Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRATIKUM

HIDROLOGI

ANALISIS FREKUENSI

Oleh:
Shasya Putri Aulia Hakim
A1C022013

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2023
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
I. PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................3
III. METODOLOGI................................................................................................5
A. Alat dan bahan...........................................................................................5
B. Prosedur Kerja...........................................................................................5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................6
A. Hasil...........................................................................................................6
B. Pembahasan.............................................................................................13
V. KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................20
A. Kesimpulan..............................................................................................20
B. Saran........................................................................................................20
DAFTAR ISI..........................................................................................................21
LAMPIRAN...........................................................................................................23

ii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Hasil program DataDebitMaxTahunan.csv............................................6
Gambar 2. Grafik 1 DataDebitMaxTahunan.csv.....................................................7
Gambar 3. Grafik 2 DataDebitMaxTahunan.csv.....................................................7
Gambar 4. Hasil program dataDebitUTS.csv..........................................................8
Gambar 5. Grafik 1 dataDebitUTS.csv....................................................................8
Gambar 6. Grafik 2 dataDebitUTS.csv....................................................................9
Gambar 7. Hasil program DataHujanMaxTahunan.csv...........................................9
Gambar 8. Grafik 1 DataHujanMaxTahunan.csv..................................................10
Gambar 8. Grafik 2 DataHujanMaxTahunan.csv..................................................10

iii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hidrologi adalah cabang ilmu yang mempelajari siklus air di Bumi,


termasuk pergerakan, distribusi, dan sifat-sifat air di permukaan Bumi, dalam
tanah, dan di atmosfer. Hidrologi mencakup pengamatan, pengukuran, analisis,
dan pemodelan berbagai komponen siklus hidrologi, seperti presipitasi (hujan,
salju), aliran permukaan (sungai, danau, waduk), aliran bawah tanah, evaporasi,
transpirasi tumbuhan, dan kondensasi. Tujuan utama hidrologi adalah memahami
bagaimana air bergerak melalui berbagai kompartemen hidrosfer, bagaimana itu
berinteraksi dengan lingkungan fisik, dan bagaimana itu mempengaruhi
ekosistem, manusia, dan kehidupan di Bumi secara keseluruhan.
Dalam praktiknya, hidrologi mencakup pengumpulan data hidrologi melalui
stasiun pengamatan cuaca dan sungai, penggunaan peralatan dan teknologi
hidrologi seperti pengukur curah hujan, alat pengukur debit sungai, dan sistem
pemodelan komputer untuk menganalisis dan meramalkan kejadian hidrologi.
Hasil dari analisis hidrologi digunakan untuk menginformasikan perencanaan dan
manajemen sumber daya air, seperti pengelolaan banjir, pengembangan sumber
daya air, irigasi, manajemen air minum, dan perlindungan lingkungan.
Analisis frekuensi adalah proses pengukuran dan penafsiran distribusi
frekuensi suatu fenomena atau sinyal. Dalam konteks ini, frekuensi mengacu pada
jumlah kejadian atau peristiwa tertentu dalam suatu periode waktu tertentu.
Analisis frekuensi dapat diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk ilmu
pengetahuan, teknik, matematika, dan statistik.
Tujuan utama dari analisis frekuensi adalah untuk mengidentifikasi pola,
tren, atau karakteristik yang tersembunyi dalam data. Dengan menganalisis
distribusi frekuensi, kita dapat memahami bagaimana data tersebar dan apakah
ada pola atau hubungan yang signifikan antara variabel yang diamati. Analisis

iv
frekuensi juga membantu dalam pengambilan keputusan, pemodelan prediktif,
dan pemahaman lebih mendalam tentang fenomena yang sedang diamati.

