Anda di halaman 1dari 19

KARYA ILMIAH

PEMANFAATAN BATOK KELAPA


SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN ARANG
YANG BERNILAI EKONOMIS TINGGI

disusun oleh :
Arman Maulana
Ahmad Dhani

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 9 SEMARANG
TAHUN 2023
LAPORAN PENELITIAN
PEMBUATAN HAND SANITIZER DENGAN PENAMBAHAN ALOE VERA PENGESAHAN

Karya ilmiah yang berjudul …….. telah disahkan oleh guru pengambu Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 9 Semarang Tahun
Pelajaran 2022/2023 pada :

hari : Senin
tanggal : 27 Februaari 2023

Peneliti 1, Peneliti 2

Nama Nama
NIS NIS

Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran

Rokhis Rukhiyanto, S.Pd


NIP 19900825 202221 1 005
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tangan adalah bagian tubuh yang sangat rentan menjadi tempat bersarangnya virus dan
bakteri. Saat melakukan berbagai aktivitas, secara sadar maupun tidak sadar tangan sering kali
berinteraksi dengan hal-hal yang dapat menyebarkan kuman ataupun virus, misalnya membuka
pintu, memegang tangga, berjabat tangan, dll. Seperti yang disebutkan diatas bahwa tangan
manusia sangat rentan menjadi tempat bersarangnya virus dan bakteri. Tangan juga merupakan
organ yang interaksinya sangat banyak digunakan untuk diri sendiri, seperti makan, menutup
hidung, mengusap mata dan sebagainya. Menjaga kebersihan tangan adalah hal mutlak yang
harus dilakukan oleh siapapun, yakni dengan cara menerapkan kebiasaan hidup bersih dengan
mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas.

Berbagai macam jenis mikroorganisme seperti virus, bakteri dan jamur menempel pada
tangan setiap harinya melalui kontak fisik dengan lingkungan, dan diantaranya dapat
menyebabkan atau menimbulkan berbagai penyakit. Untuk itu mikroorganisme ini perlu
dimusnahkan atau dicegah penyebarannya, salah satu cara yang paling mudah dan tepat adalah
dengan cara mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir. Jika air bersih
tidak tersedia, dapat juga digunakan sediaan pembersih tangan berbasis alkohol atau
mengandung antibakteri yang dikenal dengan hand sanitizer (Wahyono,2010).

Mencuci tangan merupakan suatu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan
jari-jemari, menggunakan air dan sabun atau menggunakan cairan antiseptik seperti hand
sanitizer. Menurut Dorson (2000), mencuci tangan dapat menurunkan angka kematian satu juta
pertahun. Selain itu, angka kuman pada telapak tangan dapat diturunkan hingga 58% (dalam
Ramadhan, 2013).

Hand sanitizer merupakan salah satu bahan antiseptic berupa gel yang sering digunakan
sebagai media pencuci tangan yang praktis. Bagi sebagian masyarakat mencuci tangan dengan
hand sanitizer lebih efektif dan efisien dibanding mencuci tangan dengan sabun dan air.

Berbagai ahli menyatakan jika rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
adalah cara yang paling efektif untuk membasmi kuman ataupun virus. Namun jika kita sedang
keluar rumah atau tidak ada sabun dan air bersih, maka hand sanitizer atau cairan antiseptik bisa
menjadi alternatif untuk mencuci tangan yang bisa diandalkan. Banyak hand sanitizer yang
berasal dari bahan alkohol atau etanol yang dicampurkan bersama dengan bahan pengental, misal
karbomer, gliserin, dan menjadikannya serupa jelly, gel atau busa untuk mempermudah dalam
penggunaannya. Cara penggunaanya cukup sederhana dan cepat yaitu dengan diteteskan pada
telapak tangan, kemudian diratakan pada permukaan tangan tanpa membutuhkan air dansabun.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis ingin membuat hand sanitizer dan melakukan
pengujian hand sanitizer agar mengetahui seberapa besar efektivitas produk antiseptik hand
sanitizer yang telah dibuat dalam membunuh bakteri yang terdapat di tangan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana cara membuat hand sanitizer
dan seberapa besar efektivitas produk antiseptik hand sanitizer yang telah dibuat dalam
membunuh bakteri yang terdapat di telapaktangan.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan hand sanitizer dan
mengetahui efektivitas hand sanitizer yang telah di buat dalam membunuh bakteri yang terdapat
di telapak tangan.

