Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN KEBUTUHAN


POLA ASUH DI WILAYAH RT 003 KELURAHAN PATAM LESTARI
UPTD PUSKESMAS MENTARAU

Untuk Memenuhi Kompetensi Praktik Profesi Ners Stase Keperawatan Keluarga dan Komunitas

DISUSUN OLEH :
Elisabeth Nona yunita, S.Kep
202214903072

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS AWAL BROS
2022 / 2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
DENGAN KEBUTUHAN POLA ASUH DI WILAYAH RT 003
KELURAHAN PATAM LESTARI UPTD PUSKESMAS MENTARAU

Disusun Oleh :
Elisabeth Nona yunita, S.Kep
202214903072

Disahkan pada tanggal ………………..

Mengetahui,

PRESEPTOR AKADEMIK PRESEPTOR KLINIK

(Ns. Rachmawaty M. Noer, (Ns. Caroline, S.Kep)


M.Kep)
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini,
dengan judul “Laporan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Kebutuhan Pola Asuh pada
Keluarga Tn. S di Wilayah RT. 003 Kelurahan Patam Lestari UPTD Puskesmas Mentarau”.

Penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan
pada program studi profesi ners Universitas Awal Bros Batam. Penyusunan laporan ini
dapat terlaksana dengan baik berkat dukungan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu Penulis harapkan demi
kesempurnaan laporan ini.

Batam, 16 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu
sama lain (Harmoko, 2012). Umumnya suatu keluarga terdiri dari ayah, atau suami, ibu
atau istri dan anak-anak. Di dalam kehidupan keluarga, ayah dan ibu memiliki peran
sebagai orang tua dari anak-anak. Keutuhan orang tua (ayah-ibu) dalam sebuah keluarga
sangat dibutuhkan dalam membantu anak memiliki dan mengembangkan diri. Keluarga
yang utuh memberikan peluang besar bagi anak untuk membangun kepercayaan terhadap
kedua orang tuanya, yang merupakan unsur esensial dalam membantu anak memiliki dan
mengembangkan diri. Jika dalam keluarga terjadi kesenjangan hubungan perlu diimbangi
dengan kualitas dan intensitas hubungan sehingga ketiadaan ayah atau ibu tetap dirasakan
kehadirannya dan dihayati secara psikologis.
Pola asuh orang tua merupakan interaksi antara anak dan orang tua selama
mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orang tua mendidik,
membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan
sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Kohn (dalam Taty Krisnawaty,
2010: 46).
Ketika seorang anak kehilangan sosok ayah atau ibunya, ia akan merasakan
kesedihan yang begitu mendalam merasa putus asa. Jika hal yang sedemikian rupa
dibiarkan dan tidak adanya usaha untuk menenangkan dan menyembuhkan luka hatinya,
maka si anak akan mengalami kelainan jiwa, depresi, bahkan akan melakukan tindakan
menyimpang. Disinilah peran pola pengasuhan ayah dan ibu diperlukan dalam
membimbing, mendidik, mengarahkan dan berperan ganda sebagai sosok seorang ayah
dan seorang ibu. Pengasuhan orang tua pada dasarnya diciptakan oleh adanya interaksi
antara orang tua dan anak dalam hubungan sehari-hari yang berevolusi sepanjang waktu
Sikap orangtua ini meliputi cara orang tua memberikan aturan-aturan, hadiah maupun
hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritasnya, dan cara orang tua memberikan
perhatian serta tanggapan terhadap anaknya”. Dengan demikian, pola asuhan orang tua
sangat penting karena mempengaruhi sikap orang tua terhadap anak secara
berkesinambungan
1.2 Tujuan
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka tujuan laporan ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui gambaran penerapan pola asuh orang tua
2. Untuk mengetahui gambaran sikap anak
3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
pola asuh orang tua terhadap anak
1.3 Sistematika Penulisan
A. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan penulis dalam penyusunan laporan keluarga
dengan kebutuhan pola asuh ini menggunakan pendekatan proses keperawatan yang
terdiri dari pengkajian, analisis data, diagnosis keperawatan, intervensi,
implementasi dan evaluasi keperawatan.
B. Lokasi
Pengkajian ini dilakukan di Puskesmas Mentarau wilayah RT. 003 Kelurahan
Patam Lestari dengan waktu pelaksanaan dari tanggal 7 Mei – 27 Mei 2023.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar
A. Pola Asuh

