HIDROLOGI
ANALISIS FREKUENSI
Oleh:
Shasya Putri Aulia Hakim
A1C022013
Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
I. PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................3
III. METODOLOGI................................................................................................5
A. Alat dan bahan...........................................................................................5
B. Prosedur Kerja...........................................................................................5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................6
A. Hasil...........................................................................................................6
B. Pembahasan.............................................................................................13
V. KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................20
A. Kesimpulan..............................................................................................20
B. Saran........................................................................................................20
DAFTAR ISI..........................................................................................................21
LAMPIRAN...........................................................................................................23
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Hasil program DataDebitMaxTahunan.csv............................................6
Gambar 2. Grafik 1 DataDebitMaxTahunan.csv.....................................................7
Gambar 3. Grafik 2 DataDebitMaxTahunan.csv.....................................................7
Gambar 4. Hasil program dataDebitUTS.csv..........................................................8
Gambar 5. Grafik 1 dataDebitUTS.csv....................................................................8
Gambar 6. Grafik 2 dataDebitUTS.csv....................................................................9
Gambar 7. Hasil program DataHujanMaxTahunan.csv...........................................9
Gambar 8. Grafik 1 DataHujanMaxTahunan.csv..................................................10
Gambar 8. Grafik 2 DataHujanMaxTahunan.csv..................................................10
iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
iv
frekuensi juga membantu dalam pengambilan keputusan, pemodelan prediktif,
dan pemahaman lebih mendalam tentang fenomena yang sedang diamati.
B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengimport data dan loading data ke program agar bisa
diolah.
2. Mahasiswa mampu melakukan analisis hidrograf (menghitung hidrograf
satuan dan menghitung hidrograf banjir) dengan menggunakan alat bantu
pemrograman.
v
II. TINJAUAN PUSTAKA
vi
sifat hujan yang penting untuk diperhatikan dalam proses pengalihragaman hujan
menjadi aliran, antara lain adalah intensitas curah hujan, lama waktu hujan,
kedalaman hujan, frekuensi dan luas daerah pengaruh hujan. Komponen hujan
dengan sifat-sifatnya ini dapat dianalisis berupa hujan titik maupun hujan rata-rata
yang meliputi luas daerah tangkapan (catchment) yang kecil sampai yang besar
(Kalsum et al., 2021).
vii
III. METODOLOGI
B. Prosedur Kerja
viii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Langkah Kerja
a. Instal software Anaconda.
b. Salin satu folder program tersebut ke komputer anda, lalu jalankan python
dengan working folder dari folder tersebut.
c. Jalankan script "freqAnalysis.py".
d. Pada script freqAnalysis.py terdapat baris kode :
===========================
#read data from
file filename = 'dataDebitUTS.csv'
===========================
Ganti filename dengan set data lainnya yang ada di folder, yaitu
DataDebitMaxTahunan.csv, dataDebitUTS.csv,
DataHujanMaxTahunan.csv
e. Running program dan lakukan analisis perhitungan.
2. Hasil Program
a. DataDebitMaxTahunan.csv
ix
Gambar 2. Grafik 1 DataDebitMaxTahunan.csv.
x
b. DataDebitUTS.csv
xi
Gambar 6. Grafik 2 dataDebitUTS.csv.
c. DataHujanMaxTahunan.csv
xii
Gambar 8. Grafik 1 DataHujanMaxTahunan.csv.
xiii
3. Perhitungan
−¿+ K .σ ¿
PT =P
PT merupakan nilai presipitasi dalam periode ulang (T) yang diinginkan.
−¿ ¿
P merupakan nilai hujan rata-rata dari data hujan maksimal tahunan.
K merupakan factor frekuensi dari distribusi yang sesuai dengan data.
σ merupakan standar devisiasi data.
