Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

EKONOMI MAKRO (EKI 207)

PERUBAHAN KESEIMBANGAN IS-LM


DOSEN PENGAMPU: I Putu Hedi Sasrawan, S.E., M.Si.

Oleh :

Kelompok 4

Grace Febby Vallenia Kawi (2207511167)


Made Pretty Shinta Widiarta (2207511169)
Made Hany Dwi Hapsari (2207511172)
Regina Tri Artika (2207511175)
Ni Luh Dina Yanti (2207511181)

PROGRAM STUDI SARJANA EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa , karena berkat rahmat dan
karunianya yang begitu besar sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PERUBAHAN KESEIMBANGAN IS-LM” Dan tak lupa, kami ucapkan terimakasih kepada I
Putu Hedi Sasrawan, S.E., M.Si. Selaku Dosen matakuliah Ekonomi Makro, yang telah
memberikan penugasan membuat makalah yang sangat bermanfaat. Serta pihak-pihak yang telah
ikut serta membantu dalam pembuatan makalah ini .

Kami berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan serta ilmu pengetahuan
pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan , oleh karena itu
masukan berupa keritik dan saran sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata, sekiranya makalah ini dapat berguna dan bisa menjadi pedoman bagi mahasiswa
untuk dapat mempelajari serta memahami tentang Perubahan Keseimbangan IS-LM. Sekian dan
terima kasih.

Jimbaran, 20 Mei 2023

Kelompok 4

ii
DFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DFTAR ISI.....................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKAN.............................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH......................................................................................................1
1.3 TUJUAN...............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
A. Dampak Pertambahan Investasi Swasta...............................................................................3
B. Dampak Kebijakan Fiskal.....................................................................................................4
C. Dampak Kebijakan Moneter.................................................................................................6
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKAN

Kegiatan konsumsi pada pokoknya dideterminasikan (ditetapkan) oleh


pendapatan. Ketika pendapatan bertambahan maka komsumsi akan ikut bertambah
sehingga permintaan total (Aggregate Demand) dapat diperoleh. Sedangkan
penawaran adalah keseluruhan jumlah barang yang bersedia ditawarkan berbagai
tingkat harga tertentu dan waktu tertentu. Jika harga naik, jumlah barang yang
ditawarkan bertambah. Begitu juga ketika harga turun, maka jumlah barang yang
ditawarkan akan turun atau semakin sedikit,
Dampak penting terhadap Kesehatan perekonomian. Ia mempengaruhi
kepuasan seseorang atau rumah tangga dalam mengkonsumsi, membeli rumah,
membeli obligasi, atau menaruhnya dalam tabungan. Suku bunga juga mempengaruhi
keputusan ekonomis bagi perusahaan atau pimpinan perusahaan apakan akan
melakukan investasi pada peroyek baru atau perluas kapasitas.
Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk
Mencapai tujuan tertentu seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh Atau lebih sejahtera.
Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga Pinjaman, “margin requirement”,
kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak Sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui
persetujuan melalui negosiasi Dengan pemerintah lain.
Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk
mempengaruhi keadaan di pasar barang dan jasa agar kondisi perekonomian menjadi semakin
membaik khusus keadaan di pasar dan jasa.

1.2 RUMUSAN MASALAH


a) Apa yang dimaksud dengan Dampak Pertambahan Investasi Swasta?

b) Apa yang dimaksud dengan Dampak Kebijakan Fiskal?

c) Apa yang dimaksud dengan Dampak Kebijakan Moneter?

iv
1.3 TUJUAN
a) Untuk mengetahui tentang Dampak Pertambahan Investasi Swasta

b) Untuk mengetahui tentang Dampak Kebijakan Fiskal

c) Untuk mengetahui tentang Dampak Kebijakan Moneter

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dampak Pertambahan Investasi Swasta

