Anda di halaman 1dari 4

Resume Video

Sapiens: A Brief History of Humankind


Danila | 195090100111044 | Biologi C

T ujuh puluh ribu tahun yang lalu, leluhur sapiens yang tinggal di Afrika masihlah
binatang yang tidak penting (unimportant animals). Dampaknya di sistem ekologi
tidak lebih besar dari simpanse, burung pelatuk, ubur-ubur, dan lain-lain. Tetapi
sekarang, kita mendominasi planet ini dan masa depan kehidupan di Bumi bergantung pada
kita. Bagaimana bisa manusia yang awalnya hanyalah kera kecil, menjadi master di planet ini
dan juga menjadi masa depan kehidupan?
Di level individual, kita (manusia) mirip dengan simpanse. Jika kita bersama
simpanse di pulau terpencil untuk melihat siapa yang bertahan lebih baik, simpanse akan
bertahan hidup lebih baik. Kita harus melihat rahasia kesuksesan spesies kita di level
kolektif, bukan individual. Manusia adalah binatang pertama yang bisa bekerja sama
secara fleksibel dalam jumlah besar. Binatang lain, contohnya social insects seperti semut
atau lebah, mereka binatang sosial tetapi tidak memiliki fleksibilitas. Sistem kerja sama
mereka ditentukan dengan kode genetik. Misalnya lebah tidak bisa merusak sistem sosial
mereka dalam semalam di mana mereka tidak mungkin tiba-tiba mengeksekusi ratu lebah. Di
lain sisi, mamalia seperti simpanse, babon, lumba-lumba, dan gajah, mereka lebih fleksibel
daripada social insect, tetapi hanya bisa bekerja sama dalam jumlah yang lebih kecil.
Mamalia tersebut harus mengenal dahulu mamalia lain secara personal, baru bisa percaya
untuk bekerja sama. Jika jumlahnya lebih dari 100-200 ekor, mamalia tersebut tidak lagi bisa
bekerja sama. Oleh karena itu, manusia bisa bekerja sama dengan jumlah yang lebih besar
dan juga lebih fleksibel hingga tercipta sistem sosial dari kerja sama yang dapat menyatukan
jutaan hingga milyaran manusia serta merubahnya dalam waktu hampir semalam.
Sehingga, jika dipertandingkan 1 lawan 1, manusia tidak superior dari simpanse.
Tetapi, jika 1000 lawan 1000, kumpulan manusia bisa menang dari simpanse karena manusia
bisa bekerja sama, sedangkan simpanse tidak bisa. Kerja sama tidak selalu baik karena kerja
sama juga bertanggung jawab terhadap banyak hal-hal buruk yang dilakukan manusia
sepanjang sejarah. Tentara, rumah jagal, penjara, dan lain-lain adalah contoh untuk kerja
sama massal yang dimiliki manusia di mana simpanse tidak memilikinya. Sehingga,
pertanyaan nomor 1 yaitu bagaimana bisa manusia dari kera kecil ke master planet ini dan
masa depan kehidupan? Jawabannya adalah karena manusia bisa berkeja sama secara massal
dengan fleksibilitas.
Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana kita bisa melakukannya? Bagaimana
manusia bisa melakukan kerja sama dengan fleksibel dalam jumlah yang besar? Jawabannya
adalah imajinasi manusia. Adanya kemampuan untuk menciptakan cerita fiksi dan
menyebarkannya. Karena jika para manusia mempercayai cerita yang sama, artinya kita
memathui peraturan yang sama. Itu adalah kemampuan unik yang dimiliki manusia, yang
disebut mekanisme menggunakan fiksi sebagai dasar kerja sama.
Hak manusia itu sama fiksinya seperti Tuhan dan surga. Itu bukanlah realitas biologis
karena jika manusia dibedah, yang didapat adalah hormon, organ, darah, dan lain-lain tetapi
bukan hak. DNA juga tidak menuliskan/mengkodekan hak-hak, tetapi kode genetik. Hak ini
didapat dari cerita beberapa abad kebelakangan yang membuat manusia percaya tentang hal-
hal itu. Fiksi itu tidak buruk, bisa bagus dan mempunya kekuatan, tetapi itu hal yang
dibangun di dalam imanjinasi kita sehingga bersifat tidak nyata.
