Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Palopo merupakan salah satu kota yang berada di Provinsi Sulawesi
Selatan. Berdasarkan letak astronomis, Kota Palopo berada antara -
Bujur Timur dan - Lintang Selatan. Kota
Palopo memiliki kondisi iklim tropis basah dengan suhu udara antara C
hingga C dan curah hujan maksimum mencapai 2.000 mm/tahun. Adapun
kondisi topografi Kota Palopo yaitu dataran rendah, landai, bergelombang, dan
dataran tinggi, dengan ketinggian rata-rata wilayahnya antara 0 hingga 1.000
mdpl. Kondisi topografi suatu wilayah menjadi salah satu pemicu terjadinya
bencana tanah longsor.
Bencana tanah longsor seringkali terjadi karena curah hujan yang tinggi,
lereng terjal, tanah yang kurang padat dan tebal, terjadinya pengikisan,
berkurangnya tutupan vegetasi dan getaran. Tanah longsor merupakan gerakan
massa tanah atau batuan, maupun campuran keduanya yang menuruni lereng
akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng. Tanah longsor
biasanya terjadi karena gaya pendorong pada lereng lebih besar dari pada gaya
penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan
kepadatan tanah. Adapun gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut lereng,
air, beban, serta berat jenis tanah dan batuan.
Sedangkan curah hujan yang tinggi, erosi dan sedimentasi, penebangan
hutan secara liar, serta faktor manusia dapat menjadi pemicu terjadinya bencana
banjir. Banjir adalah salah satu bencana alam yang menjadikan kondisi daratan
tergenang oleh aliran air dalam volume yang berlebihan. Bencana banjir tidak
hanya terjadi di perkotaan, tetapi juga terjadi di pedesaan. Kurangnya kawasan
resapan air dapat menjadi salah satu pemicu terjadinya bencana banjir di kota-kota
besar. Sedangkan bencana banjir yang terjadi di pedesaan umumnya disebabkan
karena gundulnya hutan sehingga debit air sungai meluap.
Kota Palopo merupakan salah satu wilayah yang berisiko terhadap
terjadinya bencana tanah longsor dan bencana banjir. Berdasarkan Indeks Risiko
Bencana Indonesia Tahun 2021, Kota Palopo berada di peringkat 22 untuk Indeks
2

Risiko Bencana Tanah Longsor Tahun 2021 dengan kelas risiko tinggi. Adapun
untuk Indeks Risiko Bencana Banjir Tahun 2021, Kota Palopo berada di peringkat
364 dengan kelas risiko sedang. Wilayah Kota Palopo yang pernah mengalami
bencana tanah longsor dan banjir adalah Kecamatan Mungkajang. Salah satu
bencana tanah longsor dan banjir yang pernah terjadi yaitu pada tanggal 07
November 2008, tepatnya di Kelurahan Latuppa, Kecamatan Mungkajang.
Dengan demikian, pada praktik lapangan ini kami mengamati aspek
geologi dan aspek geomorfologi yang ada di Kecamatan Mungkajang Kota Palopo
untuk mengetahui pengaruhnya terhadap terjadinya bencana tanah longsor,
bencana banjir, serta potensi yang dapat dikembangkan di wilayah tersebut.

1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan kegiatan praktik lapangan
adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengidentifikasi aspek geologi dan aspek geomorfologi yang ada di
lokasi pengamatan.
2. Untuk mengamati potensi yang dapat dikembangan di lokasi pengamatan.

1.3 Manfaat
Kegiatan praktik lapangan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut.
1. Mahasiswa dapat mengetahui kondisi geologi dan kondisi geomorfologi yang
ada di lokasi pengamatan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan antara aspek geologi dan aspek
geomorfologi terhadap terjadinya bencana tanah longsor dan bencana banjir,
3. Mahasiswa dapat menentukan potensi yang dapat dikembangkan di lokasi
pengamatan.

Anda mungkin juga menyukai