Secara umum, investasi adalah penanaman aset atau dana yang dilakukan oleh sebuah
perusahaan atau perorangan untuk jangka waktu tertentu demi memperoleh imbal balik yang
lebih besar di masa depan. Karena dengan adanya investasi yang memadai maka modal akan
tersedia, semakin banyak investor yang menanamkan modalnya tentunya akan meningkatkan
produksi yang nantinya akan menghasilkan output yang tinggi, serta akan menambah
pendapatan daerah dari pajak yang dibayarkan kepada pemerintah (Pangiuk, 2017). Pengeluaran
untuk barang-barang investasi bertujuan meningkatkan standar hidup untuk tahun-tahun
mendatang (Mankiw, 2007).
Dalam melakukan pembangunan ekonomi dibutuhkan biaya yang cukup besar yang salah
satunya diperoleh dari investasi swasta baik berupa Penanaman Modal Asing (PMA) dan
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Dalam makro ekonomi investasi mempunyai arti
lebih sempit lagi, yang secara teknis berarti: Investasi adalah pengeluaran yang menambah stok
modal fisik (Dornbusch, 2008).
Teori Harrod-Domar mengemukakan bahwa terdapat pengaruh baik antara kegiatan investasi
terhadap proses pertumbuhan ekonomi suatu negara. Dalam teori ini, kegiatan investasi
dianggap salah satu faktor penting dan memiliki dua peran sekaligus untuk membawa pengaruh
terhadap perekonomian.
Pertama, investasi memiliki hubungan positif dengan pendapatan negara. Oleh karena itu,
semakin mudah proses investasi maka semakin banyak kegiatan investasi yang dilakukan dan
semakin tinggi pula pendapatan yang dihasilkan oleh negara.
Kedua, investasi dapat memperbesar kapasitas produksi ekonomi dengan cara
meningkatkan stok modal. Pembentukan modal ini dianggap sebagai pengeluaran yang akan
menambah permintaan kebutuhan seluruh masyarakat. Harrod-Domar mempertahankan
pendapat dari para ahli ekonomi sebelumnya yang merupakan gabungan dari pendapat kaum
klasik dan Keynes, dimana beliau menekankan peranan pertumbuhan modal dalam menciptkan
pertumbuhan ekonomi. Dimana apabila pada suatu masa tertentu dilakukan sejumlah

vi
pembentukan modal, maka pada masa berikutnya perekonomian tersebut mempunyai kemapuan
utnuk menghasilkan barang-barang dan atau jasa yang lebih besar. (Sukirno, 2007)

B. Dampak Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk


mempengaruhi keadaan di pasar barang dan jasa agar kondisi perekonomian menjadi semakin
membaik khusus keadaan di pasar dan jasa. Kebijakan fiskal dibagi menjadi dua yaitu :
a) Kebijakan Fiskal Ekspansif yaitu kebijakan yang diambil oleh pemerintah saat ekonomi
melemah dengan meningkatkan nilai belanja negara dan mengurangi nominal pajak.
Umumnya, kebijakan fiskal ekspansif diterapkan saat perekonomian mengalami
penurunan daya beli masyarakat yang disertai peningkatan angka pengangguran. Tujuan
pemberlakuan kebijakan fiskal ekspansif adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
yang stabil. Contoh kebijakan dalam menghadapi resesi, seperti menurunkan tingkat suku
bunga diskonto, membeli SBI dan menurunkan tingkat pajak.
b) Kebijakan Fiskal Kontraktif yaitu kebijakan pemerintah dengan cara menurunkan belanja
negara dan menaikkan tingkat pajak. Intinya kebijakan ini bertujuan untuk menurunkan
tingkat inflasi. Contoh Penerapan nya dalam menghadapi inflasi yaitu menaik kan tingkat
bunga diskonto dan menaikkan tingkat tarif pajak

Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah mempengaruhi keadaan ekonomi makro


melalui serangkaian tindakan yang mempengaruhi pasar barang. Kebijakan fiskal umumnya
dijalankan melalui kebijakan anggaran pemerintah atau APBN, selanjutnya APBN ini akan
mempengaruhi perekonomian makro. Bila APBN meningkat maka penerimaan dan pengeluaran
pemerintah juga meningkat. Peningkatan pengeluaran ini akan mempengaruhi kurva IS. Seperti
telah dibahas sebelumnya bahwa kurva IS bergeser bila terjadi perubahan pengeluaran agregat
yang disebabkan oleh tiga faktor yaitu pengeluaran investasi swasta, pengeluaran pemerintah dan
pajak.

