Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENGANTAR ILMU MANAJEMEN

KOORDINASI PEMERINTAHAN

DOSEN PEMBIMBING : SYAPRIANTO S.SOS.M.IP

NAMA: AMIRA YUSTI AMIARI


NPM: 207310377

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK


JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
KELAS A

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

1
DAFTAR ISI


Kata pengantar....................................................................................................................i

Daftar Isi ............................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................ 1

A. LATAR BELAKANG....................................................................................................1

B. RUMUS MASALAH...................................................................................................1

C. TUJUAN..................................................................................................................1

BAB ll PEMBAHASAN..........................................................................................................2

1. PENGERTIAN KOORDINASI.......................................................................................2

2. PENGERTIAN PEMERINTAHAN..................................................................................3

3. KOORDINASI DALAM PEMERINTAHAN......................................................................4

4. PELAKSANAAN KOORDINASI PEMERINTAHAN..........................................................5

5. JENIS-JENIS/MACAM-MACAM KOORDINASI..............................................................6

6. ORGANISASI,WADAH KETERPADUAN KERJASAMA&HUB KERJA.................................7

7. MASALAH PELAKSANAAN KOORDINASI PEMERINTAHAN.........................................10

8. PENDEKATAN-PENDEKATAN UNTUK MENCAPAI KOORDINASI YANG EFEKTIF............11

BAB lll PENUTUP...............................................................................................................13

A. KESIMPULAN.........................................................................................................13

B. SARAN...................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14

KATA PENGANTAR


Dengan mengucapkan puji syukur atas ke hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan hidayatnya kami dapat menyelesaikan makalah yang telah dibuat dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan saya juga berterima kasih dengan bapak
SYAPRIANTO S.SOS.M.IP selaku dosen mata kuliah pengantar ilmu manajemen yang telah
memberikan tugas kepada kami. Saya berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan dan pengetahuan.

Kami juga menyadari bahwa makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap dapat kritikan dan saran demi makalah yang
kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapa yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata kata
yang kurang berkenan.

Perawang , 5 Mei 2021






..................................

3

BAB l
PENDAHULUAN


1. LATAR BELAKANG

Koordinasi Pemerintahan merupakan kegiatan-kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan harus ditujukan ke arah tujuan yang hendak di capai yaitu yang
telah ditetapkan menjadi garis-garis besar haluan Negara dan garis-garis besr
haluan pembangunan baik untuk tigkat pusat ataupun untuk tingkat daerah, Guna
menuju kepada sasaran dan tujuan itu gerak kegiatan harus ada pengendalian
sebagai alat untuk menjamin langsungnya kegiatan. Yang dimaksud pengendalian
disini adalah kegiatan untuk menjamin kesesuaian karya dngan rencana, program,
perintah-perintah, dan ketentuan-ketentuan lainnya yang telah ditetapkan
termasuk tindakan-tindakan korektif terhadap ketidakmampuan atau
penyimpangan.

2. RUMUS MASALAH
.
1. Apa pengertian koordinasi?
2. Apa pengertian pemerintahan?
3. Bagaimana koordinasi dalam pemerintahan?
4. Apa saja masalah pelaksanaan dalam koordinasi pemerintahan?
5. Bagaimana pendekatan – pendekatan untuk mencapai koordinasi yang
efektif?


3. TUJUAN DAN MANFAAT

1. Mengetahui tentang pengertian koordinasi
2. Untuk mengetahui tentang pengertian pemerintahan
3. Untuk mengetahui tentang koordinasi dalam pemerintahan
4. Menambah wawasan tentang koordinasi pemerintahan

4

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Koordinasi


Koordinasi adalah usaha penyesuaian bagian-bagian yang berbeda, agar kegiatan
daripada bagian-bagian itu selesai pada waktunya, sehingga masing-masing dapat
memberikan sumbangan usahanya secara maksimal, agar memperoleh hasil secara
keseluruhan. Koordinasi terhadap sejumlah bagian-bagian yang besar pada setiap usaha
yang luas daripada organisasi demikian pentingnya sehingga beberapa kalangan
menempatkannya di dalam pusat analisis.

Koordinasi yang efektif adalah suatu keharusan untuk mencapai administrasi /


manajemen yang baik dan merupakan tanggungjawab yang langsung dari pimpinan.
Koordinasi dan kepemimpinan tidak bisa dipisahkan satu sama lain oleh karena itu satu
sama lain saling mempengaruhi. Kepemimpinan yang efektif akan menjamin koordinasi
yang baik sebab pemimpin berperan sebagai koordinator.

Menurut G.R. Terry koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk
menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk
menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah
ditentukan. Sedangkan menurut E.F.L. Brech, koordinasi adalah mengimbangi dan
menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan
masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang
semestinya di antara para anggota itu sendiri (Hasibuan, 2007:85).

Menurut Mc. Farland (Handayaningrat, 1985:89) koordinasi adalah suatu proses di


mana pimpinan mengembangkan pola usaha kelompok secara teratur di antara
bawahannya dan menjamin kesatuan tindakan di dalam mencapai tujuan bersama.

5
Sementara itu, Handoko (2003:195)mendefinisikan koordinasi (coordination)
sebagai proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan
yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi secara efisien. Menurut Handoko (2003:196) kebutuhan
akan koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi dalam pelaksanaan
tugas dan derajat saling ketergantungan bermacam-macam satuan pelaksananya. Hal ini
juga ditegaskan oleh Handayaningrat (1985:88) bahwa koordinasi dan komunikasi
adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, Handayaningrat juga
mengatakan bahwa koordinasi dan kepemimpinan (leadership) adalah tidak bisa
dipisahkan satu sama lain, karena satu sama lain saling mempengaruhi.

2. Pengertian Pemerintahan

Pemerintahan sebagai sekumpulan orang-orang yang mengelola kewenangan-


kewenangan, melaksanakan kepemimpinan dan koordinasi pemerintahan serta
pembangunan masyarakat dari lembaga-lembaga dimana mereka ditempatkan.

Pemerintahan merupakan organisasi atau wadah orang yang mempunyai


kekuasaaan dan lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan kesejahteraan rakyat
dan negara. Government dari bahasa Inggris dan Gouvernment dari bahasa Perancis yang
keduanya berasal dari bahasa Latin, yaitu Gubernaculum, yang berarti kemudi, tetapi
diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi Pemerintah atau Pemerintahan dan
terkadang juga menjadi Penguasa.

Pemerintahan dalam arti luas adalah segala kegiatan badan-badan publik yang
meliputi kegiatan legislatif, eksekutif dan yudikatif dalam usaha mencapai tujuan negara.
Pemerintahan dalam ari sempit adalah segala kegiatan badan-badan publik yang hanya
meliputi kekuasaan eksekutif. (C.F. Strong).

Pengertian Pemerintahan dalam arti luas adalah segala urusan yang dilakukan oleh
Negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyatnya dan kepentingan Negara

6
sendiri; jadi tidak diartikan sebagai Pemerintah yang hanya menjalankan tugas eksekutif
saja, melainkan juga meliputi tugas-tugas lainnya temasuk legislatif dan yudikatif.

Pemerintahan adalah lembaga atau badan publik yang mempunyai fungsi dan tujuan
Negara, sedangkan pemerintahan adalah lembaga atau badan-badan publik dalam
menjalankan fungsinya untuk mencapai tujuan Negara (Ermaya Suradinata).

Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan


menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu. Ada beberapa definisi
mengenai sistem pemerintahan. Sama halnya, terdapat bermacam-macam jenis
pemerintahan di dunia. Sebagai contoh: Republik, Monarki / Kerajaan, Persemakmuran
(Commonwealth). Dari bentuk-bentuk utama tersebut, terdapat beragam cabang,
seperti: Monarki Konstitusional, Demokrasi, dan Monarki Absolut / Mutlak.

3. Kordinasi Dalam Pemerintahan



Koordinasi Pemerintahan merupakan kegiatan-kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan harus ditujukan ke arah tujuan yang hendak di capai yaitu yang telah
ditetapkan menjadi garis-garis besar haluan Negara dan garis-garis besr haluan
pembangunan baik untuk tigkat pusat ataupun untuk tingkat daerah, Guna menuju
kepada sasaran dan tujuan itu gerak kegiatan harus ada pengendalian sebagai alat untuk
menjamin langsungnya kegiatan. Yang dimaksud pengendalian disini adalah kegiatan
untuk menjamin kesesuaian karya dngan rencana, program, perintah-perintah, dan
ketentuan-ketentuan lainnya yang telah ditetapkan termasuk tindakan-tindakan korektif
terhadap ketidakmampuan atau penyimpangan. Proses pengendalian menghasilkan
data-data dan fakta-fakta baru yang terjadi dalam pelaksanaan, ini semua berguna bagi
pimpinan perencanaan da pelaksanaan. Apa yangtelah direncanakan, diprogramkan
tidak selalu cocok dengan kenyataan operasionilya dalam rangka inilah pengendalian
berguna sekali bagi perencanaan selanjutnya. Selama pekerjaan berjalan, pengendalian
digunakan sebagai pejaga dan pengaman. Dalam hal ini pengendalian berguna bagi
keperluan koreksi pelaksaan operasionil, sehingga tujuan haluan tidak menyimpang dari
rencana.

7
Koordinasi dalam pelaksanaan suatu rencana, pada dasarnya merupakan salah satu
aspek dari pengendalian yang sangat pentig. Koordinasi disini adalah suatu proses
rangkaian kegiatan menghubungi, bertujun untuk menyelaraskan tiap langkah dan
kegiatan dalam organisasi agar tercapai gerak yang tepat dalammencapai sasaran dan
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, selain sebagai suatu proses, koordinasi itu dapat
juga diartikan sebagai suatiu pengatutran yang tertib dari kumpulan/gabungan usaha
untuk menciptaka kesatuan tindakan. Maka koordinasi pemerintahan merupakan
pengaturan yang aktif, bukan npengaturan yang pasif berupa membuat pengaturan
terhadap setiap gerak dan kegiatan dan hubungan kerja antara beberapa pejabat
pemerintah baik pusat maupun daerah serta lembaga-lembaga pemerintahan yang
mempuya tugas kewajiban dan wewenang yang saling berhubungan satu sama lain,
dimana pengaturan bertujuan untuk mencegah terjadinya kesimpangsiuran dan saling
tumpang-tindih kegiatan yang mengakibatkan pemborosan-pemborosan dan pengaruh
yang tidak baik terhadap semangat dan tertib kerja.


4. Pelaksanaan Koordinasi Pemerintahan

Mekanisme Pelaksanaan Koordinasi Pemerintahan

Pelaksanaan
untuk memantapkan pelaksanaan koordinasi, diperlukan adnya penentuan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Langkah pertama : Identifikasi kebijaksanaan
2. Langkah kedua : Identifikasi fungsional
3. Langkah ketiga : Identifikasi struktural
4. Langkah keempat : Penentuan koordinasi material/operasional
5. Langkah kelima : Penyusunan pola koordinasi

Mekanisme
1. Penyelenggaraan koordinasi pemerintahan
2. Kebijakan dan pelaksanaan ang berkaitan dengan penciptaan dan
pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum

8
3. Fasilitasi penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan dan
peraturan yang berlaku
4. Penyelenggaraan fasilitasi kerjasama daerah dan penyelesaian perselisihan
daerah
5. Pembinaan wilayah yang meliputi pengelolaan batas daerah kependudukan,
catatan sipil, kehidupan bermasyarakat, peningkatan peran serta dan
prakarsa masyarakat, kerukunan daerah, dan pelaksanaan pola hubungan
kerja, antar lembaga pemerintahan di semua tingkatan, dan aktualisasi nilai-
nilai pancasila sebagai Dasar Negara dan UUD 1945 serta sosialisasi
kebijakan-kebijakan nasional di daerah
6. Pemberian fasilitas penyelenggaran tugas dan fungsi unit-unit kerja
pemerintahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
7. Kebijakan dan pelaksanaan pemberian pelayanan kepad a masyarakat bai
kualitasnya maupun kuantitasnya
8. Penyelenggaraan tugas-tugas umum pemerintahan lainnya yang tidak
termasuk dalam tugas suatu instansi.

5. Jenis-jenis/ Macam Koordinasi



Koordinasi di daerah menuntut penjelasan resmi dari pihak eksekutif yang
menyatakan bahwa koordinasi pemerintahan sipil merupakan usaha mengadakan
kerjasama yang erat dan efektif antara dinas-dinas sipil di daerah. Disusun dengan
pembentukan-pembentukan forum-forum koordinasi dalam segala bidang.
Semuanya menunjukan bahwa memnag koordinasi dalam pelaksanaan jalannya
pemerintahan adalah vital namun dulit dilaksanakan. Secara teoritis dapat dapat
disebutkan beberapa jenis koordinasi sesuai dengan linhkup dan arah jalurnya
sebagai berikut:
a. Menurut Lingkupnya, teerdapat:
1) Koordinasi Intern yaitu koordinasi antar pejabat atau antar unit dalam
suatu organisasi
2) Koordinasi Eksten yaitu koordinasi antar pejabat dari bagian organisasi
atau antar organisasi

