Anda di halaman 1dari 12

Page 1 of 12

PERJANJIAN KERJASAMA PENEMPATAN TENAGA KERJA


ANTARA
PT XXXXXXXXXXX
DAN
PT PUNDEE GLOBAL HURESINDO
NO : 052/XXXX-PGH/PKS-OS/I/2023
Pada tanggal Satu bulan Januari tahun Dua Ribu Dua Puluh Tiga (01–01–2023) di Jakarta, telah
dibuat Perjanjian Kerja Penempatan Tenaga Kerja (“Perjanjian“) oleh dan antara:

Nama :
Kewarganegaraan :
Jabatan :
Alamat Perusahaan :

Dalam hal ini karena jabatannya tersebut, berdasarkan anggaran dasar telah secara sah mewakili dan
bertindak untuk dan atas nama PT XXXXXXXXXXXXXX, yang selanjutnya disebut sebagai
Pihak Pertama. Dan

Nama : FX Purwoko
Kewarganegaraan : Indonesia
Jabatan : Direktur Utama
Alamat Perusahaan : Radio Dalam Square, Jl. Radio Dalam 2E Gandaria Keb.
Baru, Jakarta Selatan,12140.

Dalam hal ini karena jabatannya tersebut, berdasarkan anggaran dasar dan SK Direktur telah sah
mewakili dan bertindak untuk dan atas nama PT PUNDEE GLOBAL HURESINDO, yang
selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua.

Untuk selanjutnya PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama – sama disebut
sebagai PARA PIHAK dan masing- masing disebut PIHAK.

Para Pihak dengan ini menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut:
1. Bahwa Pihak Pertama adalah suatu perseroan terbatas yang bergerak dalam bidang
XXXXXXXXX.
2. Bahwa Pihak Pertama memerlukan Tenaga Kerja untuk menunjang maksud dan tujuan
usahanya dengan berencana menggunakan Tenaga Kerja yang disediakan oleh Pihak Kedua;
3. Bahwa Pihak Kedua adalah suatu badan usaha yang usahanya bergerak dalam bidang lembaga
pelatihan, konsultan, keagenan dan bidang Jasa, termasuk Jasa penyediaan Tenaga Kerja sesuai
dengan Keputusan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 809/2005, mengenai
Izin Operasional Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja/Buruh dengan Nomor Induk Berusaha (
NIB ) 9120602821934 .
4. Bahwa Pihak Kedua bersedia dan sanggup menyediakan sejumlah Tenaga Kerja untuk Pihak
Pertama dengan kualifikasi tertentu sebagaimana yang disepakati oleh Para Pihak sesuai dengan
lampiran Requirement dalam perjanjian ini;
Selanjutnya, Para Pihak dengan ini telah setuju atau sepakat untuk membuat Perjanjian dengan
syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dibawah ini.
Page 2 of 12

Pasal 1
Ketentuan Umum
Kecuali ditentukan lain dalam Perjanjian ini, maka semua kata-kata, pengertian, dan istilah yang
dipakai dan ditulis dengan awal huruf besar dalam Perjanjian ini, akan mengacu pada ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:
1. Pekerjaan adalah Jasa penyediaan dan pengelolaan seluruh aspek ketenagakerjaan dari Tenaga
Kerja ( outsourcing) yang dilakukan/dilaksanakan oleh Pihak Kedua untuk Pihak Pertama di
Tempat Kerja;
2. Tenaga Kerja adalah karyawan Pihak Kedua yang ditempatkan pada Tempat Kerja milik
Pihak Pertama untuk melaksanakan Jasa yang dimaksud dalam Perjanjian ini;
3. Jasa adalah semua Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Tenaga Kerja untuk Pihak Pertama
sesuai dengan yang telah disepakati dengan Pihak Kedua;
4. Tempat Kerja adalah tempat-tempat dimana Jasa harus dilaksanakan dan setiap tempat lainnya
yang disediakan Pihak Pertama sesuai dengan kesepakatan Para Pihak.
5. Alat Kerja adalah seluruh alat, sarana, dan perlengkapan lain yang akan disediakan oleh Pihak
Pertama yang mana termasuk pada pakaian yang diperlukan agar Tenaga Kerja dapat
melaksanakan Jasa sebagaimana mestinya.
6. Biaya Tenaga Kerja adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk mempekerjakan Tenaga Kerja,
termasuk tetapi tidak terbatas pada total gaji, biaya program BPJS Ketenagakerjaan, biaya
asuransi kesehatan atau bentuk lain yang bisa dikategorikan demikian, dan tunjangan-tunjangan
lain tetapi
tidak termasuk insentif lain berupa komisi, bonus, termasuk apabila peraturan Perundang-
Undangan yang berlaku pada hari ini atau dikemudian hari nanti menyebabkan adanya
kewajiban untuk membayar Pajak Penghasilan (PPh 21) atas semua bentuk penghasilan Tenaga
Kerja, maka PPh 21 akan menambah jumlah Biaya Tenaga Kerja yang akan ditanggung atau
dibayarkan oleh Tenaga Kerja melalui Pihak Kedua.
7. Biaya Jasa adalah upah yang harus diberikan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua atas
pelaksanaan Pekerjaan atau HR Service fee, sebagaimana ditegaskan dalam invoice pembayaran
dari Pihak Kedua atau dalam lampiran perjanjian ini yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Perjanjian ini dan karenanya harus diartikan sebagai satu kesatuan dengan
Perjanjian ini.
8. Undang-Undang yang dimaksud dalam Perjanjian ini adalah Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan sebagaimana diubah oleh Undang – Undang No. 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja beserta perubahannya apabila ada.