B. Tujuan

1. Mahasiswa mampu mengimport data dan loading data ke program agar bisa
diolah.
2. Mahasiswa mampu melakukan analisis hidrograf (menghitung hidrograf
satuan dan menghitung hidrograf banjir) dengan menggunakan alat bantu
pemrograman.

v
II. TINJAUAN PUSTAKA

Analisis hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai


fenomena hidrologi. Fenomena hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta
mengenai fenomena hidrologi (Agustriyanto et al., 2020).
Analisis frekuensi merupakan rangkaian analisis hidrologi yang
menghasilkan hujan rencana yaitu kemungkinan tinggi hujan yang terjadi pada
periode ulang tertentu. Metode analisis frekuensi perhitungan hujan rencana
secara sistematis dilakukan dengan berurutan yaitu, parameter statistik, distribusi
probabilitas kontinyu, dan pengujian kecocokan sebaran. Pada Analisis frekuensi
menggunakan beberapa pendekatan distribusi statistik dalam memprediksi
kejadian dimasa mendatang dengan tingkat peluang tertentu. Tujuan dari analisis
frekuensi data hidrologi adalah mencari hubungan antara besarnya kejadian
ekstrim terhadap frekuensi kejadian dengan menggunakan distribusi
probabilitas/kemungkinan. Adapun manfaat dari analisis frekuensi yaitu,
memperhitungkan kapasitas bangunan, saluran drainase, irigasi, bendungan dan
bangunan air lainya. Analisis frekuensi digunakan untuk memperkirakan besarnya
kerusakan yang ditimbulkan oleh debit banjir, untuk menghitung ekonomi proyek
serta mengetahui dugaan kala ulang (Susanti, 2019).
Analisis intensitas hujan menunjukkan jumlah curah hujan yang turun pada
periode yang pendek yang memberikan gambaran derasnya hujan per jam.
Analisis ini digunakan untuk menentukan kedalaman atau tinggi air hujan setiap
satuan waktu. Durasi hujan yang berlangsung berbanding terbalik dengan jumlah
intensitas hujan, artinya durasi hujan yang semakin singkat semakin besar
intensitas hujannya. Intensitas hujan merupakan jumlah curah hujan yang jatuh
setiap satuan waktu yang ditulis dalam mm/jam (Fajriyah & Wardhani, 2020).
Hujan adalah komponen masukan penting dalam proses hidrologi. karena
jumlah kedalaman hujan (rainfall depth) akan dialih ragamkan menjadi aliran di
sungai, baik melalui limpasan permukaan (surface runof), aliran antara (interflow,
sub surface flow) maupun sebagai aliran air tanah (groundwater). Ada beberapa

vi
sifat hujan yang penting untuk diperhatikan dalam proses pengalihragaman hujan
menjadi aliran, antara lain adalah intensitas curah hujan, lama waktu hujan,
kedalaman hujan, frekuensi dan luas daerah pengaruh hujan. Komponen hujan
dengan sifat-sifatnya ini dapat dianalisis berupa hujan titik maupun hujan rata-rata
yang meliputi luas daerah tangkapan (catchment) yang kecil sampai yang besar
(Kalsum et al., 2021).

vii
III. METODOLOGI

A. Alat dan bahan

1. Data time series hujan atau debit


2. Komputer atau laptop
3. Software Anaconda

B. Prosedur Kerja

1. Instal software Anaconda


2. Salin satu folder program tersebut ke komputer anda, lalu jalankan python
dengan working folder dari folder tersebut.
3. Jalankan script "freqAnalysis.py"
4. Pada script freqAnalysis.py terdapat baris kode :
===========================
#read data from file
filename = 'dataDebitUTS.csv'
===========================
Ganti filename dengan set data lainnya yang ada di folder, yaitu
DataDebitMaxTahunan.csv, dataDebitUTS.csv, DataHujanMaxTahunan.csv
5. Running program dan lakukan analisis perhitungan

viii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Langkah Kerja
a. Instal software Anaconda.
b. Salin satu folder program tersebut ke komputer anda, lalu jalankan python
dengan working folder dari folder tersebut.
c. Jalankan script "freqAnalysis.py".
d. Pada script freqAnalysis.py terdapat baris kode :
===========================
#read data from
file filename = 'dataDebitUTS.csv'
===========================
Ganti filename dengan set data lainnya yang ada di folder, yaitu
DataDebitMaxTahunan.csv, dataDebitUTS.csv,
DataHujanMaxTahunan.csv
e. Running program dan lakukan analisis perhitungan.

