Anda di halaman 1dari 3

JAT 1(2), 35 - 37 Wantu A.W, Mozin N, Adhani Y, Monoarfa S.

PENCEGAHAN PERKAWINAN ANAK DIBAWAH UMUR PADA REMAJA


DESA LION KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG
MONGONDOW SELATAN

Asmun W. Wantu1), Nopiana Mozin2), Yuli Adhani3), Siti Indra Monoarfa4)


1,2,3,4)
Program Studi PPKn, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo
Asal Negara: Indonesia

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara tertinggi kedua dalam kasus pernikahan dibawah umur dikawasan asia
khususnya Kawasan asia tenggara setelah negara cambodia. Dalam tataran nasional, Provinsi Sulawesi Utara
berada diuturan ke 11 dari 34 Provinsi. Kabupaten Bolaang Mongondow selatan yang berada dibawah provinsi
Sulawesi selatan memiliki tingkat pernikahan dini yang cukup tinggi pada bulan Juli 2021 sebanyak 121 kasus.
Lebih khusus untuk Desa Lion tercatat dari tahun 2019 sampai dengan Agustus 2021 terdapat 11 kasus
pernikahan kasus perkawinan anak dibawah umur. Dari perkawinan dibawah umur ini terdapat beberapa
masalah sosial yang dihadapi antara lain pergaulan bebas akibat kurangnya control dan komunikasi yang efektif
dari orang tua, pengaruh lingkungan sosial masyarakat dan teman sebaya serta arus globalisasi yang beriringan
dengan kemajuan informasi dan teknologi. Berdasarkan deskripsi tersebut pengabdian ini dilaksanakan dengan
tujuan memberikan edukasi tentang bahya melakukan perkawinan dibawah umur dan motivasi agar menata
masa depan yang lebih terarah, berdasarkan pada tujuan tersebut, métode yang digunakan dalam kegiatan adalah
sosialisasi pencegahan pernikahan dibawah umur di Desa Lion Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan.

Kata kunci: Pencegahan; Perkawinan dibawah umur ; Remaja; Desa Lion

ABSTRACT

Indonesia is the second highest country in the case of underage marriage in the Asian region,
especially the Southeast Asian region after Cambodia. At the national level, North Sulawesi Province is ranked
11th out of 34 Provinces. South Bolaang Mongondow Regency, which is under the province of South Sulawesi,
had a fairly high rate of early marriage in July 2021 as many as 121 cases. More specifically, for Lion Village,
from 2019 to August 2021, there were 11 cases of marriages involving underage marriages. From this underage
marriage, there are several social problems faced, including promiscuity due to lack of control and effective
communication from parents, the influence of the social environment of society and peers and the flow of
globalization that goes hand in hand with advances in information and technology. Based on this description,
this service is carried out with the aim of providing education about the dangers of underage marriage and
motivation to organize a more focused future.

Keywords: Prevention; Early Marriage; Youth; Lion Village

1. PENDAHULUAN setelah negara cambodia. Ditambah lagi data dari


Perkawinan dibawah umur merupakan Bappenas Menunjukkan pada masa pandemi covid-
masalah sosial yang cukup menghawatirkan 19 ini sekitar 400-500 anak perempuan usia 10-17
ditengah arus globalisasi dan digitalisasi karena tahun yang melaksanakan perkawainan dibawah
akan berdampak pada kehidupan remaja dimasa umur.
mendatang dan hal ini tidak hanya terjadi di wilayah Sementara itu, dalam tataran nasional
kota tetapi juga terjadi dipedesaan juga menunjukan Provinsi Sulawesi Utara berada dalam urutan 11
gelaja yang sama. Elga Andina (2021:13-14) angka pernikahan anak dibawah umur (Tribun
menjelaskan dalam skala nasional Kementerian Minahasa, 2021). Kabupaten Bolaang Mongondow
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Selatan yang merupakan bagian dari provinsi
mendata sampai bulan Juni 2020 angka perkawinan Sulawesi utara pada Juli 2021 tercatat 121 orang
anak naik menjadi 24 ribu kasus. yang mengajukan permintaan permohonan
Meningkatnya kasus perkawinan anak dispensasi kawin (BFOX,2021). Hal ini
dibawah umur ini menjadikan Indonesia sebagai menggambarkan bahwa kasus perkawinan dibawah
negara tertinggi kedua dalam kasus tersebut umur dalam skala nasional maupun skala daerah
dikawasan asia khususnya Kawasan asia tenggara mengalami peningkatan. Hal yang telah dijelaskan