Pasal 2
Kelengkapan Perjanjian
Lampiran-lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini dan harus
diartikan sebagai satu kesatuan dengan Perjanjian ini yang terdiri dari:
1. Job Order, (Kriteria dan kualifikasi ) dan
2. Komponen Biaya
Pasal 3
Lingkup Kerja Sama

1. Pihak Kedua setuju untuk menyediakan Jasa outsourcing Tenaga Kerja kepada Pihak Pertama
yang kemudian akan ditempatkan oleh Pihak Kedua di Tempat Kerja Pihak Pertama.
2. Tenaga Kerja yang telah sesuai dengan kriteria dan kualifikasi yang ditentukan Pihak Pertama
memiliki ikatan kerja dengan Pihak Kedua melalui Perjanjian Waktu Tertentu (PKWT).

Pasal 4
Page 3 of 12

Jaminan
1. Pihak Pertama menjamin kepada Pihak Kedua bahwa apabila terjadi penundaan pelaksanaan
Jasa atas permintaan Pihak Pertama, maka Pihak Pertama akan memberitahukan secara
tertulis kepada Pihak Kedua selambat-lambatnya dilakukan 7 (tujuh) hari kerja sebelum
penundaan pelaksanaan Jasa.
2. Pihak Kedua wajib menjamin kepada Pihak Pertama bahwa Tenaga Kerja yang ditempatkan
di Tempat Kerja akan selalu mematuhi norma dan aturan hukum yang berlaku di Negara
Republik Kesatuan Indonesia termasuk pelaksanaan protokol pencegahan COVID -19.
3. Pihak Kedua menjamin bahwa Tenaga Kerja yang ditempatkan di Tempat Kerja adalah Tenaga
Kerja yang sah atau telah mematuhi seluruh ketentuan Undang – Undang atau peraturan lain dan
peraturan di tempat Tenaga Kerja bekerja yang relevan dengan pelaksanaan Perjanjian ini.
4. Pihak Kedua wajib memastikan bahwa Tenaga Kerja Pihak Kedua tidak membuat, termasuk
namun tidak terbatas pada kegaduhan, merokok, minum-minuman keras menggunakan obat
terlarang/membawa senjata (tajam/api) dan berjudi, dan perbuatan yang melanggar aturan dan
hukum yang berlaku selama melaksanakan Jasa dan/atau Pekerjaan di Tempat Kerja.
5. Para Pihak menjamin bahwa hubungan antara Pihak Pertama dan Pihak Kedua adalah
hubungan kerjasama atau Kemitraan dan PIHAK PERTAMA tidak mempunyai hubungan
hukum ketenagakerjaan dengan Tenaga Kerja yang ditempatkan di Tempat Kerja PIHAK
PERTAMA.

Pasal 5
Perlakuan Diskriminatif
Pihak Pertama akan mencegah segala perlakuan diskriminatif yang mengarah kepada Tenaga
Kerja Pihak Kedua dalam pelaksanaan pemberian bimbingan teknis operasional maupun
pelaksanaan Jasa oleh Tenaga Kerja.

Pasal 6
Pengembalian Tenaga Kerja
Pihak Pertama menjamin hanya akan melakukan penghentian atau pengembalian Tenaga Kerja
dengan alasan termasuk namun tidak terbatas performa kerja buruk, indispliner, tidak bisa
bekerjasama dengan rekan kerja atau atasan, melakukan tindakan kriminal, memalsukan data, tidak
bisa dan / atau tidak mau mengikuti peraturan perusahaan yang berlaku pada PIHAK PERTAMA

Pasal 7
Merekrut Sendiri Kandidat Tenaga Kerja
1. Pihak Pertama menjamin tidak akan merekrut sendiri kandidat Tenaga Kerja Pihak Kedua
yang masih berada dalam proses penerimaan Tenaga Kerja atau rekruitmen tanpa persetujuan
Pihak Kedua disertai pemenuhan syarat-syarat yang akan diajukan oleh Pihak Kedua, sebagai
pengganti biaya yang telah dikeluarkan oleh Pihak Kedua dalam proses recruitment.
2. Pihak Pertama menjamin tidak akan merekrut Tenaga Kerja Pihak Kedua, dalam batas bahwa
berakhirnya hubungan kerja antara Pihak Kedua dan Tenaga Kerja yang belum melewati 12
(dua belas ) bulan, kecuali disepakati lain oleh Para Pihak.
3. Apabila Pihak Pertama akan merekrut Tenaga Kerja Pihak Kedua, maka akan dikenakan
biaya perekrutan sebesar 1 (satu) kali gaji pokok Tenaga Kerja.

Pasal 8
Pihak Pertama Bebas Dari Perkara
Pihak Pertama dalam Perjanjian ini menjamin bahwa saat penandatanganan Perjanjian ini tidak
sedang tersangkut dalam perkara perdata dan/atau pidana yang dapat mempengaruhi
keabsahan Perjanjian ini.