vii
Perhatikan Gambar diatas. Pada awalnya keseimbangan berada pada titik Eo, kemudian
pengeluaran pemerintah mengalamai kenaikan sebesar AG sehingga AD juga naik. Kenaikan
AD menyebabkan kurva IS bergeser ke kanan, mengakibatkan income atau output naik dari Yo
ke Y₁. Kenaikan income menyebabkan permintaan terhadap uang naik sehingga untuk kembali
ke titik keseimbangan maka bunga juga ikut naik ke i sehingga tercapai keseimbangan pada titik
E.
Apabila tingkat bunga tetap pada io maka income harusnya naik mencapai Y2 dengan
keseimbagan Ez sesuai dengan besarnya multiplier kali AG (aG AG). Pada titik E2 ini telah
tercapai keseimbagan pada pasar barang karena pengeluaran telah sama dengan output (income).
Tetapi karena adanya keterkaitan antara pasar barang dengan pasar uang maka perubahan pada
pasar barang (kenaikan income) menyebabkan pasar uang tidak seimbang karena kenaikan
income telah menyebabkan naiknya permintaan uang yang selanjutnya mendorong kenaikan
tingkat bunga.
Peningkatan pengeluaran pemerintah AG menyebabkan kurva IS bergeser ke kanan. Pada
tingkat bunga yang sama dan melalui proses multiplier income naik ke Y2 dengan titik
keseimbangan pada titik E2. Peningkatan income menyebabkan keseimbangan pasar uang
berubah karena permintaan uang naik sehingga tingkat bunga naik. Kenaikan bunga
menyebabkan investasi menurun sehingga kenaikan income berkurang menjadi YI.
Pengurangan dampak investasi akibat kenaikan bunga ini disebut dengan “crowding
out”. Kenaikan tingkat bunga menyebabkan investasi swasta berkurang sehingga mengurangi

viii
kenaikan AD. Disinilah keterkaitan antara pasar barang dan pasar uang terjadi. Hanya pada titik
E income sama dengan pengeluaran agregat dan permintaan uang sama dengan ketersediaan
supply uang. Titik E adalah titik dimana pasar barang dan pasar uang dalam keadaan seimbang.
Pada pengaruh kebijakan fiskal ini terdapat beberapa istilah, antara lain yaitu "Crowding
out".Pengertian dari Crowding out adalah menurunnya dampak dari pengeluaran autonomous
(kebijakan fiskal) karena mengakibatkan tingkat bunga naik sehingga pengeluaran invesasi
swasta menurun. Perhatikan gambar dengan kenaikan pengeluaran pemerintah seharusnya output
naik sebesar a AG sampai mencapai titik E2, tetapi kenyataan hanya sampai pada titik E. Hal ini
disebabkan karena kenaikan tingkat bunga telah menyebabkan invesatasi swasta turun sehingga
kenaikan output tidak sebesar yang seharusnya (bila bunga tidak naik).
Dari Gambar diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat crowding out tergantung dengan
kemiringan kurva LM, semakin tegak kurva LM maka semakin tinggi tingkat crowding outdan
sebaliknya bila semakin miring maka crowding out semakin kecilFull crowding out akan terjadi
bila kurva LM vertical artinya peningkatan investasi tidak memberikan dampak sedikitpun
terhadap output kecuali hanya menaikan tingkat bunga. Pada kemiringan kurva LM tergantung
dengan koefisien tingkat bunga (b), sehingga semakin kecil b maka semakin tidak respon
permintaan uang terhadap perubahan bungaartinya kurva LM semakin tegak (vertikal)Bila b
(bunga) sama dengan nol maka kurva LM vertikalDalam keadaan ini maka kebijakan fiskal
menjadi tidak efektif sama sekalikarena hanya akan menaikan tingkat bunga tetapi tidak
berpengaruh terhadap income dan output.