p-ISSN/e-ISSN: 2798-6624/2809-5863
PENCEGAHAN PERKAWINAN ANAK DIBAWAH UMUR PADA REMAJA DESA LION
KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN

35
JAT 1(2), 35 - 37 Wantu A.W, Mozin N, Adhani Y, Monoarfa S.I

tersebut juga dialami Desa Lion Kecamatan perkawinan anak dibawah umur meningkat
Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. didesa lion.
Tercatat ada 11 kasus perkawinan anak dibawah
umur pada tahun 2019 sampai dengan agustus 2021. Dari hasil pengamatan langsung dilapangan
Dalam menghadapi persoalan perkawinan dan temuan data lapangan menggambarkan bahwa
anak dibawah umur pemerintah sudah menyiapkan jumlah perkawinan anak dibawah umur di desa Lion
regulasi yang tegas tentang batas usia pernikahan sangat mengkhawtirkan. Ada beberapa factor
bagi calon pasangan laki-laki dan perempuan hal ini penyebab mengapa hal ini terjadi karena kenakalan
diatur dalam UU perkawinan No. 16 tahun 2019. remaja dan pergaulan bebas ditambah lagi orang tua
Dalam UU perkawinan tersebut dijelaskan usia laki- lemah dalam mengontrol pergaulan anak-anaknya.
laki dan perempuan minimal 19 tahun. Yang Selain itu anak-anak difasilitasi gadget untuk aktif
sebelumnya laki-laki berumur 19 tahun dan dalam sosial media yang cukup mempengaruhi gaya
perempuan berumur 16 tahun. pertemanan juga gaya hidupnya dan yang paling
Namun sayangnya UU Perkawinan ini belum penting kurangnya pemahaman tentang keagamaan
berpengaruh banyak dalam menekan jumlah yang menyebabkan anak-anak salah kaprah
perkawinan dibawah umur. Batasan umur yang memahami konsep hidup dan perkawinan. Dari
dinaikan menjadi 19 tahun ternyata belum efektif gamparan identifikasi masalah tersebut, Langkah
karena angka perkawinan dibawah umur masih kongrit yang dilakukan dalam pengbadian ini adalah
tinggi ditambah lagi karena pandemi dan putus kegiatan sosialisasi dan edukasi pencegahan
sekolah dan ironisnya kasus ini terjadi rata secara perkawinan dibawah umur di desa Lion kecamatan
nasional dikota besar maupun dipedesaan. Artinya, Posigadan.
fenomena perkawinan anak dibawah umur yang
terjadi di desa Lion merupakan suatu masalah sosial 2. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
yang terjadi disemua tempat. Kegiatan pengabdian masyarakat ini
Menyikapi masalah perkawinan anak menggunakan metode sebagai berikut :
dibawah umur harus ditanggapi dengan serius dan 1. Observasi lapangan serta identifikasi
buruh peran serta dari semua pihak baik dari masalah yang berhubungan dengan
pemerintah, masyarakat dan perguruan tinggi guna perkawinan anak dibawah umur di desa
menekan kasus perkawianan anak dibawah umur Lion.
khususnya di desa lion. Berdasarkan dari 2. Melakukan sosialisasi dan edukasi terhadap
permasalahan tersebut, Jurusan Ilmu Hukum dan remaja di desa Lion tentang pencegahan
Kemasyaralatan Prodi. PPKn FIS-UNG perkawinan anak dibawah umur
melaksanakan pengabdian masyarakat tentang
sosialisasi pencegahan perkawinan anak dibawah
3. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
umur bagi remaja di desa Lion. Berikut adalah Perkawinan umumnya dilakukan oleh orang
identifikasi masalah sesuai dengan observasi yang yang secara usia sudah dewasa dan matang secara
ditemukan dilapangan yakni : pemikiran. Namun perkawinan bisa juga terjadi
1. Indonesia berada diurutan kedua dalam dalam kondisi kedua calon pesangan dari usia dan
kawasan asia tenggara dengan kasus
kesiapan mental belum siap dan bisanya pasangan
tingginya perkawinan anak dibawah umur ini melakukan perkawinan dibawah umur.
setelah cambodia, dan setiap tahun Perkawinan anak dibawah umur adalah
angkanya semakin meningkat. perkawinan yang usia salah satu pasangan atau
2. Dalam tataran nasional provinsi sulawesi
kedua pasangan masih anak-anak atau remaja karena
Utara menduduki urutan ke-11 untuk kasus berada dibawah usia 19 tahun. Dalam UU Nomor 16
perkawinan anak dibawah umur. tahun 2019 yang mengatur tentang usia perkawinan
3. Hingga Juli 2021, kasus perkawinan anak
yang sah apabila dilakukan menurut hukum masing-
dibawah umur di Kabupaten Bolaang masing agamanya dan kepercayaannya. Kemudian,
Mongonow Selatan berjumlah 121 orang. setiap perkawinan di catat menurut peraturan
4. Dalam kurun waktu 2019 sampai dengan
perundang-undangan yang berlaku. Selanjutnya
Agustus 2021 kasus perkawinan anak diatur juga tetang batas usia minimal seseorang
dibawah umur di desa Lion kecamatan menikah, pasal 7 ayat 1 undang-undang nomor 1
Posigadan berjumlah 11 orang. tahun 1974 tentang perkawinan (UU 16 tahun 2019)
5. Pergaulan bebas dan lemahnya pengawasan mengatur bahwa perkawinan hanya diizinkan jika
orang tua serta pengaruh lingkungan dan pihak calon suami dan calon istri sudah mencapai
perkembangan teknologi informasi yang usia 19 tahun.
sangat cepat menyebabkan kasus Dari deskripsi diatas dijelaskan bahwa
perkawinan diperbolehkan terjadi jika pasangan