Pasal 9
Page 4 of 12

Keabsahan Izin Usaha


Pihak Kedua menjamin kepada Pihak Pertama bahwa PT Pundee Global Huresindo adalah
suatu badan usaha yang telah memperoleh izin, persetujuan, dan/atau pendaftaran dari pihak yang
berwenang untuk melakukan usahanya tersebut. Pada saat penandatangan Perjanjian ini dan sampai
dengan berakhirnya Perjanjian serta perpanjangannya, izin, persetujuan, dan/atau pendaftaran
tersebut masih berlaku.

Pasal 10
Pembebasan Pihak Pertama
1. Berdasarkan Perjanjian ini, Pihak Kedua bertanggung jawab penuh untuk dirinya sendiri dan
tindakannya sendiri atas segala sesuatu yang menyangkut permasalahan ketenagakerjaan
dan/atau hubungan hukumnya dengan Tenaga Kerja dan untuk pihak ketiga manapun. Oleh
karenanya, Pihak Kedua dengan ini melepaskan dan membebaskan Pihak Pertama,
karyawannya, konsultannya dan/atau pihak-pihak yang ditunjuk oleh Pihak Pertama untuk
mewakilinya dari segala tuntutan, klaim, permintaan ganti kerugian dan/atau hubungan kerja
sama dalam bentuk apapun yang tidak ada hubungannya dengan Pihak Pertama.
2. Pihak Kedua dengan ini membebaskan Pihak Pertama dari seluruh gugatan atau risiko hukum
serta biaya yang timbul atau akan timbul di kemudian hari dikarenakan adanya suatu perintah
peraturan perundang-undangan sehubungan dengan dan/atau adanya upaya hukum yang
dilakukan oleh Tenaga Kerja maupun pihak lain akibat dari pengakhiran Perjanjian ini

Pasal 11
Pihak Kedua Bebas dari Perkara

Pihak Kedua dalam Perjanjian ini menjamin bahwa saat penandatanganan Perjanjian ini tidak
sedang tersangkut dalam perkara perdata dan/atau pidana yang dapat mempengaruhi keabsahan
Perjanjian ini.

Pasal 12
Kewajiban dan Hak Pihak Pertama
1. Pihak Pertama akan menjamin bahwa pembayaran tagihan atas Biaya Jasa dan Biaya Tenaga
Kerja serta seluruh kewajiban lainnya sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini akan dilakukan
selambat–lambatnya 07 ( tujuh ) hari kalender sejak invoice diterima secara lengkap dan
benar. Pihak Pertama juga berhak menerima pengembalian kelebihan secara prorata dari gaji
yang sudah dibayarkan jika ada.
2. Pihak Pertama wajib memberikan pemberitahuan melalui official letters (surat resmi tertulis)
atau email paling lama 07 ( tujuh ) hari kalender sebelum waktu pembayaran apabila ada
penundaan pembayaran.
3. Pihak Pertama bertanggung jawab dan wajib menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk
menjaga keselamatan dan kesehatan Tenaga Kerja guna menghindarkan bahaya yang mungkin
terjadi pada saat melaksanakan Jasa.
4. Pihak Pertama berhak untuk mendapatkan pemenuhan Jasa sesuai dengan yang telah disepakati
oleh Para Pihak dalam Perjanjian ini.

Pasal 13
Kewajiban dan Hak Pihak Kedua
1. Pihak Kedua akan melakukan pembayaran gaji Tenaga Kerja setiap tanggal 30 ( tiga puluh )
atau 31 ( tiga puluh satu ) ) setiap bulannya. Jika tanggal tersebut jatuh pada hari Sabtu atau
Minggu atau pada hari libur nasional maka pembayaran gaji dilakukan pada hari kerja
berikutnya.
2. Pihak Kedua akan melakukan pencarian, pengumpulan dan seleksi kandidat Tenaga Kerja
sesuai dengan kriteria atau kualifikasi, syarat-syarat, dan jumlah yang sesuai dengan yang telah
ditentukan oleh Pihak Pertama
3. Pihak Kedua akan mengajukan kandidat Tenaga Kerja kepada Pihak Pertama untuk menjalani
seleksi oleh Pihak Pertama;
Page 5 of 12