9
b. Menurut Arahnya, terdapat:
1) Koordinasi Horizontal yaitun koordinasi antar pejabat atau antar unit yang
mempunyai tingkat hierarki yang sama dalam suatu organisasi, dan agar
pejabat dari organisasi-organisasi yang sederajat atau organisasi yang
setingkat.
2) Koordinasi Vertikal yaitu koordinasi antara apejabat- pejabat dan unit- unit
tingkat bawah oleh pejbat atasannya atau unit tingkat atasnya langsug, juga
cabang-cabang suatu organisasi oleh organisasi induknya.
3) Koordinasi Diagonal yaitu koordinasi antar pejabat atau unit yang berbeda
fungsi dan berbeda tingkat hierarkinya
4) Koordinasi Fungsional adalah koordinasi antar pejabat, antar unit atau
antar organisasi yang didasarkan atas kesamaan fungsi, atau karena
koordinatonya mempunya fungsi tertentu

c. Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 6 th 1998


1) Koordinasi Fungsional, antara dua atau lebih instansi yang mempunyai
program yang berkaitan erat
2) Koordinasi Instansional, terhadap beberapa instansi yang menangani suatu
urusan tertentu yang bersangkutan.
3) Koordinasi Teritorial, terhadap dua atau lebih wilayah dengan program
tertentu.

6. Organisasi, wadah keterpaduan kerjasama dan hubungan kerja



a. Pentingnya keterpaduan kerjasama dan hubungan kerja

Dalam alam pembangunan kerja yang lebih cocok untuk diterapkan


tentulah manajemen partisipatif. Dalam konsep ini yang berlaku bukanlah lagi
“getting things done through people” atau bagaimana pimpinan mencapai
tujuan melalui bawahan. Sebab dalam rumusan itu hanya berarti top-down
approach” atau pendekatan otoritatif atau pendekatan dari atas ke bawah
sebagai komunikasi satu arah saja.

10
Yang lebih tepat untuk diterapkan dalam alam pembangunan adalah
“getting things done together with and through people” atau bagaimana
pimpinan mencapai tujuan bersama-sama dan dengan dukungan bawahan.
Sebab pembangunan adalah sebagai keseluruhan proses penyelenggaraan
kerjasama antara aparatur negara dengan aparatur pemerintah dengan
dukungan partisipasi masyarakat untuk mewujudkan pertumbuhan, perbaikan
dan perkembangan positif di segala bidang kehidupan masyarakat dalam
rangka pembinaan bangsa secara keseluruhan. Begitupun untuk perusahaan,
untuk pengembangan dan keberhasilannya dalam mencapai tujuan dan
sasarannya, tentulah memerlukan keterpaduan antara semuan pihak pimpinan
maupun non pimpinan dalam perusahaan tersebut. Keterpaduan tersebut
dapat dibina melalui komunikasi atau hubungan kerja dua arah. Karena itu
manajemen partisipatif adalah yang paling tepat untuk diterapkan baik di
instansi pemerintah maupun non pemerintah. Tentu kiatnya berlainan. Namun
yang penting terkandung di dalamnya proses psikologis dengan pendekatan
perilaku, sebagai proses timbal balik dari atas ke bawah bersama-sama bawah
ke atas atau “top-down and bottom-up approach” (korten, 1986 : 2-4).pimpinan
dan bawahan tersebut terpadukan ke dalam wadah ataupun struktur
organisasi. Berarti dalam konsep ini tercakup berlakunya asas kerjasama dan
hubungan kerja ataupun komunikasi timbal balik antara pimpinan dan
bawahan.
Keterpaduan kerjasama dan hubungan timbal balik tersebut sangat
bermanfaat, antara lain untuk :
1. Membina kesamaan bahasa, paham, pengertian antar sesama pejabat
ataupun pihak-pihak terkait. Jadi untuk menghindarkan salah paham
dalam melaksanakan tugas-tugas kedinasan ataupun misi yang
diembannya.
2. Membina koordinasi, integrasi dan sinkronisasi antar para pejabat atau
pihak-pihak yang terkait dalam melaksanakan misi organisasi
3. Menyatukan arah dan langkah-langkah serta tindakan-tindakan yang
harus dilakukan oleh para pejabat maupun anggota organisasi ataupun
pihak-pihak yang terkait untuk tercapainya tujuan dan sasaran-sasaran
yang sudah ditetapkan.