2. Hasil Program

a. DataDebitMaxTahunan.csv

Gambar 1. Hasil program DataDebitMaxTahunan.csv.

ix
Gambar 2. Grafik 1 DataDebitMaxTahunan.csv.

Gambar 3. Grafik 2 DataDebitMaxTahunan.csv.

x
b. DataDebitUTS.csv

Gambar 4. Hasil program dataDebitUTS.csv.

Gambar 5. Grafik 1 dataDebitUTS.csv.

xi
Gambar 6. Grafik 2 dataDebitUTS.csv.

c. DataHujanMaxTahunan.csv

Gambar 7. Hasil program DataHujanMaxTahunan.csv.

xii
Gambar 8. Grafik 1 DataHujanMaxTahunan.csv.

Gambar 8. Grafik 2 DataHujanMaxTahunan.csv.

xiii
3. Perhitungan
−¿+ K .σ ¿
PT =P
PT merupakan nilai presipitasi dalam periode ulang (T) yang diinginkan.
−¿ ¿
P merupakan nilai hujan rata-rata dari data hujan maksimal tahunan.
K merupakan factor frekuensi dari distribusi yang sesuai dengan data.
σ merupakan standar devisiasi data.
a. DataDebitMaxTahunan.csv
P−¿ ¿ = 5956,89
𝐶𝑠 = 2,19 = 2,2
𝜎 = 4370,99
1) Periode 5 tahun
K = 0,57
−¿+ K .σ ¿
PT =P

¿ 5956,89+ ( 0,57 ) ( 4370,99 )

¿ 8448,35 m3/s

2) Periode 10 tahun
K = 1,28
−¿+ K .σ ¿
PT =P
¿ 5956,89+ ( 1,28 ) ( 4370,99 )
3
¿ 11551,75 m /s
3) Periode 100 tahun
K = 3,70
PT =P−¿+ K .σ ¿
¿ 5956,89+ ( 3,70 ) ( 4370,99 )
¿ 22129,55 m3/s

b. DataDebitUTS.csv
P−¿ ¿ = 647,37
𝐶𝑠 = -2,19 = -2,2

xiv
𝜎 = 66,63
1) Periode 5 tahun
K = 0,85
−¿+ K .σ ¿
PT =P
¿ 647,37+ ( 0,85 )( 66,63 )
¿ 704 m3/s
2) Periode 10 tahun
K = 1,25
PT =P−¿+ K .σ ¿
¿ 647,37+ ( 1,25 ) ( 66,63 )
¿ 730,65 m3 /s
3) Periode 100 tahun
K = 2,17
−¿+ K .σ ¿
PT =P
¿ 647,37+ ( 2,17 )( 66,63 )
¿ 791,95 m3/s

c. DataHujanMaxTahunan.csv
P−¿ ¿ = 211,42
𝐶𝑠 = -0,01 = 0
𝜎 = 92,46
1) Periode 5 tahun
K = 0,84
PT =P−¿+ K .σ ¿
¿ 211,42+ ( 0,84 )( 92,46 )
¿ 289,08 m3/s
2) Periode 10 tahun
K = 1,28
−¿+ K .σ ¿
PT =P
¿ 211,42+ ( 1,28 ) ( 92,46 )

xv
3
¿ 329,76 m / s
3) Periode 100 tahun
K = 2,32
PT =P−¿+ K .σ ¿
¿ 211,42+ ( 2,32 )( 92,46 )
¿ 425,92 m3/s