a. DataDebitMaxTahunan.csv
P−¿ ¿ = 5956,89
𝐶𝑠 = 2,19 = 2,2
𝜎 = 4370,99
1) Periode 5 tahun
K = 0,57
−¿+ K .σ ¿
PT =P
¿ 8448,35 m3/s
2) Periode 10 tahun
K = 1,28
−¿+ K .σ ¿
PT =P
¿ 5956,89+ ( 1,28 ) ( 4370,99 )
3
¿ 11551,75 m /s
3) Periode 100 tahun
K = 3,70
PT =P−¿+ K .σ ¿
¿ 5956,89+ ( 3,70 ) ( 4370,99 )
¿ 22129,55 m3/s
b. DataDebitUTS.csv
P−¿ ¿ = 647,37
𝐶𝑠 = -2,19 = -2,2
xiv
𝜎 = 66,63
1) Periode 5 tahun
K = 0,85
−¿+ K .σ ¿
PT =P
¿ 647,37+ ( 0,85 )( 66,63 )
¿ 704 m3/s
2) Periode 10 tahun
K = 1,25
PT =P−¿+ K .σ ¿
¿ 647,37+ ( 1,25 ) ( 66,63 )
¿ 730,65 m3 /s
3) Periode 100 tahun
K = 2,17
−¿+ K .σ ¿
PT =P
¿ 647,37+ ( 2,17 )( 66,63 )
¿ 791,95 m3/s
c. DataHujanMaxTahunan.csv
P−¿ ¿ = 211,42
𝐶𝑠 = -0,01 = 0
𝜎 = 92,46
1) Periode 5 tahun
K = 0,84
PT =P−¿+ K .σ ¿
¿ 211,42+ ( 0,84 )( 92,46 )
¿ 289,08 m3/s
2) Periode 10 tahun
K = 1,28
−¿+ K .σ ¿
PT =P
¿ 211,42+ ( 1,28 ) ( 92,46 )
xv
3
¿ 329,76 m / s
3) Periode 100 tahun
K = 2,32
PT =P−¿+ K .σ ¿
¿ 211,42+ ( 2,32 )( 92,46 )
¿ 425,92 m3/s
B. Pembahasan
xvi
rencana di sungai atau saluran alamiah dengan periode ulang tertentu yang dapat
dialirkan tanpa membahayakan lingkungan sekitar dan stabilitas sungai. Dalam
perencanaan bangunan air, salah satu parameter disain yang sangat penting adalah
besaran debit banjir kala ulang tertentu. Dalam perencanaan embung debit banjir
digunakan sebagai dasar menentukan dimensi bangunan pengelak (diversion) saat
pelaksanaan dan juga bangunan pelimpah (spillway) (Sarminingsih, 2018).
Analisis frekuensi digunakan untuk menetapkan besaran hujan atau debit
dengan kala ulang tertentu. Analisis frekuensi dapat dilakukan untuk seri data
yang diperoleh dari rekaman data baik data hujan/debit (Agustriyanto et al.,
2020). Analisis frekuensi juga digunakan untuk memeriksa distribusi dan
frekuensi kemunculan suatu variabel atau peristiwa dalam satu set data. Analisis
frekuensi sering digunakan dalam berbagai bidang seperti statistik, matematika,
dan ilmu sosial. Pertama-tama, data yang akan dianalisis dikumpulkan dan
disusun dalam bentuk tabel frekuensi. Tabel frekuensi berisi daftar nilai atau
kategori yang mungkin terjadi serta jumlah kemunculannya dalam data. Setelah
tabel frekuensi dibuat, beberapa langkah analisis frekuensi dapat dilakukan. Salah
satunya adalah menghitung frekuensi absolut, yaitu jumlah kemunculan nilai atau
kategori tertentu. Frekuensi relatif juga dapat dihitung dengan membagi frekuensi
absolut dengan jumlah total data. Frekuensi kumulatif dapat dihitung dengan
menjumlahkan frekuensi absolut dari nilai-nilai sebelumnya.
Analisis data hujan dimaksudkan untuk mendapatkan besaran curah hujan
dan analisis statistik yang diperlukan dalam perhitungan debit rancangan. Data
curah hujan yang dipakai untuk perhitungan debit rancangan adalah hujan yang
terjadi pada daerah aliran air pada waktu yang sama. Curah hujan yang diperlukan
untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air dan rancangan pengendalian
banjir adalah curah hujan rata- rata diseluruh daerah yang bersangkutan, bukan
curah hujan pada suatu titik tertentu. Curah hujan ini disebut curah hujan area dan
dinyatakan dalam mm (Sosrodarsono,2003 dalam Lubiz, 2016).
Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat
yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir (Lakitan dalam
Rizky, 2019). Satuan curah hujan selalu dinyatakan dalam satuan milimeter atau
xvii
inchi namun untuk di Indonesia satuan curah hujan yang digunakan adalah dalam
satuan milimeter (mm). Curah hujan dalam 1 (satu) milimeter memiliki arti yaitu
dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi
satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter.
Data curah hujan yang dipakai untuk perhitungan debit banjir adalah hujan
yang terjadi pada daerah aliran sungai pada waktu yang sama. Cara perhitungan
curah hujan menggunakan metode polygon Theissen. Metode ini cocok jika
stasiun hujan tidak tersebar merata dan jumlahnya terbatas disbanding luasnya.