C. Dampak Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk Mencapai
tujuan tertentu seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh Atau lebih sejahtera. Kebijakan
moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga Pinjaman, “margin requirement”, kapitalisasi
untuk bank atau bahkan bertindak Sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan
melalui negosiasi Dengan pemerintah lain.
Ada beberapa yang menjadi tolak ukur kestabilan kebijakan moneter. Keberhasilan kebijakan ini
biasanya dapat diukur melalui peningkatan lapangan Kerja, perbaikan neraca pembayaran, dan
kestabilan harga jual beli suatu barang.Kebijakan tersebut diantaranya:
a. Kebijakan moneter Ekspansif atau yang disebut juga dengan monetary
Expansive policy, merupakan kebijakan yang diambil untuk meningkatkan Jumlah

ix
uang yang beredar. Tujuannya adalah untuk mengatasi pengangguran Dan
meningkatkan daya beli masyarakat.
b. Kebijakan moneter Kontraktif adalah kebijakan untuk menambah peredaran

Uang, beda dengan kebijakan kontraktif. Kebijakan ini adalah kebalikannya, Yaitu
kebijakan untuk mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini Dilakukan
saat negara tengah mengalami inflasi.

Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan Untuk
mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, Stabilitas harga,
pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran)
serta tercapainya tujuan ekonomi makro, Yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur
dengan kesempatan kerja, Kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang
seimbang. Apabila Kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter
dapat Dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter Pertama
kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada Sektor riil.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi Yang
tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai
tujuan tersebut, Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha Mengatur keseimbangan antara
persediaan uang dengan persediaan barang agar Inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan
kerja penuh dan kelancaran dalam Pasokan/distribusi barang. Kebijakan moneter dilakukan
antara lain dengan salah Satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku
bunga, giro Wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi
Bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.Kebijakan moneter
dilaksanakan melalui cara, termasuk penyesuaian suku bunga, Pembelian atau penjualan
sekuritas pemerintah, dan mengubah jumlah uang tunai Yang beredar dalam pasar.
Kestabilan nilai rupiah yang bersifat ke dalam tercermin dari tingkat inflasi dan yang
Bersifat keluar tercermin dari nilai tukar yang terjadi. Tingkat inflasi tercermin dari naiknya
harga barang-barang secara umum yang bersifat terus-menerus dalam naiknya harga barang-
barang secara umum yang bersifat terus-menerus dalam periode tertentu. Sementara itu, faktor-
faktor yang mempengaruhi inflasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu tekanan inflasi yang berasal
dari sisi permintaan dan dari sisi penawaran. Dalam hal ini, BI hanya memiliki kemampuan

x
untuk mempengaruhi tekanan inflasi yang berasal dari sisi permintaan, sedangkan tekanan inflasi
dari sisi penawaran (bencana alam, musim kemarau, distribusi tidak lancar, dll) sepenuhnya
berada di luar pengendalian Bank Indonesia, dimana tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiahperiode tertentu. Sementara itu, faktor-faktor yang
mempengaruhi inflasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu tekanan inflasi yang berasal dari sisi
permintaan dan dari sisi penawaran. Dalam hal ini, BI hanya memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi tekanan inflasi yang berasal dari sisi permintaan, sedangkan tekanan inflasi dari
sisi penawaran (bencana alam, musim kemarau, distribusi tidak lancar, dll) sepenuhnya berada di
luar pengendalian Bank Indonesia, dimana tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah.
Untuk mencapai tujuan kebijakan moneter, Bank Indonesia melaksanakan tiga tugas Pokok,
yaitu:
a) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter,
b) Mengatur dan menjaga sistem perbankan,
c) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.

Sistem keuangan yang sehat akan mendukung efektivitas Pelaksanaan pengendalian


moneter Karenna mekanisme transmisi kebijakan Moneter ke kegiatan ekonomi riil berlangsung
melalui sistem perbankan. Bank-bank sentral menggunakan berbagai instrumen untuk
memengimplementasika kebijakan tersebut. Instrument kebijakan moneter yang banyak
digunakan meliputi:

1) Penyesuaian Tingkat Suku Bunga


Bank sentral dapat mempengaruhi suku bunga dengan mengubah tingkat diskonto. Tingkat
diskonto (tarif dasar) adalah suku bunga yang dikenakan oleh bank sentral kepada bank untuk
pinjaman jangka pendek. Sebagai contoh, jika bank sentral meningkatkan tingkat diskonto, biaya
pinjaman untuk bank meningkat.
2) Penyesuaian Giro Wajib Minimum (GWM)

