Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DI SENTRA MARGOLARAS DI PATI

Disusun Oleh :
Nama : Rike afifatis syafi’ah
Kelas : XI-Social Care
No.Abs : 09

SMK BAKTI UTAMA PATI


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini telah dipertahankan dihadapkan guru pembibing dan telah dilakukan perbaikan sesuai
dengan saran guru pembimbing.

Pati, 20 Maret 2023

Pembimbing Lapangan Guru Pembimbing

Yuli Aryani M.psi. Sholahuddin S.Sos

Mengetahui

Kepala sekolah

SMK BAKTI UTAMA PATI

Heni Wulan Susanti S.E,.M.SI


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………………………………………………………………………1

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………………………2

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………………………..3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………………………………………..4

1.2 Maksud Dan Tujuan……………………………………………………………………………………………………..4

1.3 Tempat dan waktu pelaksanaan…………………………………………………………………………………..4

BAB II PROFIL INSTANSI

2.1 sejarah berdirinya instansi……………………………………………………………………………………………5

2.2 struktur organisasi instansi..…………………………………………………………………………………………5

2.3 Bidang usaha……………………….………………….……………………………………………………………………5

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Dasar Teori

3.2 Cara Kerja Prakerin di Instansi Terkait

BAB IV PENUTUP

4.1 kesimpulan

4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahkan banyak
nikmat sehingga kami dapat menyusun laporan hasil PKL ( Praktik kerja lapangan ) di SENTRA
MARGO LARAS DI PATI, untuk memenuhi tugas dari sekolah , penulis menyadari dalam
penulisan ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik tanpa adanya dukungan dan bimbingan dari
berbagai pihak , baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat :
1. Ibu Heni Wulan Susanti S.E,.M.S.I Kepala Smk Bakti Utama Pati
2. Bapak Sholahuddin S.Sos pselaku guru pembimbing
3. Bapak Giri purwanto selaku kordinator pekerja sosial
3. Ibu Yuli Aryani M.Psi. selaku pembimbing kegiatan lapangan
4. Semua pihak yang telah membantu selama pelaksanaan kegiatan sampai pembuatan
Laporan, sehingga pembuatan laporan berjalan dengan lancar
Karena terbatasnya pengetahuan serta kemampuan yang dimiliki,penulis menyadari
sepenuhnya bahwa penulisan laporan ini terdapat kekurangan dan kesalahan baik dalam penyusunan
kata,penulisan maupun isi serta pembahasannya, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan, sekali lagi kami ucapkan terima kasih semoga laporan PKL di
SENTRA MARGO LARAS DI PATI ini bias menambah wawasan para pembaca dan bias
bermanfaat untuk perkembangan dan ilmu pengetahuan .
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nama sumini purwaningsih, umur 44 tahun, nama orangtua ibu rumiatun ayah sumadi,
berasal dari kudus, ibu sumini anak ke 2 dari 3 saudara, Ibu sumini pernah bekerja dijakarta lalu juga
pernah bekerja diluar negeri,dan disinilah awal mulanya ibu sumini mengidap gangguan kejiwaan
seperti skizofernia, libidosek yang tinggi,,ibu sumini pernah bekerja dijakarta dan menikah dengan
seseorang lalu dikaruniani seorang anak, namun pernikahannya yang gagal dan bercerai dengan suami
mengakibatkan mental ibu sumini menjadi terganggu sehingga setelah pulang dari luar negeri ibu
sumini sering keluar jalan jalan sendiri ngamuk-ngamuk bakar pakaian, kenapa bisa dikatakan
mengidap penyakit libidosek yang tinggi karena ibu sumini mencoba mencari orang untuk
melampiaskan nafsunya kepada orang lain sehingga ibu sumini hamil yang dimana anak yang sedang
dikandung saat itu tidak tahu ayahnya siapa, ibu sumini ditemukan melahirkan bayi yang dikandung
saat itu di solo lalu ibu sumini di sterilkan ( KB ) agar kejadiaan yang tidak di inginkan tidak terjadi
lagi lalu anaknya diasuh oleh orang tua ibu sumini,dan ibu sumini dibawa ke Sentra margolaras di
pati.
Kondisi ibu sumini secara fisik memanglah seperti manusia normal pada umumnya namun
tidak dengan mental dan kejiwaanya, setalah beberapa kali saya melakukan pengamatan dengan
klien,ibu sumini memiliki jiwa social yang normal gmpng berbaur dengan teman se wisma dan tidak
agresif saat ada orang baru, ibu sumini berada di sentra margolaras di pati sudah hamir 4 bulan dan
saya rasa perekembangan ibu sumini secara psikologis sudah membaik namun tidak boleh terlepas
dari obat dan nanti jika sudah dipulangkan ibu sumini harus tetap meminum obat-obatan yang
dianjurkan oleh dokter kejiwaaan atau pskiater .

