KELOMPOK 1 : ”Konsep Dasar Sosiologi Pendidikan” Secara historis, sosiologi dan pendidikan dianggap sebagai pengetahuan kuno, yang keberadaannya berbarengan dengan awal mula adanya manusia. Apabila sosiologi dipahami dalam arti luas, yakni sebagai social interraction (interaksi sosial) atau human relationship (hubungan antar manusia), maka sosiologi telah ada sejak zaman Nabi Adam. Secara etimologis (asal-usul kata), “sosiologi pendidikan” berasal dari kata ‘sosiologi’ dan ‘pendidikan.’ ‘Sosilogi’ berasal dari bahasa Latin dan Yunani, yakni kata ‘socius’ dan ‘logos’. ‘Socius’ (Yunani) yang berarti ‘kawan’, ‘berkawan’, ataupun ‘bermasyarakat’, sedangkan ‘logos’ berarti ‘ilmu’ atau bisa juga ‘berbicara tentang sesuatu’. Dengan demikian secara harfiah istilah “sosiologi” dapat diartikan ilmu tentang masyarakat. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya. Tujuan sosiologi pendidikan sebagai berikut: 1. Menganalisis proses sosialisasi. 2. Menganalisis kedudukan pendidikan dalam masyarakat. 3. Menganalisis interaksi sosial di sekolah dan antara sekolah dengan masyarakat. 4. Membantu memecahkan masalah-masalah sosial pendidikan. 5. Menganalisis tujuan pendidikan secara obyektif. 6. Menpelajari kelakukan sosial serta prinsip-prinsip untuk mengontrolnya.
Ruang lingkup sosiologi pendidikan itu haruslah membahas masalah-masalah:
1. Analilis terhadap pendidikan selaku alat kemajuan sosial. 2. Sosiologi pendidikan sebagai pemberi tujuan bagi pendidikan. 3. Aplikasi pendidikan bagi pendidikan. 4. Proses pendidikan merupakan proses sosialisasi. 5. Peranan pendidikan dalam masyarakat. 6. Pola interaksi sosial di sekolah dan antara sekolah dengan masyarakat. 7. Ikhtisar mengenai berbagai pendekatan terhadap sosiologi pendidikan. KELOMPOK 2 : Karakteristik Sosiologi Pendidikan Berikut beberapa Karakteristik Sosiologi Pendidikan 1. Sosiologi bersifat empiris. Sosiologi didasarkan pada pengamatan dan penalaran. Pengamatan berarti susunan yang berhubungan dengan pancaindera manusia, yang dialaminya dalam kehidupan social. Sedangkan penalaran berarti semua yang berhubungan dengan akal budi manusia atau yang bersifat rasional. Sifat empiris ini sering dihubungkan dengan sifat ilmu yang dapat diuji dengan fakta. 2. Sosiologi bersifat teorits. Yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang konkret di lapangan, dan abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori. 3. Sosiologi bersifat komulatif. Yaitu disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada, kemudian diperbaiki, diperluas sehingga memperkuat teori-teori yang lama. 4. Sosiologi bersifat nonetis. Yaitu pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau buruk masalah tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita