KEPERAWATAN ANAK
PROGRAM STUDI
DIPLOMA III
JURUSAN
KEPERAWATAN
POLITEKNIK
KESEHATAN
KEMENKES JAYAPURA
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah, kami panjatkan kehadirat Allah S W T, karena dengan limpahan berkah dan
rahmat dan hidayahNyalah sehingga Panduan Praktek Laboratorium Keperawatan Anak , ini akhirnya
dapat diselesaikan.
Tujuan penyusunan ini, untuk membantu mahasiswa Program D-III Jurusan Keperawatan dalam
mempraktekkan prosedur keperawatan di laboratorium sehingga saat praktik klinik di rumah sakit,
mereka mampu mengaplikasikan teori dan ketrampilan keperawatan dengan baik dan benar. Panduan ini
juga sebagai pegangan fasilitator sehingga diharapkan ada kesamaan persepsi antara fasilitator dan
mahasiswa sehingga dapat tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Panduan Praktek Laboratorium ini berisi kompetensi-kompetansi yang terdapat pada mata kuliah
Keperawatan Anak. Kami telah berusaha maksimal dalam penyusunan panduan ini secara lengkap sesuai
dengan kurikulum namun kami menyadari sepenuhnya bahwa panduan yang kami sajikan ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan lapang dada kami menerima saran, tanggapan dan kritik yang
konstrukstif demi penyempurnaan panduan ini
Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh staf dosen Keperawatan dan semua pihak yang
telah membantu hingga tersusunnya panduan ini .
Harapan kami semoga panduan ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya mahasiswa
Jurusan Keperawatan Program Studi D-III Politehnik Kesehatan Kemenkes Jayapura.
Jayapura,
Tim Penyusun
2
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar ...................................................................................................................................................... 2
Daftar Isi .................................................................................................................................................................. 3
Antropometri ......................................................................................................................................................... 4
Pemeriksaan Fisik Pada Bayi dan Anak ..................................................................................................... 13
Denver Development Scrinning Test (DDST) .......................................................................................... 23
Imunisasi ................................................................................................................................................................. 29
Memandikan Bayi ................................................................................................................................................ 38
Pemijatan Bayi ...................................................................................................................................................... 46
3
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
VISI
Menghasilkan Ahli Madya Keperawatan yang Professional, Mandiri, dan
berkompetitif dengan memiliki keunggulan keperawatan penyakit Malaria
tahun 2024
MISI
1. Menyelenggarakan Pendidikan Vokasi keperawatan secara profesional sesuai
dengan tuntutan kebutuhan pelayanan dan perkembangan IPTEK dengan
keunggulan penatalaksanaan perawatan penyakit malaria
2. Melakukan penelitian serta publikasi ilmiah dalam bidang keperawatan
penyakit malaria
3. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk
upaya pelayanan kesehatan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif guna
mengatasi berbagai permasalahan kesehatan penyakit malaria.
4. Meningkatkan SDM, sarana dan prasarana yang menunjang proses
pembelajaran, pengabdian kepada masyarakat, penelitian dan publikasi ilmiah.
5. Melaksanakan kerjasama lintas program dan sektoral
4
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
Jayapura,
TTD
Laboratorium Keperawatan
5
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
Mandiri
No Keterampilan Simulasi Ujian Remedial Ket
1 2 3
10
11
12
13
14
15
Jayapura,
Ka. Sub Unit Laboratorium Penanggung Jawab Laboratorium
Jurusan Keperawatan Departemen Keperawatan Anak
6
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
7
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
C. Kompetensi
Kompetensi umum yang harus dicapai mahasiswa dalam melakukan
pembelajaran praktek laboratorium Keperawatan Anak adalah melakukan
ketrampilan-ketrampilan pada Mata Ajar Keperawatan Anak berdasarkan teori-teori
yang telah di dapatkan di kelas.
Adapun ketrampilan pada Kompetensi Keperawatan Anak, yaitu :
Ketrampilan Pemeriksaan Antropometri meliputi menimbang BB, Mengukur
Tinggi Badan/Panjang Badan, mengukur lingkar kepala, LiLa, dll
Ketrampilan Pemeriksaan fisik pada bayi dan anak meliputi menilai APGAR
SCORE, pemeriksaan TTV, Pengkajian fisik (head to toe ), dan pengkajian refleks
Ketrampilan melakukan penilaian Denver Development Scrinning Test (DDST)
Ketrampilan melakukan pemberian Imunisasi pada bayi dan anak, (BCG,
Hepatitis, Campak, DPT, dsb)
Ketrampilan memandikan bayi
Ketrampilan nelakukan pemijatan bayi
D. Strategi Bimbingan
1. Bedside Teaching
Merupakan pembelajaran kontekstual dan interaktif yang mendekatkan
pembelajaran pada real clinical setting, yang peserta didiknya mengaplikasikan
kemampuan kognitif, psikomotor, dan efektif secara terintegrasi. Sementara itu
dosen bertindak sebagai fasilitator dan mitra pembelajaran yang siap untuk
memberikan bimbingan dan umpan balik kepada mahasiswa. Di dalam proses
bedside teaching diperlukan kearifan fasilitator tentang kemungkinan timbulnya
hal-hal yang tidak diinginkan sebagai akibat dari interaksi antara mahasiswa dan
pasien.
8
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
9
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
2. Post Test
Merupakan suatu bentuk pertanyaan yang diberikan setelah materi
pembelajaran disampaikan, dapat juga dikatakan evaluasi akhir, apakah
mahasiswa sudah mengerti dan memahami mengenai materi yang diberikan oleh
Dosen. Hasil dari post test ini akan di bandingkan dengan hasil pre test yang telah
dilakukan sehingga akan diketahui seberapa jauh efek atau pengaruh dari
pembelajarn yang telah dilakukan.
3. Ujian
Merupakan suatu bentuk penilaian kemampuan dan pengetahuan mahasiswa
tentang materi/pembelajaran praktikum yang telah diberikan atau diajarkan oleh
fasilitator.
10
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
BAB II
ANTROPOMETRI
ukuran fisik seorang anak dengan menggunakan alat ukur tertentu, seperti timbangan dan pita pengukur
(meteran)
1. Tergantung umur, yaitu hasil pengukuran disbanding dengan umur. Misalnya, BB terhadap usia atau
TB terhadap usia. Dengan demikian, dapat diketahui apakah ukuran yang dimaksud tersebut
2. Tidak tergantung umur, yaitu hasil pengukuran dibandingkan dengan pengukuran lainnya tanpa
Dari beberapa ukuran antropometri, yang paling sering digunakan untuk menentukkan keadaan
1. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang terpenting karena dipakai untuk
Pada usia beberapa hari, berat badan akan mengalami penurunan yang sifatnya normal, yaitu sekitar
!0% dari berat badan lahir. Hal ini disebabkan karena keluarnya mekonium dan air seni yang belum
diimbangi asupan yang mencukupimisalnya produksi ASI yang belum lancar. Umumnya berat badan
Pada bayi sehat, kenaikkan berat badan normal pada triwulan I adalah sekitar 700 –1000 gram/bulan,
pada triwulan II sekitar 500 – 600 gram/bulan, pada triwulan III sekitar 350 – 450 gram/bulan dan
Dari perkiraan tersebut, dapat diketahui bahwa pada usia 6 bulan pertama berat badan akan
bertambah sekitar 1 kg/bulan, sementara pada 6 bulanberikutnya hanya + 0,5 kg/bulan. Pada tahun
kedua, kenaikannya adalah + 0,25 kg/bulan. Setelah 2 tahun, kenaikkan berat badan tidak tentu, yaitu
sekitar 2,3 kg/tahun. Pada tahap adolesensia(remaja) akan terjadi pertambahan berat badan secara
Selain perkiraan tersebut, berat badan juga dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus atau
Umur (bulan) + 9 = n + 9
2 2
11
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
( Umur(tahun) X 2) + 8 = 2n + 8
Umur (tahun) X 7 – 5
Tinggi badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering disebut dengan panjang badan. Pada bayi baru
lahir, panjang badan rata-rata adalah sebesar + 50 cm. Pada tahun pertama, pertambahannya adalah
1,25 cm/bulan ( 1,5 X panjang badan lahir). Penambahan tersebut akan berangsur-angsur berkurang
sampai usia 9 tahun, yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun. Baru pada masa pubertas ada peningkatan
pertumbuhan tinggi badan yang cukup pesat, yaitu 5 – 25 cm/tahun pada wanita, sedangkan pada
laki-laki peningkatannya sekitar 10 –30 cm/tahun. Pertambahan tinggi badan akan berhenti pada usia
18 – 20 tahun.
Seperti halnya berat badan, tinggi badan juga dapat diperkirakan berdasarkan rumus dari Behram
(1992), yaitu :
d. Perkiraan panjang badan usia 6 tahun = 1,5 x panjang badan usia 1 tahun
a. Lahir : 50 cm
b. Umur 1 tahun : 75 cm
3. Lingkar kepala
Secara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap tahap relatif konstan dan tidak dipengaruhi
oleh factor ras, bangsa dan letak geografis. Saat lahir, ukuran lingkar kepala normalnya adalah 34-35
cm. Kemudian akan bertambah sebesar + 0,5 cm/bulan pada bulan pertama atau menjadi + 44 cm.
Pada 6 bulan pertama ini, pertumbuhan kepala paling cepat dibandingkan dengan tahap berikutnya,
kemudian tahun-tahun pertama lingkar kepala bertambah tidak lebih dari 5 cm/tahun, setelah itu
12
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
pada tahun pertama, lingkar lengan atas menjadi 16 cm. Selanjutnya ukuran tersebut tidak banyak
Ukuran lingkar lengan atas mencerminkan pertumbuhan jaringan lemak dan otot yang tidak
berpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dan berguna untuk menilai keadaan gizi dan pertumbuhan
anak prasekolah.
5. Lingkar Dada
Sebagaimana lingkar lengan atas, pengukuran lingkar dada jarangdilakukan. Pengukurannya
dilakukan pada saat bernapas biasa ( mid respirasi ) pada tulang Xifoidius( insicura substernalis).
Pengukuran lingkar dada ini dilakukan dengan posisi berdiri pada anak yang lebih besar, sedangkan
pada bayi dengan posisi berbaring.
PERSIAPAN ALAT
13
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
PERSIAPAN PASIEN/KELUARGA
1. Menimbang berat badan pasien bayi/anak.
a. Melakukan pendekatan kepada anak/keluarga dengan memberikan penjelasan tentang tindakan-
tindakan yang akan dilakukan, sesuai tingkat perkembangan dan kemampuan pasien/keluarga
dalam hal berkomunikasi.
b. (Persiapan bayi) Bayi diselimuti dengan kain khusus (dibedong).
2. Mengukur panjang badan pasien bayi dan tinggi badan pasien anak.
a. Melakukan pendekatan kepada anak/keluarga dengan memberikan penjelasan tentang tindakan-
tindakan yang akan dilakukan, sesuai tingkat perkembangan dan kemampuan berkomunikasi.
b. (Persiapan bayi) Bayi dibaringkan.
3. Mengukur lingkar kepala pasien bayi/anak.
a. Melakukan pendekatan kepada anak/keluarga dengan memberikan penjelasan tentang tindakan-
tindakan yang akan dilakukan, sesuai tingkat perkembangan dan kemampuan berkomunikasi.
b. (Persiapan bayi) Bayi dibaringkan. Untuk anak dapat dilakukan dengan posisi anak duduk atau
berdiri.
4. Mengukur lingkar lengan atas bayi/anak.
a. Melakukan pendekatan kepada anak/keluarga dengan memberikan penjelasan tentang tindakan-
tindakan yang akan dilakukan, sesuai tingkat perkembangan dan kemampuan berkomunikasi.
b. (Persiapan bayi) Bayi dibaringkan. Untuk anak dapat dilakukan dengan posisi anak duduk atau
berdiri.
5. Mengukur lipatan kulit pada daerah Triceps.
a. Melakukan pendekatan kepada anak/keluarga dengan memberikan penjelasan tentang tindakan-
tindakan yang akan dilakukan, sesuai tingkat perkembangan dan kemampuan berkomunikasi.
b. (Persiapan bayi) Bayi dibaringkan. Untuk anak dapat dilakukan dengan posisi anak duduk atau
berdiri.
6. Mengukur lingkar dada.
a. Melakukan pendekatan kepada anak/keluarga dengan memberikan penjelasan tentang tindakan-
tindakan yang akan dilakukan, sesuai tingkat perkembangan dan kemampuan berkomunikasi.
b. (Persiapan bayi) Bayi dibaringkan. Untuk anak dapat dilakukan dengan posisi anak duduk atau
berdiri.
PELAKSANAAN
A. Menimbang berat badan pasien bayi/anak.
1. Pada bayi
a. Perawat memakai baju khusus (barakskort) dan masker bila perlu.
b. Timbangan diberi kain pengalas dan siap untuk dipakai.
c. Timbangan disetel dengan angka penunjuk pada angka nol.
d. Selimut bayi dibuka, lalu bayi dibaringkan diatas timbangan.
e. Berat badan dicatat dalam catatan medik bayi.
f. Bayi dirapikan, alat-alat dibereskan dan dikembalikan ditempat semula.
2. Pada anak
a. Timbangan disetel dengan angka penunjuk pada angka nol
b. Anak berdiri diatas timbangan.
14
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
15
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
CHEKLIS PENILAIAN
KETERAMPILAN ANTROPOMETRI
-
N NILAI
N JENIS KEGIATAN
1 2 3
O
1. PERSIAPAN ALAT
FASE ORIENTASI
PERSIAPAN PASIEN/KELUARGA
1. Menimbang berat badan pasien bayi/anak.
a. Melakukan pendekatan kepada anak/keluarga dengan
memberikan penjelasan tentang tindakan-tindakan
yang akan dilakukan, sesuai tingkat perkembangan
dan kemampuan pasien/keluarga dalam hal
berkomunikasi.
b. (Persiapan bayi) Bayi diselimuti dengan kain khusus
(dibedong).
2. Mengukur panjang badan pasien bayi dan tinggi badan
pasien anak.
a. Melakukan pendekatan kepada anak/keluarga dengan
memberikan penjelasan tentang tindakan-tindakan
yang akan dilakukan, sesuai tingkat perkembangan
dan kemampuan berkomunikasi.
b. (Persiapan bayi) Bayi dibaringkan.
3. Mengukur lingkar kepala pasien bayi/anak.
a. Melakukan pendekatan kepada anak/keluarga dengan
memberikan penjelasan tentang tindakan-tindakan
yang akan dilakukan, sesuai tingkat perkembangan
dan kemampuan berkomunikasi.
b. (Persiapan bayi) Bayi dibaringkan. Untuk anak dapat
dilakukan dengan posisi anak duduk atau berdiri.
4. Mengukur lingkar lengan atas bayi/anak.
a. Melakukan pendekatan kepada anak/keluarga dengan
memberikan penjelasan tentang tindakan-tindakan
yang akan dilakukan, sesuai tingkat perkembangan
dan kemampuan berkomunikasi.
16
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
2. FASE KERJA
17
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
3. EVALUASI
Bandingkan hasil pengukuran dengan
tablepengukuranperkembangan normal.
Adakah kelainan yang ditemukan dari setiap pengukuran.
Tentukan factor penyebab terjadinya kelainan dan proses
pemecahan masalah.
(……………………………)
18
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
Pemeriksaan Fisik pada Bayi bayi baru lahir dibagi tiga tahap , yaitu sebagai berikut :
1. Pemeriksaan tanda-tanda vital
2. Pengkajian Fisik
3. Pengkajian Refleks
Beberapa hal yang harus segera diperiksa setelah lahir adalah :
1. Keadaan Umum, sistem kardiopulmonal, neurologis, gastrointestinal dan ada tidaknya anomali
kongenital.
2. Pemeriksaan pertama ( 1 menit pertama dan menit kelima )
SKOR APGAR
Tabel Apgar Skore untuk menentukan derajat asfiksia
SKOR
TANDA
0 1 2
Frekuensi jantung Tidak ada < 100 x/menit > 100 x/menit
Usaha bernapas Tidak ada Lambat, tak teratur Menangis kuat
Tonus otot Lumpuh Ekstremitas agak fleksi Gerakan aktif
Refleks Tidak ada Gerakan sedikit Gerakan kuat/ melawan
Tubuh kemerahan, Seluruh tubuh kemerahan
Warna kulit Biru/pucat
ekstremitas biru
Pengkajian :
1. Kaji Usia gestasi ( premature, matur, postdate/serotinus)
2. Kaji riwayat kelahiran ( spontan, SC, PPTO)
Persiapan Alat :
1. Midline
2. Timbangan kusus bayi
3. Termometer aksila dan rektal
4. Jam tangan dengan jarum detik
5. Tensi dengan manset khusus
6. Lampu senter
7. Stetoskop
8. Bengkok
9. Tisu
Persiapan Pasien dan lingkungan
1. Lakukan pemeriksaan di tempat yang tidak berbahaya
2. Suhu ruangan hangat dan nyaman
19
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
PROSEDUR PELAKSANAAN
NO. KEGIATAN
Pengukuran Umum
Lingkar kepala : 33 – 35 cm
1. Lingkar dada : 30,5 – 33 cm
Panjang badan : 48 – 53 cm
Berat badan : 2500 – 4000 gram
Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
Suhu : 36,5° - 37°C
2. Heart Rate : 120 – 140 x/menit ( Gunakan manset ukuran 2,5 cm atau
gunakan palpasi pada denyut radialis)
Respiratory Rate : 30 – 60 x/menit
3. Penampilan umum : postur
4. Kulit : warna, vernix kaseosa, lanugo, milia, eritema, turgor, Mongolian Spot
Kepala : amati bentuk kepala (kesimetrisan), apakah ada cacat bawaan
(hidro/mikrosepalus), apakah ada trauma jalan lahir ( moulage, jejas, chepalhematoma,
5.
caput succedaneum, perdarahan sucaponeurotik) fontanel anterior menutup 79 bulan,
fontanel posterior menutup 2 bulan
Mata : kelopak mata, tertutup/terbuka, warna, air mata, reflex kornea, refleks pupil, refleks
6.
berkedip, doll eye refleks
Telinga : amati bentuk, besar, letak tulang rawan telinga, liang telinga, membran timpani,
7.
cacat bawaan/kongenital ( contoh: Down syndrom )
Hidung : Amati bentuk, kesimetrisan, bila pangkal hidung datar, pikirkan salah satu
sindrom milia(titik putih di puncak hidung ), adakah cacat bawaan atresia koana ( adanya
8.
selaput atau tulang rawan di belakng hidung). Bagaimana bayi bernapas ( pernapasan
cuping hidung), serta adakah sekret.
Mulut & Tenggorok : amati apakah ada labioskizis atau labiopalatoskizis lidahnya
9.
membesar atau adakah hipersaliva.
Leher : Amati apakah ada trauma leher ( hematom pada otot sternokleidomastoideus
10. sebagai akibat tertarinya otot leher pada kelahiran sungsang), gejala seperti tortikolis
fraktur klavikula
Dada : ratio AP : lateral, retraksi sternal, prosessus xipoideus, pembesaran dada, sekresi
11.
mammae
12. Paru-paru : tipe respirasi, torax/abd, kecepatan dan kedalaman respirasi, irama, suara napas
13. Jantung : apex, S1, S2, mur-mur, thrill, sinosis persisten
Abdomen : Amati bentuk abdomen, apakah datar, membuncit, cekung dan bagaimna tali
14.
pusatnya ( panjang, warna dan pengeluarannya) apakah ada omfalokel, omfalitis.
Genital :
Wanita : labia & klitoris, meatus uretra, vernix kaseosa, miksi dalam 24 jam, adakah
15. hematom, edema alat genetalia ( lahir sungsang)
Laki-laki : muara uretra diujung penis, palpasi skrotum apakh testis sudah turun, miksi
dalam 24 jam
Punggung & Rektum : adakah atresia ani, hirschsprung, anus terbuka, pengeluaran
16.
meconium dalam 24 jam dna bagaimana warna mekoniumnya.
Ekstremitas : amati jumlah jari, apakah ada fleksi/ekstensi, lumpuh, adakh fraktur, kaji
kesimetrisan, dislokasi sendi, panggul, edema, hematom, adakah lanugo, verniks kaseosa,
17.
milia, Mongolia spot, eritema toksikum, hemangioma, ikterus fisiologis ( muncul hari ke
2-3 s/d 1 minggu- bulan )
Pengkajian Refleks
Blinking, berkedip.
Berikan cahaya tiba-tiba pada mata bayi yang terbuka.
Respons : Kelopak mata akan menutup sebagai responsterhadap cahaya dan akan menghilang
pada tahun pertama. Ketitakberadaannya akan menunjukkan kebutaan atau persepsi cahaya yang
buruk, kerusakan N III, IV, dan V.
20
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
Landau
Tahan bayi dengan hati-hati dalam posisi tengkurap dengan penyangga abdomen bayi
menggunakan tangan pemeriksa.
Respons : sampai usia tiga bulan respons yang diharapkan terdiri atas ekstensi kepala, trunkus
pada paha, dan kepala di atas bidang horizontal. Menghilang sampai usia 2 tahun. Jika bayi jatuh
pada posisi anggota gerak konkaf, maka hal tersebut tidak normal.
Menghisap (sucking ).
Stimulasi dengan putting susu ibu.
Respons : bayi akan segera menghisap begitu ada rangsang. Hilang pada umur 3 – 4 bulan.
Muntah ( gag ).
Stimulasi pada daerah faring posterior.
Respons : bila tidak muntah, mengalami kerusakan pada sarah glosofaringeal.
Memutar ( rooting ).
Stimulasi dengan menyentuh sepanjang bawah bibir daerah dagu.
Respons : bayi akan memutar kepala mengikuti arah sentuhan seperti akan menghisap. Hilang
pada umur 3 -4 bulan, ditoleransi sampai 12 bulan. Bila tidak, menandakan ada gangguan susunan
saraf pusat atau mengalami depresi.
Ekstrusion.
Stimulus dengan menyentuh atau menekan lidah.
Respons : mendoong lidah keluar, jika posisi lidah sebagian menonjol keluar, dicurigai adanya
sindrom Down, normalnya refleks ini hilang pada umur 4 bulan.
Refleks grasp.
Letakkan jari pemeriksa pada telapak tangan / telapak kaki bayi.
Respons : bayi akan menggenggam, hilang pada umur 3 bulan dan telapak kaki akan menekuk,
hilang pada umur 8 bulan.