Perhitungan analisis frekuensi meliputi parameter nilai rata-rata, standar deviasi,
koefisien variasi, koefesien kemiringan, dan koefisien kurtosis (Gunawan et all.,
2020).
Intensitas hujan merupakan ketinggian hujan yang terjadi pada suatu kurun
waktu dimana air tersebut terkonsentrasi. Durasi adalah lamanya suatu kejadian
hujan. Intensitas hujan yang tinggi pada umumnya terjadi dengan durasi pendek
dan meliputi daerah yang tidak terlalu luas.Hubungan intensitas hujan dan durasi
kejadian dapat dicari dengan menggunakan rumus pendekatan secara empiris,
seperti rumus Sherman, Kimijima, Haspers dan Mononobe. Seandainya data curah
hujan yang tersedia merupakan data curah hujan harian, maka untuk menghitung
intensitas hujan dapat digunakan rumus Mononobe dan Haspers (Sofia & Nursila,
2019).
Menurut Lubis (2016), Intensitas curah hujan adalah ketinggian curah hujan
yang terjadi pada suatu kurun waktu dimana air tersebut berkonsentrasi. Analisis
intensitas curah hujan ini dapat diproses dari data curah hujan yang telah terjadi
pada masa lampau. Frekuensi curah hujan yaitu jumlah curah hujan dalam suatu
satuan waktu tertentu, yang biasanya dinyatakan dalam mm/jam, mm/hari,
mm/tahun dan sebagainya yang berturut-turut sering disebut hujan jam-jaman,
harian, tahunan, dan sebagainya. Pada dasarnya curah hujan merupakan
ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap,
tidak meresap, dan tidak mengalir. Satuan curah hujan selalu dinyatakan dalam
satuan milimeter atau inchi namun untuk di Indonesia satuan curah hujan yang
digunakan adalah dalam satuan milimeter (mm) (Agustriyanto et al., 2020).
xviii
Analisa frekuensi merupakan metode statistik untuk menghitung
banjir rencana maupun hujan rencana dengan kala ulang tertentu untuk keperluan
perencanaan bangunan keairan seperti bangunan pengendali banjir (Pudyastuti,
2020). Menurut Pudyastuti et al (2018), analisa frekuensi untuk data hidrologi
dapat dilakukan jika memenuhi syarat tertentu, yaitu:
1) Data harus seragam / homogen, yaitu data berasal dari populasi yang sama
(DAS tidak berubah, stasiun pencatat data tidak berpindah lokasi, dll).
2) Data harus independent, yaitu besaran data ekstrem tidak terjadi lebih dari
sekali.
3) Data harus representatif, yaitu data mewakili keadaan di masa yang akan
datang (tidak ada perubahan akibat campur tangan manusia di masa yang
akan datang).
Untuk kondisi di Indonesia, distribusi probabilitas yang sering digunakan
dalam analisa frekwensi untuk analisis hidrologi antara lain adalah distribusi
normal (sangat jarang dijumpai data hidrologi yang sesuai dengan distribusi
normal), distribusi log-normal, distribusi log-Pearson tipe III, distribusi Gumbel
(GeneralizedExtreme Value Distribution Type I).
Dalam statistik dikenal empat macam distribusi frekuensi yang banyak
digunakan dalam hidrologi, yaitu distribusi Normal, Log Normal, Gumbel dan
Log Pearson III. Masing-masing distribusi mempunyai sifat yang khas, sehingga
data curah hujan harus diuji kecocokannya dengan sifat statistik masing-masing
distribusi tersebut. Parameter yang digunakan dalam perhitungan analisis
frekuensi meliputi parameter nilai rata-rata (X). Standar deviasi (Sd), koefisien
variasi (Cv), koefisien kemiringan / skewness (Cs), dan koefisien kurtosis (Ck).
1. Metode Distribusi Normal
Dalam analisis hidrologi distribusi normal banyakdigunakan untuk
menganalisis frekuensi curah hujan, analisis statistik dari distribusi curah
hujan tahunan, debit rata-rata tahunan. Distribusi normal atau kurva normal
disebut pula distribusi Gauss.
Xt = xx̄ + z Sx
Dimana:
xix
Xt = curah hujan rencana (mm/hari)
x = curah hujan maksimum rata-rata (mm/hari)
Sx = Standar deviasi
z = faktor frekuensi
2. Metode Distribusi Log Normal
Distribusi Log Normal, merupakan hasil transformasi dari distribusi Normal,
yaitu dengan mengubah varian X menjadi nilai logaritmik varian X.