B. Macam – macam Pola Asuh


Menurut karlinawati sillahi (2010) terdapat 4 macam pola pengasuhan orang tua :
a. Pola Asuh Otoriter
Pola asuh ini cenderung menetapkan standar yang mutlak harus di turuti biasanya
di barengi ancaman – ancaman. Orang tua tipe ini cenderung
memaksa ,memerintah,menghukum
b. Pola Asuh Demokratis
Pola asuh ini umumnya ditandai dengan adanya sikap terbuka anatara orang tua
dengan anak. Mereka membuat semacam-semacam aturan yang disepakati
bersama orang tua yang demokratis ini yaitu orang tua yang mencoba menghargai
kemampuan anak secara langsung.
c. Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif di tandai dengan adanya kebebasantanpa batas kepada anak
untuk berbuat dan berperilaku sesuai keinginan anak .pola asu permisif atau di
kenal pula pola asuh serba membiarkan adalah orang tuayang bersikap mengalah ,
menuruti keinginan, melindumgi secara berlebihan , serta memberikan atau
memenuhi semua keinginan anak secara berlebihan
d. Pola Asuh Tidak Terlibat
Pola pengasuhan ini lebih cenderung anti sossial pada masa remaja peneliti
menggungkapkan bahwa ibu dalam pola pengasuhan ini akan memiliki anak yang
defisit dalam fungsi fisiologisnya, penurunan kemampuan intelektual, kesulitan
dalam attachment serta pemarah
C.

2.2 Asuhan Keperawatan


BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN


KELUARGA
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum

a. Nama Kepala Keluarga : Tn. S


b. Alamat : Tiban 1 Blok AA No. 12
c. Telepon : 0822xxxxxx
d. Pekerjaan : Wiraswasta
e. Pendidikan : SLTP
f. Komposisi : ………………………………………………...…………….

Status Imunisasi
Hub.

Nama JK Dng Umur Pendidikan Polio DPT Hepatitis Ket


BCG Campak
KK 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
Tn. S LK KK 53 SLTP
An. A LK Anak 14 SMP √ √ √ √ √

1. Genogram
Keterangan :

: Laki-laki : Cerai

: Perempuan : Meninggal

: Tinggal serumah

2. Tipe Keluarga
3. Suku Bangsa : Jawa / Indonesia
4. Agama : Islam
5. Status Sosial Ekonomi Keluarga
6. Aktivitas rekreasi keluarga

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
b. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan yang belum terpenuhi di dalam keluarga Tn. S adalah figur
seorang Istri dan Ibu. Dikarenakan Tn. S sudah berpisah dengan Istrinya dan Istri Tn.
S tinggal dikampung halamannya. Oleh karena itu, An. A selalu merasa kesepian
saat Tn. S bekerja dan menginginkan figur Ibu.
c. Riwayat keluarga inti
Setelah bercerai dengan Istrinya, Tn. S hanya tinggal dengan satu anaknya dan
bekerja dengan pendapatan perbulan antara Rp 1.000.000 – 3.000.000.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
C. PENGKAJIAN LINGKUNGAN

a. Karakteristik rumah
Luas rumah 7 x 8 m terdiri dari 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, ruang tamu, dapur,
dan teras. Tipe bangunan adalah semi permanen. Keadaan lantai belum keramik.
pencahayaan dari sinar matahari cukup, ventilasi untuk sirkulasi udara cukup
baik,jumlah jendela ada 2 buah diruang tamu. Sumber air untuk mandi, mencuci dan
masak berasal dari air PAM.WC yang dimiliki sudah terdapat septic tank.
Pembuangan sampah dengan cara dibakar.

