti tekanan darah tinggi,
diabetes, dan kanker.
2. BERIKAN PENDAPAT SAUDARA MENGENAI PARADIGMA PERKEMBANGAN
DAN TANTANGAN KESEHATAN MASYARAKAT DI INDONESIA SAAT INI,
SEHINGGA TERWUJUDNYA TARGET KESEHATAN GLOBAL; SECARA
KONTINU DAN PRIODIK UNTUK MEWUJUDKAN SUSTAINABLE
DEVELOPMENT GLOBAL GOAL (SDG’S).

Indonesia telah berhasil mencapai sebagian besar target MDGs Indonesia yaitu
49 dari 67 indikator MDGs, namun demikian masih terdapat beberapa indikator
yang harus dilanjutkan dalam pelaksanaan TPB/SDGs. Beberapa indikator yang
harus dilanjutkan tersebut antara lain penurunan angka kemiskinan berdasarkan
garis kemiskinan nasional, peningkatan konsumsi minimum di bawah 1.400
kkal/kapita/hari, penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), penanggulangan HIV/AIDS,
penyediaan air bersih dan sanitasi di daerah perdesaan serta disparitas capaian
target antar provinsi yang masih lebar.

Kementerian PPN/Bappenas dalam melaksanakan TPB/SDGs bersama


dengan Kementerian/Lembaga, Ormas dan Media, Filantropi dan Pelaku Usaha
serta Akademisi dan Pakar perlu merumuskan Rencana Aksi (Renaksi) TPB/SDGs
sebagai acuan bagi seluruh pemangku kepentingan baik di tingkat nasional
(Rencana Aksi Nasional/RAN) maupun di tingkat daerah (Rencana Aksi
Daerah/RAD). Renaksi TPB/SDGs adalah dokumen rencana kerja 5 (lima) tahunan
untuk pelaksanaan berbagai kegiatan yang secara langsung dan tidak langsung
mendukung pencapaian target nasional dan daerah. Dengan renaksi tersebut
diharapkan pihak-pihak terkait ditingkat nasional dan daerah memiliki komitmen dan
kejelasan dalam perencanaan dan penganggaran program, serta kegiatan untuk
mencapai sasaran TPB/SDGs.

3. USAHA – USAHA KESEHATAN MASYARAKAT MELIPUTI SEBAGAI BERIKUT;


PROMOTIF, PREVENTIF, KURATIF, REHABILITATIF. BAGAIMANA PENDAPAT
ANDA TENTANG RUANG LINGKUP KESEHATAN MASYARAKAT TERSEBUT?
DAN BAGAIMANA CARA MENCAPAINYA.
Ruang lingkup kesehatan masyarakat meliputi usaha-usaha:

1. Promotif (peningkatan kesehatan) Peningkatan kesehatan adalah usaha yang


ditujukan untuk meningkatkan kesehatan yang meliputi usaha-usaha,
peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan, pemeliharaan
kesehatan lingkungan, olah raga secara teratur, istirahat yang cukup dan
rekreasi sehingga seseorang dapat mencapai tingkat kesehatan yang
optimal.
2. Preventif (pencegahan penyakit) Pencegahan penyakit adalah usaha yang
ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit melalui usaha-usaha
pemberian imunisasi pada bayi dan anak, ibu hamil, pemeriksaan kesehatan
secara berkala untuk mendeteksi penyakit secara dini.
3. Kuratif ( pengobatan) Pengobatan adalah usaha yang ditujukan terhadap
orang sakit untuk dapat diobati secara tepat sehingga dalam waktu singkat
dapat dipulikan kesehatannya.
4. Rehabilitatif (pemeliharaan kesehatan) Pemeliharaan kesehatan adalah
usaha yang ditujukan terhadap penderita yang baru pulih dari penyakit yang
dideritanya.

