KHUSUS PEMILIHAN KEPALA DAERAH “Menyongsong Pemilihan Kepala Daerah Serentak Tahun 2024 dan Ikhtiar Terakhir Pencari Keadilan’’
AWAL ISU PERADILAN KHUSUS PILKADA
Amanah pembentukan peradilan khusus berawal dari lahirnya putusan mahkamah konstitus nomor 97/puu-XI/2013 yang termaktub didalam amar keputusan yang kedua “Mahkamah konstitusi berwenang mengadili perselisihan hasil pemilihan umum kepala daerah selama belum ada undang-undang yang mengatur mengenai hal tersebut’’ Berdasarkan point diatas peradilan khusus untuk menyelesaikan sengketa hasil pemilihan kepala daerah [pilkada]sebenarnya harus segera dibentuk.mk hanya lembaga peradilan yang bersifat sementara dalam rangka menyelesaikan sengketa tersebut. Karena sifatnya sementara semestinya pembentuk undang-undang perlu segera menyusun terkait peradilan tersebut.
PENTINGNYA PERADILAN KHUSUS PILKADA
Makna ‘’khusus’’badan peradilan khusus badan peradilan hanya akan menanggal sengketa hasil pilkada yanbg diselenggarakan setiap lima tahun sekali. Penerapan prinsip negara hukum yang salah satunya adalah untuk mengunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan keadilan pelaksanaan pilkada. Tersedianya mekanisme dan prosedur yang rinci serta sanksi dan penengakkan hukum yang baik. Penerapan prinsip free and fair secara baik dan terintegratif,melalui adanya kerangka hukum materil maupun formil yang berlaku secara bersifat mengikat menjadi pedoman bagi penyelenggaraan pilkada. Amanah uu [pasal 157 uu pilkada ] ‘’perkara perselisihan hasil pemilihan diperiksa dan diadili oleh badan peradilan hukum. SENGKETA PEMILUKADA DARI MA HINGGA MK Alasan mendasar mengapa wewenang sengketa pemilukada ini akhirnya dialihkan dari MA ke MK. Pemilukada ada dasarnya masuk sebagai rezim pemilu sehingga sengketa hasil pemlu harus diselesaikan di MK sesuai dengan UUD 1945 Terdapat dalam UUD 1945 pasal 24 c ayat 1menyatakan bahwa MK sebagai lembaga yang berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final. AMANAT KONSTITUSI Bawaslu merupakan bagian dari penyelenggaraan pemilu yang bersifat tetap,nasional dan mandiri [pasal 22E UUD 1945]dan bertugas mengawal pemilu yang jujur dan adil. Lembaga penyelenggaraan pemilu di aceh merupakan bagian tidak terpisah dari kelembagaan penyelenggaraan pemilu yang diatur dalam pasal 22E UUD 1945. Diluar alasan konstitusional perpindahan kewenangan ini didasarkan oleh konflik berkepanjangan dalam perselisihan pemilukada mk dianggap sebagai lembaga yang lebih berwibawa dan lebih mampu menangani sengketa pemilukada. Beban kerja yang dimiliki MA sehingga dengan pengalihan kewenangan ini dapat mengurangi beban kerja MA [Alifi:2012,3 PENGADILAN SENGKETA PILKADA PASAL 24C AYAT[1]DAN [2] UUD 1945 JO UU NO 24 THN 2033 JO UU NO 8 YJN 2011 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI,TUGAS DAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI. 1.MENGUJI KONSTITUSIONALITAS UU TERHADAP UUD 2.MEMUTUS SENGKETA KEWENANGAN LEMBAGA NEGARA 3.MEMUTUS PEMBUBARAN PARTAI POLITIK 4.MEMUTUS PERSELISIHAN ASIL PEMILU 5.MEMAKZULKAN PRES DAN WAPRES UUD 1945 MAUPUN UU MAHKAMAH KONSTITUSI TIDAK DITEMUI PRASA MK MENGADILI SENGKETA PILKADA.
DINAMIKA PENANGANAN PERKARA PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN
UNDANG UNDANG NO 32 TAHUN -MAHKAMAH AGUNG UNDANG UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 -MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2006 -MAHKAMAH AGUNG UNDANG UNDANG NO 10 TAHUN 2016 -PERADILAN KHUSUS UNTUK DAPAT MEGUJUKAN PERKARA KE PENGADILAN,MAKA PERSERTA PEMILIHAN GUB,BUP DAN WALI KOTA BERLAKU KETENTUAN DALAM PASAL 158 UU NO 10 TAHUN 2016.