Anda di halaman 1dari 5

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN NASIONAL DI KOTA BANDUNG

DILIHAT DARI SISTEM, NILAI STRUKTUR, DAN FUNGSINYA

Sismennas merupakan perpaduan dari tata nilai, struktur, fungsi dan proses
mencapai efisiensi dan efektivitas dalam menggunakan sumber dana dan sumber daya
nasional dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Sebagai tata nilai Sismennas
merupakan usaha menyeluruh dengan mengintegrasikan karsa, sarana, dan
upaya untuk memberdayakan, mengubah, meningkatkan potensi menjadi kemampuan
nasional yang berdaya saing dalam mengatasi berbagai tantangan dan kendala yang
dihadapi.

Dengan sistem manajemen nasional yang baik diharapkan akan terjadi


penguatan ketahanan nasional yaitu kondisi dinamik bangsa, berisi keuletan dan
ketangguhan, yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan
nasional, dalam rangka mempertahankan eksistensi bangsa dan negara terhadap
semua tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan yang dihadapinya, baik yang
datang dari dalam maupun dari luar dalam segala bentuk dan manifestasinya.
Beberapa indikator keberhasilan sismennas dalam tannas dapat tercermin pada:
kepemerintahan yang baik (Good Governance), keamanan nasional yang relatif mapan
dan adanya kepastian hukum dan kepastian masa depan bagi seluruh penduduk,
tingkat kesejahteraan rakyat yang memadai atau cukup tinggi, baik lahiriah maupun
bathiniah, sumber daya manusia (SDM) yang kompetitif. Kesemua itu akan
memungkinkan seluruh rakyat semakin bergairah untuk memberikan peran-serta
aktifnya dalam pembangunan.

Disisi yang lain perubahan teknologi baik teknologi informasi dan komunikasi,
teknologi manajemen, dan teknologi pendukung lain telah menyebabkan terjadinya
pergeseran dalam sistem manajemen modern termasuk dalam manajemen nasional[1].
Dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi yang lebih baik akan menyebabkan
kemudahan dalam pengelolaan data dan informasi. Struktur organisasi yang pada era
sebelumnya cenderung bersifat hirarkis fungsional akan menjadi lebih datar (flat) dan
lintas komunikasi matrik. Pendekatan baru dalam manajemen kualitas akan
2

berpengaruh pada konsep pengelolaan layanan masyarakat dimana pusat layanan


(costumer satisfaction oriented) ada pada masyarakat bukan lagi pada pemerintah.

Adanya pergeseran teknologi ini menyebabkan adanya gap antara sistem


manajemen nasional yang ada saat ini dengan sistem manajemen nasional yang lebih
efisien dan efektif dalam mencapai tujuan nasional. Tulisan ini mencoba mengungkap
bagaimana sistem manajemen nasional yang didukung oleh teknologi dapat
meningkatkan ketahanan nasional dengan lebih baik.

Tata Nilai Sismennas dan Teknologi. Ada tiga faktor dalam sismennas yang
perlu diintegrasikan untuk dapat mencapai tujuan nasional, yaitu karsa, sarana, dan
upaya. Karsa adalah kehendak atau tujuan yang akan dicapai. Kondisi ini akan menjadi
arah agar aktivitas yang dilakukan tetap pada jalur pencapaian yang diinginkan. Hal ini
terkait dengan kemampuan di bidang idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan
pertahanan keamanan, guna mengatasi berbagai permasalahan nasional. Sarana
merupakan wadah dan pemberdayaan segenap potensi sumber daya dalam proses
mencapai tujuan. Sarana merupakan faktor dominan dan sangat diperlukan untuk
pemilihan alternatif terbaik dan mendukung pengambilan kebijakan. Upaya merupakan
proses pengambilan keputusan dari berbagai dimensi melalui tranformasi potensi
menjadi kemampuan sesuai yang telah ditentukan.

Struktur Sismennas dan Cascading Strategy. Sismennas sebagai pendekatan


sistem (systemic approach) akan mencakup input, proses, output,
outcome, dan feedback. Input dalam Sismennas merupakan tatanan luar Sismennas
(Outer Setting) yang juga merupakan faktor lingkungan dari tatanan dalam, sebagai
sumber aspirasi kepentingan rakyat dan sumber kepemimpinan nasional. Untuk
penyelenggaraan pengambilan keputusan sesuai dengan kewenangan
terkait, diperlukan proses input atau arus masuk yang berasal dari kehidupan
masyarakat dan kehidupan politik nasional. Kedua faktor input ini berintikan aspirasi
dan kepentingan rakyat.

Aspek Sismennas yang Handal dengan Teknologi. Pada usaha mencapai


tujuan nasional, sismennas memiliki posisi kunci. Untuk dapat mencapai tujuan
tersebut, dalam sismennas perlu dibuat ukuran-ukuran (indicators) untuk menilai kinerja
3

(performance) dan capaian kualitas harus ditetapkan terlebih dahulu. Indikator kinerja
(performance indicator) adalah data atau fakta empiris yang dapat berupa data kualitatif
ataupun kuantitatif, yang menandai capaian dari perkembangan daya saing bangsa
sebagai outcome sismennas. Penentuan indikator kinerja dalam model sismennas
dapat digunakan untuk menggambarkan efisiensi, produktivitas, dan efektivitas dan
faktor-faktor yang dapat menunjukkan ketahanan nasional seperti: akuntabilitas,
kemampuan inovatif dalam konteks menjaga keberlangsungan bangsa dan kualitas
masyarakat yang telah diraihnya, dan suasana politik bangsa. Dengan kata lain,
kualitas ketahanan nasional dicerminkan dengan konvergensi dari seluruh indikator
kinerja tersebut.