masalah kesehatan masyarakat adalah multi kausal pemecahannya secara


multi disiplin, sedangkan kesehatan masyarakat sebagai seni mempunyai
bentangan semua kegiatan yang langsung atau tidak untuk mencegah
penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (terapi fisik,
mental, sosial) adalah upaya masyarakat, misal pembersihan lingkungan,
penyediaan air bersih, pengawasan makanan dan lain-lain. Penerapannya
dalam ruang lingkup kesehatan masyarakat adalah:
1. Pemberantasan penyakit, menular dan tidak menular
2. Perbaikan sanitasi lingkungan tempat-tempat umum
3. Perbaikan lingkungan pemukiman
4. Pemberantasan vektor
5. Pendidikan atau penyuluhan kesehatan masyarakat
6. Pelayanan ibu dan anak
7. Pembinaan gizi masyarakat
8. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum
9. Pengawasan obat dan minuman
10. Pembinaan peran serta masyarakat
Dosen Pengampuh : Dr. Erma Gustina, ST.,M.Kes
1. Ceritakan sejarah IKM dari abad 18,19 dan 20
2. Coba saudara jelaskan konsep sehat sakit menurut anda sebagai ahli dibidang
kesehatan masyarakat
3. Berikan contoh dan jelaskan bagian dari 7 pilar utama dari IKM
4. Seorang ibu membawa bayinya untuk diimunisasi. Tindakan imunisasi tersebut
termasuk pencegahan apa? Tahap yang mana dari riwayat alamiah penyakit
yang akan dicegah dengan tindakan imunisasi tersebut? Mengapa? Jelaskan!
(Silahkan anda jelaskan terkait imunisasi yg anda ketahui).

Jawab :
1. SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Perkembangan Kesehatan Masyarakat


 Periode sebelum  ilmu pengetahuan (Zaman Romawi dan Yunani serta Zaman
pertengahan) Pada periode ini masyarakat belum terlalu memahami arti
pentingnya kesehatan dalam kehidupannya dalam sehari-hari, ini ditandai dengan
adanya peraturan tertulis yang mengatur pembuangan limbah kotoran yang tujuan
awalnya tidak untuk kesehatan tetapi karena limbah menimbulkan bau tidak
sedap. Namun lama-lama mereka makin menyadari pentingnya kesehatan
masyarakat setelah timbulnya berbagai macam penyakit menular menyerang
sebagian penduduk dan menjadi epidemi bahkan telah menjadi endemi.
Contohnya kolera namun upaya pemecahan masalah secara menyeluruh belum
dilakukan.
 Periode ilmu pengetahuan (Abad 18-19 dan Abad ke 20)
Periode ini masalah penyakit merupakan masalah yang komplek, sehingga jika
pada periode sebelum ilmu pengetahuan belum ditemukan pemecahan masalah,
pada periode ini mulai ditemukann penyebab-penyebab penyakit dan vaksin
sebagai pencegah, ini dibuktikan Lous Pasteur menemukan vaksin pencegah
cacar. Josep Lister menemukan asam karbol untuk sterilisasi ruang operasi dan
William Marton menemukan ether sebagai anestesi pada waktu operasi.
Penyelidikan dan upaya-upaya kesehatan masyarakat secara ilmiah pun mulai
digalakkan. Ini dibukatikan dengan telah dikembangkannya pendidikan tenaga
kesehatan profesional oleh seorang pedagang wiski dari baltimor Amerika dengan
berdirinya universitas serta pemerintah Amerika membentuk departemen
kesehatan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi penduduk, juga
perbaikan dan pengawasan sanitasi lingkungan.
Kesehatan Masyarakat Sebelum Ilmu Pengetahuan
Zaman Romawi dan Yunani kuno (BC), diketemukan dokomen tertulis yang
mengindikasikan:
1. Adanya upaya penanggulangan penyakit
2. Adanya peraturan tertulis tentang pemukiman, pembuangan air limbah dan sistem
drainase,
air minum, pembuangan tinja, dsb, walaupun bukan kerena alasan kesehatan,
melainkan untuk estetika.
3. Adanya keharusan dari pemerintah kerajaan untuk peninjauanan warung-warung
minuman
(public bar), rumah makan.