1.4 Manfaat Penelitian

Untuk menambah wawasan atau pengetahuan mengenai cara pembuatan hand sanitizer
dan keefektivitas dari hand sanitizer yang telah di buat dalam membunuh bakteri yang terdapat
di telapak tangan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Antiseptik

2.1.1 Definisi Antiseptik

Antiseptik adalah disinfektan yang nontoksik karena digunakan untuk kulit, mukosa atau
jaringan hidup lainnya. Antiseptik memiliki beberapa persyaratan antara lain, memiliki spectrum
luas, tidak merangsang kulit maupun mukosa, toksisitas atau daya absorbsi melalui kulit dan
mukosa rendah, efek kerjanya cepat dan bertahan lama (Septiari, 2012).

Efektivitas antiseptik dipengaruhi oleh konsentrasi, pH, dan zat pelarut. Dimana pada
konsentrasi yang sedikit lebih tinggi efek fungisid lebih kuat daripada efek bakterisid. Pada pH 6
efek klorheksidin 10 kali lebih kuat daripada pH 9, juga asam benzoate dan ester-esternya lebih
aktif pada pH asam. Adapun faktor lainnya yang mempengaruhi efektivitas antiseptik, salah
satunya adalah mikroba. Semakin banyak jumlah mikroba maka semakin lama pula waktu yang
diperlukan untuk membunuhnya.

Agar antiseptik hand sanitizer efektif mencegah infeksi dari bakteri perlu diperhatikan
cara penggunaannya yang tepat yaitu dengan cara hand sanitizer, dituangkan pada tangan dalam
jumlah yang cukup untuk membasahi seluruh kedua telapak tangan. Kemudian dibiarkan hingga
kering dengan sendirinya tanpa harus dibilas dengan air. Agar memberikan hasil yang optimal
tangan dibiarkan terlebih dahulu kurang lebih 20-30 detik, hingga tangan benar-benar kering
(Teguh, 2015).

2.1.2. Mekanisme Kerja Antiseptik

Antiseptik sebagai zat kimia sangat berpengaruh terhadap mikroba. Melalui unsur
protein yang membentuk struktur seluler mikroba, yang mengakibatkan rusaknya dinding sel.
Adanya gangguan sistem enzim, terjadinya denaturasi protein, dan rusaknya asam nukleat yang
berakibat pada kemampuan sel melakukan replikasi maupun sintesis enzim (Septiari,2012).
2.1.3. Penggolongan Antiseptik

Dalam garis besarnya antiseptik dibagi dalam beberapa golongan, yaitu alkohol, halogen
dan senyawanya, oksidansia, logam berat, asam, turunan fenol, dan basa ammonium kuarterner.
Antiseptik yang banyak digunakan antara lain adalah alkohol, iodium, povidon iodine,
klorheksidin, dan heksaklorofen. Namun, alkohol adalah antiseptik yang paling sering
digunakan, karena alkohol yang memiliki konsentrasi optimum, bekerja cepat, mudah menguap,
dan cepat kering, bersifat bakterisid kuat, dan sering digunakan sebelum melakukan tindakan
medis dibandingkan dengan jenis antiseptik lainnya (Umaya,2017).

2.2 Hand Sanitizer

2.2.1 Definisi Hand Sanitizer

Hand sanitizer adalah cairan pembersih tangan yang berbahan dasar alkohol berbentuk
gel tanpa dibilas dengan air, yang mengandung alkohol 60 %. Gel merupakan sediaan setengah
padat, bersifat tiksotropi yaitu menjadi cairan ketika digoyang dan kembali memadat jika
dibiarkan tenang (Shu, 2013). Cairan antiseptik ini biasanya digunakan sebagai pengganti air dan
sabun, oleh karena itu memudahkan dalam proses pencucian tangan. Hand sanitizer juga
memiliki kandungan moisturizer yang akan menjaga tangan tetap halus dan lembut setelah
pemakaian, dan sangat cepat membunuh mikroorganisme yang ada dikulit tangan (Benjamin,
2010).

Menurut Diana (2012) terdapat dua hand sanitizer yaitu hand sanitizer gel dan hand
sanitizer spray. Hand sanitizer gel merupakan pembersih tangan berbentuk gel yang berguna
untuk membersihkan atau menghilangkan kuman pada tangan, mengandung bahan aktif alkohol
60%. Hand sanitizer spray merupakan pembersih tangan berbentuk spray untuk membersihkan
atau menghilangkan kuman pada tangan yang mengandung bahan aktif irgasan DP 300 : 0,1%
dan alkohol 60%. Dalam penelitiannya Diana (2012) menyatakan bahwa hand sanitizer yang
berbentuk cair atau spray lebih efektif dibandingkan hand sanitizer gel dalam menurunkan angka
kuman pada tangan.
2.2.2 Kandungan Hand Santizer