Babinski.
Stimulasi seperti menggruk pada tumit ke atas sepanjang sisi lateral telapak kaki, kemudian
arahkan melintasi bantalan telapak kaki.
Respons : semua jari kaki akan hiperekstensi dengan jempol jari kaki dorso fleksi, hilang pada
umur 1 tahun.
Merangkak.
Bayi ditengkurapkan di atas meja pemeriksa.
Respons : bayi akan membuat gerakan merangkak, hilang pada umur 6 minggu.
Refleks moo.
Rasakan bayi telentang, kemudian dengan lembut, sangga dan angkat kepalanya beberapa cm dari
permukaan. Segea setelah leher rileks, segera sanggan dilepaskan, kepala dibiarkan turun kembali
ke permukaan atau ciptakan suara berisik yang tiba-tiba atau gebrak meja.
Respons : saat terkejut terjadi abduksi dan ekstensi lengan secara simetris, jari tangan membuka
dengan telunjuk dan ibu jarimembentuk huruf C, disertai sedikit tremor. Kaki meespons dengan
adduksi dan fleksi. Hilang pada umur 3 – 4 bulan. Bila ada respons asimetris, kemungkinan ada
gangguan pada pleksus brakialis, klavikula, atau humerus.
21
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
Startle.
Menstimulasi dengan suara keras.
Respons : tangan mengalami abduksi, dengan diikuti fleksi pada siku, tangan mengepal. Apabila
tidak mengalami respons, kemungkinan mengalami gangguan pendengaran, hilang pada umur 4
bulan.
Perez.
Bayi dipegang pada posisi tengkurap ditahan dalam salah satu tangan pemeriksa. Ibu jari tangan
yang lain digerakkan dari sacrum sepanjang tulang belakang.
Respons : ekstensi kepala dan tulang belakang, fleksi lutut pada dada,menangis, dan
pengosongan kandung kemih, hilang pada usia 3 bulan. Ketidakberadaannya menandakan
penyakit neurologis.
Asimetric tonic neck.
Dengan bayi dalam posisi telentang, secara pasif putar kepala bayi ke salah satu arah.
Respons : tangan dan kaki pada sisi yang diputar menjulur, serta tangan dan kaki sebelahnya
fleksi. Respons ini ada saat lahir atau sampai bulan ke 2-3, dan hilang pada usia 6 bulan . Bila
abnormal, menunjukkan adanya lesi motor sentralis.
Neck righting.
Dengan bayi dalam keadaan telentang, balikkan posisi ke satu sisi.
Respons : trunkus bayi akan berputar mengikuti kepala diputar. Hilang pada bulan ke-24.
Galant.
Bayi dipegang tengkurap dalam tangan pemeriksa dengan tangan lain menggerakkan jari-jari ke
posisi paravertebral, pertama satu sisi kemudian sisi yang lain.
Respons : Trunkus bayi harus melengkung kea rah yang dirangsang. Ada saat lahir dan hilang
pada usia 2 bulan.
BAYI NORMAL
1. Posisi simetris, lengan semi-fleksi, tungkai sedikit abduksisendi panggul, kepala fleksi ringan,
gerakan fleksi ekstensi bergantian spontan pada lengan dan tungkai.
2. Lengan bawah supinasi saat fleksi, pronasi saat ekstensi, jari fleksi.
3. Tremor : normal sampai bayi usia 4 jam. Jika lebih dari 4 hari, maka hal tersebut merupakan gejala
sisa gangguan SSP.
4. Gerak asimetris : gangguan SSP, gangguan saraf perifer saat partus.
5. Pemeriksaan bayi umumnya mudah, kooperatif, kecuali saat jam minum.
EVALUASI
Skor APGAR, hasil pemeriksaan.
DOKUMENTASI
Catat waktu pemeriksaan, skor APGAR, hasil pemeriksaan serta nama dan tanda tangan perawat.
22
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
NO JENIS KEGIATAN 1 2 3
I. PERSIAPAN ALAT
a. Stetoskop
b. Thermometer
c. Pen light
d. Otoskop
e. Spatel
f. Refleks hammer
g. Pengukur panjang dan tinggi badan
h. Timbangan berat badan
i. Scherm bila diperlukan
j. Handscoon
23
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
KEPALA……………………………………………………………………
Atur pasien dalam posisi berbaring/duduk
Inspeksi :
Kesimetrisan muka, dan tengkorak
Warna dan distribusi rambut serta kulit kepala
Palpasi :
Kontur tulang tengkorak, massa, pembengkakan
Nyeri tekan, fontanela (pada bayi)
MATA …………………………………………………………………………………………………
Persiapan :
o Ruangan : terang
Inspeksi :
Kelopak mata : perhatikan bentuk, adanya kelainan
Caranya :
Anjurkan pasien melihat kedepan, bandingkan mata kanan dan
mata kiri
Anjurkan pasien menutup kedua mata : amati bentuk dan
keadaan kulit kelopak mata, bagian pinggir kelopak mata, mis ;
ada kemerahan
Perhatikan bila ada dropping atau ptosis kelopak mata
Konjungtiva :
Anjurkan pasien melihat lurus kedepan
Tarik kelopak mata bagian bawah ke bawah dengan
menggunakan ibu jari
Amati ; infeksi (konjungtivitis), pucat (anemia)
Sclera :
Menilai warna : kekuningan (ikterik)
Pupil :
Menilai ukuran pupil mata kanan dan mata kiri (isokor)
Menilai reaksi pupil terhadap cahaya dengan menggunakan pen
light
Palpasi :
Tujuan : mengetahui tekanan bola mata dan nyeri tekan
Caranya :
Pasien berbaring/duduk
Anjurkan untuk pejamkan mata
Palpasi kedua mata, bila teraba keras : TIO meningkat
TELINGA ………………………………………………………………………………………………...
Inspeksi dan palpasi :
Pinna : bentuk, warna, lesi, massa
Tragus : ada/tidaknya nyeri tekan (peradangan)
Lubang telinga :
24
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
MULUT ………………………………………………………………………………………………
Inspeksi :
Amati bibir untuk mengetahui kelainan (bibir sumbing, warna bibir,
ulkus, lesi, massa)
Amati posisi, jarak, gigi rahang atas dan bawah, ukuran, warna, lesi,
apakah ada karies gigi
Perhatikan kebersihan mulut
Minta pasien menjulurkan lidah, amati kesimetrisan, warna, ulkus
Amati adanya pembengkakan, perdarahan pada gusi dan mulut
Lanjutkan inspeksi faring dengan menganjurkan pasien membuka mulut
dan menekan lidah pasien kebawah sewaktu pasien berkata “ah” .
Amati kesimetrisan uvula pada faring
LEHER ………………………………………………………………………………………………..
Inspeksi :
Atur pencahayaan yang baik
Lakukan inspeksi : bentuk leher, warna kulit, adanya pembengkakan,
jaringan parut, massa
Inspeksi tiroid dengan cara meminta pasien menelan dan amati
gerakkan kelenjar tiroid (normalnya gerakan kelenjar tiroid tidak dapat
dilihat kecuali pada orang yang kurus)
Palpasi trakea :
Letakkan jari tengah pada bagian bawah trakea dan raba trakea keatas,
ke bawah, dan ke samping sehingga kedudukan trakea dapat di ketahui.
Palpasi :
Nyeri tekan dada
Kesimetrisan ekspansi dada dengan cara :
Letakkan telapak tangan pemeriksa di dinding
dada/punggung/sisi dada penderita
Rasakan gerakan dinding dada dan bandingkan sisi kanan dan sisi
kiri.