Kesehatan Masyarakat Periode Ilmu Pengetahuan


Abad bangkitnya ilmu pengetahuan dimulai pada akhir abad ke 18 dan awal
abad ke 19, termasuk ilmu kesehatan (kedokteran dan kesehatan masyarakat). Apabila
sebelumnya masalah kesehatan, utamanya penyakit hanya dilihat sebagi fenomena
biologis, kemudian bergeser kefenomena sosial yang kompleks. Apabila sebelumnya
pendekatan terhadap masalah kesehatan hanya dari satu segi (sektor) saja, kemudian
bergeser kependekatan yang multisektoral.
Ditemukannya vaksin pencegah cacar oleh Louis Pasteur,  asam karbol (asam
karbol ) untuk sterilisasi ruang operasi oleh Joseph Lister, dan eter sebagai anestesi
oleh Wiliam Marton. Tahun 1832 terjadi epidemi kolera di Inggris, terutama didaerah
perkotaan. Kemudian Edwin Chardwich seorang ilmuwan sosial melakukan
penyelidikan. Hasil penyelidikannya menyimpulkan bahwa penyebab  wabah kolera ini
adalah karena sanitasi lingungan penduduk kota yang sangat buruk, pekerja perkotaan
yang upahnya sangat rendah, gizi masyarakat rendah.
Hasil penyelidikan Chardwich ini dianalisis dan disajikan dengan baik dan sahih.
Berdasarkan laporan Charwich ini akhirnya Parlemen Inggris mengeluarkan UU yang
mengatur tentang sanitasi lingkungan, sanitasi tempat kerja (pabrik), sanitasi tempat
umum, dsb.
Tahun 1848, Jons Simon diangkat sebagai menteri untuk menangani kesehatan
penduduk (masyrakat). Pada akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20, di Inggris dan
negara-negara Eropa lainnya,dan Amerika mulai dibuka pendidikan bagi tenaga-tenaga
kesehatan untuk kesehatan masyarakat (publik).
Pada tahun 1894 John Hopkins seorang pedagang wiski mempelopori
mendirikan Universitas, yang didalamnya terdapat program studi kedokteran dan 
“public health”. Pada tahun 1855 pemerintah Amerika membentuk Kementerian
Kesehatan yang pertama kali, yang didalamnya terdapat bagian yang menangani
kesehatan masyarakat (publik).
Tahun 1872 dibentuk asosiasi dari para akademisi dan praktisi Kesehatan
Masyarakat, yang disebut “American Public Health Association”.
Perkembangan Kesehatan Masyarakat di Indonesia
Abad Ke-16 Pemerintahan Belanda mengadakan upaya
pemberantasan cacar dan kolera yang sangat ditakuti
masyarakat pada waktu itu. Sehingga berawal dari wabah
kolera tersebut maka pemerintah Belanda pada waktu itu
melakukan upaya-upaya kesehatan masyarakat.
Tahun 1807 Pemerintahan Jendral Daendels, telah dilakukan pelatihan
dukun bayi dalam praktek persalinan. Upaya ini dilakukan
dalam rangka upaya penurunan angka kematian bayi pada
waktu itu, tetapi tidak berlangsung lama, karena langkanya
tenaga pelatih.
Tahun 1888 Berdiri pusat laboratorium kedokteran di Bandung, yang
kemudian berkembang pada tahun-tahun berikutnya di
Medan, Semarang, surabaya, dan
Yogyakarta. Laboratorium ini menunjang pemberantasan
penyakit seperti malaria, lepra, cacar, gizi dan sanitasi.
Tahun 1925 Hydrich, seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda
mengembangkan daerah percontohan dengan melakukan
propaganda (pendidikan) penyuluhan kesehatan di
Purwokerto, Banyumas, karena tingginya angka kematian
dan kesakitan.
Tahun 1927 STOVIA (sekolah untuk pendidikan dokter pribumi) berubah
menjadi sekolah kedokteran dan akhirnya sejak berdirinya
UI tahun 1947 berubah menjadi FKUI. Sekolah dokter
tersebut punya andil besar dalam menghasilkan tenaga-
tenaga (dokter-dokter) yang mengembangkan kesehatan
masyarakat Indonesia.
Tahun 1930 Pendaftaran dukun bayi sebagai penolong dan perawatan
persalinan.
Tahun 1935 Dilakukan program pemberantasan pes, karena terjadi
epidemi, dengan penyemprotan DDT dan vaksinasi massal.
Tahun 1951 Diperkenalkannya konsep Bandung (Bandung Plan)
oleh Dr.Y. Leimena dan dr. Patah (yang kemudian
dikenal dengan Patah-Leimena), yang intinya bahwa
dalam pelayanan kesehatan masyarakat, aspek kuratif dan
preventif tidak dapat dipisahkan. konsep ini kemudian
diadopsi oleh WHO. Diyakini bahwa gagasan inilah yang
kemudian dirumuskan sebagai konsep pengembangan       
sistem pelayanan kesehatan tingkat primer dengan
membentuk unit-unit organisasi fungsional dari Dinas
Kesehatan Kabupaten di tiap kecamatan yang mulai
dikembangkan sejak tahun 1969/1970 dan kemudian
disebut Puskesmas.