B. Pembahasan

Analisis frekuensi merupakan salah satu cara untuk memprediksi


probabilitas terjadinya suatu peristiwa hidrologi berdasarkan data historis sebagai
dasar perhitungan perencanaan hidrologi. Hal ini untuk mengantisipasi terhadap
setiap kemungkinan yang akan terjadi di masa mendatang. Dengan anggapan
bahwa pada sifat statistik kejadian hujan yang akan datang masih sama dengan
sifat statistik kejadian hujan masa lalu. Dalam bidang keairan, analisis frekuensi
digunakan untuk memprediksi hujan ekstrem seperti hujan atau banjir rancangan
maupun kekeringan (Sofia & Nursila, 2022).
Analisis frekuensi adalah prakiraan seberapa sering suatu kejadian data
tertentu akan terjadi. Dalam hidrologi, analisis frekuensi sering digunakan untuk
memprakirakan besarnya data ekstrim dimasa mendatang, biasanya dengan istilah
"Flood Frequency Analysis". Kata flood dalam istilah tersebut diperuntukkan
untuk data banjir. Istilah lain yang juga sering digunakan adalah "Hydrological
Frequency Analysis". Istilah ini lebih bersifat umum dan dapat dipergunakan
untuk berbagai data hidrologi. Analisis frekuensi hidrologi telah banyak
dipergunakan untuk membantu ahli hidrologi dalam memperkirakan besaran data
ektrim hujan dan banjir. Analisis frekuensi umumnya menggunakan beberapa
pendekatan distribusi statistik dalam memprediksi kejadian dimasa mendatang
dengan tingkat peluang tertentu (Ginting & William, 2016).
Analisa debit banjir digunakan untuk menentukan besarnya debit banjir
rencana pada suatu DAS. Debit banjir rencana merupakan debit maksimum

xvi
rencana di sungai atau saluran alamiah dengan periode ulang tertentu yang dapat
dialirkan tanpa membahayakan lingkungan sekitar dan stabilitas sungai. Dalam
perencanaan bangunan air, salah satu parameter disain yang sangat penting adalah
besaran debit banjir kala ulang tertentu. Dalam perencanaan embung debit banjir
digunakan sebagai dasar menentukan dimensi bangunan pengelak (diversion) saat
pelaksanaan dan juga bangunan pelimpah (spillway) (Sarminingsih, 2018).
Analisis frekuensi digunakan untuk menetapkan besaran hujan atau debit
dengan kala ulang tertentu. Analisis frekuensi dapat dilakukan untuk seri data
yang diperoleh dari rekaman data baik data hujan/debit (Agustriyanto et al.,
2020). Analisis frekuensi juga digunakan untuk memeriksa distribusi dan
frekuensi kemunculan suatu variabel atau peristiwa dalam satu set data. Analisis
frekuensi sering digunakan dalam berbagai bidang seperti statistik, matematika,
dan ilmu sosial. Pertama-tama, data yang akan dianalisis dikumpulkan dan
disusun dalam bentuk tabel frekuensi. Tabel frekuensi berisi daftar nilai atau
kategori yang mungkin terjadi serta jumlah kemunculannya dalam data. Setelah
tabel frekuensi dibuat, beberapa langkah analisis frekuensi dapat dilakukan. Salah
satunya adalah menghitung frekuensi absolut, yaitu jumlah kemunculan nilai atau
kategori tertentu. Frekuensi relatif juga dapat dihitung dengan membagi frekuensi
absolut dengan jumlah total data. Frekuensi kumulatif dapat dihitung dengan
menjumlahkan frekuensi absolut dari nilai-nilai sebelumnya.
Analisis data hujan dimaksudkan untuk mendapatkan besaran curah hujan
dan analisis statistik yang diperlukan dalam perhitungan debit rancangan. Data
curah hujan yang dipakai untuk perhitungan debit rancangan adalah hujan yang
terjadi pada daerah aliran air pada waktu yang sama. Curah hujan yang diperlukan
untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air dan rancangan pengendalian
banjir adalah curah hujan rata- rata diseluruh daerah yang bersangkutan, bukan
curah hujan pada suatu titik tertentu. Curah hujan ini disebut curah hujan area dan
dinyatakan dalam mm (Sosrodarsono,2003 dalam Lubiz, 2016).
Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat
yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir (Lakitan dalam
Rizky, 2019). Satuan curah hujan selalu dinyatakan dalam satuan milimeter atau