Memiliki berbagai macam zat yang terkandung. Secara umum hand sanitizer
mengandung: alkohol 60-95%, benzalkonium chloride, benzethonium chloride, chlorhexidine,
gluconatee, chloroxylenolf, clofucarbang,hexachloropheneh, hexylresocarcinol, iodine.
(Benjamin, 2010). Menurut CDC (Center for Disease Control) hand sanitizer terbagi menjadidua
yaitu mengandung alkohol dan tidak mengandung alkohol. Hand sanitizer dengan kandungan
alkohol antara 60- 95 % memiliki efek anti mikroba yang baik dibandingkan dengan tanpa
kandungan alkohol (Purwaningsih S,2015)

2.2.3 Mekanisme Kerja Hand Sanitizer

Bahan kimia yang mematikan bakteri disebut bakterisidal, sedangkan bahan kimia yang
menghambat pertumbuhan disebut bakteriostatik. Bahan antimicrobial dapat bersifat
bakteriostatik pada konsentrasi rendah, namun bersifat bakterisidal pada konsentrasi tinggi.
Dalam menghambat aktivitas mikroba, alkohol 50-70% berperan sebagai pendenaturasi dan
pengkoagulasi protein, denaturasi dan koagulasi protein akan merusak enzim sehingga mikroba
tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan akhirnya aktivitasnya terhenti. (Purwaningsih S,
2015).

Alkohol sebagai disinfektan hanya mempunyai aktivitas bakterisidal saja, tetapi tidak
terhadap virus dan jamur. Alkohol memiliki kemampuan aktivitas bakteriosida yang baik
terhadap bakteri gram positif dan gram negatif.26 Golongan fenol yang digunakan dalam hand
sanitizer pada umumnya berupa triklosan dengan kadar 0,05% sampai dengan 2%. Aktivitas
triklosan diduga dengan cara mempengaruhi dinding sel mikroba sehingga integritas dinding sel
bakteri terganggu yang dapat mengakibatkan sel tersebut mengalami lisis seperti bakteri
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. (Nasution, 2021)

Penggunaan alkohol pada hand sanitizer harus berkisaran 60%-95%, jika kadar alkohol
kurang dari 60% maka tidak akan efektif dalam membunuh bakteri. (Srikartika, Suharti dan
Anas, 2016), sedangkan jika penggunaan konsentrasi alkohol yang terlalu tinggi yaitu melebihi
95% juga tidak baik karena tangan akan menjadi kering dan mengurangi kemampuan hand
sanitizer dalam mendenaturasi protein karena, dalam proses denaturasi protein membutuhkan air.
Sehingga menyebabkan hand sanitizer tidak efektif dalam membunuh bakteri (Situmeang dan
Sembiring, 2019).

Mengatasi hal tersebut, dalam pembuatan hand sanitizer dapat menggunakan bahan
antiseptik lain dan disajikan dalam Alcohol-free hand sanitizer. Beberapa studi menyatakan
bahwa baik ABHS maupun AFHS mampu memiliki daya bunuh pada virus, bakteri dan kuman
namun, setiap komponen yang terdapat dalam hand sanitizer memiliki peran khusus yang
berbeda. Hand sanitizer yang digunakan juga dapat menggunakan tambahan antiseptik yang
didapat dari ekstrak aloe vera, hal ini akan mengurangi iritasi pada tangan (Adeyani et al., 2020).

2.2.4 Cara Pemakaian Hand Sanitizer

WHO (2009) membuat panduan cara memakai hand sanitizer yang memenuhi standar
kesehatan dengan memaksimalkan area tangan yang dibersihkan. Langkah-langkahnya dapat
dilihat dalam gambar 2 berikut:

 Ratakan hand sanitizer dengan kedua telapak tangan.


 Gosokan punggung dan sela-sela jari tangan dengan tangan kanan dansebaliknya.
 Gosokan kedua telapak tangan dan sela-selajari.
 Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan salingmengunci.
 Kemudian gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan
sebaliknya.
 Gosok dengan memutar ujung jari ditelapak tangan kiri dansebaliknya.

2.2.5 Bahan Pembuatan Hand Sanitizer

 Alkohol

Antiseptik yang berbahan dasar alkohol mengandung Etanol, Isopropanol, n-propanol


atau kombinasi dari dua bahan kimia tersebut.Aktivitas antimikroba alkohol terletak pada
kemampuannya mendenaturasi protein dinding sel bakteri. Solutio alkohol yang mengandung
kadar alkohol antara 60%-80% lebih efektif mendenaturasi protein daripada alkohol konsentrasi
tinggi (>80%) karena protein tidak mudah didenaturasi pada keadaan kadar air yang rendah.