1.2 Maksut dan tujuan PKL


-Maksut PkL
1.Mengenalkan siswa pada pekerjaan lapangan
Untuk mengenalkan siswa pada lingkungan kerja di dunia industry dan usaha. Dengan
begitu ,ketika mereka terjun ke lapangan pkerjaan yang sesungguhnya ,diharapkan mereka tidak
canggung dan dapat beradaptasi dengan cepat.
2.Menambah keterampilan
Untuk menambah keterampila, pengetahuan,gagasan gagasan tentang dunia usaha serta
industri yang professional.penhgetahuan dan keterampilan ini akan menjadi modal yang bermanfaat
bagi siswa ketika mereka terjun kedunia industri.
3.Mengasah Keterampilan
Dapat membantu mengasah keterampilan yang sebelumnya telah diberikan disekolah.dengan
mengikuti kegiatan PKL,diharapkan keterampilan para siswa dapat semakin terasah.
4.Membentuk pola pikir
Membentuk pola piker siswa agar terkonstruksif secara baik serta memberikan pengalaman
dalam dunia industry maupun dunia kerja.pengalaman akan sangat dibutuhkan ketika seseorang mulai
terjun ke dunia kerja. Pengalaman tersebut bias didapatkan oleh para siswa dengan mengikuti
kegiatan PKL.
5.Menjalin kerja sama
Dapat menjalin kerja sama, Kegiatan PKL tidak hanya bermanfaat bagi para siswa, namun
sekolah pun juga dapat merasakan manfaatnya. Dengan adanya PKL, dapat menciptakan kerja sama
yang baik antara sekolah dan perusahaan terkait,baik dalam dunia usaha maupun dunia industry
6.Efesiensi waktu dan Tenaga
Untuk meningkatkan efesiensi waktu dan tenaga dalam mendidik dan melatih tenaga kerja
yang berkualitas.

Tujuan PKL
1.Membantu siswa untuk memiliki wawasan karier yang ulet dan gigih dalam berkompetensi
beradaptasi dalam lingkungan kerja,serta mampu mengembangkan sikap professional dalam bidang
akhlinya.
2.membantu siswa untuk mengembangkan potensi dan keterampilanya agar menjadi warga negara
danwarga masyarakat yang berakhlak mulia ,sehat ,berilmu,cakap,kreatif,mndiri,demokratis dan
bertanggung jawab.
3.Memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk mampu mengaplikasikan berbagai ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui berbagai pekerjaan di dunia kerja.
4.Memepersiapkan siswa untuk produktif dan dapat langsung bekerja dibidang yang telah ditekuni
dan dipelajari melalui Pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi.
5.Meningkatkan pengetahuan dan wawasan siswa.

1.3Tempat dan waktu Pelaksanaan


Praktik kerja lapangan (PKL) Bertempat di SENTRA MARGO LARAS DI PATI
jl.Soediono,Gebyaran,Sukoharjo ,KEc.Margorejo ,Kab.Pati ,jawa tengah, Indonesia, 59163.dan
dilaksanakan pada tanggal 20 maret – 09 Juni 2023.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

1. Sejarah Berdirinya Instansi


Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (BRSPDM) Margolaras di
Pati, Beralamat di Jl. Soediono, Sukoharjo, Margorejo, Gebyaran, Sukoharjo, Kec.
Margorejo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah 59163