p-ISSN/e-ISSN: 2798-6624/2809-5863
PENCEGAHAN PERKAWINAN ANAK DIBAWAH UMUR PADA REMAJA DESA LION
KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN

36
JAT 1(2), 35 - 37 Wantu A.W, Mozin N, Adhani Y, Monoarfa S.I

calon suami dan istri usianya 19 tahun. Jika usianya pada umur di bawah 20 tahun dan laki-laki di bawah
dibawah 19 tahun maka akan menyalahi ketentuan umur 25 tahun pada pernikahan pertamanya.
undang-undang yang berlaku. Selain dari sisi usia Penetapan dilakukan terkait dengan Kesehatan
undang-undang juga mewajibkan kedua pasangan reproduksi setiap pasangan agar kelak anak-anak
calon pempelai mendapatkan izin dari orang tua yang lahir tumbuh sehat dan normal. Perkawinan
untuk melangsungkan pernikahan. Dari regulasi dibawah umur yang terjadi didesa lion terjadi karena
sebenarnya sudah cukup tegas hanya saja yang kemauan sendiri dari masing-masing individu
terjadi dimasyarakat tidak demikian. pasangan calon, selain itu ada faktor budaya yang
Faktor penyebab terjadinya perkawinan sudah ada sejak dahulu ada nilai-nilai dalam
didesa lion juga menarik untuk dideskripsikan. masyarakat yang menganggap wajar perkawinan
Orang tua rata-rata memberikan kepercayaan penuh diusia muda. Perkawinan dibawah umur ini juga
terhadap anak dengan siapa anak bergaul tidak berkaitan dengan tingkat pendidikan yang rendah,
diawasi dengan ketat selain itu dari sisi penanaman angka putus sekolah yang tinggi dan perekonomian
nilai-nilai agama juga kurang dibina dalam keluarga. yang terpuruk karena kurangnya keahlian dan
Ditambah lagi pandemi datang anak-anak sekolah keterampilan dalam hidup. Sumber dari informan
dari rumah dan sibuk dengan sosial media dan sisi penelitian mereka rata-rata tidak tamat sekolah dasar
lain lingkungan pertemanan yang mendukung untuk (SD), karena pendidikan yang rendah sehingga
pergaulan bebas dan hal ini juga menjadi faktor dalam mendidik anak tidak dengan pola asuh yang
tingginya angka perkawinan dibawah umur. benar dan akhirnya anak juga melakukan
Dalam kegiatan pengabdian di desa lion perkawinan dibawah umur.
Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatn Prodi
PPKn FIS UNG fokus mengedukasi 3 dampak yang Saran
akan terjadi jika melakukan perkawinan di bawah Dalam mengatasi perkawinan dibawah
umur yakni dampak terhadap Pendidikan anak, umur orang tua sudah sepatutnnya menjadi tauladan
Kesehatan mental dan fisik anak, dan juga bagi anak-anaknya dan melindungi anak dari praktik
