Anda di halaman 1dari 8

PENILAIAN, PENGENDALIAN, PENYEDIAAN,

DAN PENGGUNAAN OBAT

No.Dokumen : CPY/VII/SOP/FRM-01
No. Revisi : 01
SOP
Tanggal Terbit : 13 Juli 2019
Halaman :1/5
PUSKESMAS
drg. Rini Muharni
KECAMATAN
NIP: 196705051992032009
CIPAYUNG

1. Pengertian Penilaian, pengendalian, penyediaan, dan penggunaan obat adalah metode untuk
memastikan tercapainya ketersediaan obat, sehingga tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan/ kekosongan obat serta penggunaannya sesuai dengan pedoman yang
berlaku.

2. Tujuan Sebagai acuan dan langkah-langkah dalam pelaksanaan penilaian, pengendalian,


penyediaan, dan penggunaan obat

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kecamatan Cipayung Nomor 62 Tahun 2020 tentang


Pelayanan Farmasi Puskesmas Kecamatan Cipayung

1. Permenkes No.74 tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di


4. Referensi Puskesmas serta perubahannya PMK No.26 tahun 2020
2. Permenkes No.73 tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek.
3. Kepmenkes No. HK.01.07/MENKES/813/2019 tentang Formularium Nasional
dan perubahannya No. HK.01.07/MENKES/350/2020
4. Petunjuk Teknis Pelayanan Farmasi di Puskesmas, Kemenkes RI tahun 2019
5. Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
6. Petunjuk Teknis Indikator POR Tahun 2017, Dinas Kesehatan Prov. DKI
Jakarta
5. Prosedur/ 1. Persiapan Alat dan Bahan
langkah- 1.1. Alat tulis
langkah
1.2. Komputer
1.3. Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN)
1.4. Kartu Stok
1.5. Laporan Penggunaan Laporan Pemakaian Obat (LPLPO)
1.6. Formularium Nasional (Fornas)

2. Petugas yang melaksanakan :


Apoteker Penanggung Jawab, Petugas Gudang Besar Farmasi, Petugas
Farmasi Se-Kecamatan, Penanggung Jawab Unit dan Program

3. Langkah-langkah
3.1 Pemilihan Obat
3.1.1 Apoteker menyusun formularium Puskesmas dengan meminta
usulan dari PJ layanan dan PJ program sesuai dengan referensi

1
Forumularium Nasional/DOEN (Daftar Obat Essensial Nasional)
3.1.2 Apoteker merekapitulasi usulan dan mengelompokan bedasarkan
kelas terapi/standar pengobatan
3.1.3 Apoteker membahas usulan bersama Kepala Puskesmas, dokter,
dokter gigi, perawat dan bidan Puskesmas
3.1.4 Apoteker menyusun daftar obat yang masuk ke dalam
Formularium Puskesmas
3.1.5 Kepala Puskesmas menetapkan Formularium Puskesmas
3.1.6 Apoteker melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai
Formularium Puskesmas kepada seluruh tenaga kesehatan
Puskesmas

3.2 Penilaian Penyediaan Obat


3.2.1 Apoteker menghitung tingkat ketersediaan tiap 3 (tiga) bulan
3.2.2 Apoteker mengumpulkan data stok opname obat (satuan terkecil
tablet/kapsul/botol/ampul/vial).
3.2.3 Apoteker menghitung rata-rata pemakaian obat tiap bulan dari
data tahun lalu (data konsumsi)
3.2.4 Apoteker menyusun data morbiditas (10 penyakit terbanyak)
3.2.5 Apoteker menghitung tingkat ketersediaan obat dengan rumus
sebagai berikut :

3.3 Pengendalian Penyediaan Obat


3.3.1 Apoteker mengendalikan jumlah dan jenis obat yang tersedia setelah
mengetahui tingkat ketersediaan obat dan tren penyakit sesuai data
morbiditas

3.3.2 Apoteker menentukan obat yang stok berlebih (overstock) bila:

3.2.2.1. Tingkat ketersediaan mencapai lebih dari 12 bulan

3.2.2.2. Obat diperkirakan tidak habis sampai dengan


kadaluarsanya.

3.3.3 Apoteker menentukan stok menipis jika tingkat ketersediaan


mencapai stok buffer 20% (2 bulan)

3.3.4 Apoteker akan melakukan hal sebagai berikut apabila stok berlebih
(overstock):

3.2.4.1. Menginformasikan baik lisan/tertulis kepada penulis resep


agar segera menggunakan obat yang berlebih tersebut.