4. Berdasarkan periode yang tertera pada Perjanjian ini, Pihak Kedua wajib membuat Perjanjian
Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dengan kandidat Tenaga Kerja yang telah disetujui Pihak
Pertama.
5. Pihak Kedua akan memelihara database Tenaga Kerja dan pengganti Tenaga Kerja bila
diperlukan dan akan dilakukan dalam waktu paling lambat 5 (lima) hari kerja sesuai dengan
kebutuhan Pihak Pertama dan telah disepakati oleh Pihak Kedua.
6. Pihak Kedua wajib mengelola aspek administrasi, legal, dan finansial ketenagakerjaan,
termasuk dan/atau tidak terbatas pada Disnakertrans, BPJS, ahli hukum ketenagakerjaan, bank,
perusahaan asuransi, dan akan menjadi perantara apabila terjadi perselisihan antara Tenaga
Kerja dengan Pihak Pertama.
7. Untuk setiap pembayaran, Pihak Kedua menyerahkan tagihan (invoice) kepada Pihak Pertama
paling lambat 7(tujuh) hari kerja setelah cut off present (kehadiran).
8. Pihak Kedua berhak untuk menerima pembayaran tagihan atas Biaya Jasa dan Biaya Tenaga
Kerja serta seluruh kewajiban lainnya sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini dari Pihak
Pertama.
9. Pihak Kedua wajib dan bertanggung jawab terhadap biaya terkait seluruh hak-hak Tenaga Kerja
yang ditempatkan di Tempat Kerja, termasuk namun tidak terbatas pada biaya akibat adanya
tuntutan Tenaga Kerja terkait remunerasi, pembayaran upah, untuk sisa masa PKWT maupun
kompensasi sesuai Undang-Undang akibat pemutusan atau berakhirnya hubungan kerja karena
berakhirnya Perjanjian ini.

Pasal 14
Pelatihan Tenaga Kerja
Bila dianggap perlu oleh Pihak Kedua maka Pihak Kedua akan memberikan pelatihan-pelatihan
untuk pengetahuan dan keterampilan penunjang (soft skills) guna terlaksananya Jasa dengan sebaik-
baiknya.

Pasal 15
Monitoring
Pihak Kedua akan membantu Pihak Pertama melakukan monitoring aktivitas Tenaga Kerja
sehubungan dengan pelaksanaan Jasa yang secara terperinci yang telah disebutkan pada Lampiran
Perjanjian.

Pasal 16
Evaluasi Kerja
Pihak Kedua secara bersama-sama dengan Pihak Pertama melakukan evaluasi terhadap kinerja
Tenaga Kerja berdasarkan standar yang disepakati.

Pasal 17
Penyediaan dan Penarikan Tenaga Kerja
1. Pihak Kedua akan menyediakan kebutuhan Tenaga Kerja dari Pihak Pertama yang akan
diberitahukan kepada Pihak Pertama melalui rincian yang dicantumkan di dalam Job Order
yang menjadi bagian tak terpisahkan dari Perjanjian. Job Order dibuat berdasarkan masing-
masing posisi/jenis Pekerjaan, yaitu satu set untuk setiap posisi. Selama Perjanjian masih
berlaku, apabila sewaktu-waktu Pihak Pertama menghendaki tambahan Tenaga Kerja untuk
posisi baru, Job Order bisa dibuat sesuai kebutuhan yang disepakati.
2. Pihak Kedua wajib mengirimkan kandidat Tenaga Kerja kepada Pihak Pertama paling
lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung dari tanggal permintaan Pihak Pertama dan Pihak Pertama
wajib memproses perekrutan Kandidat Tenaga Kerja paling lama 7 (tujuh) hari kerja
terhitung pengiriman kandidat Tenaga Kerja dari Pihak Kedua.
3. Pihak Kedua wajib menyediakan kandidat Tenaga Kerja pengganti bagi Tenaga Kerja yang
mengundurkan diri, sehingga dari waktu ke waktu jumlah Tenaga Kerja yang tersedia sesuai
dengan kesepakatan Para Pihak.
4. Pihak Kedua hanya bisa menarik Tenaga Kerja-nya yang ditempatkan di Tempat Kerja Pihak
Pertama hanya dengan persetujuan dari Pihak Pertama.
Page 6 of 12

5. Apabila Perjanjian ini berakhir karena jangka waktunya berakhir dan tidak diperpanjang lagi,
maka Pihak Kedua wajib menarik kembali Tenaga Kerjanya yang dipekerjakan di Tempat
Kerja.
6. Jika ada Tenaga Kerja yang mengundurkan diri dan atau dikembalikan oleh Pihak Pertama
kepada Pihak Kedua, maka PIHAK KEDUA akan menyediakan penggantinya dalam jangka
waktu paling lambat 5 (lima) hari kerja.

Pasal 18
Pengembalian dan Pengambilalihan
Dalam hal Tenaga Kerja yang disediakan Pihak Kedua tidak sesuai kriteria dan kualifikasi yang
dibutuhkan, Pihak Pertama dapat mengembalikan Tenaga Kerja kepada Pihak Kedua. Prosedur
untuk pengembalian harus dilakukan secara tertulis atau dengan media lainnya yang telah
disepakati dalam Perjanjian ini oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua paling lambat 5
(lima) hari kerja sebelum penghentian Jasa dari Tenaga Kerja yang bersangkutan.

Pasal 19
Pelaksanaan SOP dan Tata Tertib
Dalam rangka pemenuhan Jasa kepada Pihak Pertama maka seluruh Tenaga Kerja:
1. wajib melaksanakannya sesuai dengan SOP (Standar Operasional Perusahaan) Pihak
Pertama dengan praktek kerja yang normal dan sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku di
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. wajib mematuhi dan melaksanakan semua ketentuan dan tata tertib yang akan ditetapkan oleh
Pihak Pertama berdasarkan persetujuan dari Pihak Kedua, demi menjamin pelaksanaan Jasa
yang diberikan kepada Pihak Pertama akan berfungsi dan/atau bermanfaat sebagaimana
mestinya
3. seluruh Tenaga Kerja yang ditempatkan oleh Pihak Kedua akan tunduk dan wajib mentaati jam
dan lama waktu kerja yang ditetapkan oleh Pihak Pertama dengan mengacu pada ketentuan
Undang – Undang berlaku di Indonesia.