perekonomian anak pasca melakukan perkawinan perkawinan dibawah umur. Kedekatan spiritual dan
dibawah umur. emosional antara orang tua dan anak adalah salah
Atas masalah tersebut, hasil yang telah satu cara untuk mencegah anak-anak hari kasus ini.
dicapai dalam pengabdian ini meliputi : Selain itu peran dari lingkungan sekitar, tegaknya
1. Koordinasi antara Jurusan Ilmu Hukum dan regulasi pemerintah juga bagian penting untuk
Kemasyarakatn Prodi PPKn FIS UNG mencegah perkawinan anak dibawah umur karena
dengan pemerintah desa lion telah hal ini tanggung jawab semua pihak
terbangun guna mengedukasi tentang
bahaya melakukan perkawinan anak DAFTAR PUSTAKA
dibawah umur Desiyanti. (2015). Studi Kasus Faktor-Faktor yang
2. Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatn Berhubungan Terhadap Pernikahan Dini
Prodi PPKn FIS UNG telah melakukan Pada Pasangan Usia Subur di Kecamatan
sosialisasi dan edukasi terhadap remaja Mapanget Kota Manado. JIKMU, Vol. 5, No.
desa lion tentang etika pergaulan di usia 2
remaja dan pentingnya kematangan usia Elga Andina . MENINGKATNYA ANGKA
dan pemikiran dalam proses menuju PERKAWINAN ANAK SAAT PANDEMI
pernikahan ideal COVID-19. Pusat Penelitian Badan Keahlian
3. Terciptanya kesadaran dari masing-masing DPR RI. Vol. XIII, No.
lembaga pemerintahan desa lion serta 4/II/Puslit/Februari/2021
masyarakat terhadap pentingnya Yulianti, R. (2010). Dampak yang Ditimbulkan
pencegahan perkawinan anak dibawah Akibat Perkawinan Usia Dini. Jurnal
umur. Pamator. Vol.3, No.1. Hal: 1-5
UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
4. KESIMPULAN DAN SARAN UU No 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan atas UU
Perkawinan dibawah umur merupakan No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
perkawinan yang jauh dari ideal untuk membina https://manado.tribunnews.com/2021/08/02/sulutma
rumah tangga dari segi usia belum diperbolehkan suk-peringkat-11-nasional-perkawinan-anak-
UU dan dari kesiapan fisik dan mental juga belum kabupaten-minahasa-sumbang-6-persen
memenuhi syarat ideal. BKKN selaku Lembaga https://bfox.co.id/2021/corona/di-tengah-pandemi-
yang diamanahkan melakukan pembinaan terhadap covid-19-angka-pernikahan-dini-di-bolsel-
keluarga telah menetapkan usia pernikahan yang malah-meningkat/
sehat yakni perempuan yang menikah pertama kali

p-ISSN/e-ISSN: 2798-6624/2809-5863
PENCEGAHAN PERKAWINAN ANAK DIBAWAH UMUR PADA REMAJA DESA LION
KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN

37

Anda mungkin juga menyukai