b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Keluarga Tn. S selalu berhubungan baik dengan tetangga. Dalam masyarakat sekitar,
setiap minggu diadakan gotong royong antar warga.

c. Mobilitas geografis keluarga


Rumah Tn. S merupakan daerah pedesaan, mudah dijangkau oleh sepeda
motor,Dalam berpergian Ny. N menggunakan transportasi motor

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


e. Sistem pendukung keluarga
Apabila ada anggota keluarga mengalami sakit yang agak lama selalu menggunakan
fasilitas kesehatan yaitu puskesmas.

D. STRUKTUR KELUARGA
a. Komunikasi keluarga
Tn. S mengatakan, jika ada masalah dalam keluarga yang paling dominan
mengambil keputusan adalah Tn. S sebagai kepala keluarga, namun sebelumnya
dilakukan diskusi terlebih dahulu.
b. Struktur kekuatan keluarga
c. Struktur peran
1) Tn. B sebagai kepala keluarga sekaligus pencari nafkah bagi keluarganya untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari disamping itu Tn. B sebagai pendidik,
pelindung, dan pemberi rasa aman pada keluarga.
2) An. A berperan sebagai anak yang harus memantaskan diri menjadi anak yang
mandiri
d. Norma keluarga
Keluarga Tn. S memegang nilai dan norma budaya yang ada di lingkungan tempat
tinggalnya, bersikap hormat pada yang lebih tua dan bersikap santun pada sesama.
E. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Setiap anggota keluarga memiliki rasa saling menyayangi satu sama lain. Tn. S
selalu mendukung kebutuhan An. A sehingga dapat tercukupi kebutuhan sehingga
dapat terpenuhinya kehidupan yang sederhana.
b. Fungsi sosialisasi
Tn. S selalu mengajarkan dan menekankan bagaimana berperilaku sesuai dengan
ajaran agama yang dianutnya yaitu agama Islam dalam kehidupan sehari-hari
dirumah dan lingkungan tempat tinggal mereka.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Jika dalam anggota keluarga mengalami sakit, Tn. S membeli obat di apotek terlebih
dahulu dan atau membawa anggota keluarga ke Puskesmas.
d. Fungsi reproduksi
Tn. S memiliki 1 orang anak laki-laki berusia 14 tahun dan Tn. S sudah berpisah
dengan Istrinya.
e. Fungsi ekonomi
Tn. S bekerja sebagai Wiraswasta, pendapatannya perbulan antara Rp 1.000.000 –
3.000.000. Pendapatan perbulan Tn. S hanya cukup digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari dengan 1 anaknya.
F. TUGAS PERAWATAN KELUARGA
a. Mengenal masalah keluarga
b. Mengambil keputusan
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
d. Memelihara lingkungan
e. Menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan
G. STRESS DAN KOPING KELUARGA
a. Stress jangka pendek dan panjang
 Pendek : Tn. S merasa tidak tega terhadap anaknya karena Ia harus bekerja,
sementara anaknya dititipkan ke tetangga
 Panjang : Tn. S berharap bisa berumur panjang supaya bisa membiayai sekolah
anaknya sampai jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
b. Kemampuan keluarga
Tn. S selalu melakukan musyawarah dalam menyelesaikan masalah baik dalam
lingkungan keluarga atau masyarakat.
c. Strategi koping
Keluarga Tn. S apabila ada masalah baik dalam keluarga atau masyarakat selalu
menyelesaikan dengan meminimalkan masalah yang lain.
d. Strategi adaptasi
Dalam menghadapi masalah selalu berusaha dan berdoa tapi pada akhirnya Tuhan
yang menentukan
H. PEMERIKSAAN FISIK ANGGOTA KELUARGA