Pasal 20
Lembur, Tunjangan Hari Raya, HR dan Incentive
1. Setiap Tenaga Kerja diwajibkan bersedia bila diminta oleh Pihak Pertama untuk melakukan
dan/atau menyelesaikan pekerjaan diluar hari dan jam kerja biasa (lembur), dan Tenaga Kerja
berhak atas upah lembur sesuai dengan peraturan Perusahaan Pihak Pertama.
2. Pihak Pertama akan menghitung dan membayarkan Tunjangaan Hari Raya (THR) Tenaga
Kerja kepada Pihak Kedua sesuai dengan ketentuan Pemerintah yang berlaku dengan
memperhitungkan masa kerja Tenaga Kerja pada hari raya Tenaga kerja yang sedang
berlangsung. Pihak Kedua akan membayarkan THR tersebut kepada Tenaga Kerja selambatnya
14 (empat belas) hari kalender sebelum hari raya.
3. Pemberian insentif/komisi/bonus penjualan (bila ada) kepada Tenaga Kerja Pihak Kedua akan
disesuaikan dengan kemampuan dan kebijakan dari Pihak Pertama.

Pasal 21
Cut Off
Pihak Pertama dan Pihak Kedua telah sepakat dan menyetujui bahwa cut off untuk Tenaga Kerja
adalah tanggal 16 (enam belas) ke tanggal 15 (lima belas) setiap bulannya. Dengan penjelasan, pada
tanggal 16 (enam belas) buka absen, kemudian tanggal 15 (lima belas) tutup absen

Pasal 22
Penempatan
Tenaga Kerja melaksanakan Jasa di Tempat Kerja sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Para
Pihak.
Pasal 23
Page 7 of 12

Pengawasan Perpindahan / Rotasi / Mutasi


Demi pengawasan terhadap Tenaga Kerja perpindahan atau rotasi dan / atau mutasi Tempat Kerja
hanya dapat dilakukan dengan koordinasi dan kesepakatan antara Pihak Pertama dan Pihak
Kedua, yang akan diberitahukan oleh Pihak Pertama terlebih dahulu kepada Pihak Kedua paling
lambat 5 (lima) hari kerja sebelum perpindahan dilakukan.

Pasal 24
BPJS Ketenagakerjaan
Pihak Kedua berkewajiban untuk mengikutkan Tenaga Kerja sebagai peserta dalam program BPJS
Ketenagakerjaan dan asuransi kesehatan yang sekurang-kurangnya meliputi Jaminan Kecelakaan
Kerja, Jaminan Kematian, dan Jaminan Hari Tua layak sesuai peraturan perundang–undangan di
bidang ketenagakerjaan yang berlaku.

Pasal 25
Pengelolaan Tenaga Kerja
Dengan tujuan agar Tenaga Kerja bisa melaksanakan Jasa sebagaimana mestinya, atas biayanya
sendiri, Pihak Pertama bertanggungjawab atas penyeliaan (supervisory) dan pengelolaan kinerja
(performance management) terhadap Tenaga Kerja. Untuk tujuan tersebut, Pihak Pertama wajib
melakukan antara lain tetapi tidak terbatas kepada hal-hal berikut:
1. Menyediakan tempat dan Alat Kerja untuk mendukung pelaksanaan Jasa.
2. Menyediakan pelatihan teknis dan non-teknis kepada Tenaga Kerja sehubungan dengan
pelaksanaan Perjanjian ini.

Pasal 26
Tindak Pidana
1. Apabila Tenaga Kerja terbukti sah melakukan tindakan pidana yang berupa pencurian,
penggelapan, manipulasi data, korupsi dan lain–lain yang mengakibatkan kerugian finansial di
Pihak Pertama, maka Tenaga Kerja yang melakukan tindakan tersebut bertanggung jawab
penuh untuk mengganti sesuai dengan jumlah kerugian finansial yang dialami oleh Pihak
Pertama.
2. Apabila dari perbuatan ayat (1) diatas menimbulkan kerugian materiil bagi Pihak Pertama,
maka Pihak Kedua berkewajiban membantu( dalam hal ini pengawasan ) agar Tenaga Kerja
mengganti seluruh kerugian yang dialami oleh Pihak Pertama yang diakibatkan oleh Tenaga
Kerja tersebut dan membantu melakukan upaya – upaya dalam proses penyelesaianya sampai
dengan selesai.
3. Dalam hal ini Tenaga Kerja yang dimaksud ayat 1 ( satu ) pasal ini akan menandatangani
surat pernyataan Pertanggung Jawaban tindakan pidana.