3.2.4.2. Menahan/mengurangi distribusi stok obat dalam satu


golongan/indikasi. Misal: Asam mefenamat (overstock) dan
natrium diklofenak (stok normal), maka Na diklofenak

2
ditahan/dikurangi dulu

3.3.5 Apoteker akan melakukan hal sebagai berikut apabila stok menipis:

3.2.5.1. Segera melakukan pemesanan ke bagian pengadaan

3.2.5.2. Menawarkan subtitusi obat yang sejenis kepada penulis


resep

3.4 Penilaian Penggunaan Obat


3.3.1. Apoteker menilai Penggunaan Obat dengan melakukan Analisa
POR (Penggunaan Obat Rasional)
3.3.2. Apoteker mengambil sampling 1 resep tiap hari untuk masing-
masing diagnosa ISPA Non Pneumonia, Diare Non Spesifik dan
Myalgia
3.3.3. Apoteker mengolah sampel sesuai dengan Formulir Penggunaan
Obat Rasional (POR)
3.5 Pengendalian Penggunaan Obat
3.4.1. Apoteker mengendalikan penggunaan obat setelah mengetahui
hasil pengolahan data POR
3.4.2. Apoteker membandingkan hasil perhitungan dengan batas:
3.4.2.1. Prosentase penggunaan antibiotik ISPA Non
Pneumonia (20%)
3.4.2.2. Prosentase penggunaan antibiotik Diare Non Spesifik
(8%)
3.4.2.3. Prosentase penggunaan injeksi (1%)
3.4.2.4. Prosentase rata – rata jumlah R/ (2,6)
3.4.3. Apoteker melapor pada Tim PMKP bila batas terlewati untuk
ditindaklanjuti

6. Bagan alir
Pemilihan Obat (Formularium Puskesmas)

Mengumpulkan usulan dari PJ


layanan dan PJ Program

Merekapitulasi dan mengelompokkan usulan

Membahas usulan dengan nakes dan Kapus

Menyusun daftar obat yang masuk ke Formularium Puskesmas

Penetapan Formularium Puskesmas oleh Kapus

Sosialisasi dan edukasi ke


tenaga kesehatan Puskesmas

3
Penilaian dan Pengendalian Penyediaan Obat

Mengumpulkan data stok


opname

Menghitung rata-rata pemakaian


obat tiap bulan dari data tahun
lalu

Menghitung dengan rumus


persediaan dan data

Hasil
perhitu
ngan

*) Menginformasikan ke
*) Melakukan pemesanan
penulis resep obat yang
ke bagian pengadaan
berlebih agar diresepkan
*) Menawarkan subtitusi
obat sejenis
*) Menahan/mengurangi
distribusi obat
sejenis/segolongan

4
Penilaian dan Pengendalian Penggunaan Obat

Sampling data 1 resep


per diagnosa ISPA Non
Pneumonia, Diare Non
Spesifik, Myalgia

Memasukan data ke form Penggunaan


Obat Rasional (POR)

Menghitung persentase tiap diagnosa

dibawah/sesuai
persentase batas

1.Antibiotik pada ISPA


Non Pneumonia 20%
2. Antibiotik pada Diare
Non Spesifik 8%
3. Injeksi pada Myalgia
1%

Apt melapor pada Tim


PMKP

Dokumentasi laporan
Tim PMKP
POR
menindaklanjuti

Hasil tindak
lanjut

7. Hal-hal yang
1. Apoteker harus memperhatikan kekosongan maupun pemusnahan barang
perlu
diperhatikan pada data laporan pemakaian.

2. Jumlah penerimaan obat tahun berjalan diperhitungkan untuk memperkirakan

5
stok akhir tahun

8. Unit terkait Unit Farmasi, Tim PMKP

9. Dokumen Rencana Kebutuhan Obat tahunan, Rencana Belanja Periodik


Terkait (triwulan/semester/tahunan), Dokumen Bottom Up Unit/Kelurahan

6
No Yang diubah Isi perubahan Tgl mulai
diberlakukan
1 Format SOP Ditambahkan bagian bagan alir, 13 Juli 2019
hal-hal yang perlu diperhatikan,
dokumen terkait dan rekaman
historis perubahan
2 Penilaian dan  Menguraikan poin Penilaian 13 Juli 2019
Pengendalian dan Pengendalian
10. Rekaman
historis Penyediaan dan Penyediaan menjadi Poin
perubahan Penggunaan Penilaian Penyediaan dan
Poin Pengendalian
Penyediaan
 Menguraikan poin Penilaian
dan Pengendalian
Penggunaan menjadi Poin
Penilaian Penggunaan dan
Poin Pengendalian
Penggunaan
3 Penerima Kepala Puskesmas diganti 13 Juli 2019
laporan dan dengan Tim PMKP
tindak lanjut
4 Perubahan SK Kepala Puskesmas 30 Desember 2021
Kebijakan Kecamatan Cipayung tentang
Pelayanan Farmasi Puskesmas
Kecamatan Cipayung No. 261
Tahun 2019 diganti dengan
SK Kepala Puskesmas
Kecamatan Cipayung Nomor 62
Tahun 2020
5 Perubahan dan  Penambahan addendum 30 Desember 2021
penggantian PMK No.26 tahun 2020 untuk
referensi PMK No.74 tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian Di Puskesmas
 Penggantian Kepmenkes No.
HK.01.07/MENKES/659/2017
tentang Formularium
Puskesmas dengan
Kepmenkes No.
HK.01.07/MENKES/813/2019

7tentang Formularium
Nasional dan perubahannya
No.
HK.01.07/MENKES/350/2020
8

Anda mungkin juga menyukai