Tahun 1952 Pelatihan intensif dukun bayi dilaksanakan


Tahun 1956 Dr.Y.Sulianti mendirikan “Proyek Bekasi” sebagai proyek
percontohan/model pelayanan bagi pengembangan
kesehatan masyarakat dan pusat pelatihan, sebuah model
keterpaduan antara pelayanan kesehatan pedesaan dan
pelayanan medis.

Tahun 1967 Seminar membahas dan merumuskan program kesehatan


masyarakat terpadu sesuai dengan masyarakat Indonesia.
Kesimpulan seminar ini adalah disepakatinya sistem
Puskesmas yang terdiri dari Puskesmas tipe A, tipe B, dan
C.

Tahun 1968 Rapat Kerja Kesehatan Nasional, dicetuskan bahwa


Puskesmas adalah merupakan sistem pelayanan
kesehatan terpadu, yang kemudian dikembangkan oleh
pemerintah (Depkes) menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas disepakati sebagai
suatu unit pelayanan kesehatan yang memberikan
pelayanan kuratif dan preventif secara terpadu, menyeluruh
dan mudah dijangkau, dalam wilayah kerja kecamatan atau
sebagian kecamatan di kotamadya/kabupaten.

Tahun 1969 Sistem Puskesmas disepakati 2 saja, yaitu tipe A (dikepalai


dokter) dan tipe B (dikelola paramedis). Pada tahun 1969-
1974 yang dikenal dengan masa Pelita 1, dimulai program
kesehatan Puskesmas di sejumlah kecamatan dari
sejumlah Kabupaten di tiap Propinsi.

Tahun 1979 Tidak dibedakan antara Puskesmas A atau B, hanya ada


satu tipe Puskesmas saja, yang dikepalai seorang dokter
dengan stratifikasi puskesmas ada 3 (sangat baik, rata-rata
dan standard). Selanjutnya Puskesmas dilengkapi dengan
piranti manajerial yang lain, yaitu Micro Planning untuk
perencanaan, dan Lokakarya Mini (LokMin) untuk
pengorganisasian kegiatan dan pengembangan kerjasama
tim.

Tahun 1984 Dikembangkan program paket terpadu kesehatan dan


keluarga berencana di Puskesmas (KIA, KB, Gizi,
Penaggulangan Diare, Immunisasi).

awal tahun Puskesmas menjelma menjadi kesatuan organisasi


1990-an kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
memberdayakan peran serta masyarakat, selain
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk
kegiatan pokok.

2. COBA SAUDARA JELASKAN KONSEP SEHAT SAKIT MENURUT ANDA


SEBAGAI AHLI DIBIDANG KESEHATAN MASYARAKAT

Sehat adalah keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial, dan
terbebas dari penyakit.

Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu artinya ketidakseimbangan


dari kondisi normal tubuh manusia.

3. BERIKAN CONTOH DAN JELASKAN BAGIAN DARI 7 PILAR UTAMA DARI IKM

1. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku


Merupakan suatu proses perubahan perilaku yang dinamis dengan tujuan
mengubah perilaku manusia yang meliputi komponen pengetahuan, sikap,
ataupun perbuatan yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat baik secara
individu, kelompok maupun masyarakat, serta mengunakan fasilitas kesehatan
yang ada dengan tepat dan sesuai
Contohnya : Program PHBS ( Perilaku Hidup Bersih Sehat ), Program Germas,
Pendirian Sekolah Ilmu kesehatan Masyarakat, Pembagian leaflet atau
melakukan penyuluhan kesehatan
2. Gizi Masyarakat
Gizi Kesehatan Masyarakat, mengacu pada cabang kesehatan masyarakat yang
berfokus pada populasi yang memantau pola makan, status gizi dan kesehatan,
program pangan dan gizi, serta memberikan peran kepemimpinan dalam
menerapkan prinsip kesehatan masyarakat pada kegiatan yang mengarah pada
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pengembangan kebijakan
dan perubahan lingkungan.
Contoh : Program pemantaun status gizi masyarakat, Program pembagian PTM
bagi ibu hamil dan bayi, Program penanggulan stunting
3. Epidiomiologi
Epidemiologi merupakan salah satu bagian dari pengetahuan Ilmu Kesehatan
Masyarakat (Public Health) yang menekankan perhatiannya terhadap
keberadaan penyakit dan masalah kesehatan lainnya dalam masyarakat.
Keberadaan penyakit masyarakat itu didekati oleh epidemiologi secara
kuantitatif. Karena itu, epidemiologi akan mewujudkan dirinya sebagai suatu
metode pendekatan banyak memberikan perlakuan kuantitatif dalam
menjelaskan masalah kesehatan.
Contoh : Penyelidikan Epidiomologi Covid 19
4. Statistik Kesehatan
Sekumpulan konsep dan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data
tentang bidang kegiatan tertentu dan mengambil kesimpulan dalam situasi
dimana ada ketidak pastian dan vasriasi
Contoh : Memberikan gambaran / ukuran mengenai derajat kesehatan seperti
angka kematian bayi dan angka kematian ibu, mencari data pola penyakit atau
perilaku disuatu daerah