xvii
inchi namun untuk di Indonesia satuan curah hujan yang digunakan adalah dalam
satuan milimeter (mm). Curah hujan dalam 1 (satu) milimeter memiliki arti yaitu
dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi
satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter.
Data curah hujan yang dipakai untuk perhitungan debit banjir adalah hujan
yang terjadi pada daerah aliran sungai pada waktu yang sama. Cara perhitungan
curah hujan menggunakan metode polygon Theissen. Metode ini cocok jika
stasiun hujan tidak tersebar merata dan jumlahnya terbatas disbanding luasnya.
Perhitungan analisis frekuensi meliputi parameter nilai rata-rata, standar deviasi,
koefisien variasi, koefesien kemiringan, dan koefisien kurtosis (Gunawan et all.,
2020).
Intensitas hujan merupakan ketinggian hujan yang terjadi pada suatu kurun
waktu dimana air tersebut terkonsentrasi. Durasi adalah lamanya suatu kejadian
hujan. Intensitas hujan yang tinggi pada umumnya terjadi dengan durasi pendek
dan meliputi daerah yang tidak terlalu luas.Hubungan intensitas hujan dan durasi
kejadian dapat dicari dengan menggunakan rumus pendekatan secara empiris,
seperti rumus Sherman, Kimijima, Haspers dan Mononobe. Seandainya data curah
hujan yang tersedia merupakan data curah hujan harian, maka untuk menghitung
intensitas hujan dapat digunakan rumus Mononobe dan Haspers (Sofia & Nursila,
2019).
Menurut Lubis (2016), Intensitas curah hujan adalah ketinggian curah hujan
yang terjadi pada suatu kurun waktu dimana air tersebut berkonsentrasi. Analisis
intensitas curah hujan ini dapat diproses dari data curah hujan yang telah terjadi
pada masa lampau. Frekuensi curah hujan yaitu jumlah curah hujan dalam suatu
satuan waktu tertentu, yang biasanya dinyatakan dalam mm/jam, mm/hari,
mm/tahun dan sebagainya yang berturut-turut sering disebut hujan jam-jaman,
harian, tahunan, dan sebagainya. Pada dasarnya curah hujan merupakan
ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap,
tidak meresap, dan tidak mengalir. Satuan curah hujan selalu dinyatakan dalam
satuan milimeter atau inchi namun untuk di Indonesia satuan curah hujan yang
digunakan adalah dalam satuan milimeter (mm) (Agustriyanto et al., 2020).

xviii
Analisa frekuensi merupakan metode statistik untuk menghitung
banjir rencana maupun hujan rencana dengan kala ulang tertentu untuk keperluan
perencanaan bangunan keairan seperti bangunan pengendali banjir (Pudyastuti,
2020). Menurut Pudyastuti et al (2018), analisa frekuensi untuk data hidrologi
dapat dilakukan jika memenuhi syarat tertentu, yaitu:
1) Data harus seragam / homogen, yaitu data berasal dari populasi yang sama
(DAS tidak berubah, stasiun pencatat data tidak berpindah lokasi, dll).
2) Data harus independent, yaitu besaran data ekstrem tidak terjadi lebih dari
sekali.
3) Data harus representatif, yaitu data mewakili keadaan di masa yang akan
datang (tidak ada perubahan akibat campur tangan manusia di masa yang
akan datang).
Untuk kondisi di Indonesia, distribusi probabilitas yang sering digunakan
dalam analisa frekwensi untuk analisis hidrologi antara lain adalah distribusi
normal (sangat jarang dijumpai data hidrologi yang sesuai dengan distribusi
normal), distribusi log-normal, distribusi log-Pearson tipe III, distribusi Gumbel
(GeneralizedExtreme Value Distribution Type I).
Dalam statistik dikenal empat macam distribusi frekuensi yang banyak
digunakan dalam hidrologi, yaitu distribusi Normal, Log Normal, Gumbel dan
Log Pearson III. Masing-masing distribusi mempunyai sifat yang khas, sehingga
data curah hujan harus diuji kecocokannya dengan sifat statistik masing-masing
distribusi tersebut. Parameter yang digunakan dalam perhitungan analisis
frekuensi meliputi parameter nilai rata-rata (X). Standar deviasi (Sd), koefisien
variasi (Cv), koefisien kemiringan / skewness (Cs), dan koefisien kurtosis (Ck).
1. Metode Distribusi Normal
Dalam analisis hidrologi distribusi normal banyakdigunakan untuk
menganalisis frekuensi curah hujan, analisis statistik dari distribusi curah
hujan tahunan, debit rata-rata tahunan. Distribusi normal atau kurva normal
disebut pula distribusi Gauss.
Xt = xx̄ + z Sx
Dimana:

xix
Xt = curah hujan rencana (mm/hari)
x = curah hujan maksimum rata-rata (mm/hari)
Sx = Standar deviasi
z = faktor frekuensi
2. Metode Distribusi Log Normal
Distribusi Log Normal, merupakan hasil transformasi dari distribusi Normal,
yaitu dengan mengubah varian X menjadi nilai logaritmik varian X.
X t = X̄ + Kt Sx
Dimana:
Xt = curah hujan rencana (mm/hari)
x = curah hujan maksimum rata-rata (mm/hari)
Sx = Standar deviasi
Kt = Standar variabel untuk periode ulang tahun
3. Metode Distribusi Gumbel
Distribusi Gumbel digunakan untuk data-data nilai ekstrim contoh nilai
ekstrim gempa, curah hujan banjir atau suhu ekstrim.
Y t −Y n
X t = X+ Sx
Sn
Dimana:
Xt = curah hujan rencana dalam periode ulang T tahun (mm/hari)
x = curah hujan rata-rata hasil pengamatan (mm/hari)
Yt = reduced variabel, parameter Gumbel untuk periode T tahun
Yn = reduced mean, merupakan fungsi dari banyaknya data (n)
Sn = reduced standar deviasi, merupakan fungsi dari banyaknya data (n)
Sx = Standar deviasi
n = Lamanya pengamatan
X = curah hujan maksimum
4. Metode Distribusi Log-Pearson III
Bentuk distribusi Log-Pearson tipe III merupakan hasil transformasi dari
distribusi Pearson tipe III dengan menggantikan variat menjadi nilai
logaritmik.

xx
a. Nilai logaritma rata-rata

log X =
∑ log X i
n
b. Nilai standar deviasi

c. Koefisien kemencengan
S=
√ ∑ ( log X i−log X)2
n−1

n ∑ (log X i−log X )
3
Cs= 3
( n−1)(n−2) S
d. Logaritma hujan periode ulang t
log X t =log X+ k . s
Selanjutnya ada dua jenis kecocokan sebaran yang dilakukan yaitu uji
Kecocokan Chi-Kuadrat (Chi-Square) dan uji kecocokan Smirnov-Kolmogorov
(Gunawan et al., 2020).
1. Uji Kecocokan Chi-kuadrat (Chi-Square)
Persamaan matematis yang digunakan untuk pengujian dengan metode
kecocokan Chi Kuadrat adalah sebagai berikut :
n
(Oi−Ei)2
X =∑
2

t−1 Ei
Dimana:
X2 = Harga Chi-Square terhitung
Ei = Jumlah nilai teoritis pada sub kelompok kei
Oi = Jumlah nilai pengamatan pada sub kelompok kei
N = Jumlah data
Suatu distribusi dikatakan selaras jika nilai X2 hitung <X2 kritis. Nilai nyata
tertentu (levelofsignificant) yang sering diambil adalah 5%. Derajat
kebebasan ini secara umum dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Dk = K-(P+1)
Dimana:
Dk = Derajat kebebasan
P = Nilai untuk distribusi

xxi
2. Uji Kecocokan Smirnov-Kolmogoriv
Perbedaan maksimum yang dihitung (∆ maks¿ dibandingkan dengan
perbedaan kritis (∆ cr) untuk suatu derajat nyata dan banyaknya varian
tertentu, maka sebaran sesuai jika ( ∆ maks)<(∆ cr ).Pengujian menggunakan
rumus sebagai berikut.
Pmaks P(x)
α= −
P(x) ∆cr

xxii
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum, kita dapat mengetahui bagaimana cara


mengimport data dan loading data ke program agar dapat diolah serta dapat
melakukan analisis hidrograf (menghitung hidrograf satuan dan menghitung
hidrograf banjir) dengan menggunakan alat bantu pemrograman. Dimana alat
bantu pemrogaman yang digunakan dalam pratikum ini adalah Software
Anaconda.