Berdiri tahun 1981 dengan nama Panti Asuhan (PA) Fajar Harapan
Sesuai Kemensos no. 50/HUK2004, panti sosial mempunyai tugas memberikan
bimbingan dan pelayanan bagi ana yatim, piatu, yatim piatu dan terlantar agar
potensi dan kapasitas belajarnya pulih kembali serta dapat berkembang secara
wajar.Salah satu panti sosial ini berada di pati yang kemunculanya di awali tahun
1981. kala itu lembaganya bernama Panti Asuhan (PA) Fajar Harapan.
Tahun 1982 berkembang menjadi Panti Karya Taruna (PKT)
Satu tahun setelah berdiri Panti Asuhan (PA) Fajar Harapan berubah berkembang
menjadi Panti Karya Taruna (PKT).
Keberadaan Panti Karya Taruna ini berlangsung hingga 1985, panti ini merupakan
proyek kesejahteraan anak dan keluarga kantor wilayah departemen sosial Provinsi
Jawa Tengah.
Layanan yang diberikan fokus pada anak putus sekolah antara usia 15-21 tahun.
salah satu bentuk layanannya berupa kursus menjahit berikut diberikan bantuan
sosial mesin jahit.

Pada tahun 1986 berubah nama menjadi Panti Sosial Asuhan Anak (PSSA) Tunas
Bangsa Pati
Manjadi satuan kerja (satker) Departemen Sosial RI di satuan wilayah Departemen
Sosial Provinsi Jawa Tengah
Tugas dan Fungsi memberikan perlindungan, layanan informasi, training, kajian,
penelitian, pengembangan dan rehabilitasi sosial anak tanpa asuhan orang tua.

Tahun 2017 Alih Fungsi menjadi PSRSPDM Margo Laras di Pati


Pada saat penyusunan dan pembahasan draft Peraturan Menteri Sosial (permensos)
tentang struktur dan organisasi tata kerja panti yang baru, muncul permintaan untuk
memberikan usulan tentang nama panti yang baru.
Pimpinan PSAA Dra. Jiwaningnsih, Msi mengusulkan Margo Laras untuk nama
panti baru. Nama itu sarat akan makna dan sejalan dengan tugas panti hasil alih
fungsi.
Margo Laras diambil dari bahasa jawa “Margo” bermakna jalan atau sarana dan
“Laras” berarti keselarasan antara kondisi fisik, mental dan psikososial. Sehingga
“Margo Laras” diartikan sebagai jalan atau saran terwujudnya keselarasan kondisi
fisik, mental, psikososial dari para penyandang disabilitas mental yang menjadi
penerima manfaat panti.
Nama Margo Laras secara resmi ditandai dengan kemunculan Peraturan Menteri
Sosial (Permensos) RI Nomor 16 tahun 2016.