11
Hasil dari a, b dan c tersebut maka misi organisasi akan terlaksana dengan
baik, lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu pola keterpaduan kerjasama dan
hubungan kerja timbal balik tersebut harus dengan sengaja dipersiapkan
dengan sebaik-baiknya. Misalnya ada rencana, ada sasaran, ada ukuran-
ukurannya, strukturnya, landasannya dan sebagainya. Jadi, tidak tepat kalau
hanya disiapkan secara sambil lalu saja, ataupun secara mendadak, apalagi
kalau hanya terlaksana secara kebetulan tanpa disengaja. Keterpaduan
kerjasama dan hubungan kerja dalam struktur organisasi.

b. Keterpaduan Kerjasama dan Hubungan Kerja Dalam Struktur Organisasi

Konotasi “dengan sengaja” untuk mempersatukan diri dalam kerjasama dan


hubungan kerja dalam organisasi tersebut di atas mencakup, misalnya : dengan
sadar telah ditetapkan terlebih dahulu tujuan dan sasarannya, ketentuan-
ketentuan atau aturan mainnya, perencanaannya dan sebagainya. Bahkan lebih
lanjut sebagai bukti terpenuhinya persyaratan “dengan sengaja” tersebut
biasanya diungkapkan dalam bentuk bagan struktur organisasinya. Disebutkan
bahwa asas keterpaduan kerjasama dan hun=bungan kerja, dalam struktur
organisasi tergamba pula pembagian kerja yang logis. Sesuai dnegan itu maka
struktur organisasi dapat diberikan pengertian sebagai : “susunan logis dari
hierarkhi jabatan dan fungsi yang ada dalam organisasi, yang berbentuk
pyramidal serta menggambarkan pembagian kerja para pejabat berikut
keserasian kerjasama dan hubungan kejanya untuk tercapainya tujuan dan
sasaran-sasaran sebagaimana sudah ditetapkan sebelumnya. “pengertian
tersebut berlaku dalam wadah organisasi fungsional, struktural maupun
proyek.
Dengan pengendalian dan koordinasi yang baik maka dalam penyelenggaraan
pemerintahan mendapatkan manfaat, antara lain:
1. Dapat mencegah dan menghilangkan titk pertentangan
2. Para pejabat/petugas terpaksa berfikir dan berbuat dalam hubungan
sasaran dan tujuan berasama
3. Dapat dicgah terjadinya kesimpangsiuran dan duplikasi kegiatan

12
4. Dapat mengembangakan prakarsa dan daya inprovisasi para
pejabat/petugas kareba dalam rangka koordinasi mereka mau tidak mau harus
mndapatkan cara dan jalan yangf cocok bagi pelaksanaan tugas secara
menyeluruh dan mencapai keseimbangan dan keserasian.

Maka bagi penyelenggaraan pemerintahan terutama di daerah, koordinasi


bukan hanya bekerjasama, melaikan juga integrasi dan sinkronisasi yang
mengandung keharusan penyelarasan unsur-unsur jumlah dan penentuan
waktu kegiatan di samping penyesuaian perencanaa, dan keharusan adanya
komunikasi yang teratur diantara sesama pejabat/petugas yang bersangkutan
dengan memahami dan mengindahkan ketentuan hukum yang berlaku sebagai
suatu peraturan pelaksanaan.

7. Masalah Pelaksanaan Koordinasi Pemerintah



Peningkatan spesialisasi akan menaikkan kebutuhan akan koordinasi.
Tetapi semakin besar derajat spesialisasi, semakin sulit bagi manajer untuk
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan khusus dari satuan-satuan yang
berbeda. Paul R. Lawrence dan Jay W. Lorch (Handoko, 2003:197)
mengungkapkan 4 (empat) tipe perbedaan dalam sikap dan cara kerja yang
mempersulit tugas pengkoordinasian, yaitu:
1) Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu.
Para anggota dari departemen yang berbeda mengembangkan
pandangan mereka sendiri tentang bagaimana cara mencapai
kepentingan organisasi yang baik. Misalnya bagian penjualan
menganggap bahwa diversifikasi produk harus lebih diutamakan
daripada kualtias produk. Bagian akuntansi melihat pengendalian
biaya sebagai faktor paling penting sukses organisasi.

2) Perbedaan dalam orientasi waktu.