B. Saran

Praktikum yang sudah dilaksanakan sudah berjalan dengan baik dan lancar.
Namun, selama praktikum masih ada beberapa kelompok yang mengalami
kesulitan dan kendala dalam menjalaninya. Saran dari penulis untuk
melaksanakan praktikum selanjutnya labih pelan dalam penyampaian materinya
dan ditunggu jika terdapat kelompok yang masih mengalami kendala selama
praktikum berlangsung.

xxiii
DAFTAR ISI

Agustriyanto, D., Zakaria, A., & Khotimah, S. N. Kinerja Metode Analysis


Frekuensi Curah Hujan Harian Maksimum. JRSDD, 8(1), 147-156.

Fajriyah, S. A., & Wardhani, E. (2020). Analisis Hidrologi untuk Penentuan


Metode Intensitas Hujan di Wilayah Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.
Jurnal Serambi Engineering, 5(2). 900-913.

Ginting, S., & Putuhena, W. M. (2017). Hujan rancangan berdasarkan analisis


frekuensi regional dengan metode tl-moment. Jurnal Sumber Daya Air,
12(1), 1-16.

Gunawan, G. G., Besperi, B., & Purnama, L. (2020). Analisis Debit Banjir
Rancangan Sub DAS Air Bengkulu Menggunakan Analisis Frekuensi dan
Metode Distribusi. Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil, 17(1), 1-9.

Kalsum, S. U., Gusri, L., & Dirnasari, R. (2021). Analisis Frekuensi Regional
Hujan Harian Maksimum Wilayah Sungai Batanghari Menggunakan
Metode L-Moment. Jurnal Civronlit Unbari, 6(2), 85-92.

Lubis, F. (2016). Analisa Frekuensi Curah Hujan Terhadap Kemampuan Drainase


Pemukiman Di Kecamatan Kandis. SIKLUS: Jurnal Teknik Sipil, 2(1), 34-
46.

Pudyastuti, P. S., & Musthofa, R. A. (2020). Analisa Distribusi Curah Hujan


Harian Maksimum di Stasiun Pengukur Hujan Terpilih di Wilayah Klaten
Periode 2008-2018. Dinamika Teknik Sipil: Majalah Ilmiah Teknik Sipil,
13(1), 10-15.

Rizky, A. P. (2019). Peranan Badan Meteorologi, Klimatologi Dan Geofisika


(Bmkg) Kelas Ii Semarang Dalam Memperkirakan, Menghitung Dan
Menentukan Tingkat Kelembaban Udara Dan Curah Hujan Di Wilayah
Tanjung Emas Semarang Dalam Upaya Membantu Keselamatan
Bernavigasi Kapal.

Sarminingsih, A. (2018). Pemilihan Metode Analisis Debit Banjir Rancangan


Embung Coyo Kabupaten Grobogan. Jurnal Presipitasi: Media Komunikasi
dan Pengembangan Teknik Lingkungan, 15(1), 53-61.

Sarminingsih, A. (2018). Pemilihan Metode Analisis Debit Banjir Rancangan


Embung Coyo Kabupaten Grobogan. Jurnal Presipitasi: Media Komunikasi
dan Pengembangan Teknik Lingkungan, 15(1), 53-61.

xxiv
Sofia, D. A., & Nursila, N. (2022, December). Analisis Frekuensi Curah Hujan di
Daerah Aliran Sungai Cimandiri Sukabumi. In SEMNASTERA (Seminar
Nasional Teknologi dan Riset Terapan), 424-431.

Susanti, P. D., & Miardini, A. (2019). Identifikasi karakteristik dan faktor


pengaruh pada berbagai tipe longsor. Agritech, 39(2), 97-107.

xxv
LAMPIRAN

Tabel 1. Pembagian Tugas


Nama NIM Tugas
Fadhil Lutfi Hanan A1C022007 Pembahasan
Shasya Putri Aulia Hakim A1C022013 Pendahuluan, Pembahasan
dan menggabungkan
Efti Herawati A1C022014 Penutup dan Pembahasan
Livia Lathifah Candraning Tyas A1C022095 Pembahasan

xxvi

Anda mungkin juga menyukai