Dengan berdasar Permensos itu, awal tahun 2017 menjadi tonggak sejarah lahirnya
Panti Sosial Rehabiltasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (PSRSPDM) Margo
Laras di pati.
2.3 BIDANG USAHA
Bidang usaha yang diperlakukan di SENTRA “MARO LARAS” DI PATI yaitu
1.Pemenuhan hidup layak
Merupakan pelayanan yang diberikan kepada para penerima manfaat, berupapemenuhan
kebutuhan sehari hari agar terjamin keberlangsungan kehidupannya, diantaranya berupa
sandang,pangan, kesehatan dan tempat tinggal.
2.Perawatan dan pengasuhan
Perawatan dan pengasuhan adalah layanan yang diberikan kepada penerima manfaat agar
terjamin keberlangsungan hidup serta meningkat kemampuan sosialnya dengan cara memberikan
pelayanan perawatan kesehatan fisik dan mental.
3.Dukungan keluarga
Berdasarkan pengamatan yang saya lihat bahwa ada beberapa penerima manfaat yang sering
dibesuk oleh pihak keluarga dan mendapatkan dukungan yang kuat dari pihak keluarga.
4.Terapi fisik, psikososial, dan mental spiritual
Terapi fisik adalah terapi yang bertujuan untuk mengoptimalkan, memlihara dan mencegah
kerusakan atau gangguan fungsi fisik penyandang disabilitas.
Terapi psikososial pada penerima manfaat skizofernia meliputi latihan keterampilan social,
kognitif remediasi, cognitive behavior therapy, latihan cognitive social.
Terapi mental spiritual, terapi yang menggunakan nilai-nilai moral, spiritual dan agama untuk
menyelaraskan pikiran tubuh dan jiwa penyandang disabilitas dalam upaya mengobati kecemasan atau
persoalan lainnya serta menemukan makna hidup.
5.Pelatihan vokasional dan kewirausahaan
di SENTRA’”MARGO LARAS” DI PATI menyediakan beberapa bidang kewirausahaan,
seperti membatik, menjahit, ecoprint, pertanian dan peternakan, setiap penerima manfaat memiliki
bidang keahlian masing-masing, yang dimana nantinya penerima manfaat setelah keluar dari sentra
diharapkan mendapatkan pekerjaan sesuai dengan keahliannya, kegiatan yang diberikan kepada
penerima manfaat untuk meningkatkan keterampilan dalam bekerja dan berwirausaha agar mereka
dapat hidup mandiri.
6.Bantuan dan asistensi sosial
Bantuan yang diberikan kepada penyandang disabilitas mental dalam bentuk barang maupun
jasa agar dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan sosialnya guna penguatan taraf hidupnya.
7.Dukungan aksebilitas
Dukunga aksebilitas adalah salah satu bentuk ptogam atensi berupa bantuan bagi penerima
manfaat agar memperoleh kemudahan dan fasilitas yang dibutuhkan sesuai dengan hak dan kewajiban
sebaagai warga negara. Bantuan yang diberikan diantaranya berupa pertama KTP, Perawatan kerumah
sakit jiwa mengikuti proses belajar kerja.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 DASAR TEORI


Wawancara adalah salah satu teknik yang sering digunakan untuk mengumpulkan informasi atau
data dari seseorang atau kelompok orang. Wawancara dapat dilakukan secara lisan atau tertulis, dan dapat
dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang yang disebut interviewer.

Sebuah wawancara, pada lain pihak, mempunyai suatu maksud dan tujuan
tertentu.Seringkali yang terjadi adalah, seseorang datang kepada Peksos untuk membantu
mengatasiatau mengurangi masalah-masalahnya, dan segala upaya dilakukan seorang Peksos
untukmengupayakan tujuan tersebut. pada akhirnya, perbincangan dan wawancara berbeda
dalam tingkat keterampilan yangdibutuhkan untuk kedua kegiatan tersebut. Adalah benar
bahwa manusia mempunyai beragam keterampilan yang mengangumkan dalam hubungan
interpersonalnya, dan dengan demikian terdapat sejumlah orang yang melakukannya secara lebih
kreatif daripada yang lain
Teknik yang saya gunakan untuk mengatasi masalah klien yaitu Teknik wawancara
Ada beberapa tahap untuk mneyelesaikan masalah dengan Teknik wawancara
1. Tahap awal Merupakan tahap untuk membangun keakraan hubungan antara pewawancara
dan terwawancara. Kemampuan berempati, sebagai kemampuan memahami orang lain
darikerangka berfikir orang tersebutTahap eksplorasi ini memungkinkan pewawancara dan
terwawancara untuk menentukansecara bersama tujuan dan sasaran pertolongan dan dengan
demikian dapat mengarahkanhubungan pertolongan. Keterampilan dalam rangka relationship-
building pada orang perorang merupakan keterampilan dasar yang dapat digunakan dalam
berbagai situasi danberbagai orang.
2. Tahap kedua Adalah tahap proses pertolongan atau tahap tengah, yang terdiri dari kegiatan-
kegiatan:perencanaan strategis, implementasi dan evaluasi, yang selanjutnya mengarah
padaterminasi dan tidak lanjut (tahap akhir wawancara). Pada tahap ini keberhasilan suatu
prosessangat tergantung pada bagaimana komunikasi yang efektif dibangun dalam suatu
hubunganpertolongan yang positif pada tahap pertama.
3. Tahap KetigaAdalah tahap penentuan, lanjut atau tidaknya proses intervensi klien.