Perkusi :
Identifikasi bunyi perkusi paru anterior dengan posisi pasien telentang
Identifikasi bunyi perkusi paru posterior dengan posisi pasien duduk atau
berdiri
Auskultasi :
Suara/bunyi nafas
Vesikuler
Bronkovesikuler
Bronkial
Suara tambahan
Ronchi
Rales
Wheezing
26
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
JANTUNG …………………………………………………………………………………………..
Inspeksi dan palpasi:
Area aorta dan pulmonal
Area tricuspid
Area apical atau denyut jantung apeks
Perkusi :
Identifikasi bunyi perkusi jantung
Lokasi jantung
Auskultasi :
Dengarkan BJ I (S 1), dengan meletakkan stetoskop pada area :
Mitral
Trikuspidalis
Dengarkan BJ II (S 2), dengan meletakkan stetoskop pada area :
Aorta
Pulmonalis
ABDOMEN ….……………………………………….......................
Lakukan dengan urutan pemeriksaan sebagai berikut :
Inspeksi :
Bentuk, penonjolan sekitar pusat, perdarahan tali pusat, kesimetrisan,
dan warna kulit sekitar
Auskultasi :
Bising usus (suara peristaltic)
Perkusi :
Mulai kuadran kanan atas searah jarum jam
Identifikasi suara perkusi hepar dan batas organ
Perkusi lien
Lakukan perkusi pada area timpani dan redup
Palpasi :
Lakukan palpasi ringan dengan meletakkan telapak tangan pada
abdomen pasien dengan jari-jari paralel terhadap abdomen
dengan kedalaman jari-jari 1 cm
Identifikasi adanya nyeri tekan, nyeri superfisial, dan adanya massa
GENITALIA ………………………………..
Inspeksi dan palpasi
Laki-laki : penis berlubang atau tidak, testis sudah turun, prepusium
melekat pada gland penis
Wanita : vagina berlubang, uretra berlubang, labia mayora menutupi
labia minora, ditemukan lendir (spooting)
27
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
Tulang :
Identifikasi adanya :
Kenormalan susunan tulang atau deformitas
Nyeri tekan atau edema
Persendian :
Identifikasi adanya gangguan persendian
Kaji adanya nyeri tekan, bengkak, dan nodular
Kaji ROM (range of motion = rentang gerak sendi)
V. TAHAP TERMINASI
a. Menanyakan pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan tindakan
b. Menyimpulkan hasil yang didapat
c. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
d. Mengakhiri kegiatan dengan memberi salam
VI. DOKUMENTASI
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan.
KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura,
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator
(……………………………)
28
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
1. PENGERTIAN
DDSTadalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini
bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk
metode skrining yang baik. Tes ini mudah dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan
menunjukkan validitas yang tinggi. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST
dapat secara efektif mengidentifikasi bayi dan anak pra sekolah yang mengalami keterlambatan
perkembangan dan selanjutnya ternyata 89 % dari kelompok DDST abnormal mengalami
kegagalan disekolah 5-6 tahun kemudian.
2. TUJUAN
1) Deteksi dini
2) Mengidentifikasi perhatian orang tua dan anak tentang perkembangan
3) Antisipasi bagi orang tua
4) Mengajarkan perilaku yg tepat sesuai usia anak
3. MANFAAT
1. Untuk mengetahui tahap perkembangan yang telah dicapai anak.
2. Untuk menemukan adanya keterlambatan perkembangan anak sedini
3. mungkin.
4. Untuk meningkatkan kesadaran orang tua atau pengasuh anak untuk berusaha
5. menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi perkembangan.
DILAKUKAN
1. Tahap pertama : dilakukan pada usia 0 – 6 tahun.
a. 3 – 6 bulan
b. 9 – 12 bulan
c. 18 – 24 bulan
d. 3 tahun
e. 4 tahun
f. 5 tahun
2. Tahap kedua
Dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada
tahap pertama, kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostic yang
lengkap.
29
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
1. ALAT-YANG DIGUNAKAN
Alat-alat yang bisa digunakan dalam pelaksanaan tes skrining dengan metode DDST adalah :
a. Alat peraga
Alat peraga yang bisa digunakan dalam melakukan pemeriksaan DDST
adalah benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna merah-
kuning- hijau-biru; permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil,
kertas dan pensil.
b. Lembar formulir DDST
c. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan
d. tes dan cara penilaiannya
PROSEDUR DDST
Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap yaitu :
a. Tahap pertama
Pada tahap pertama secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia 3-6 bulan, 9-12
bulan, 18-24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 6 tahun.
30
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
b. Tahap kedua
Pada tahap kedua dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada
tahap pertama, kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang Iengkap.
a. Skala umur tertera pada bagian atas formulir yang terbagi dari umur dalam bulan dan tahun,
sejak lahir sampai berusia 6 tahun.
b. Setiap ruang antara tanda umur mewakili 1 bulan, sampai anak berumur 24 bulan. Kemudian
mewakili 3 bulan, sampai anak berusia 6 tahun.
c. Pada setiap tugas perkembangan yang berjumlah 125, terdapat batas kemampuan
perkembangan yaitu 25%; 50% dan 90% dari populasi anak lulus pada tugas perkembangan
tersebut
d. 25% populasi anak sudah dapat berjalan dengan baik pada usia 11 bulan lebih, 50% pada usia
12 1/3 bulan.
e. Pada ujung sebelah kiri dari daerah hitam menunjukkan bahwa 75% populasi sudah dapat
berjalan dengan baik pada usia 13 ½ bulan
f. Pada ujung kanan dari daerah hitam menunjukkan 90% populasi anak sudah dapat berjalan dg
baik pada usia 15 bulan kurang.
g. Pada beberapa tugas perkembangan terdapat huruf dan angka pada ujung kotak sebelah kiri
h. R (Report)=(L:laporan): tugas perkembangan tersebut dapat lulus berdasarkan laporan dari
orang tua/ pengasuh. Akan tetapi apabila memungkinkan maka penilai dapat memperhatikan
apa yang bisa dilakukan oleh anak.
i. Angka kecil menunjukkan tugas yang harus dikerjakan sesuai dengan nomor yang ada pada
formuli
31
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
32
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura,
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator
(……………………………)
33
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
IMUNISASI
A. PENGERTIAN
Definisi : Cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu Ag, sehingga
bila ia terpapar pada Ag yang serupa, tidak terjadi penyakit. Sistem Imun Spesifik : Hanya dapat
menghancurkan benda asing yang dikenal sebelumnya
B. TUJUAN IMUNISASI
• Mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu pada seseorang
• Apibila terjadi penyakit tidak akan terlalu parah dan dapat mencegah terjadinya gejala yang dapat
menimbulkan cacat/kematian
34
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
G. PERSIAPAN ALAT
1. Termos es yang berisi vaksin BCG dan pelarutnya, vaksin DPT/DT, vaksin polio +pipet
(desain khusus), vaksin campak dan pelarutnya serta vaksin hepatitis B
2. Spuit + jarum ukuran 0,05 cc (spuit untuk insulin)
3. Spuit 1 cc untuk DPT/spuit khusus untuk DPT
4. Spuit disposable untuk oplos obat
5. Kapas air matang atau hangat dan steril
6. Status bayi/KMS
7. Bengkok
8. Kapas bulat kering
9. Alkohol
H. Persiapan Pasien dan Lingkungan
1. Informed consent pada keluarga
2. Berikan Posisi yang nyaman
I. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Pelaksanaan Imunisasi BCG ( Bacillus Calmette Guerine) untuk mencegah penyakit
TBC
a. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
b. Buka ampul pelarut, ambil spuit 5 cc dan jarum oplos yang steril ( hanya untuk oplos
bukan suntikan )
c. Isaplah pelarut ke dalam spuit
d. Cek label vaksin, ketuk-ketuk agar semua vaksin turun
e. Lilitkan sehelai plastic melingkar di leher ampul dengan erat (untuk mencegah masuknya
udara secara mendadak ke dalam ampul saat dipatahkan agar vaksin tidak berhamburan.