Alkohol mempunyai aktifitas antimikroba (invitro) yang sangat baik untuk membunuh
bentuk vegetative bakteri gram positif dan bakteri gram negative.(Siswandono, 2000).
Disamping kefektivan alkohol dalam membunuh kuman pathogen, alkohol mempunyai
aktivitas yang rendah dalam membunuh spora bakteri, oocytprotozoa dan virus tidak ber-envelop
(non-lipophilic) tertentu. Beberapa penelitian secara in vivo menyatakan bahwa alkohol sangat
efektif mengurangi angka kuman di tangan setelah aplikasi selama 60 detik. Pada tahun 1994
FDA TFM mengklasifikasikan ethanol 60%-95% dalam kategori I (aman dan efektif untuk
digunakan sebagai antiseptic atau produk pencuci tangan). Untuk memper kuat efek antiseptic
dari alkohol, biasanya ditambahkan bahan Chlorhexidine,quaternary ammonium compouns,
Octenidine atau Triclosan pada solution alcohol base (Boyce et al., 2002).

 Lidah Buaya (AloeVera)

Gambar. 1 Lidah Buaya

Nama botani dari Aloe vera adalah Aloe barbadensis miller. Keluarga dari
Asphodelaceae (Liliaceae), dan merupakan tanaman semak, xerophytic, sukulen, kacang
tanaman warna hijau. Aloe vera atau merupakan tanaman asli dari Afrika Selatan, Madagascar
dan Arabia golongan Liliaceae (Moghaddasi dan Verma, 2011). Aloe vera memiliki sifat fisik
berupa daunnya berdaging tebal, panjang, mengecil kebagian ujungnya, berwarna hijau serta
berlendir. Pada bagian massa encer mentah mengandung sekitar 98,5% air dengan kandungan
1,5%. Kandungan kimia pada aloe vera berupa anthraquinone, enzim, lipids, non essential and
essential amino acids, sterols, proteins dan vitamin (Raksha,2014).

Lidah buaya tersusun oleh 99,5% air dan dengan total padatan terlarut hanya 0,49%.
Selebihnya, mengandung lemak, karbohidrat, protein dan vitamin (Kathuria et al, 2011). Cairan
lidah buaya mengandung unsur utama, yaitu aloin, emoidin, gum, dan unsur lain seperti minyak
atsiri. Aloin merupakan bahan aktif yang bersifat sebagai antiseptik dan antibiotik. Kandungan
aloin pada lidah buaya sebesar 18-25%. Senyawa tersebut bermanfaat untuk mengatasi berbagai
macam penyakit seperti demam, sakit mata, tumor, penyakit kulit, dan obat pencahar. Beberapa
unsur vitamin dan mineral di dalam lidah buaya dapat berfungsi sebagai pembentuk antioksidan
alami, seperti vitamin C, vitamin E, vitamin A, magnesium, dan Zinc. Antioksidan ini berguna
untuk mencegah penuaan dini, serangan jantung, dan berbagai penyakit degeneratif. Berikut
merupakan komponen yang terkandung dalam lidah buaya berdasarkan manfaatnya.

Gel adalah bagian yang berlendir yang diperoleh dengan cara menyayat bagian dalam
daun setelah eksudat dikeluarkan. Kandungan zat aktif yang berfungsi sebagai antiseptik ini
banyak ditemukan pada gel lidah buaya. Gel adalah bagian yang berlendir yang diperoleh dengan
cara menyayat bagian dalam daun. Gel lidah buaya bersifat sangat sensitif terhadap udara
terutama O2, CO, uap air, dan cahaya radiasi yang dapat menyebabkan terjadinya reaksi
browning.

2.3. Bakteri

2.3.1 Definisi Bakteri

Bakteri adalah nama sekelempok mikroorganisme yang termasuk prokariotik yang bersel
satu. Istilah bakteri dari bahasa Yunani dari kata bekterion yang berarti tongkat atau batang dan
umumnya tidak berklofrofil. Berkembang biak dengan membelah diri dan bahan –bahan
genetiknya tidak terbungkus dalam membran inti.

2.3.2 Faktor Pertumbuhan Bakteri

Seperti halnya makhluk hidup lain, bakteri juga memerlukan beberapa faktor untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Kebutuhan akan kehidupannya ini memerlukan
beberapa faktor yang bermacam-macam. Kebutuhan kehidupan bakteri dibagi menjadi dua, yaitu
kebutuhan nutrisi atau kimia dan kebutuhan lingkungan.Contoh dari kebutuhan nutrisi misalnya
sumber energi, karbon, nitrogen, sulfur, fosfor, besi, faktor pertumbuhan organik dan
vitamin.Sementara untuk faktor lingkungan adalah oksigen, karbondioksida, suhu, konsentrasi
ion hidrogen, kelembaban dan kekeringan, cahaya, efek osmotic (Ariyani, 2017).