Teknologi dalam Pengambilan Keputusan Strategis Sismennas.


Sebagaimana diketahui dalam sismennas keluarannya adalah kebijakan-kebijakan
dalam pengelolaan sumber daya untuk peningkatan ketahanan nasional tentu perlu
didukung oleh informasi yang terbaik dan lengkap. Peran teknologi yang handal
menjadi sangat penting. Inovasi teknologi dalam sismennas dilakukan untuk
mengintegrasikan pulau-pulau informasi yang tersebar baik antar level supra, infra, dan
sub struktur maupun antar elemen dalam sismennas. Ada beberapa ciri yang perlu
dikembangkan dalam pengambilan kebijakan nasional yang memanfaatkan teknologi,
yaitu keterlibatan semua pihak, komprehensif, keakuratan data, dan kedalaman
analisis. Inovasi teknologi digunakan untuk memperbaiki hal-hal tersebut.

Pendekatan Teknologis dan Langkah Implementasi TPKB sebagai kunci


Sismennas. Sebagian besar organisasi termasuk negara pada umumnya hanya
mengandalkan manajemen puncak (supra struktur) untuk menyusun perencanaan
strategik sebagai implementasi sismennad, sementara manajemen menengah (infra
struktur) sampai manajemen rendah (sub struktur) hanya melakukan implementasi
rencana jangka panjang dan pendek. Sistem manajemen nasional seperti ini hanya pas
untuk lingkungan yang stabil yang di dalamnya prediksi masih dapat diandalkan untuk
memperkirakan masa depan bangsa. Dalam pengembangan aktivitas yang tertuang
dalam rencana strategis jangka panjang, menengah, dan pendek, negara harus
melibatkan seluruh elemen bangsa di semua level dalam perencanaan strategiknya
untuk mengubah mode operasi organisasi dari plan and control menjadi sense and
4

respond. Dengan mekanisme baru ini, diharapkan akan dapat terlihat dan terukur
seluruh kinerja daya saing bangsa sebagai dasar ketahanan nasional dalam berbagai
level.

Untuk menjalankan Sismennas berbasis teknologi modern ada beberapa


langkah yang dapat digunakan di Kota Bandung agar tujuan nasional dapat diraih,
sebagai berikut :

1. Langkah pertama adalah penilaian tujuan mendasar bangsa (Pancasia


dan UUD 1945), tantangan, kemampuan, dan nilai. Tahap ini juga mencakup
persiapan untuk perencanaan manajemen perubahan dalam manajemen
nasional yang fokus pada komunikasi untuk mengidentifikasi pesan-pesan kunci,
media yang digunakan, waktu, dan pemberi pesan ideologi bangsa.  Manajemen
perubahan dengan mengelola komunikasi akan memberikan pengaruh kuat pada
penyampaian tujuan nasional ke berbagai pihak.

2. Langkah Kedua adalah menentukan hasil-hasil strategis, tema strategis,


dan perspektif yang digunakan dalam pengelolaan sumber daya nasional.
Semua komponen bangsa harus memahami hal ini.

3. Langkah Ketiga adalah menjabarkan elemen-elemen strategis dari


langkah satu dan dua menjadi sasaran strategis yang akan menjadi batu bata
penyusunan strategi dan menentukan intensitas strategis nasional. Sasaran
adalah hal pertama yang diinisiasi dan dikategorisasikan dalam beberapa level
tema. Sebagai sebuah hubungan sebab akiba (cause-effect linkages). Formulasi
ini akan terlihat sebagai peta strategi (Strategy Maps) yang digabungkan dengan
berbagai indikator kinerja.

4. Langkah Keempat adalah pengembangan ukuran kinerja untuk tiap-tiap


sasaran strategis baik pada input, proses, output ataupun level supra, infra, dan
sub struktur. Ukuran yang mendorong dan menghambat tercapainya sasaran
perlu diidentifikasi, target ditetapkan, dan data dasar (baseline) dan
benchmarking perlu ditentukan.
5

5. Langkah Kelima adalah pengembangan inisiatif strategis untuk


mendukung sasaran strategis. Untuk membangun akuntabilitas manajemen
organisasi, rasa kepemilikan atas ukuran-ukuran kinerja dan inisiatif strategis
perlu diperjelas untuk semua elemen bangsa.

6. Langkah Keenam adalah memulai implementasi proses dengan


menerapkan manajemen kinerja (menggunakan software) untuk memperoleh
informasi yang akurat dan benar dari semua orang dalam organisasi pada waktu
yang tepat.  Keakuratan informasi ini akan memperbaiki keputusan yang akan
diambil dalam menjalankan strategi.

7. Langkah Ketujuh adalah menjabarkan scorecard nasional (supra struktur)


menjadi scorecard level propinsi (infra struktur) dan daerah (sub struktur).
Proses cascading ini merupakan kunci untuk memastikan bahwa semua proses
bisnis yang dijalankan telah saling bersinergi. Ukuran kinerja yang digunakan
dapat memastikan bahwa semua elemen sismennas tumbuh untuk berperan
serta dalam pertumbuhan daya saing bangsa untuk ketahanan nasional.

8. Langkah Kedelapan adalah evaluasi ketika scorecard selesai dijalankan


dalam satu periode waktu.

Anda mungkin juga menyukai