5. Kesehatan Lingkungan
Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar
dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Sedangkan menurut HAKLI
(Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan lingkungan adalah
suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang
dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya
kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.
Contoh : Penyediaan Air Minum, Pengelolaan air Buangan dan pengendalian
pencemaran, Pembuangan Sampah Padat, Pengendalian Vektor,
Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia, Higiene
makanan, termasuk higiene susu, Pengendalian pencemaran udara,
Pengendalian radiasi
6. Administrasi Kebijakan Kesehatan
Administrasi kesehatan adalah suatu proses yang mengangkut perencanaan,
pengorganisasian pengarahan, pengawasan, pengkoordinasian dan penilaian
terhadap sumber, tata cara dan kesanggupan yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhan dan tuntutan terhadap kesehatan, perawatan kedokteran serta
lingkungan yang sehat dengan jalan menyediakan dan menyelenggarakan
berbagai upaya kesehatan yang ditujukan kepada perseorangan, keluarga,
kelompok dan ataupun masyarakat.
Contoh : Kegiatan administrasi adalah melaksanakan segala fungsi administrasi
(perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan penilaian) seperti
administrasi kesehatan Rumah Sakit
7. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja
khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju
masyarakat adil dan makmur. Pengertian K3 Menurut Keilmuan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua Ilmu dan Penerapannya untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran,
peledakan dan pencemaran lingkungan. Pengertian K3 Menurut OHSAS
18001:2007 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua kondisi dan
faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga
kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat
kerja.
Contoh : Pelatihan pemadam kebakaran, Pelatihan Safety Breifing, Penyedian
Jaminan kesehatan Kerja seperti BPJS Ketenagakerjaan.

4. SEORANG IBU MEMBAWA BAYINYA UNTUK DIIMUNISASI. TINDAKAN


IMUNISASI TERSEBUT TERMASUK PENCEGAHAN APA? TAHAP YANG
MANA DARI RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT YANG AKAN DICEGAH DENGAN
TINDAKAN IMUNISASI TERSEBUT? MENGAPA? JELASKAN! (SILAHKAN
ANDA JELASKAN TERKAIT IMUNISASI YG ANDA KETAHUI).

Jawab :
Imunisasi Termasuk Pencegahan Primer
Tingkat pencegahan disesuaikan dengan riwayat alamiah penyakit:
1. Pencegahan primordial
Pencegahan awal diarahkan pada mempertahankan kondisi dasar/status
kesehatan masyarakat yang bersifat positif

2. Pencegahan primer
 Adalah Upaya pencegahan yang dilakukan saat proses penyakit belum mulai
(pd periode pre-patogenesis) dengan tujuan agar tidak terjadi proses
penyakit
 Untuk mengurangi insiden penyakit dengan cara mengendalikan penyebab
penyakit dan faktor risikonya
 Upaya yang dilakukan adalah untuk memutus mata rantai infeksi “agent –
host - environment”
4. Pencegahan sekunder
Upaya pencegahan yang dilakukan saat proses penyakit sudah berlangsung
namun belum timbul tanda/gejala sakit (patogenesis awal) dengan tujuan proses
penyakit tidak berlanjut
Untuk menghentikan proses penyakit lebih lanjut dan mencegah komplikasi
Bentuknya berupa deteksi dini dan pemberian pengobatan (yang tepat)
5. Pencegahan tersier
Adalah Pencegahan yang dilakukan saat proses penyakit sudah lanjut (akhir
periode patogenesis) dengan tujuan untuk mencegah cacat dan mengembalikan
penderita ke status sehat
Untuk menurunkan kelemahan dan kecacatan, memperkecil penderitaan dan
membantu penderita-penderita untuk melakukan penyesuaian terhadap kondisi
yang tidak dapat diobati lagi terdiri dari Disability limitation, Rehabilitation

Anda mungkin juga menyukai