2.3.3 Reproduksi Pada Bakteri


Reproduksi Bakteri ialah perkembang-biakan bakteri. Bakteri mengadakan pembiakan
dengan dua cara, yaitu secara aseksual dan seksual. Pembiakan secara aseksual dilakukan dengan
pembelahan, sedangkan pembiakan seksual dilakukan dengan cara transformasi, transduksi, dan
konjugasi. Namun, proses pembiakan cara seksual berbeda dengan eukariota lainnya. Sebab,
dalam proses pembiakan tersebut tidak ada penyatuan inti sel sebagaimana biasanya pada
eukarion, yang terjadi hanya berupa pertukaran materi genetika (rekombinasi genetik ) (Ariyani,
2017).

2.3.4 Media Pertumbuhan Bakteri

Media pertumbuhan bakteri merupakan kumpulan bahan – bahan organik dan anorganik
yang digunakan untuk menumbuhkan dan membiakkan bakteridengan syarat –syarat tertentu.
Bahan- bahan yang terkandung di dalamnya antara lain protein, karbohidrat, lemak, dan vitamin.
Adapun salah satu media yang dapat digunakan untuk membiakkan bakteri yaitu Nutrient agar.

 Nutrient Agar(NA)

Nutrient Agar (NA) merupakan suatu media yang berbentuk padat, yang merupakan
perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. Nutrient Agar (NA) merupakan
suatu media yang mengandung sumber nitrogen dalam jumlah cukup yang dapat digunakan
untuk budidaya bakteri dan untuk penghitungan mikroorganisme dalam air, limbah, kotoran dan
bahan lainnya. Komposisi Nutrient Agar (NA) terdiri dari ekstrak daging sapi 3 gram, peptone
5gram dan agar 15 gram. Formula ini tergolong relatif simpel untuk menyediakan nutrisi-nutrisi
yang dibutuhkan oleh sejumlah besarmikroorganisme.

Pada Nutrient Agar (NA), ekstrak daging sapi dan peptone digunakan sebagai bahan
dasar karena merupakan sumber protein, nitrogen, vitamin, serta karbohidrat yang sangat
dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang. Ekstrak daging sapi
mengandung senyawa-senyawa yang larut di dalam air termasuk karbohidrat, vitamin, nitrogen
organik dan juga garam. Peptone merupakan sumber utama dari nitrogen organik, yang sebagian
merupakan asam amino dan peptida rantai panjang. Dalam hal ini agar digunakan sebagai bahan
pemadat, karena sifatnya yang mudah membeku dan mengandung karbohidrat sehingga tidak
mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Media Nutrient Agar (NA) merupakan suatu media
berwarna coklat muda yang memiliki konsistensi yang padat dimana media ini berasal dari
sintetik dan memiliki kegunaan sebagai media untuk menumbuhkanbakteri.

Prosedur pembuatan nutrient agar adalah melarutkan bahan nutrient agar ke dalam 1 L air
kemudian dipanaskan hingga mendidih dan dituangkan ke dalam tabung dan disterilkan selama
15 menit pada suhu 121 oC. Kemudian media dibuka dan disimpan pada suhu dibawah 8 oC dan
terlindung dari sinar secara langsung (Ariyani, 2017)

2.3.5 Hitung Jumlah Bakteri

Prinsip hitung jumlah koloni bakteri menggunakan metode hitungan cawan yaitu jika sel
mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada media agar maka sel mikroba tersebut akan
berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dengan mata tanpa
menggunakan mikroskop. Metode hitung cawan dapat dilakukan dengan perhitungan junlah
koloni dengan metode cawan TPC ( Total Plate Count ).

 TPC ( Total Plate Count)

Prinsip dari metode hitungan cawan atau Total Plate Count (TPC) adalah menumbuhkan
sel mikroorganisme yang masih hidup pada media agar, sehingga mikroorganisme akan
berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata
tanpa menggunakan mikroskop. Metode ini merupakan metode yang paling sensitif untuk
menentukan jumlah mikroorganisme. Keuntungan dari metode TPC adalah dapat mengetahui
jumlah mikroba yang dominan, dapat diketahui adanya mikroba jenis lain yang terdapat dalam
contoh. Kelemahan dari metode ini adalah memungkinkan terjadinya koloni yang berasal lebih
dari satu sel mikroba, seperti pada mikroba yang berpasangan, rantai atau kelompok sel.
Memungkinkan ini akan memperkecil jumlah sel mikroba yang sebenarnya.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

3.1.1 Waktu Penelitian


Pembuatan hand sanitizer dengan penambahan aloe vera gel dilaksanakan pada hari
Senin, 20 September 2021. Pengujian efektivitas hand sanitizer dilaksanakan pada hari Rabu, 22
September sampai dengan Senin, 27 September 2021.