Anggota Keluarga 1 2 3 4 5
Nyeri spesifik:
Lokasi : Sebutkan
Tipe : Sebutkan
Durasi : Sebutkan
Intensitas : Sebutkan
Status mental: 1 2 3 4 5
Bingung
Cemas
Disorientasi
Depresi
Menarik diri
Sistem integumen: 1 2 3 4 5
Cianosis
Akral Dingin
Diaporesis
Jaundice
Luka
Mukosa mulut kering
Kapiler refil time lebih 2 detik
Sistem Pernafasan 1 2 3 4 5
Stridor
Wheezing
Ronchi
Akumulasi sputum
Sistem perkemihan: 1 2 3 4 5
Disuria
Hematuria
Frekuensi
Retensi
Inkontinensia
Sistem muskuloskeletal 1 2 3 4 5
Tonus otot kurang
Paralisis
Hemiparesis
ROM kurang
Gangg.Keseimb
Sistem pencernaan: 1 2 3 4 5
Intake cairan kurang
Mual/muntah
Nyeri perut
Muntah darah
Flatus
Distensi abdomen
Colostomy
Diare
Konstipasi
Bising usus
Terpasang Sonde
Sistem persyarafan: 1 2 3 4 5
Nyeri kepala
Pusing
Tremor
Reflek pupil anisokor
Paralisis : Lengan kiri/ Lengan kanan/
Kaki kiri/
Kaki kanan
Anestesi daerah perifer
Riwayat pengobatan 1 2 3 4 5
Alergi Obat
Jenis obat yang dikonsumsi

Pemeriksaan Penunjang : Tidak Ada

Tingkat Kemandirian Keluarga :

Harapan Keluarga :

Batam, 16 Mei 2023

Mahasiswa

3.2 Analisa Data


PENGELOMPOKAN KEMUNGKINAN MASALAH KEPERAWATAN
DATA PENYEBAB KELUARGA
Data Subyektif : Penurunan koping keluarga
Data Obyektif :
Data Subyektif : Ketidakmampuan koping keluarga
Data Obyektif :
Data Subyektif : Risiko proses pengasuhan tidak
efektif
Data Obyektif :

Masalah keperawatan yang mungkin muncul :


1. Penurunan koping keluarga
2. Ketidakmampuan koping keluarga
3. Risiko proses pengasuhan tidak efektif
3.3 Scoring
KRITERIA PRIORITAS MASALAH DENGAN SKORING
Komponen Bobot (ketentuan yang
No Kriteria yang Nilai
tidak dapat berubah)
dinilai

1 Sifat masalah

2 Kemungkinan
untuk diubah

Potensial
3 untuk
dicegah

Menonjolnya
4 Masalah

3.4 Diagnosa Keperawatan


1. Penurunan koping keluarga berhubungan dengan Perubahan peran keluarga
2. Ketidakmampuan koping keluarga berhubungan dengan Hubungan keluarga ambivalen
3. Risiko proses pengasuhan tidak efektif

3.5 Perencanaan
DX Kep Tujuan Rencana Evaluasi Rencana
Umum Khusus Kriteria Standar Tindakan
Penurunan
koping keluarga
Ketidakmampuan
koping keluarga
Risiko proses
pengasuhan tidak
efektif

3.6 Implementasi

No Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan Keluarga


1. Penurunan koping keluarga
2. Ketidakmampuan koping
keluarga
3. Risiko proses pengasuhan tidak
efektif

3.7 Evaluasi
No Diagnosa Keperawatan Evaluasi Tindakan Hari / Tanggal
Keperawatan
BAB IV
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Jeyaratnam & Koh. 2010. Buku Ajar Praktik Kedokteran Kerja. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Robinson & Saputra. 2014. Buku Ajar Visual Nursing (Medikal-Bedah) (2nd ed). Tangerang
Selatan: Binarupa Aksara

Mujahidullah, K. 2018. Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Susanti. 2018. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Asuhan Keperawatan Pasien
Gangguan Sistem Integumen (1st ed). Sidoarjo: Indomedia Pustaka

Murlistyarini, dkk. 2018. Intisari Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin (1st ed). Malang: UB
Press.

Anda mungkin juga menyukai