Pasal 27
Biaya-Biaya
1. Besarnya HR Service fee dalam Biaya Jasa untuk Biaya Tenaga Kerja adalah 14% (empat belas
persen) dari total jumlah Biaya Tenaga Kerja (tagihan yang akan diberikan dan menjadi satu
dalam perjanjian ini). Besarnya HR Service fee dalam Biaya Jasa dapat dinegosiasikan oleh Para
Page 8 of 12

Pihak di kemudian hari seiring bertambahnya Tenaga Kerja yang diminta oleh Pihak Pertama
dan disediakan oleh Pihak Kedua. Perincian Biaya Tenaga Kerja dan Biaya Jasa untuk masing-
masing posisi dicantumkan secara terperinci pada invoice pembayaran yang akan diberikan
paling lama 5 (lima) hari kerja setelah cut off present (kehadiran) kepada Pihak Pertama
di bulan tersebut.
2. Biaya Jasa tersebut belum termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan potongan Pajak
Penghasilan (PPh 23) sebesar 2% (dua seperseratus) berdasarkan tagihan Pihak Kedua dimana
PPh 23 menjadi tanggung jawab Pihak Kedua, sebagaimana ketentuan perpajakan yang berlaku
di Indonesia saat ini atau jumlah lain yang ditentukan oleh Pemerintah Republik Indonesia dari
waktu ke waktu, dan pelaporan atas PPh 23 akan dilakukan oleh Pihak Pertama dengan
menyerahkan bukti potong PPh 23 kepada Pihak Kedua atas nama:

PT PUNDEE GLOBAL HURESINDO


Gedung Graha Parama, 2nd floor
Jl. Ahmad Dahlan No. 69 A-B Jakarta 12130
NPWP: 02.067.002.2-019.000
3. Pihak Pertama akan menerima faktur Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang disetorkan oleh
Pihak Kedua atas nama :
PT xxxxxxxxxx
Xxxxxxxxxxxxxxxxx ( alamat )
xxxxxxxxxxxxxxxxx
NPWP: …………………..

4. Apabila faktur Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tidak diserahkan kepada Pihak Pertama, maka
beban Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi beban Pihak Kedua sepenuhnya.
5. Pihak Pertama wajib membayarkan biaya-biaya yang diatur dalam ketentuan pasal ini paling
lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya invoice pembayaran oleh Pihak
Pertama. Apabila pihak pertama terbukti terlambat melakukan pembayaran invoice maka
Pihak Pertama wajib memberitahukan kepada Tenaga Kerja.
Pasal 28
Jangka Waktu Dan Perpanjangan Perjanjian Kerjasama
1. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 01 (satu) tahun yaitu terhitung mulai tanggal satu
bulan Januari tahun dua ribu dua puluh tiga (01-01-2023) dan berakhir tanggal tiga puluh satu
bulan Desember tahun dua ribu dua puluh tiga (31-12-2023).
2. Dalam hal berakhirnya Perjanjian, Para Pihak sepakat untuk melanjutkan Pekerjaan dan Jasa,
maka Perjanjian ini akan diperpanjang sesuai jangka waktu yang disepakati Para Pihak.

Pasal 29
Pengakhiran Perjanjian
1. Pengakhiran Perjanjian dapat dilakukan oleh Pihak Pertama maupun Pihak Kedua, dengan
sebab-sebab yang diketahui oleh Para Pihak.
2. Jika Pengakhiran Perjanjian dilakukan oleh Pihak Pertama dikarenakan Pihak Pertama akan
melakukan efisiensi, tidak melanjutkan usaha atau pailit/bangkrut atau hal-hal lain, maka:
a. Seluruh Tenaga Kerja dikembalikan kepada Pihak Kedua
b. Pihak Pertama harus membayar sisa Biaya Tenaga Kerja yang masih ada hanya sampai
terjadinya Pengakhiran Perjanjian antara Pihak Pertama dengan Pihak Kedua.
3. Jika Pengakhiran Perjanjian dilakukan oleh Pihak Pertama dikarenakan Pihak Kedua tidak
mampu melakukan kewajiban-kewajibannya atau menyimpang dari Perjanjian, maka:
a. Pihak Pertama dapat mengakhiri Perjanjian tanpa harus menunggu atau menyelesaikan
jangka waktu kerjasama yang telah disepakati oleh Para Pihak. Seluruh Tenaga Kerja
dikembalikan ke Pihak Kedua atau dengan kesepakatan Para Pihak.
b. Tenaga kerja masih bisa bekerja untuk Pihak Pertama. Pihak Pertama dibebaskan
membayar sisa Biaya Tenaga Kerja apabila masih ada.

Pasal 30
Pengakhiran Perjanjian Secara Sepihak
Apabila selama pelaksanaan Perjanjian sama salah satu Pihak melakukan pengakhiran Perjanjian
atau memutuskan hubungan kerjasama secara sepihak (tanpa alasan yang jelas atau diluar sebab-
sebab yang diatur dalam Perjanjian ini), maka Pihak yang mengakhiri kerjasama secara sepihak
wajib mengganti kerugian kepada Pihak yang dirugikan sesuai dengan jumlah kerugian yang
dialami.