3.1.2 Tempat Penelitian

Pembuatan hand sanitizer dengan penambahan aloe vera gel dilakukan di rumah salah
satu anggota kelompak di Jalan Yulius Usman, Telanaipura KotaJambi.

Pengujian efektifitas dari hand sanitizer yang telah dibuat dilakukan di Laboratorium
Mikrobiologi Jurusan Teknologi Pertanian, Universitas Jambi.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

3.2.1 Alat Pembuatan Hand Sanitizer

Alat yang digunakan dalam pembuatan hand sanitizer yaitu Gelas ukur, Mangkuk kaca,
Batang pengaduk, Corong dan Botol spray.

3.2.2 Bahan Pembuatan Hand Sanitizer

Bahan yang digunakan dalam pembuatan hand sanitizer yaitu Alkohol 95% 100 ml,
Aquadest 14 ml, dan Aloe vera gel 12 ml.

3.2.3 Alat Pengujian Efektivitas Hand Sanitizer

Alat yang digunakan dalam pengujian efektivitas hand sanitizer yaitu Autoklaf, Hot plate,
Bunsen, Korek api, Spatula besi, Cawan petri, Alumunium foil, Elrenmeyer, Gelas ukur,
Magnetic stirrer, Inkubator, Label, Kertas Kopi, Kapas, Tissue, Alat tulis dan Kamera. Bahan
Pengujian Efektivitas Hand Sanitizer

Bahan yang digunakan dalam pengujian efektivitas hand sanitizer yaitu hand sanitizer
yang akan di ujikan, Aquadest dan Media Nutrient Agar.

3.3 Metode Penelitian

Penghitungan jumlah bakteri dalam tangan dilakukan dengan metode Total Plat Caount
(TPC), Perhitungan dilakukan 2 kali perlakuan yaitu sebelum dan sesudah kontak hand sanitizer
komersil dan hand sanitizer aloe vera gel masing-masing diuji pada 2 orang responden yang
berbeda.

3.4 Prosedur Kerja

3.4.1 Prosedur Kerja Pembuatan Hand Sanitizer

Pertama, disiapkan alat dan bahan dalam pembuatan hand sanitizer. Diukur alkohol
sebanyak 100 ml, lalu dimasukan kedalam wadah mangkuk yang telah disediakan. Selanjutnya,
tambahkan aloe vera gel sebanyak 12 ml kedalam wadah yang telah berisi alkohol, aduk hingga
merata. Kemudian, diukur aquadest sebanyak 14 ml, lalu dimasukkan kedalam wadah tadi, dan
aduk hingga merata. Terakhir masukkan kedalam botol spray. Hand sanitizer siap digunakan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Tabel 1. Jumlah Sel Koloni Bakteri Pada Produk Hand sanitizer

Jumlah Sel Koloni Bakteri Sebelum Jumlah Sel Koloni Bakteri Sebelum
Waktu Inkubasi
dan Sesudah ,Menggunakan Hand dan Sesudah ,Menggunakan Hand
Sanitizer (Komersil) Sanitizer Aloe Vera Gel (Poduk)
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 x 24 Jam 10 Koloni 2 Koloni 4 Koloni 1 Koloni
4 x 24 Jam TBUD 9 Koloni TBUD 23 Koloni
Total TBUD 11 Koloni TBUD 24 Koloni
4.1.2 Tabel 2. Karakter Koloni Bakteri Pada Produk Hand Sanitizer

Karakter Koloni Sebelum dan Sesudah ,Menggunakan Sebelum dan Sesudah ,Menggunakan
Bakteri Hand Sanitizer (Komersil) Hand Sanitizer Aloe Vera Gel
(Poduk)
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Warna Koloni Putih kekuningan Putih susu Putih keruh Putih bening
Bentuk Koloni Bulat Bulat dengan Bulat tepi Bulat tepi datar
tepian halus bergelombang

4.1.3 Pembahasan

Kegiatan mencuci tangan merupakan kegiatan untuk membersihkan bagian telapak,


punggung tangan dan jari agar bersih dari kotoran dan membunuh bakteri penyebab penyakit
yang merugikan kesehatan manusia. Selain itu mencuci tangan merupakan cara terbaik untuk
menghindari penyakit. Kebiasaan sederhana ini hanya membutuhkan gel antiseptic. Oleh
karena itu dianjurkan menggunakan cara yang lebih paktis yaitu menggunakan hand sanitizer
untuk membebaskan tangan dari bakteri dan mencegah timbulnya penyakit akibat tangan
kotor.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui cara pembuatan hand sanitizer
dan mengetahui efektivitas hand sanitizer yang telah di buat dalam membunuh bakteri yang
terdapat di telapak tangan. Uji efektivitas hand sanitizer dilakukan dengan metode TPC (Total
Plate Count) Metode TPC merupakan metode perhitungan jumlah bakteri dalam cawan petri
untuk mengetahui berapa banyak bakteri yang tumbuh pada sampel.