f. Patahkan ampul vaksin pada lehernya dengan hati-hati kemudian keluarkan dari lilitan
plastic ( hindari paparan matahari).
g. Isap vaksin ke dalam spuit yang sebelumnya telah diisi pelarut (jangan di kocok saat
mencampur vaksin dan pelarutnya). Vaksin dipakai dalam waktu 3 jam.
h. Siapkan 0,05 cc vaksin BCG dalam spuit.
i. Tentukan lokasi : 1/3 bagian atas lengan kanan ( insertion musculus deltoideus) secara
intrakutan)
j. Bersihkan lengan dengan kapas yang dibasahi dengan air steril (jangan menggunakan
alcohol karena akan merusak vaksin)
k. Pegang lengan anak dengan tangan kiri.
l. Suntikan 0,05 cc vaksin BCG secara intracutan sampai terjadi undulasi di kulit mendatar
.Cabut jarum dengan cepat dan jangan di beri pijatan.
m. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
35
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
c. Buka tutup metal dengan gergaji ampul usaplah karet penutup flacon dengan kapas basah
d. Ambik spuit injeksi 1 cc
e. Pasanglah jarum DPT ke spuit. Gunakan jarum yang sama untuk mengisi spuit dan
menyuntik anak.
f. Isaplah udara ke dalam spuit sebanyak 0,5 cc.
g. Tusuklah jarum ke dalam flacon pada karet penutupnya
h. Masukkan udara ke dalam flacon dan sedot 0,5 cc vaksin ke dalm spuit.
i. Cabut jarum dari flacon spuit ditegakkan lurus ke atas untuk melihat gelembung udara. Bila
ada gelembung udara, ketuk pelan-pelan Dorong piston sehingga gelembung udara ke luar.
j. Gunakan satu spuit dan satu jarum steril untuk satu suntikan.
k. Peganglah otot paha diantara jari-jari telunjuk dan ibu jari
l. Tusuklah jarum tegak lurus aspirasi untuk mengetahui ada darah atau tidak, bila tidak ada
darah masukkan vaksin.
m. Cabut jarum.
n. Usap dengan kapas air steril
o. Berikan penyuluhan tentang efek samping vaksinasi.
p. Efek samping gejala bersifat sementara : seperti lemas, demam dan kemerahan pada tempat
penyuntikan . kadang terjadi gejala berat seperti demam tinggi, meracau yang terjadi dalam
24 jam pasca imunisasi.
q. Berikan obat penurun panas untuk diminum dirumah, tentukan dosis dan cara minumnya.
r. Lepas sarung tangan dan cuci tanagn
3. Pelaksanaan Imunisasi Polio
a. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
b. Ambil vaksin dari termos es
c. Tutup kembali termos es
d. Buka tutup botol yang terbuat dari logam dan karet
e. Pasang pipet plastic pada botol
f. Buka tutup pipet sebelum di teteskan pada anak
g. Botol ditunggingkan, tunggu beberapa saat sampai cairan masuk
h. Mulut anak dibuka dengan menggunakan dua jari ( ibu jari dan telunjuk) dan tekanlah
kedua pipi anak sehingga mulut terbuka.
i. Tekan pipet sehingga 2 tetes vaksin polio masuk langusng ke dalam mulut ( dibawah
lidah/sublingual) dan pipet plastic tidak boleh menempel pada bibir/lidah ( setelah 30
menit baru boleh makan atau minum)
j. Kembalikan vaksin polio dalam termos es
k. Berikan penjelasan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan
pemberian vaksin polio.
l. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
4. Pelaksanaan Imunisasi Hepatitis B
a. Cuci tangan
b. Tentukan lokasi: ke dalam otot intra muscular pada paha sebelah luar.
c. Buka tutup metal dengan menggunakan gergaji ampul, usaplah karet penutup flacon
dengan kapas basah
36
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
d. Ambil supit 1 cc
e. Pasang jarum DPT ke spuit. Gunakan jarum yang sama untk mengisi dan menyuntik anak.
f. Isaplah udara ke dalam supit sebanyak 0,5 cc
g. Tusuklah jarum ke dalam flacon pada karet penutupnya
h. Masukkan udara ke dalam flacon dan sedot 0,5 cc vaksin ke dalm spuit.
i. Cabut jarum dari flacon spuit ditegakkan lurus ke atas untuk melihat gelembung udara.
Bila ada gelembung udara, ketuk pelan-pelan Dorong piston sehingga gelembung udara
ke luar.
j. Gunakan satu spuit dan satu jarum steril untuk satu suntikan.
k. Peganglah otot paha diantara jari-jari telunjuk dan ibu jari
l. Tusuklah jarum tegak lurus aspirasi untuk mengetahui ada darah atau tidak, bila tidak ada
darah masukkan vaksin.
m. Cabut jarum.
n. Usap dengan kapas air steril
o. Berikan penyuluhan tentang efek samping vaksinasi.
p. Efek samping gejala bersifat sementara : seperti lemas, demam dan kemerahan pada
tempat penyuntikan . kadang terjadi gejala berat seperti demam tinggi, meracau yang
terjadi dalam 24 jam pasca imunisasi.
q. Berikan obat penurun panas untuk diminum dirumah, tentukan dosis dan cara minumnya.
r. Lepas sarung tangan dan cuci tanagn
5. Pelaksanaan Imunisasi Campak
a. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
b. Tentukan lokasi : lengan kiri dengan cara subkutan
c. Cek label flacon vaksin ambil supit 5 cc dan jarum oplos yang hanya digunakan untuk
oplos bukan suntikan
d. Buka ampul pelarut atau flacon pelarut
e. Sedotlah pelarut ke dalam spuit
f. Bersihkan tutup flacon dengan kapas basah dan masukkan pelarut ke dalam vaksin campak
kemudian kocok vaksin betul-betul tercampur
g. Atur posisi bayi dengan mendudukkan bayi dipangkuan ibunya, kepala bayi di topang bud
n tangan kairi ibu memegang tangan kiri bayi.
h. Ambil supit 1 cc bersihkan tutup karet flacon yang akan digunakan dengan kapas basah
i. Isap 0,5 cc vaksin, apabila ada gelembung udara, keluarkan
j. Suntikan pada 1/3 lengan bagian atas bersihkan dengan kapas basah yang telah dibasahi
dengan air bersih dengan sudut 30º terhadap lengan ( aspirasi spuit bila tidak ada darah
lanjutkan untuk memasukkan vaksin)
k. Cabut jarum dan usap bekas suntikan dengan kapas basah
l. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
J. EVALUASI
1. Evaluasi respon anak
2. Evakuasi ketepatan dosis
3. Evaluasi pada imunisasi BCG terjadi benjolan pada kulit yang mendatar
4. Pendidiakn kesehatan kemungkinan efek samping dan tidakan untuk mengatasi
37
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
K. DOKUMENTASI
1. Catat pada kartu KMs
2. Catat tanggal, waktu dan nama perawat yang memberikan imunisasi
3. Catat tanggal imunisasi selanjutnya dan komunikasikan pada keluarga
38
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
39
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
40
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
Tahap Terminasi
4 Evaluasi respon anak
Evakuasi ketepatan dosis
Evaluasi pada imunisasi BCG terjadi benjolan pada kulit yang
mendatar
Pendidiakn kesehatan kemungkinan efek samping dan tidakan untuk
mengatasi
Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
Tahap Dokumentasi
5 Catat pada kartu KMs
Catat tanggal, waktu dan nama perawat yang memberikan imunisasi
Catat tanggal imunisasi selanjutnya dan komunikasikan pada keluarga
Jumlah Nilai
KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura,
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator
(……………………………)
Jumlah tindakan yang dilakukan
Nilai : ---------------------------------------- x 100 %
Jumlah seluruh tindakan
41
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
MEMANDIKAN BAYI
A. Pengertian
Mandi bagi bayi bukan hanya untuk membersihkan tubuh, tetapi mandi merupakan hal yang sangat
menyenangkan bayi. Bagi orang tua, mandi merupakan alat komunikasi antara orang tua dengan bayi,
karena saat mandi orang tua bias melakukan sentuhan, usapan dan berbicara langsung walaupun bayi
tidak mengerti arti ucapan tersebut.