Cerita terhebat yang mungkin pernah diceritakan adalah cerita tentang uang. Semua
manusia percaya uang. Selembar kertas yang tidak bisa dimakan, diminum, ataupun dipakai
itu dipercayai bisa setara dengan 10 pisang, misalnya. Jika semuanya percaya, maka 1 lembar
tak berharga tersebut bisa diberikan ke orang asing yang tidak pernah bertemu sama sekali
dan orang tersebut benar-benar akan memberikan kita 10 buah pisang. Ini tidak akan berhasil
di simpanse atau binatang lainnya, hanya manusia yang percaya cerita-cerita seperti itu.
Tidak mudah untuk membangun dan menyebarkan cerita ini. Kesulitannya adalah
untuk meyakinkan semua orang untuk percaya. Bagaimana bisa membuat milyaran
manusia percaya pada cerita fiksi?
Manusia bertengkar/bertarung bukan lagi dengan alasan teritorial dan makanan,
melainkan perkara cerita-cerita fiksi di pikiran orang-orang. Jika ada dua grup dengan cerita
yang benar-benar berbeda, maka itu baru bisa timbul pertengkaran/konflik.
Sehingga kesimpulannya, manusia adalah binatang yang unik, yang dapat
mendominasi planet karena manusia hidup di realitas ganda, yaitu teridri dari realitas
objektif (adanya makhluk dan objek nyata, seperti sungai, pepohonan, singa-singa, gajah-
gajah) dan realitas fiksi (entitas fiksi yang terbangun seperti negara, gereja, Tuhan,
perusahaan bisnis) di mana entitas fiksi ini menjadi lebih dan lebih kuat, bahkan mereka
adalah kekuatan terbesar di dunia di mana kelangsungan hidup makhluk yang secara objektif
memang ada (seperti hewan dan alam) itu tergantung dari keputusan-keputusan entitas fiksi
tersebut. Hal itulah yang membuat entitas fiksi kini semakin menentukan takdir dari
ekosistem.
Dominasi manusia sebenarnya adalah gabungan dari teknologi dan kerja sama. Kerja
sama membutuhkan ideologi atau dasar religius. Manusia tidak bisa mendominasi hanya
karena punya teknologi termutakhir. Teknologi itu tidak akan cukup sehingga diperlukan
kerja sama untuk membuat sistem yang menyatukan ribuan, jutaan, hingga milyaran manusia
ditambah cerita-cerita fiksi untuk membuatnya bisa terjadi.
Perkembangan teknologi ini nantinya mengarah pada revolusi industri, yaitu
kekuatan-kekuatan baru yang menghasilkan masalah-masalah baru dan membutuhkan cerita-
cerita baru. Manusia harus menemukan jalan di kondisi teknologi terbarukan yang masih bisa
membuat jutaan orang bekerja sama. Revolusi industri dimulai di abad 90-an di mana transisi
dari masyarakat tradisional ke masyarakat industrial itu cukup sulit karena kelas-kelas orang
baru muncul.
Revolusi industry nantinya membawa perubahan, sedangkan banyak orang yang tidak
menyukai perubahan. Jika ada perubahan besar, orang-orang pertama-tama akan berusaha
untuk berpegang pada sesuatu yang stabil untuk menemukan keamanan atau disebut
fundamentalisme. Fundamentalisme juga dapat diartikan mencari dasar dan mencoba untuk
kembali pada sesuatu yang terlihat abadi dan aman sehingga dapat melindungi kita dari
perubahan-perubahan ini.
Lalu, terdapat komunisme atau kekuatan untuk dewan perkerja ditambah elektrifikasi
seluruh negeri. Komunisme ini adalah agama-tekno (techno-religion) pertama yang
menjanjikan surga di bumi, bukan surga setelah kematian manusia manusia. Awal mulanya
berasal dari awal abad 90-an, yaitu sekitar tahun 1850 di mana komunisme itu masih
merupakan pinggiran kecil yang dalam waktu beberapa dekade menjadi gerakan ideologi
paling penting dan berpengaruh karena manusia tidak lagi mencari jawaban di teks-teks kuno,
tetapi berusaha menemukan jawaban baru dengan mempelajari teknologi baru, juga
menciptakan ideologi-ideologi baru serta cerita-cerita baru.