Pada penelitian ini, penelitian menggunakan bahan uji hand sanitizer komersil dan hand
sanitizer aloe vera gel. Hand sanitizer aloe vera gel akan dibandingkan dengan hand sanitizer
komersil apakah sama-sama efektif dalam membunuh bakteri di telapak tangan.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebelum dan sesudah penggunaan hand


sanitizer komersir diperoleh hasil jumlah koloni bakteri pada telapak tangan sebelum
penggunaan hand sanitizer komersil pada waktu inkubasi 1 x 24 jam sebesar 10 koloni dan
sesudah penggunaan hand sanitizer komersir sebesar 2 koloni. Pada waktu inkubasi 4 x 24 jam
jumlah koloni bakteri pada telapak tangan sebelum penggunaan hand sanitizer komersil
sebesar TBUD (terlalu banyak untuk dihitung) dan sesudah penggunaan hand sanitizer
komersil sebesar 9 koloni.
Untuk hasil penelitan sebelum dan sesudah penggunaan hand sanitizer aloe vera gel
diperoleh hasil jumlah koloni bakteri pada telapak tangan sebelum penggunaan hand sanitizer
aloe vera gel pada waktu inkubasi 1 x 24 jam sebesar 4 koloni dan sesudah penggunaan hand
sanitizer aloe vera gel sebesar 1 koloni. Pada waktu inkubasi 4 x 24 jam jumlah koloni bakteri
pada telapak tangan sebelum penggunaan hand sanitizer aloe vera gel sebesar TBUD (terlalu
banyak untuk dihitung) dan sesudah penggunaan hand sanitizer aloe vera gel sebesar 23
koloni.
Untuk total dari jumlah koloni sebelum penggunaan hand sanitizer komersil sebesar
TBUD dan sesudah pengunaannya sebesar 11 koloni. Sedangkan untuk total dari jumlah
koloni sebelum penggunaan hand sanitizer aloe vera gel sebesar TBUD dan sesudah
penggunaannya sebesar 24 koloni.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa ada perbedaan jumlah koloni bakteri sebelum dan
sesudah menggunakan hand sanitizer. Hasil ini menunjukan bahwa perlakuan menggunakan
hand sanitizer yang mengandung desinfektan memberikan pengaruh signifikan terhadap jumlah
koloni bakteri.

Pada perlakuan tanpa hand sanitizer, jumlah koloni bakteri masih tinggi, sedangkan
pada perlakuan hand sanitizer jumlah koloni bakteri menjadi lebih rendah. Namun untuk
perlakuan sesudah penggunaan hand sanitizer komersil jumlah koloni bakterinya lebih sedikit
dari pada perlakuan sesudah penggunaan hand sanitizer aloe vera gel. Penyebab adanya
perbedaan jumlah koloni bakteri pada produk hand sanitizer komersil dan hand sanitizer aloe
vera gel disebabkan oleh faktor antiseptik ( kosentrasi, pH, dan zat pelarut), faktor mikroba
(jumlah dan bentuk), faktor lingkungan dan waktu pemaparan. Jumlah koloni yang tidak
berbeda jauh pada perlakuan penggunaan hand sanitizer komersil dan hand sanitizer aloe vera
gel membuat kedua hand sanitizer ini secara signifikan sama-sama efektif dalam membunuh
bakteri yang terdapat di telapak tangan.
Pada peneliti lain mengatakan bahwa kadar alkohol yang efektif sebagai hand sanitizer
berkisar antara 60% sampai 95% sehingga kadar larutan hand sanitizer yang mengandung
kadar alkohol kurang dari 60% tidak dapat secara efektif membunuh bakteri atau virus yang
terdapat pada tangan. (Suryani, 2019).
Alkohol akan bekerja maksimal pada konsentrasi 60-80%. Konsentrasi alkohol lebih
tinggi mengurangi kemampuannya dalam mendenaturasi protein karena denaturasi protein
membutuhkan air. Sehingga dalam pembuatan hand sanitizer ini ditambahkan aquadest agar
dalam pemakaiannya benar-benar efektif terhadap penurunan jumlah koloni bakteri pada
telapak tangan.
Penelitian mengenai efektivitas hand sanitizer dalam menghilangkan bakteri di telapak
tangan berbahan aktif alkohol 95% , penggunaan antiseptis ini memberikan pengaruh positif
signifikan terhadap penurunan jumlah koloni bakteri. Selain pengaruh dari alkohol 95% yang
di gunakan untuk pembuatan sanitaizer, bahan campuran aloe vera gel pun juga membantu
meingkatkan efektivitas pada hand sanitizer produk yang dibuat. Salah satu keunggulan aloe
vera adalah memiliki komponen yang mampu menjadi antibakteri dan antiseptik. Antibakteri
dan antiseptik pada aloe vera disebabkan karena adanya komponen yang mampu membunuh
bakteri (Kahramanoğlu et al., 2019; Ombito et al., 2015). Hasil penelitian Sebastian et al., pada
tahun 2011 menyatakan bahwa kandungan berupa aloin, aloe-emodin dan anthraquinone
mampu melawan Colletotrichum gloeosporides dan Cladosporium cucumerinum. Sedangkan
sterol, chrysophanol, aloinoside dan microdontin mampu melawan S. typhi Typ, Bacillus
cereus, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermis, Escherichia coli, Streptomyces
greseus dan