B. Tujuan
1) Membersihkan kulit bayi dari cairan darah dan meconium atau kotoran bayi yang berwarna hitam
kental, air ketuban dan lemak yang berwarna putih
2) Mempertahankan kebersihan diri sehari-hari
3) Memungkinkan untuk observasi keadaan kulit bayi
4) Mengajarkan pada orang tua/ keluarga cara memandikan bayi
5) Alat atau media komunikasi orang tua dengan bayi
C. Alat dan bahan
1) Waskom yang berisi air hangat
2) Handuk bersih
3) Waslap
4) Sabun mandi
5) Shampoo
6) Kapas lembab (yang telah diseduh dengan air masak)
7) Minyak bayi (baby oil) / minyak telon
8) Peralatan perawatan tali pusat, Selama tali pusar belum putus kita juga harus
menyiapkan perban, alcohol 70%, dan kapas
42
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
4) Dilarang memandikan bila bayi baru diberi makan, karena bayi mudah muntah. Bayi yang
diberi makan sebelum mandi sebaiknya ditunggu hingga 15 sampai 20 menit baru
dimandikan. Jika langsung dimandikan maka bayi tidak menikmati saat-saat mandi yang
sudah ditunggu-tunggunya setiap waktu
5) Perhatikan kondisi bayi yang mudah kehilangan kehangatan tubuhnya, untuk itu kita harus
mengawasi ruangan tempat mandinya, jarang kurang dari 25 derajat celcius, dijaga agar
tetap hangat, dan jaga agar ruangan bayi bebas dari hembusan angin. Tubuh bayi sangat
mudah masuk angin.
43
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
6) Ruam Panas
Ruam panas lebih sering disebut biang keringat. Biang keringat timbul akibat cuaca panas.
Karena cuaca panas tersebut pori-pori tertutup, dengan demikian akan timbul jerawat-jerawat
kecil berwarna merah muda.
7) Biang keringat
Salah satu penyakit kulit yang sering mengganggu kenyamanan bayi adalah biang
keringat atau lebih dikenal sebagai keringat buntet atau dalam bahasa kedokteran disebut miliaria.
Timbulnya diakibatkan banyaknya keringat yang disertai tersumbatnya kelenjar keringat,
sehingga keringat yang keluar berkumpul di bawah kulit dan mengakibatkan timbulnya bintik-
bintik merah.
F. Indikasi Memandikan bayi
Memandikan bayi dapat dilakukan pada bayi-bayi dengan kondisi yang sangat sehat.
G. Kontra Indikasi
Bayi tidak boleh dimandikan apabila bayi dalam kondisi yang sakit, dan kurang sehat..
H. Prosedur Memandikan Bayi
1. Tuangkan air dingin ke dalam bak mandi, kemudian tambahkan air panas secukupnya sampai
mencapai suhu 40 derajat Celsius untuk bayi berumur sampai 2 bulan, lalu berangsur turunkan
suhu sampai 27 derajat Celsius untuk bayi di atas 2 bulan. Isilah bak mandi dengan air setinggi
kira-kira 7,5 cm dari dasar bak.
2. Untuk bayi yang baru lahir, bersihkan terlebih dahulu kedua matanya dengan kapas yang telah
direndam air matang. Bersihkan mata bayi dari ujung mata ke arah hidung, Gunakan kapas yang
berbeda untuk masing-masing mata.
3. Bersihkan pula lubang hidung si kecil secara perlahan-lahan dengan cotton buds yang telah terlebih
dahulu dicelupkan ke dalam air bersih. Gantilah kapas untuk masing-masing lubang hidung. Hati-
hati, jangan memasukkan cotton buds terlalu dalam.
4. Kemudian bersihkan juga daun telinga si kecil dengan cotton buds yang telah diberi baby oil. Jangan
masukkan cotton buds ke dalam lubang telinga, bersihkan bagian luar telinganya saja
5. Lalu bersihkan lidah dan mulut bayi dengan waslap yang lembut dan dibasahi dengan air matang.
6. Sebelum membersihkan tubuhnya, bukalah baju bayi secara bertahap. Mula-mula bukalah baju
bagian atas, baru kemudian popok atau celana bayi
44
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
7. Bersihkan alat kelamin dan pantat bayi dengan kapas bulat yang sudah dibasahi air.
Bersihkan setiap lipatannya.
1. Kemudian mulailah menyabuni rambutnya serta seluruh badan bayi,terutama lipatan-lipatan kaki,
paha, tangan serta lehernya dengan menggunakan sabun bayi.
2. Ukur kembali suhu air dalam bak mandi. Kemudian selipkan tangan kiri Anda ke bawah tengkuk
si kecil, lalu pegang erat-erat ketiaknya. anggahlah tengkuk si kecil dengan pergelangan tangan
Ibu, lalu pegang tubuhnya dengan tangan kanan Ibu.
3. Angkatlah si kecil dan masukkan ke dalam bak mandi. Sementara tangan kiri Anda menyangga
kepala dan memegangi ketiaknya, tubuhnya sebagian terendam dalam air
45
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
4. Gunakan tangan kanan Ibu untuk membersihkan sabun di telinga, leher, dan seluruh badannya.
Biarkan si kecil bermain dalam air selama sekitar 2-5 menit. Bila si kecil sudah cukup besar,
berikan mainan kapal-kapalan atau bebek-bebekan agar acara mandi semakin menyenangkan.
5. Untuk membersihkan bagian belakang tubuhnya, balikkan badan si kecil, kemudian sanggah
badannya dengan tangan kiri Anda dan pegang erat-erat ketiaknya. Lalu dengan tangan kanan,
bersihkanlah punggungnya.
6. Setelah acara mandi selesai, angkatlah tubuh si kecil dari dalam air, lalu bungkuslah tubuhnya
dengan handuk. Sambil mengajaknya bercengkrama, keringkan tubuh bayi dengan cara menekan-
nekankan handuk bayi ke tubuhnya.
7. Setelah tubuhnya kering, taburkan bedak bayi di dada, perut dan punggungnya, agar tubuhnya
wangi dan segar. Perhatikan setiap lipatan dan lekukan khususnya di daerah kemaluaannya.
Usapkan lipatan pada kemaluan si kecil dengan baby oil.
8. Terakhir, pakaikan popok dan baju bayi, lalu sisirlah rambutnya dengan sisir khusus untuk
rambut bayi. Bila cuaca mengijinkan, ajakan si kecil jalan-jalan atau berjemur di bawah sinar
matahari pagi
46
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
47
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
48
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura,
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator
(……………………………)
49
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
PIJAT BAYI
1. Pengertian
Pijat adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia dan yang paling popular yang
merupakan seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktekkan sejak berabad-abad tahun
silam sehingga tidak ada tehnik atau cara pemijatan yang baku. Pijat memberi kesempatan pada
orang tua untuk mengenal tubuh bayinya, membantu bayi untuk rileks, serta menciptakan hubungan
yang erat antara orang tua dan anak.