Konflik-konflik besar terkait ideologi di sejarah manusia terkadang mengenai
pertanyaan metafisik (tentang jiwa, Tuhan, kehidupan setelah kematian, dll) seperti di
beberapa agama (protestan, katolik, muslim, dll) tetapi sehkarang, tidak lagi demikian.
Permasalahan lebih mengarah pada teknologi, ekonomi, dan metode produksi.
Itulah mengapa kita sekarang berada di awal revolusi industri yang baru. Ketika di
abad ke-19, umat manusia memperoleh penguasaan tentang kekuatan uap, minyak, tekstil,
makanan, kendaraan, dan listrik. Sedangkan umat manusia di abad ke-21 memperoleh
penguasaan tentang kekuatan-kekuatan baru dari bioteknologi dan ilmu komputer. Revolusi
ini lebih berpengaruh dan radikal dibanding abad ke-19 dan ke-20. Hal itu disebabkan karena
produk utama di revolusi industri yang baru ini lebih ke arah tubuh, otak, dan pikiran.
Manusia belajar caranya membuat, mendesain, dan menghasilkan badan dan pikiran dari diri
kita sendiri dan organisme lain serta entitas non-organik.
Kita juga menciptakan gangguan besar di sistem sosial manusia, sistem politik, dan
cerita-cerita yang dapat mengatur milyaran manusia di planet ini. Gangguan ini akan
memberi kita peluang besar serta bahaya dan ancaman yang belum pernah terjadi
sebelumnya. Di sisi lain, kita memiliki peluang untuk meningkatkan manusia menjadi
manusia super, pada saat yang sama dapat mengancam untuk membuat kesenjangan baru
yang belum pernah terjadi sebelumnya antara kelas manusia yang kaya dan miskin.
Tidak lama lagi, kita mungkin untuk pertama kalinya melihat umat manusia terbagi
dalam kelas biologis yang berbeda, yang merupakan perbedaan nyata dalam kemampuan fisik
dan ekonomi antara si kaya dan si miskin. Nanti di abad ke-21, kita mungkin melihat
munculnya kelas besar baru yang diisi orang-orang yang tidak berguna tanpa nilai ekonomis
karena dalam 30 tahun kedepan, hingga 50% pekerjaan di pasar kerja kemungkinan akan
diambil alih oleh kecerdasan buatan dan komputer. Ketika abad ke-20 menutup celah
pertumbuhan kualitas di dunia, abad ke-21 akan menjadi abad paling tidak setara di sejarah
manusia.
Ketika orang-orang merasa akan kalah dari situasi baru ini, mereka biasanya mencoba
bertahan pada sesuatu yang stabil dan aman, dan naluri pertamanya adalah kembali ke
beberapa cerita yang tampaknya abadi dan tidak berubah, kebal terhadap semua bahaya dan
perubahan ini. Tetapi, akan ada gelommbang baru fundamentalisme di mana semua ideologi
dan agama masa lalu menjadi usang, karena dibutuhkan pemikiran baru. Ketika agama
terdahulu tidak pernah menjanjikan sejauh keabadian pada manusia, new techno-religion
bahkan menjanjikan keabadian di bumi lewat hasil perkembangan teknologi untuk mengatasi
masalah kematian.
Karena, kematian bukanlah fenomena metafisik tetapi hanyalah masalah teknis.
Orang meninggal bukan karena malaikat kematian tiba-tiba datang dan mengambil nyawa,
tetapi masalah teknis sepertinya berhentinya jantung dalam memompa darah, kanker, dan
lain-lain. Sains mengatakan bahwa setiap masalah teknis akan memiliki solusi teknis.
Mungkin saat ini belum diketahui solusi tentang kematian, tetapi jika sudah cukup waktu dan
uangnya, bisa ditemukan solusinya.
Akhir kata, teknologi yang baik tidak pernah cukup. Manusia tidak bisa mendominasi
bumi dengan baik bermodal teknologi saja, perlu adanya pencocokkan teknologi dengan
cerita yang bagus dan dapat dipercaya. Tapi pertanyaannya, apakah kita bisa menghasilkan
cerita bagus untuk menandingi teknologi-teknologi baru yang luar biasa itu? Jika tidak, itu
akan menjadi berita buruk bagi semua manusia dan hampir semua organisme di planet ini.

Anda mungkin juga menyukai