X t = X̄ + Kt Sx
Dimana:
Xt = curah hujan rencana (mm/hari)
x = curah hujan maksimum rata-rata (mm/hari)
Sx = Standar deviasi
Kt = Standar variabel untuk periode ulang tahun
3. Metode Distribusi Gumbel
Distribusi Gumbel digunakan untuk data-data nilai ekstrim contoh nilai
ekstrim gempa, curah hujan banjir atau suhu ekstrim.
Y t −Y n
X t = X+ Sx
Sn
Dimana:
Xt = curah hujan rencana dalam periode ulang T tahun (mm/hari)
x = curah hujan rata-rata hasil pengamatan (mm/hari)
Yt = reduced variabel, parameter Gumbel untuk periode T tahun
Yn = reduced mean, merupakan fungsi dari banyaknya data (n)
Sn = reduced standar deviasi, merupakan fungsi dari banyaknya data (n)
Sx = Standar deviasi
n = Lamanya pengamatan
X = curah hujan maksimum
4. Metode Distribusi Log-Pearson III
Bentuk distribusi Log-Pearson tipe III merupakan hasil transformasi dari
distribusi Pearson tipe III dengan menggantikan variat menjadi nilai
logaritmik.
xx
a. Nilai logaritma rata-rata
log X =
∑ log X i
n
b. Nilai standar deviasi
c. Koefisien kemencengan
S=
√ ∑ ( log X i−log X)2
n−1
n ∑ (log X i−log X )
3
Cs= 3
( n−1)(n−2) S
d. Logaritma hujan periode ulang t
log X t =log X+ k . s
Selanjutnya ada dua jenis kecocokan sebaran yang dilakukan yaitu uji
Kecocokan Chi-Kuadrat (Chi-Square) dan uji kecocokan Smirnov-Kolmogorov
(Gunawan et al., 2020).
1. Uji Kecocokan Chi-kuadrat (Chi-Square)
Persamaan matematis yang digunakan untuk pengujian dengan metode
kecocokan Chi Kuadrat adalah sebagai berikut :
n
(Oi−Ei)2
X =∑
2
t−1 Ei
Dimana:
X2 = Harga Chi-Square terhitung
Ei = Jumlah nilai teoritis pada sub kelompok kei
Oi = Jumlah nilai pengamatan pada sub kelompok kei
N = Jumlah data
Suatu distribusi dikatakan selaras jika nilai X2 hitung <X2 kritis. Nilai nyata
tertentu (levelofsignificant) yang sering diambil adalah 5%. Derajat
kebebasan ini secara umum dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Dk = K-(P+1)
Dimana:
Dk = Derajat kebebasan
P = Nilai untuk distribusi
xxi
2. Uji Kecocokan Smirnov-Kolmogoriv
Perbedaan maksimum yang dihitung (∆ maks¿ dibandingkan dengan
perbedaan kritis (∆ cr) untuk suatu derajat nyata dan banyaknya varian
tertentu, maka sebaran sesuai jika ( ∆ maks)<(∆ cr ).Pengujian menggunakan
rumus sebagai berikut.
Pmaks P(x)
α= −
P(x) ∆cr
xxii
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Praktikum yang sudah dilaksanakan sudah berjalan dengan baik dan lancar.
Namun, selama praktikum masih ada beberapa kelompok yang mengalami
kesulitan dan kendala dalam menjalaninya. Saran dari penulis untuk
melaksanakan praktikum selanjutnya labih pelan dalam penyampaian materinya
dan ditunggu jika terdapat kelompok yang masih mengalami kendala selama
praktikum berlangsung.
xxiii
DAFTAR ISI
Gunawan, G. G., Besperi, B., & Purnama, L. (2020). Analisis Debit Banjir
Rancangan Sub DAS Air Bengkulu Menggunakan Analisis Frekuensi dan
Metode Distribusi. Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil, 17(1), 1-9.
Kalsum, S. U., Gusri, L., & Dirnasari, R. (2021). Analisis Frekuensi Regional
Hujan Harian Maksimum Wilayah Sungai Batanghari Menggunakan
Metode L-Moment. Jurnal Civronlit Unbari, 6(2), 85-92.
xxiv
Sofia, D. A., & Nursila, N. (2022, December). Analisis Frekuensi Curah Hujan di
Daerah Aliran Sungai Cimandiri Sukabumi. In SEMNASTERA (Seminar
Nasional Teknologi dan Riset Terapan), 424-431.
xxv
LAMPIRAN
xxvi