-Reaksi-reaksi pekerja sosial terhadap cara klien berinteraksi dengannya memberikanisyarat


kepadanya mengenai bagaimana dia berinteraksi dengan orang lain.Para praktiksi bisa berinteraksi
secara langsung dengan klien dan bisa memberikanperhatian yang tinggi terhadap mereka dan
mengidentifikasi Isyarat-isyarat nonverbal tersebut yang mana menunjukkan pemikiran dan
perasaan klien secara actual
3.2 CARA KERJA PRAKERIN DI INSTANSI TERKAIT
1.Melakukan ttv
Anak prakerin (PKL)diminta untuk melakukan pemeriksaan ttv pada penerima manfaat.
2.Melakukan engagement
Anak prakerin(PKL) diminta untuk melakukan engagement atau perkenalan diri pada klien atau
penerima manfaat
3. Tindakan assessment
cara atau teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang individu, keluarga,
atau masyarakat yang memerlukan bantuan sosial.
4.Mengkaji situasi klien dari perspektif masalah klien
Pengkajian pada klien meliputi identitas klien dan keluarga, keluhan utama, genogram, riwayat
pengobatan, pola fungsi kesehatan, sosial dan spiritual, dan pemeriksaan fisik.
5.Mengkaji masalah dan butuhan klien
mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-
masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan.
6.Mengkaji kekuatan klien
7.Melakuan Planning
Merencanakan rencana apa yang harus dilakukan untuk kedepannya pada klien
8.Mengikuti case conference
9.Membuat RPK(Rencana progam kerja )
10.Melakukan tahap intervensi sesuai dengan RPK
11.Melakukan evaluasi atas intervensi
12. Laporan hasil evaluasi
13. Penyiaoan case conference hasil intervensi
14. Mengikuti case conference tahap kedua
15. Melakukan terminasi
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Sebuah wawancara, pada


lain pihak, mempunyai
suatu maksud dan tujuan
tertentu.
Seringkali yang terjadi adalah,
seseorang datang kepada
Peksos untuk membantu
mengatasi
atau mengurangi masalah-
masalahnya, dan segala upaya
dilakukan seorang Peksos
untuk
mengupayakan tujuan terseb
Setelah 2 bulan kami melakukan kegiatan prakerin ini, kami banyak sekali mendapatkan pengalaman,
pengetahuan serta ilmu baru yang tidak pernah diajarkan di sekolah. Karena biasanya di sekolah
hanya mempelajari teori saja, namun saat melakukan prakerin kami melakukan hal itu secara
langsung dan sekaligus mempraktekkan. Kegiatan ini sangat berguna sekali untuk mengembangkan
keterampilan dan pengetahuan. Prakerin seperti pelengkap dalam sekolah karena kami jadi bisa siap
ketika terjun ke dunia kerja. Saya juga mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh karyawan
SENTRA “MARGO LARAS” DI PATI Setiap karyawan bahkan sudah bersedia meluangkan
waktunya untuk berbagi pengetahuan kepada kami. Mereka juga tidak sungkan dalam membagikan
pengalamannya secara langsung kepada setiap siswa PKL.Tentu saja, pengalaman ini merupakan hal
yang paling berharga bagi saya. Semoga pengalaman ini bisa menjadi momen untuk lebih siap dalam
bersaing di dunia kerja yang sesungguhnya

4.2 SARAN
Terdapat beberapa saran yang saya tujukan kepada setiap siswa PKL lainnya. Bagi siswa maupun
siswi yang melakukan kegiatan PKL ini ada baiknya untuk terus menjaga nama baik sekolah.
Terutama saat berada di tempat pelaksanaan kegiatan praktek kerja tersebut sesuai dengan peraturan
perusahaan.Sementara itu, saran untuk sekolah adalah sebaiknya baik siswa maupun siswi yang akan
diterjunkan ke sebuah perusahaan dengan keperluan PKL diberikan pengenalan terlebih dahulu
tentang pekerjaan yang akan dilakukan terlebih dahulu. Dengan begitu, mereka akan lebih siap secara
fisik dan juga mentalnya. Saya juga menyadari bahwa dalam pelaksanaan PKL ini terdapat banyak
kekurangan. Akan tetapi, tetap berusa memberikan yang terbaik. Terlebih, laporan ini juga cukup jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya menerima juga saran yang membangun agar dapat lebih
baik dan optimal lagi.

Anda mungkin juga menyukai