50
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
51
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
(Ankle Circles)
Peganglah kaki bayi pada pergelangan kaki, gerakkan tangan secara bergantian dari pergelangan
kaki kepangkal paha.
(7) Peras dan putar
52
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
Pegang pangkal paha dengan kedua tangan anda, kemudian buatlah gerakan menggulung dari
pergelangan kaki ke pangkal paha.
(9) Gerakan akhir
Setelah gerakan semua dilakukan pada kedua kaki, kemudian rapatkan kedua kaki bayi, dan
letakkan tangan anda pada pantat dan pangkal paha, kemudian usap dengan tekanan lembut kedua
kaki bayi dari paha kearah pergelangan kaki.
Lakukan gerakan dari atas kebawah perut bergantian dengan tangan kanan dan kiri seperti
mengayuh sepeda.
53
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai dari perut sebelah kanan bawah,
keatas, kemudian kembali kedaerah kanan bawah. Kemudian gunakan tangan kanan untuk
membuat gerakan setengah lingkaran mulai dari bagian kanan bawah perut bayi sampai bagian
kiri perut bayi. Kedua gerakan ini dilakukan secara bersama-sama. Saat tangan kiri di atas tangan
kanan membuat gerakan setengah lingkaran diatasnya. Tangan kiri selalu membuat bulatan
Pijat perut bayi mulai bagian kiri atas ke bawah dengan menggunakan jari-jari tangan kanan
memhuruf “I”. Kemudian pijatlah dari kanan atas perut bayi kekiri atas kemudian kekiri bawah
seperti membentuk huruf “L” terbalik Setelah itu mulai dari kanan bawah keatas kemudian kekiri,
dilanjutkan ke bawah dan berakhir diperut kiri bawah, gerakan ini membentuk huruf “U”.
(5) Walking finger
54
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
Membuat gerakan yang menggambarkan jantung dengan cara meletakkan ujung- ujung jari kedua
telapak tangan anda ditengah dada bayi/ ulu hati, lalu buat gerakan keatas sampai di bawah leher,
kemudian disamping diatas tulang selangka kemudian kebawah membuat bentuk jantung dan
Buatlah gerakan diagonal seperti gambar kupu-kupu yaitu mulai dengan tangan kanan membuat
gerakan memijat menyilang dari tengah dada/ ulu hati kearah bahu kanan, dan kembali ke ulu hati,
kemudian dengan tangan kiri ke bahu kiri dan kembali ke ulu hati.
55
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
Pijat lembut jari bayi satu persatu menuju arah ujung jari dengan gerakan memutar, akhiri dengan
tarikan lembut pada tiap ujung jari.
jari telunjuk.
56
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
Peganglah lengan bayi bagian bahu dengan kadua telapak tangan bentuklah gerakan menggulung
dari pangkal lengan menuju kearah pergelangan tangan/ jari-jari.
57
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
Letakkan jari-jari kedua tangan anda pada pertengan dahi, tekankan jari-jari anda dengan lembut
mulai dari tengah dahi keluar kesamping kanan dan kiri seolah menyeterika dahi atau membuka
buku, lalu gerakan ke bawah ke daerah pelipis dan buatlah lingkaran–lingkaran kecil kemudian
gerakkan ke dalam melalui daerah pipi dibawah mata.
(2) Menyeterika alis
Letakkan ibu jari anda dipertengahan alis mata, kemudian turun melalui tepi hidung kearah pipi
dengan membuat gerakan kesamping dan keatas seolah membuat bayi tersenyum.
58
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
Letakkan ibu jari anda diatas mulut dibawah sekat hidung, gerakkan kedua ibu jari anda dari
tengah kesamping dan atas kedaerah pipi seolah membuat bayi tersenyum.
(5) Mulut bagian bawah (senyum III)
Meletakkan kedua ibu jari anda ditengah dagu, tekan dagu dengan gerakan dari tengah
kesamping, kemudian keatas kearah pipi seolah membuat bayi tersenyum
(6) Lingkaran kecil di rahang (small circles around jaw)
59
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
Tengkurapakan bayi melintang didepan anda dengan kepala disebelah kiri dan tangan disebalah
kanan anda. Pijatlah dengan gerakan maju mundur dengan kedua telapak tangan disepanjang
punggung bayi, dari bawah leher sampai kepantat bayi, kemudian kembali lagi keleher.
Pegang pantat bayi dengan tangan kanan., dengan tangan kiri pijat mulai dari leher kebawah sampai
bertemu dengan tangan kanan yang menahan pantat bayi seolah menyeterika punggung.
(3) Gerakan melingkar
60
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
Tekankan dengan lembut kalima jari tangan kanan pada punggung bayi anda, kemudian gerakkan
menggaruk memanjang kebawah sampai pantat.
1) Tangan disilangkan
Pegang kedua pergelangan tangan bayi dan silangkan keduanya diatas dada, setelah itu luruskan
kembali kedua tangan kesamping. Ulangi gerakan sekitar 4- 5 kali.
61
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
3) Menyilangkan kaki
Pegang kedua pergelangan kaki bayi dan silangkan kedua kakinya keatas sehingga mata kaki kanan
bertemu dengan mata kaki kiri luar, kemudian kembalikan kaki pada posisi semula. Ulangi pada
kaki satunya dan lakukan 4 – 5 kali.
4) Menekuk kaki
Pegang kedua pergelangan kaki bayi dalam posisi lurus , lalu tekuk lutut kaki perlahan menuju arah
perut. Ulangi gerakan 4 – 5 kali.
Pegang kedua pergelangan kaki bayi dalam posisi lurus , lalu tekuk lutut kaki perlahan menuju arah
perut, lakukan secara bergantian. . Ulangi gerakan 4 – 5 kali.
62
Panduan Laboratorium Keperawatan Anak
Nama Mahasiswa :
NIM :
NILAI
NO VARIABEL YANG DINILAI 0 1 2
I PERSIAPAN ALAT
1. Bantal
2. Alas tahan air
3. Dua handuk mandi yang halus
4. Minyak bayi (baby oil)
II TAHAP PREINTERAKSI
a. Lakukan verfikasi order sebelum tindakan
b. Cuci tangan
c. Siapkan alat
IV TAHAP KERJA
1) Pemijatan Pada Kaki
(1) Tarikan lembut jari
(2) Telapak kaki
(3) Pressure points
(4) Punggung kaki
(5) Peras dan putar pergelangan kaki (Ankle Circles)
(6) Perahan swedia
(7) Peras dan putar
(8) Gerakan menggulung
(9) Gerakan akhir
2) Pemijatan Pada Perut
(1) Mengayuh sepeda
(2) Ibu jari kesamping
(3) Bulan – Matahari
(4) Gerakan I LOVE YOU
(5) Walking finger
3) Pemijatan Pada Dada
(1) Jantung besar
(2) Kupu – kupu
4) Pemijatan Pada Tangan
(1) Memijat ketiak (Armpits)
(2) Putar jari- jari
(3) Membuka tangan
(4) Punggung tangan
(5) Peras dan putar pergelangan tangan (wrist Circle)
(6) Perahan swedia
DOKUMENTASI
VI Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan.
KETERANGAN
1 = Dilakukan dengan bantuan penuh Jayapura,
2 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = Dilakukan dengan sempurna Evaluator
(……………………………)
64