Bank sentral biasanya mengatur jumlah giro wajib minimum yang harus dipegang oleh
bank komersial. Giro Wajib Minimum (GWM) sendiri adalah simpanan minimum yang wajib
diperlihara dalam bentuk giro pada Bank Indonesia bagi semua bank. Dengan mengubah jumlah

xi
yang diperlukan, bank sentral dapat mempengaruhi jumlah uang beredar di pasar. Jika bank
sentral meningkatkan giro wajib minimum, bank komersial hanya akan menyediakan sedikit
uang tunai untuk diberikan kepada pelanggan dan dengan demikian, suplai uang menurun.
3) Operasi Pasar Terbuka
Bank sentral dapat membeli atau menjual surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah
untuk mempengaruhi jumlah uang beredar. Misalnya, bank sentral dapat membeli obligasi
pemerintah . Akibatnya, bank akan memperoleh lebih banyak uang untuk meningkatkan
pinjaman dan uang beredar dalam pasar.

xii
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Secara umum, investasi adalah penanaman aset atau dana yang dilakukan oleh sebuah
perusahaan atau perorangan untuk jangka waktu tertentu demi memperoleh imbal balik yang
lebih besar di masa depan. Karena dengan adanya investasi yang memadai maka modal akan
tersedia, semakin banyak investor yang menanamkan modalnya tentunya akan meningkatkan
produksi yang nantinya akan menghasilkan output yang tinggi, serta akan menambah pendapatan
daerah dari pajak yang dibayarkan kepada pemerintah.
Dalam melakukan pembangunan ekonomi dibutuhkan biaya yang cukup besar yang salah
satunya diperoleh dari investasi swasta baik berupa Penanaman Modal Asing (PMA) dan
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Dalam makro ekonomi investasi mempunyai arti
lebih sempit lagi, yang secara teknis berarti: Investasi adalah pengeluaran yang menambah stok
modal fisik (Dornbusch, 2008). Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang dilakukan oleh
pemerintah untuk mempengaruhi keadaan di pasar barang dan jasa agar kondisi perekonomian
menjadi semakin membaik khusus keadaan di pasar dan jasa. Kebijakan fiskal dibagi menjadi
dua yaitu ,Kebijakan Fiskal Ekspansif dan Kebijakan Fiskal Kontraktif.

Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah mempengaruhi keadaan ekonomi makro


melalui serangkaian tindakan yang mempengaruhi pasar barang. Kebijakan fiskal umumnya
dijalankan melalui kebijakan anggaran pemerintah atau APBN, selanjutnya APBN ini akan
mempengaruhi perekonomian makro. Bila APBN meningkat maka penerimaan dan pengeluaran
pemerintah juga meningkat. Peningkatan pengeluaran ini akan mempengaruhi kurva IS. Seperti
telah dibahas sebelumnya bahwa kurva IS bergeser bila terjadi perubahan pengeluaran agregat
yang disebabkan oleh tiga faktor yaitu pengeluaran investasi swasta, pengeluaran pemerintah dan
pajak. Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk
Mencapai tujuan tertentu seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh Atau lebih sejahtera.
Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga Pinjaman, “margin requirement”,
kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak Sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui
persetujuan melalui negosiasi Dengan pemerintah lain.

xiii
DAFTAR PUSTAKA

 Perekonomian Indonesia (2020), Kebijakan Moneter melalui Pertambahan Penawaran


Uang,https://lmsparalel.esaunggul.ac.id/mod/resource/view.php?id=228262_file:///C:/
Users/User/Downloads/125-Article%20Text-344-1-10-20200613.pdf
 JURNAL ANALISIS MAKRO EKONOMI INDONESIA PENDEKATAN IS-LM
YULIADI, IMAMUDIN (Pembimbing : PROF. DR. SOELISTYO, MBA.), PROF. DR.
SOELISTYO, MBA.2012 | Tesis | S2 MEP
 Jurnal Keseimbangan Pasar Barang Dan Uang : Kurva Is – Lm Dalam Ekonomi_Nanda
Virel
 Jurnal Prodi Ekonomi Syari’ah Relevansi Model IS- LM Keseimbangan Pasar Barang
dan Pasar Uang dalam Islam) 1 Volume 3 Nomor 1 September 2019

xiv

Anda mungkin juga menyukai