Pasal 31
Wakil Para Pihak
1. Para Pihak akan menunjuk wakil yang mempunyai wewenang atau kuasa-nya sesuai dengan
peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan anggaran dasar atau kuasa dari masing-masing
pihak yang berwenang.
2. Apabila wakil atau kuasa dari Para Pihak, semata-mata atas penilaian dan pertimbangan dari
salah satu Pihak dinilai tidak memenuhi persyaratan dalam melaksanakan tugas sebagai wakil
atau penerima kuasanya, maka Pihak tersebut akan memberitahukan secara tertulis kepada Pihak
lawannya, dan Pihak lainnya dan Pihak yang bersangkutan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari
kalender setelah menerima pemberitahuan harus mengganti dengan wakil atau kuasa lainnya
yang memenuhi persyaratan tersebut sesuai dengan peraturan Perundang-Undangan yang berlaku
Pasal 32
Korespondensi
Semua pemberitahuan berdasarkan Perjanjian ini disampaikan secara tertulis dalam bentuk surat,
email, telepon, atau cara lain yang telah disepakati oleh Para Pihak dengan alamat sebagaimana
tercantum di bawah ini:
Pihak Pertama:
PT xxxxxxxxxxxxxxx
Alamat: ……………………………
Telp: ………………………..
Email: ……………………….
UP: Dzurahman

Pihak Kedua:
PT Pundee Global Huresindo
Radio Dalam Square
Alamat: Jl. Radio Dalam Raya Blok 2E RT 03/11
Gandaria Utara, Kec: Kebayoran Baru, Jakarta 12410
Telp : 021-27094412 / 085788832974
E-Mail: sandra@pundee.co.id
UP: Sandra

Pemberitahuan dapat diberikan secara lisan dan tertulis kepada para Tenaga Kerja Pihak Kedua di
Tempat Kerja sehubungan dengan masalah-masalah pelaksanaan Pekerjaan yang memerlukan
tindakan dengan segera dengan ketentuan bahwa pemberitahuan ditulis dan dikirimkan sesuai
dengan ketentuan Pasal ini.
Pasal 33
Kerahasiaan
1. Selama berlangsungnya Perjanjian, Pihak Kedua, wakil Pihak Kedua dan Tenaga Kerjanya
dan/atau pihak manapun yang mewakili Pihak Kedua dalam Perjanjian, terikat dan
berkewajiban untuk secara penuh bertanggung jawab merahasiakan segala sesuatu yang
diketahuinya sehubungan dengan Perjanjian, informasi usaha atau bisnis Pihak Pertama, data-
data, Tempat Kerja, strategi pemasaran, formulasi, dan/atau spesifikasi produk, dan/atau
dokumen-dokumen yang selayaknya dirahasiakan dan/atau hal-hal lain yang sewajarnya tidak
diberitahukan dengan cara apapun kepada pihak lain di luar Perjanjian untuk jangka waktu
yang tidak terbatas sejak Perjanjian ini dan penugasan masing-masing Tenaga kerja berakhir.
2. Pihak Kedua, Tenaga Kerja Pihak Kedua dan/atau pihak manapun yang mewakili Pihak
Kedua tidak diperkenankan memasukkan pihak lain/pihak ketiga ke dalam lingkungan Tempat
Kerja, Tempat Kerja, workshop dan semua tempat yang tidak ada hubungannya dengan
pelaksanaan Pekerjaan dan Jasa tanpa persetujuan tertulis dari Pihak Pertama.
3. Pihak Pertama harus merahasiakan informasi, sistem, dan prakarsa dari Pihak Kedua,
termasuk Perjanjian ini dan kelengkapannya kepada pihak diluar Perjanjian ini.
4. Pelanggaran atas kerahasian dalam Pasal ini, mengakibatkan Pihak Kedua wajib memberikan
ganti rugi sebesar kerugian yang dialami Pihak Pertama.

Pasal 34
Evaluasi
1. Pihak Pertama dapat meninjau pelaksanaan Perjanjian ini setiap 3 (tiga) bulan dimulai sejak
tanggal ditandatanganinya Perjanjian, dan Pihak Pertama berhak untuk memberikan teguran.
2. Apabila secara objektif Pihak Kedua tidak dapat memenuhi pelayanan sesuai yang diharapkan
setelah mendapatkan teguran sebanyak tiga kali secara berturut-turut dari Pihak Pertama, maka
dapat dilakukan pengakhiran berlakunya Perjanjian atau pemutusan hubungan kerja sama secara
sepihak dengan pemberitahuan secara tertulis kepada Pihak Kedua disertai keterangan atas hal-
hal yang dianggap belum sesuai dengan yang ditentukan dalam Perjanjian.
3. Pemberitahuan yang dimaksud pada angka 2 (dua) Pasal ini dilakukan 30 (tiga puluh) hari
kalender sebelum pemutusan hubungan kerjasama dalam Perjanjian ini dilakukan.
4. Pengakhiran Perjanjian oleh salah satu Pihak, mengesampingkan berlakunya Pasal 1266 Kitab
Undang-undang Hukum Perdata (BW).
5. Dalam hal Pihak Pertama tidak memenuhi kewajiban pembayaran Biaya Tenaga Kerja dan
Biaya Jasa sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian, maka Pihak Kedua berhak mengakhiri
berlakunya Perjanjian atau pemutusan hubungan kerja sama secara sepihak dengan
pemberitahuan tertulis selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum pengakhiran
dilaksanakan. Atas pembatalan sebagaimana dimaksud dalam ayat ini, kewajiban finansial yang
sudah timbul dan akan timbul sehubungan dengan pelaksanaan dan penghentian Pekerjaan dan
Jasa menjadi tanggung-jawab Pihak Pertama.
6. Dalam hal jumlah Tenaga Kerja secara keseluruhan menyusut sedemikian rupa sehingga atas
pertimbangannya sendiri Pihak Kedua menganggap tidak layak secara usaha atau merugikan,
Pihak Kedua berhak menghentikan/pemutusan berlakunya Perjanjian dengan pemberitahuan
tertulis selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) kalender hari sebelum penghentian dilaksanakan.
Atas pembatalan sebagaimana dimaksud dalam ini, kewajiban finansial yang sudah timbul
sehubungan dengan pelaksanaan Pekerjaan dan Jasa menjadi tanggung-jawab Pihak Pertama,
dan kewajiban finansial yang akan timbul sehubungan dengan penghentian Pekerjaan dan Jasa
menjadi tanggung jawab Pihak Kedua.