Manajer produksi akan lebih memperhatikan masalah-masalah yang
harus dipecahkan segera atau dalam periode waktu pendek. Biasanya

13
bagian penelitian dan pengembangan lebih terlibat dengan masalah-
masalah jangka panjang.
3) Perbedaan dalam orientasi antar-pribadi
Kegiatan produksi memerlukan komunikasi dan pembuatan
keputusan yang cepat agar prosesnya lancar, sedang bagian penelitian
dan pengembangan mungkin dapat lebih santai dan setiap orang dapat
mengemukakan pendapat serta berdiskusi satu dengan yang lain.
4) Perbedaan dalam formalitas struktur
Setiap tipe satuan dalam organisasi mungkin mempunyai metode-
metode dan standar yang berbeda untuk mengevaluasi program
terhadap tujuan dan untuk balas jasa bagi karyawan.

8. Pendekatan-Pendekatan Untuk Mencapai Koordinasi Yang Efektif

Pendekatan ini dapat di tempuh dengan dua jalan yaitu:

1) Pendekatan Potensi Koordinasi


a) Sistem Informasi Vertical
Adalah suatu sistem di mana informasi dapat di kirimkan ke atas
dan kebawah jenjang organisasi. Misalnya penanganan IDT
(inpres desa tertinggal) dari menteri dalam negeri sampai ke
desa tertinggal dan sebaliknya.

b) Sistem Informasi Lateral.


Sistem ini mengabaikan rantai komando. Hubungan lateral
(hubungan ke samping atau sejajar) ini memungkinkan adanya
pertukaran informasi yang di butuhkan dapat di pertanggung
jawabkan. Misalnya dalam kasus tanah perlu adanya informasi
lateral atau badan pertanahan nasional, departemen dalam
negeri, departemen kehutanan, dan departemen kehutanan.

14
c) Sistem Informasi Manajer Penghubung.
Manajer penghubung mempunyai wewenang formal atas semua
unit yang terlibat dalam sebuah proyek. Manajer penghubung
perlu di laksanakan apabila di perkirakan koordinasi secara
efektif tidak berhasil di laksanakan.

2) Pendekatan Struktur.
Pendekatan ini di lakukan apabila perusahaan merasakan adanya
iklim yang tidak sehat pada unit-unit karena adanya penunpukan
kegiatan pada satu unit. Pendekatan ini di kenal sebagai organisasi
matrik. Yaitu mencirikan adanya satuan tugas atau proyek. Satuan
tugas ini dapat di bubarkan apabila proyek telah selesai.

15
BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
Secara umum, koordinasi merupakan tali pengikat dalam organisasi
dan manajemen yang menghubungkan peran para actor dalam
organisasi dan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi dan
manajemen. Dengan kata lain, adanya koordinasi dapat menjamin
pergerakan aktor organisasi ke arah tujuan bersama. Tanpa adanya
koordinasi, semua pihak dalam organisasi dan manajemen akan
bergerak sesuai dengan kepentingannya namun terlepas dari peran
aktor lainnya dalam organisasi dan peran masing-masing aktor tersebut
belum tentu untuk mencapai tujuan bersama.

B. Saran
Koordinasi dan Pengawasan dirasa sangat dibutuhkan dalam suatu
organisasi maupun di pemerintahan. Karena jika tidak ada Koordinasi
dan Pengawasan dalam suatu organisasi,akan menimbulkan banyaknya
kesalahan-kesalahan yang terjadi baik yang berasal dari bawahan
maupun lingkungan.Koordinasi dan Pengawasan menjadi sangat
dibutuhkan karena dapat membangun suatu komunikasi yang baik
antara pemimpin organisasi dengan anggota organisasi. Serta
koordinasi dan pengawasan dapat memicu terjadinya tindak
pengoreksian yang tepat dalam merumuskan suatu masalah.

16
DAFTAR PUSTAKA



http://govmedikz-medikz.blogspot.com/2011/01/koordinasi-
pemerintahan.html?m=1

http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t19973.pdf

https://journal.uir.ac.id/index.php/wedana/article/download/1616/1
001

https://www.google.co.id/amp/s/mbaafaw.wordpress.com/2016/12/
16/contoh-makalah-pentingnya-koordinasi-dalam-penyelenggaraan-
pemerintahan/amp/

https://fendygoo.blogspot.com/2015/05/makalah-kordinasi-
pemerintahan.html?m=1

17

Anda mungkin juga menyukai