Candida albican. Penelitian lebih lanjut menyatakan ekstrak sterol paling ampuh
menjadi antiseptic atau antibakteri pada Streptomyces greseus dan Candida albicans
dibandingkan dengan bakteri dan jamur lain (Raksha,2014).
Selain berfungsi sebagai antiseptik, aloe vera juga dapat menghaluskan dan
melembabkan kulit. Hal ini disebabkan karena aloe vera mengandung lignin atau selulosa yang
mampu menembus dan meresap ke dalam kulit serta menahan hilangnya cairan tubuh dari
permukaan kulit, sehingga kulit tidak cepat kering dan terjaga kelembabannya. selain itu juga
aloe vera gel dapat menjadi pewangi untuk menyamarkan aroma alkohol 95% yang di pakai
dalam pembuatan handssanitaizer.
Dalam penelitian ini tidak hanya menghitung jumlah koloni bakteri tetapi juga
mengamati koloni bakteri yang terdapat di telapak tangan sebelum dan sesudah penggunaan
hand sanitizer komersil dan hand sanitizer aloe vera gel.
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan sebelum dan sesudah penggunaan hand
sanitizer komersir diperoleh karakter koloni bakteri pada telapak tangan sebelum penggunaan
hand sanitizer komersil warna koloni putih kekuningan dengan bentuk koloni bulat dan
sesudah penggunaan hand sanitizer komersir warna koloni putih susu dan bentuk koloni bulat
dengan tepian halus.Untuk hasil pengamatan sebelum dan sesudah penggunaan hand sanitizer
aloe vera gel diperoleh karakter koloni bakteri pada telapak tangan sebelum penggunaan hand
sanitizer produk warna koloni putih keruh dengan bentuk koloni bulat tepi bergelombang dan
sesudah penggunaan hand sanitizer produk warna koloni putih bening dan bentuk koloni bulat
tepi datar.
Pada penelitian (Alhabsyi,2016) tentang identifikasi bakteri dengan pewarnaan gram
dengan karakter koloni bakteri warna koloni putih susu dengan bentuk bulat tepi halus
termasuk dalam kategori bentuk basil bakteri gram negative jenis bakteri E.Coli. untuk
karakter koloni bakteri warna koloni putih keruh dengan bentuk tepi bergelombang termasuk
dalam kategori bentuk cocus bakteri gram negative jenis Stapylococus. Sp. Untuk karakter
koloni bakteri warna putih bening dengan bentuk bulat tepi datar termasuk dalam kategori
bentuk cocus bakteri gram negative jenis Neisseria. Sp.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa efektivitas hand sanitizer dalam
menghilangkan bakteri di telapak tangan berbahan aktif alkohol 95% dengan penambahan aloe
vera gel sebelum dan sesudah penggunaan hand sanitizer ini memberikan pengaruh positif
signifikan terhadap penurunan jumlah koloni bakteri. Perlakuan penggunaan hand sanitizer
komersil dan hand sanitizer aloe vera gel secara signifikan sama-sama efektif dalam
membunuh bakteri yang terdapat di telapak tangan.

5.2 Saran

Dari penelitian ini dapat di sarankan agar lebih baik lagi bahwa sebaiknya melakukan
uji identifikasi bakteri dengan pewarnaan gram agar mengetahui jenis bakteri apa saja yang
terdapat di telapak tangan sebelum dan sesudah penggunaan hand sanitizer.

Anda mungkin juga menyukai