Pasal 35
Force Majeure
1. Apabila selama pelaksanaan Jasa terjadi hal-hal di luar kemampuan wajar suatu Pihak (yang
selanjutnya dalam Perjanjian ini akan disebut “Force Majeure”) sehingga Pihak yang
bersangkutan tidak mungkin melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian, termasuk
tetapi tidak terbatas pada banjir besar, gempa bumi besar, gunung meletus, kebakaran besar,
perang atau huru-hara di Indonesia,wabah penyakit kecuali Covid – 19 yang mempunyai akibat
negatif terhadap kelangsungan operasional suatu suatu pihak, maka pihak yang bersangkutan
harus segera memberitahukan terjadinya Force Majeure ini secara tertulis kepada Pihak lainnya
selambat-lambatnya 2 (dua) hari kalender setelah terjadinya Force Majeure agar Pihak lainnya
dapat segera mempertimbangkannya
2. Setelah menerima pemberitahuan yang dimaksud dalam angka 1 (satu) pasal ini.
kedua belah pihak wajib mengadakan pertemuan paling lama 3 (tiga) hari kalender setelah
diterimanya pemberitahuan yang dimaksud dalam pasal ini guna untuk membuat keputusan
penyelesaian secara musyawarah dan mufakat. Dimana keputusan tersebut akan menjadi satu
kesatuan dari perjanjian ini.
3. Apabila adanya Keterlambatan Pihak dalam menyerahkan pemberitahuan tersebut kepada Pihak
lainnya, disepakati untuk dianggap bahwa tidak akan timbul klaim dalam bentuk apapun dari
pihak satu ke Pihak lainnya dalam Perjanjian.
4. Apabila keadaan yang dimaksud dalam Pasal ini kembali seperti semula (Tempat Tenaga Kerja
sudah kembali beroperasi) maka seluruh ketentuan atau kesepakatan akan kembali menjadi
semula sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Perjanjian ini.
Pasal 36
Penyelesaian Perselisihan
Dalam hal terjadi perselisihan atau perbedaan pendapat atas pelaksanaan Perjanjian ini, maka
ditempuh upaya sebagai berikut:
1. Diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai mufakat berdasarkan asas kekeluargaan
dengan kewajiban untuk menuangkan kesepakatan tersebut dalam akta perdamaian.
2. Apabila setelah 30 (tiga puluh) hari kerja upaya tersebut tidak mencapai hasil, maka Para Pihak
sepakat dan tunduk secara sukarela untuk memilih penyelesaian melalui Pengadilan Negeri
sesuai dengan domisili Pengadilan Negeri tempat penandatangan Perjanjian ini yaitu Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan.

Pasal 37
Penutup
1. Para Pihak tidak diperbolehkan mengalihkan baik sebagian maupun keseluruhan hak dan
kewajiban kepada pihak ketiga tanpa persetujuan tertulis dari Pihak lainnya.
2. Setelah disetujui dan ditandatangani Perjanjian Kerjasama ini maka para Pihak akan mempunyai
hubungan sebagai mitra kerja yang mana akan menimbulkan kerjasama Para Pihak untuk
menjalankan hak dan kewajiban Perjanjian ini dan permasalahan – permasalahan yang akan
terjadi akan menjadi tanggungjawab bersama.
3. Hal-hal lain yang belum diatur dalam Perjanjian ini atau apabila ada hal-hal yang akan diatur lain
dari Perjanjian ini, maka Para Pihak sepakat untuk mengaturnya kemudian dengan dibuatnya
Perjanjian Tambahan (addendum) yang akan menjadi satu kesatuan dengan Perjanjian ini.

Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada tanggal dan bertempat seperti yang telah
disebutkan di atas oleh kedua belah pihak dalam keadaan. Sadar, sehat jasmani dan rohani serta
tanpa adanya tekanan ataupun paksaan dari Pihak manapun, oleh karenanya sejak
ditandatanganinya Perjanjian ini maka segala ketentuan yang ada di dalamnya akan mengikat Para
Pihak sesuai dengan Pasal 1338 BW (Burgerlijk Wetboek). Perjanjian ini akan dibuat rangkap 2
(dua) untuk masing-masing Pihak, dan keduanya masing-masing memiliki kekuatan hukum sama.

Menyetujui ,

Pihak Pertama, Pihak Kedua,


PT ………………………… PT Pundee Global Huresindo

FX Purwoko
Direktur Utama
Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai